Lima belas menit waktu yang kami tempuh menuju rumah sakit. Namun, ada sedikit kendala, jalanan macet karena ada kecelakaan lalu lintas, sehingga menghambat perjalanan kami. Tak tahan perutku semakin nyeri, keringat dingin pun bercucuran membanjiri seluruh tubuh. "Intan sayang, kamu bertahan, ya! Sebentar lagi kita sampai," ucap Bu Risma menenangkanku, tangannya terus mengusap-usap bahuku lembut, dengan tatapan penuh kekhawatiran. Tanpa menyahut aku menanggapi ucapanya dengan anggukkan kecil. "Kenapa, kamu bisa terjatuh Nak?" lanjutnya dengan nada khawatir. "Terpeleset, Bu," jawabku lirih. "Sakit banget ya, Nak? Kasihan kamu, yang sabar, bertahan ya, sayang," ujar Bu Risma lemah lembut. "Iya Bu, sakit sekali." Aku merintih, kedua tanganku mencengkram perut untuk menahan rasa sakit yang kian menjalar. "Kenapa, kamu gak hati-hati Nak?" tanya Bu Risma lagi. "Bu, maafkan aku, karena kecerobohanku, sehingga aku tidak bisa menjaga calo
Terakhir Diperbarui : 2021-08-02 Baca selengkapnya