All Chapters of Sang Pewaris Pertama: Chapter 1081 - Chapter 1090

Pada saat ini, tunangan Vinci, Seamus Lowell, talenta paling menonjol dari generasi muda keluarga Lowell, sedang bernegosiasi bisnis dengan beberapa orang di klub kelas atas di Riverdale. Setelah menerima telepon dari Vinci, Seamus tiba-tiba mengangkat alisnya. Wajahnya menjadi suram ketika dia mendengar bahwa seseorang tidak menghormati keluarga Hull. “Tidak menghormati keluarga Hull? Apakah orang itu berasal dari latar belakang yang besar?” Seamus, yang mengenakan setelan putih, bertanya dengan sedikit terkejut. Adakah orang yang berani melakukan ini pada keluarga Hull? Riverdale kecil bisa menghasilkan orang dengan karakter seperti itu? Kemudian, Seamus bertanya lagi,“Apakah pihak lain tahu bahwa kamu adalah tunanganku?” "Aku sudah memberitahu mereka, tetapi mereka masih bersikeras dengan tindakannya," kata Vinci sedih. Wanita ini benar-benar bisa berakting. Tidak lama, Seamus, yang berada di ujung telepon, menjadi marah. Dia berteriak dengan suara yang dalam,“Apa? Mer

Dalam pertemuan singkat tahun itu, Seamus juga mendapat kehormatan untuk berbincang singkat dengan Philip. Justru karena momen saat itu dan Philip memuji Seamus karena dia cakap dan mampu, sehingga membuat karirnya berkembang secara progresif dalam beberapa tahun ke depan! Keluarga Lowell juga mengalami kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pengembangan bisnis keluarga. Hanya dalam satu strategi, keluarga Lowell dapat naik ke puncak di antara perusahaan keluarga terbesar di negara itu dan menjadi salah satu keluarga dengan raksasa bisnis yang mendunia.Dengan kata lain, Seamus Lowell serta keluarga Lowell menjadi seperti sekarang ini karena beberapa kata nasihat dari Philip Clarke!Pada saat ini, tunangannya yang bodoh ini, Vinci, sebenarnya ingin meminta bantuan sejumlah besar uang kepada keluarga Lowell!Wanita itu benar-benar mencari kematian! Seamus sangat marah sehingga seluruh wajahnya terlihat memerah dan tampak geram! Sementara Vinci menatap Seamus de

Namun... Di luar dugaan Vinci, ternyata Seamus melambaikan tangannya dan berkata,“Vinci Hull, maafkan aku. Bahkan jika kita harus berperang melawan dengan keluarga Hull, aku tidak akan menunjukkan belas kasihan hari ini. Kakakmu seharusnya sudah diberi pelajaran sejak lama. Kali ini, dengan dia berani membuat masalah dengan Tuan Muda Clarke, itu adalah sepenuhnya salahnya. Dia berani mencari kematian!” “Siapa dia? Apa hebatnya Tuan Muda Clarke? Aku tidak tahu dia! Aku mengatakan ini hari ini. Keluarga Hull, melawan keluarga Lowell dan Tuan Muda Clarke yang brengsek ini, bersedia untuk bertarung sampai akhir!” Karena itu, Vinci bergegas mendekat dan berlutut di samping kakaknya, menatapnya dengan penuh kasih. Flint sangat menyesal dan berkata,"Vinci, ini sangat menyakitkan." Mata Vinci terlihat merah. Dia berbalik untuk melihat Seamus dan bertanya,"Bisakah kita pergi sekarang?" Seamus tidak menjawab tetapi malah menatap Philip. Dia tidak berani memutuskan atas namanya. B

Tuan Gunn berjalan melalui aula tengah ke halaman dalam, melepas sepatunya, dan berjalan menuju ke sofa empuk yang terletak di salah satu sisi aula dalam. Pria tua itu berlutut dan berkata dengan lembut kepada lelaki tua dengan kemeja putih yang sedang berbaring di sofa empuk,“Tuan, Seamus ingin bertemu denganmu. Dia memiliki sesuatu yang penting untuk dilaporkan.” Setelah beberapa saat, lelaki tua di sofa empuk itu bangkit dengan bantuan pelayan. Dia melengkungkan punggungnya dan mengangkat kepalanya yang penuh dengan rambut berwarna abu-abu. Wajahnya juga telah menua, terlihat sangat lemah dan tua. Dia adalah tuan tua dari keluarga Lowell, Knox Lowell! Knox hampir berusia 80 tahun! Dia telah mempertahankan tampilan yang tampak seperti siap akan mati ini selama lebih dari sepuluh tahun, menipu banyak lawan dan mengalahkan banyak saingan. Ada rumor dari dunia luar. Mereka mengatakan bahwa tuan tua dari keluarga Lowell seperti mayat hidup Napoleon Bonaparte yang diam-diam me

Sementara itu di ruang pengawasan, adegan berikutnya disiarkan secara langsung. Pria dengan jiwa seperti iblis berjuang masuk ke Kamar Dagang Hull lantai demi lantai! Ya! Lantai demi lantai! Hampir setiap lantai dipenuhi lebih dari selusin pengawal yang berjaga-jaga. Namun, para pengawal itu, di bawah tangan pria berjas cyan, seperti istana pasir yang jatuh dengan cepat. Ke mana pun pria itu pergi pasti berakhir dengan kehancuran! Seluruh ruang pemantauan berantakan dengan personel yang berteriak ke walkie-talkie, untuk mengerahkan tenaga! Setengah jam kemudian. Tampak seorang pria dalam setelan jas cyan dan berlumuran darah berdiri di lift. Bau darah memenuhi seluruh lift! Beberapa pengawal setengah mati tergeletak di lantai. Dia mengangkat alisnya dan melirik tombol lift dan lampu indikator yang berlumuran darah. DING! Akhirnya lift berhenti di lantai terakhir. DING! Pintu lift terbuka. Pada pandangan pertama, seluruh koridor dipenuhi dengan kepala m