Beranda / Romansa / His Dark Secrets / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab His Dark Secrets: Bab 1 - Bab 10

36 Bab

Prolog

Hari ini aku berniat menemuinya, meski dengan nafas yang sesak. Orang itu, entah siapa dia. Sudah berapa lama juga ada diantara aku dan suamiku? Ponsel pemimpin rumah tanggaku itu tergeletak di meja. Pemiliknya sedang membasuh diri. Ini kesempatanku.Tanganku bergetar, mencari kontak nomor orang itu terburu-buru diponselya. Keringat dingin mulai membasahi dahi. Lihat apa yang bisa kulakukan nanti. Saat ini aku hanya ingin tahu sehebat apa dia. Kenapa dia bisa mengambil sebagian besar perhatian imamku? Ketemu! Tidak ada namanya, tapi sering sekali menelpon, ada ratusan pesan dari nomor yang sama. Pasti ini.Astagfirullah.Jari-jari basah karena peluh, bergerak lincah menyalin nomor itu ke ponselku. Dug.... Jantungku membuat gerakan tangan ini lebih lambat. "Save.” Beruntung aku berhasil menjebol smartphone yang diberi password itu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-03
Baca selengkapnya

Pernikahan

Namaku Dinda Kayyisah, yang menikah dengan pria bernama Sultan Arya Pamungkas melalui perjodohan. Seorang pemuda dengan tubuh tidak terlalu tinggi sekitar 170cm. Aku paling suka bulu matanya yang lentik. Meski kami pernah bertemu sebelumnya beberapa kali, tapi tak begitu saling kenal. Darinya, ada banyak pelajaran mengenai hidup. Tentang beratnya perjuangan dan keikhlasan dalam cinta. Bersama Sultan membuatku mengerti sisi lain dunia. Jika pelangi itu ada tujuh, maka bersama Sultan menjadi tujuh ratus warna. “Saya terima nikah dan kawinnya Dinda Kayyisah Binti Siddiq Abu Sofyan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” “Bagaimana para saksi, sah?” “Sah.” Do’a pun dilantunkan. Detik itu juga Sultan resmi menjadi suamiku. Setelah menandatangani dokumen dan menyerahkan mahar ia mengecup keningku untuk pertama kalinya. Rasa dingi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-03
Baca selengkapnya

Tak Hanya Prasangka

Kecurigaanku  muncul di hari ketiga pernikahan kami. Saat itu aku baru memasuki rumah mertua. Setelah acara resepsi kedua, malamnya kami berbincang-bincang ringan. Sebagai anggota baru, aku lebih banyak mendengar. Kami memang pernah bertegur sapa saat tahap perkenalan. Tapi, rasanya masih canggung untuk langsung ikut menyahut saat pembicaraan santai begini. Perlu waktu untuk memahami dulu bagaimana selera perbincangan keluarga ini.Rumah mertuaku tidak jauh dari Kantor Kepala Desa Oro Oro Ombo, sebuah daerah yang terletak di Kota Batu. Gedung sederhana dengan cat berwarna hijau muda. Dekat sini ada tempat wisata Batu Night Spectaculer. Dari rumah ibu, kita bisa melihat Gunung Panderman yang berwarna kehijauan. Meski tidak terlalu besar, tapi rumah ini cukup nyaman. Sultan anak kedua, kakaknya perempuan tinggal dekat dengan rumah ibu, hanya berbeda desa. Suamiku itu anak kesayangan. Dahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-03
Baca selengkapnya

Tentangnya

Pernikahanku dan Sultan sudah berjalan lebih dari satu tahun, saat ini kami tinggal di Kota Batu. Dulunya kota ini termasuk bagian dari kota Malang tapi sejak tahun 2001 Kota Batu berdiri sendiri sebagai kota yang otonom. Sebuah kota kecil dengan pesona yang unik, orang sering menyebutnya sebagai kota wisata. Karena kota ini ada di daerah yang tinggi, dekat dengan pegunungan yang indah. Suhu daerah ini antara 12 sampai 19 derajat Celsius. Cukup dingin untuk ukuran negara tropis kan?Setiap bagian kota Batu begitu berarti. Ada banyak tempat wisata murah. Meski baru satu tahun, aku merasa inilah kota yang kuimpikan. Tidak seperti Jakarta atau kota lain yang bising dan terlalu padat, di sini tenang. Hanya ada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Batu, Bumiaji, dan Junrejo. Selain itu ada lima kelurahan dan sembilan belas desa. Aku dan suami memilih untuk tinggal di daerah Oro Oro Ombo. Sebuah rumah Cluster Emerald di Perumahan Villa Exotic Panderman
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-03
Baca selengkapnya

Keganjilan

Hampir setiap ada kesempatan Sultan selalu menyempatkan diri berlibur. Pria itu pekerja keras, wawasannya luas, dan suka bercanda. Ia selalu mudah diterima di mana saja. Setiap kali ada Sultan, selalu ada tawa. Kepiawaian dalam mengolah kata menjadi kalimat yang lucu menjadikannya sebagai sosok yang humoris, renyah, dan dekat dengan siapa saja. “Sayang. Aku karokean ya?” “Karoke lagi? Kemarin kan udah,” aku protes. “Bentar kok. Satu jam aja ya. Kamu mau aku bawain apa?” Aku menggeleng malas. Berbeda dengan Sultan, aku tidak suka musik atau  hal-hal berisik lainnya. Pria muda berambut sedikit  ikal itu lebih sering bepergian sendiri atau dengan teman-temannya. Jika ke bioskop aku tidak keberatan ikut. Itupun kalau filmnya kartun anak-anak, drama keluarga, atau film Islami. Selain itu, lebih bai
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-03
Baca selengkapnya

