Home / Romansa / MUSIM CINTA DI SEOUL 2 / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of MUSIM CINTA DI SEOUL 2: Chapter 41 - Chapter 50

79 Chapters

IKHLAS

Pelukan itu teramat hangat memenuhi tubuh Anna, Dae Song meraih wajah Anna untuk dipandangi."Anak-anakmu lebih mirip Dae Jung, aku ingin anak kita didalam perutmu ini mirip denganmu, agar semua tahu, itu adalah anak Anna Binatang Bintang."Anna tertawa, sangat lucu mendengar Dae Song berkata demikian."Kamu juga mirip dengan Haneul dan Micha, kalian berempat itu semua mirip," ucapnya sambil tertawa cekikikan.Dae Song yang gemas spontan menggigit dagu Anna, seketika kesedihannya berlalu sebab tawa Anna mencairkan suasana. Mendapatkan gigitan mesra dari Dae Song, Anna terhenyak, dia takut untuk menolak segala bahasa tubuh kemesraan dari suaminya."Aku mencintaimu istriku," ucap Dae Song.Anna hanya terdiam, Dae Song tahu ungkapan cintanya tidak akan terbalaskan oleh Anna, baginya cukup Anna mendengar dan menerima cintanya dengan tidak menolak lagi secara terang-terangan.Dae Song menenggelamkan Anna dalam pandangannya, nafasnya memburu seolah sedang berlari dari satu tekanan dalam dir
Read more

MEMINTA

Anna terbangun karena belaian Dae Song, matanya menyipit memandangi Dae Song yang sempat mengucapkan selamat tinggal kepadanya. Namun ucapan itu terdengar samar-samar ditelinga Anna. "Tadi kamu bilang apa?" Pria rupawan itu menyunggingkan senyuman, "Aku bilang, kamu sangat cantik," Sahutnya berdalih. "Tidak, tadi kamu bilang ada sesuatu, apa?"Dae Song tidak akan mengulangi ucapan selamat tinggalnya kepada Anna. "Mungkin kau sedang bermimpi," Ucap Dae Song seraya mengusap-usap pipi istrinya. Anna melihat ada yang berbeda dari tatapan Dae Song lagi, ia terdiam sesaat, Anna merasa dia mulai menumbuhkan perasaan terhadap suaminya. Perasaan itu menyusup begitu saja, mungkinkah itu perasaan alami dari seorang istri? Batin Anna. Anna membangunkan diri, melirik jam, menujukkan hampir memasuki waktu Maghrib. Sontak Anna berlari ke kamar mandi Dae Song. "Kau kenapa?" Tanya Dae Song terheran. "Ingin mandi dan sholat," Sahutnya dari dalam kamar mandi. Beberapa menit menunggu, Anna kelu
Read more

MENAHAN CEMBURU

Dae Song mulai gelisah, melihat senyuman adiknya, tak tega bila harus menukar itu dengan kecewa, tentu kehancuran Dae Jung akan dimulai setelah mengetahui hubungan Anna dengannya. Dae Song menghela nafas, dia menundukkan wajah, menimbang keputusan yang akan ia ambil. "Kau kenapa Hyung?" tanya Dae Jung menangkap kegelisahan di raut wajah Kakaknya. Dae Song tergagap, sepasang bola matanya bahkan mengerjap-ngerjap karena gugup. "Apa ada sesuatu?" Pertanyaan Dae Jung makin membuat Dae Song gugup, mengatur nafas terasa sulit karena ia sudah dibatas untuk menahan diri. "Ada yang ingin kusampaikan padamu," tuturnya. Dae Jung menatapnya, anggukan kecil yang diberikan. "Tolong beritahu, apa yang paling membuatmu marah?" tanya Dae Song. Dae Jung mengerutkan alis, namun dia menjawab sesuai dengan pertanyaan Kakaknya. "Aku tidak menyukai hak pribadiku di ganggu oleh siapapun, siapa pun itu." Deg! Bak genderang perang yang terucap dari mulut adiknya, Dae Jung memaknai siapapun itu ialah
Read more