Sahabat Lama

Sultan mengajakku berlibur, kali ini kami mengunjungi Alun Alun Kota Batu. Kalau dari tempat tinggal kami sekitar 4,5 km. Bisa ditempuh selama kurang lebih 15 menit menggunakan mobil pribadi. Dengan kondisi jalan yang mulus, perjalanan terasa nyaman. Apalagi untukku yang sedang hamil sembilan bulan. Alun-alun ini selalu ramai, terutama saat akhir pekan. “Akhir-akhir ini kan kamu sering murung. Itu gak bagus untuk ibu hamil. Makanya aku ajak kamu jalan-jalan biar seneng.” Sultan tersenyum merekah, membuat lesung pipinya tampak jelas.  Aku menjawabnya dengan senyum datar. Dia menggandeng tanganku berjalan-jalan. Tidak ada pungutan biaya masuk. Ada tempat yang bersaing keindahannya dengan Alun Alun Kota Batu ini namanya Taman Selecta. Kami sudah pernah ke sana saat pertama kali ke Kota Batu. Di sini ada banyak spot unik untuk berfoto. Ruang informasi alun-alun bentuknya menyerupai
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-08
Baca selengkapnya

Pangeran Kecil

Sampai di rumah kami kelelahan. Sultan langsung tidur. Perutku berteriak parau. Si jabang bayi bergerak-gerak lincah. Jika ibu lapar, maka janinlah yang meronta-meronta. Saat hendak mengambil makanan, aku melihat ponsel Sultan tergeletak di meja. Kebetulan benda elektronik keramat itu hidup, biasanya selalu dalam keadaan kosong baterai kalau di rumah. Tidak dikunci. Aku membuka akun Facebook miliknya.  Ah, ini memang memang akun asli. Lega rasanya. Rupanya, itu hanya sementara. Saat membuka mesin pencari dan melihat jejak riwayat, ada Facebook lagi dengan akun bernama Dorres.  “Kay....kamu di mana?” Jantungku renyut kencang. Tidak terduga Sultan akan terbangun. Dia melihatku sedang menyentuh ponselnya. Wajahnya berubah putih. Segera ia rebut gawai itu. “Liat apa kamu?” “Tadinya mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-16
Baca selengkapnya

Teguran

Sultan pulang dengan mata berair. Tangannya bergetar, ia nampak pucat, keringat dingin membasahi keningnya. Tak biasanya ia terlihat begitu takut. Apa dia baru saja melihat neraka? Aku harap begitu. Mungkin Allah tunjukkan sesuatu yang membuatnya menggigil. Malaikat maut mungkin.“Mas, ada apa?”Dia melihat kearahku.“Cak Boby meninggal Kay, teman-teman bilang kecelakaan. Kata orang yang nemuin jenazahnya, dia seperti habis dirampok.”“Astaghfirullahaladzim.” Aku berseru. Bulu kudukku berdiri, jantung melompat semaunya.Menurut cerita Sultan, Cak Boby sedang dalam perjalanan ke Malang. Seseorang menemukan jasadnya berada di tengah perkebunan milik salah satu warga. Ada banyak luka lebam di wajah dan sekujur tubuhnya. Polisi sedang menyelidiki kasus ini. Beberapa or
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-16
Baca selengkapnya

Penyelidikan

Masih terbesit harapan, jika kelak dinding antara aku dan Sultan akan hilang. Kabut gelap dalam rumah tangga kami musnah diterpa badai kasih sayang. Kenyataan tidak semudah yang kubayangkan. Kabut itu muncul dan menghilang semaunya. Membuat harapanku terombang-ambing tiada arah. Bahkan pelabuhan sakinah, mawaddah, warohmah itu tak jua nampak. Setelah kurang lebih dua bulan aku melihatnya berjibaku dengan ayat-ayat-Nya, kini ia kembali lagi seperti dulu. Lupa pada-Nya. Al qur’an ia tinggalkan, tak pernah lagi shalat jama’ah dan kembali mesra dengan ponselnya. Yang membuatku makin merana, benda berwarna hitam itu pun ia kunci lagi.  Aku menghela nafas. Duhai Sang Penjaga Hati, sudikah kiranya Kau mendengarkan keluh kesahku. Aku tahu Engkau punya banyak urusan. Tapi, aku hanya punya Engkau. Siapakah yang bisa membantuku kecuali Engkau. Aku memang hanya berbelit pada prasangkaku. Tapi aku tahu ini datang dari-Mu. Setiap detik yang kulalui t
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-01
Baca selengkapnya

Pengakuan

Tik tok tik tok.Jam dinding bergerak sama seperti kemarin. Detik, menit, jam terasa lebih lama. Ah, bencinya menunggu. Rasa kesemutan menjalar di kaki. Air mata mengering menyisakan pedih mengikis jiwa. Gemetaran pun mulai mereda. Batinku menguat seperti palu baja guna menghantam pendusta. Sejak tadi pikiranku sibuk menyiapkan kata-kata terpedas untuk Sultan. Semoga dia tersayat, seperti aku.Aliran udara berderu cepat, naik turun tak beraturan. Sumpah serapah bergema di telinga, entah siapa yang membisikkannya. Sultan jadi buruk sekali. Lebih mengerikan daripada babi hutan yang berkubang dengan kotorannya sendiri. Otakku mendidih. Tanganku menggengam menahan amarah yang sudah sampai ubun-ubun. Tak tahu bagaimana rupaku kini. Aku bagai iblis yang siap memanah Adam dengan api neraka.Setan pandai sekali menyusup ke dalam hati. Ia tampakkan segala keburukan Sultan, bahkan yang sudah lama terlupakan. Dirangkainya menjadi kis
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status