BERITA YANG SIMPANG SIUR

Sepulang dari Hotel Ven, Dae Song kembali ke rumah. Dia naik ke atas, ada sesuatu yang ingin ia ketahui tanpa bertanya kepada siapapun. Langkah kakinya sigap menuju ke kamar Anna. Meyakinkan diri membuka itu walaupun tanpa izin dari Anna. Matanya hanya mendapati ruangan kosong tanpa sosok penghuninya."Anna belum pulang, sudah larut malam, berarti dia masih bersama Dae Jung di rumah sakit," gumamnya.Ketika Dae Song hendak ke kamar Micha dan Haneul, dia terkejut dengan kehadiran Bu Nas di rumah, sontak ia menghampiri kepala pelayan sekaligus Ibu angkatnya itu."Bu Nas, sejak kapan kau pulang?"Bu Nas terhenyak, dia pun terkejut dengan kehadiran Dae Song dirumah."Dua jama yang lalu setelah Nona Anna datang ke rumah sakit, saya kira Tuan juga sedang disana."Pria mata sipit itu tercenung, pikirannya kian kacau, seharusnya ia merasa tidak memikirkan apa saja yang Anna dan Dae Jung perbuat, dia tahu dalam keadaan sadar Anna tidak akan melakukan dosa, menjatuhkan harag dirinya sebagai ist
Read more

MULAI MENGHINDAR

"Berapa yang kau inginkan? Aku tidak akan memberikan jika infromasimu itu hanya berita burung," Kata Ayah Bora. "Terserah, aku tidak ingin menyulitkanmu, aku tahu perusahaanmu juga sedang berada di ujung tanduk."Ayah Bora menyerahkan amplop ke Gang Sang. Memeriksa isinya sejenak, Gang Sang cukup luas dengan bayaran itu. "Ini sudah cukup, aku juga mengerti kondisimu, jika kua usdah berhasil keluar zona sulit, ingatlah pengertianlu," kata Gang Sang. Paman Hyejin itu menceritakan berita simpang siur tentang keluarga Korain yang ia dengar ditoilet. Ayah Bora hanya tercenung, dia tak percaya dengan ucapan Gang Sang. "Kau membohongiku? Aku jauh lebih dulu mengenal keluarga Korain, mereka tidak akan saling mengkhianati satu sama lain," Ketusnya. Gang Sang menghela nafas, dia sangat tidak suka dijuluki pria pembohong secara terang-terangan. "Aku tidak bilang ini sudah fakta, hanya berita simpang siur, hanya saja pihak Korain membungkam media," Jelas Gang Sang setengah membentak. Ayah
Read more

MENGETAHUI SEMUANYA

"Maksudnya dia licik, kenapa Tuan?" Tanya Zura. "Kau sanga ingin tahu?" "Maaf, Tuan. Saya hanya bingung, apa yang dilakukan mantan sekretaris yang dulu sehingga di pecat," Sahut Zura. Niatnya ingin mempelajari kesalahan Minzi agar tidak terulang terhadap dirinya. "Kami di jebak, maksud saya dan Anna. Kami di jebak sehingga kami bisa menikah, aku tidak bisa menjelaskan secara detail, tapi pernikahan itu bukanlah kami sengaja, aku mencintai Anna, tapi tidak selicik itu."Dae Song mengungkapkan itu kepada Zura agar wanita itu lebih tahu bagaimana ia tidak ingin menyakiti adiknya, Dae Jung. "Aku sekarang lebih mengerti, Tuan." Hanya itu yang dapat diucapkan Zura, ia tidak ingin terlalu jauh ikut campur urusan keluarga Kirain. "Kau duduklah disini, ini ruanganmu, pelajari satu jam, aku akan keluar sebentar, jika kau bingung tanyalah pada karyawan lain," Ucap Dae Song. Pria bertubuh tegap itu ingin ke suatu tempat lagi, ia pikir Zura harus memiliki ruang sendiri untuk mempelajari atu
Read more

CURHAT DENGAN ZURA

Dae Jung dan pengawalnya bersama, Koki Choi diminta membeli makanan sebanyak-banyaknya. Selang beberapa menit, ada dokter yang masuk ke ruang rawatnya, pagi itu ia akan melakukan terapi berjalan. Koki Choi dan pengawal lainnya mendampingi, wajah Dae Jung lebih segar hari itu, tak ada raut kesedihan yang kemarin menggerogotinya. "Kalian lanjut makan, aku akan ke ruang terapi," Ucapnya pada Koki Choi dan Pengawal lainnya. Koki Choi tetap ingin mengantar Dae Jung ke ruangan terapi. Ketika perjalanan menyusuri lorong rumah sakit, mereka berpapasan dengan Bu Nas. Kepala pelayannya itu sedang membawa sepasang anak kecil, didamping oleh kedua pengawal. Dae Jung menatap kedua anak itu tanpa berkedip, sedangkan kedua bocah itu melambaikan tangan seraya tersenyum kepada Dae Jung. "Tuan, itu si kembar, anak Tuan.." Ucap Koki Choi. Air matanya lolos begitu saja, kedua anaknya sudah berdiri tegak dihadapannya, menyunggingkan senyuman tulus seperti perpaduan wajah dirinya dan Anna."Appa.." Te
Read more

MULAI MENCINTAI KEDUANYA

Sore hari menjelang, usai membacakan dongeng, Haneul dan Micha tertidur di sofa dalam pelukan Ayahnya. Tanpa sadar, Dae Jung juga ikut tertidur karena seharian menemani anaknya bermain, dengan posisi duduk memangku buah hatinya, Dae Jung bahkan tak merasa lelah, walaupun saat itu ia masih tahap pemulihan. Diam-diam Bu Nas mengambil gambar dari momen yang mengharukan itu. Ia mengirimkannya ke Anna dan juga Kakek Hang. "Apa kita harus bangunkan Tuan?" Tanya Koki Choi. "Sepertinya tidak perlu, suamiku. Biarkan mereka tidur, lagipula Tuan Dae Jung juga nyaman, kita sudah menjaga kakinya dengan bantal."Tidak lama berselang, ponsel Bu Nas berdering, tertera Nona Anna yang memanggilnya. Bu Nas masuk ke toilet menerima panggilan itu agar tidur Haneul dan Micha tidak terusik. "Assalamu'alaikum, Bu Nas.. Apakah anak-anak tidak rewel kepada ayahnya?" tanya Anna. Dia teramat khawatir jika sikap manja Haneul dan Micha merepotkan Dae Jung yang masih tahap pemulihan. "Tidak, Nyonya. Mereka sa
Read more

PENYAMBUTAN

"Ibu, ibu, bangun," Suara Micha terdengar ditelinga Anna.Mata Anna mengerjap-ngerjap, Micha tak henti mengguncangkan tubuh Ibunya, sedari tadi gadis kecil itu membangunkan Ibunya yang ketiduran di sofa."Ibu, bagun sebentar lagi Ayah akan datang, tadi Ayah menelponku," Kata Micha.Haneul saat itu sudah mandi sendiri, dia begitu bersemangat menyambut kepulangan Ayahnya."Ini sudah jam berapa, Micha?" Tanya Anna yang tergesa-gesa membangunkan dirinya.Micha menunjuk ke arah jam dinding yang berada di kamar Ibunya, jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Mata Anna membelalak, dia sudah melewatkan shalat subuh lagi."Sayang, tunggu Ibu ya, Ibu mau mandi lalu shalat subuh," Ucap Anna berlalu ke kamar mandi.Micha melihat ponsel Ibunya yang tidak terkunci, gadis kecil itu melihat daftar panggilan paman Dari Song."Ibu tadi malam menelpon dengan Paman," Gumam Micha.Dia meletakkan kembali ponsel Ibunya di atas sofa, gadis kecil itu kembali ke kamarnya. Disana ada Bu Nas yang sudah bersama
Read more

SALING MENERIMA

Dae Jung mulai dibawa masuk ke rumah, para pelayan menyambutnya dengan tangisan penuh haru. Rumah dihias dengan penuh kemeriahan, bahkan ucapan selamat dari para pekerja di rumah Korain menjadi topik utama di media sebab Kim Dae Jung yang dirindukan Korain. "Aku minta maaf sekian lama membuat kalian khawatir," Ucap Dae Jung. "Sampai kapanpun kami akan menunggumu, Tuan.." Ucap mereka serentak. Dae Jung diminta untuk makan terlebih dulu, dia berikan tempat duduk di meja khusus keluarga, di dekat Kakeknya. Sedangkan Anna masih berdiri di dekat Yuna, sadari tadi ibu dari anaknya itu membisu. Dae Jung tahu Anna merasa sungkan lagi padanya, namun dengan status Anna yang sudah menjadi kakak iparnya tidak menghalangi Dae Jung untuk menujukkan rasa cinta dan perhatiannya. "Duduklah di dekatku, Anna.. Anak-anak juga turut makam bersama kita, ini hari yang paling bahagia untuk kita 'kan?"Anna menurut, dia mendudukkan Haneul dam Micha di kursi sebelahnya. "Ibu dekatlah dengan Ayah," Kata Mi
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status