Semua Bab Pencarian Dalam Dendam: Bab 21 - Bab 30

38 Bab

Pertengkaran

 “Apa aku harus meminta bantuan Levin mencari Lita? Tapi itu akan memakan waktu. Lagi pula Levin sedang bersama Lee sekarang. Kalau aku meneleponnya, Lee pasti akan curiga. Memanggil para bodyguardku juga akan memakan waktu untuk sampai ke sini. Aku tidak punya pilihan, aku harus mencarinya sendiri!" ujarnya.Adrian melambatkan laju mobilnya, berharap bisa menemukan Lita di antara keramaian. Namun, setengah jam mencari, Adrian tak kunjung menemukan Lita. Hingga dari kejauhan, matanya melihat wanita bergaun biru langit yang ia kenal sedang menaiki taksi. Adrian langsung tancap gas agar bisa menghadang taksi yang membawa istrinya.“Pak Adrian?!” pekik Lita saat melihat seorang pria keluar dari mobil yang menghadang taksinya.Adrian segera turun dari mobil dan duduk di kursi penumpang bersama Lita. “Pak, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Lita kesal.“Aku ingin pulang bersamamu. Jalan, Pak!” perintah Adrian se
Baca selengkapnya

Mendapat Informasi

“Lita, kau tidak boleh tergoda dengan segala kemesumannya!" batin LitaLita berusaha mendorong Adrian dengan box-nya, tapi Adrian berhasil menahannya dan wajah mereka semakin dekat. Lita memejamkan mata khawatir jika Adrian benar-benar menciumnya hingga tiba-tiba pintu lift terbuka dan beberapa pasang mata menatap mereka berdua dengan posisi yang intim.“Permisi!” ucap Lita menahan malu menerobos orang yang ada di depan lift.Adrian tersenyum melihat tingkah Lita. “Bagaimana aku bisa menjauhinya jika marahnya saja menggemaskan,” ucap Adrian lalu mengikuti Lita keluar lift.Begitu tiba di meja kerjanya, Lita segera mengeluarkan semua isi box yang ia bawa. Sejak dari apartemennya ia sudah berniat datang lebih awal untuk membuang semua barang pemberian Adrian. Hampir semua alat tulis juga peralatan lainnya yang ada di meja adalah pemberian Adrian. Rak dan laci kecil berwarna hijau muda yang kemarin menjadi favoritnya kini dengan
Baca selengkapnya

Rayuanku Hanya Untukmu

“Oh ... kalau Pak Lee itu siapa?” Lita mengungkapkan pertanyaan yang membuatnya penasaran sejak tadi.“Pak Lee itu kalau saya tidak salah dengar adalah pamannya Pak Adrian, tapi itu juga belum pasti. Karena setahu saya, Pak Lee itu keturunan Cina sedangkan Pak Lian berdarah Jerman.”“Oh ....” Lita mengangguk paham.Pak Njat terus bercerita memberi tahu semua informasi tentang Rex yang dia tahu, dan Lita menambah nominal uang yang akan ia berikan karena Pak Njat memberikan banyak informasi.“Terima kasih, Pak Njat, atas informasinya. Nanti saat jam pulang, saya akan memberikan uang sesuai janji saya tadi."“Terima kasih, Neng, tapi jangan lupa, ya, Neng, jangan sampai banyak yang tahu cerita saya tadi!" Pak Njat mewanti-wanti.“Beres, Pak.” Lita mengacungkan ibu jarinya.Lita Beranjak meninggalkan pos security untuk kembali ke dalam kantor karena jam istirahat sudah hampir hab
Baca selengkapnya

Gang rasa Labirin

“Rayuanku hanya untukmu, tidak untuk wanita lain.” Adrian kembali memeluk Lita."Aku tidak percaya!" Lita membalas pelukan Adrian."Maaf jika caraku salah. Aku tidak tahu cara membujukmu agar menerimaku. Beritahu aku cara yang benar agar bisa membuatmu nyaman tanpa harus memaksa,” ucap Adrian tulus.“Jangan jadi pria menyebalkan di depanku! Itu sudah cara yang paling benar," ketus LitaAdrian tersenyum mendengar jawaban Lita. Ia menjawab ketus sejak tadi, tapi semakin mengeratkan pelukannya.“Terima kasih."“Untuk?”“Kekhawatiran dan maafmu hari ini.”“Apa benar kau tidak sarapan pagi ini?” tanya Lita penasaran.Adrian menggeleng lalu berkata, “Aku terlalu memikirkan kemarahanmu hingga nafsu makanku hilang. Mungkin jika kau marah satu Minggu lamanya, aku bisa mati.”“Tidak perlu berlebihan, Pak Adrian Dinata!” Lita memukul da
Baca selengkapnya

Tentang Bu Yani

“Apa Rex tahu perbuatan orang tuanya?” “Kalau dulu Tuan Rex tidak tahu. Mereka selalu berperilaku baik di depan Tuan Rex. Jika Rex bertanya tentang luka lebam yang ada di wajah ART-nya Nyonya pasti bilang jatuh saat bekerja.” “Apa Mak tahu detail cerita tentang Bu Yani dan Pak Indra?” “Tahu, Neng! Yani adalah teman dekat saya saat sama-sama kerja di rumah Tuan Indra, dulu." “Berarti Mak Sri tahu 'peristiwa' yang dialami Bu Yani hingga hamil?” tanya Lita lagi. “Tahu, Neng! Waktu itu Nyonya sedang jalan-jalan ke luar negeri bersama teman sosialitanya, dan Tuan Indra sadang ada di rumah. Mungkin karena paras Yani yang cantik dan status jandanya, membuat Tuan Indra tergoda. padahal Yani tidak pernah berperilaku yang membuat Tuan Indra tergoda. Saat kejadian Tuan Indra menyuruh semua ART termasuk saya untuk belanja keperluan bulanan, walaupun belum waktunya belanja. Setelah saya dan teman-teman  pulang, Yani sedang menangis di kamarnya dengan
Baca selengkapnya

Dipaksa Tinggal

 “Entah jadi apa aku sekarang jika tidak bertemu denganmu saat mencuri dulu.” Levin memandangi foto dirinya, Adrian, Fara, dan Zein yang ada di layar ponselnya dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih Adrian sudah menyatukan aku dengan orang-orang baik." ***** Adrian segera mengganti pakaiannya dengan celana jeans dan hoodie. Ia langsung ke mobilnya lalu tancap gas menuju apartemen Lita. “Lita sayang, maaf, lagi-lagi kau terluka. Kak, maafkan aku tidak bisa menjaga adikmu,” ujar Adrian panik selama perjalanan. Adrian mengendarai mobil seperti sedang ada di jalanan sirkuit. Keadaan jalan yang lengang makin membuat mobilnya terus melaju tanpa rem. Begitu tiba di parkiran apartemen, Adrian sudah melihat mobil Lita terparkir. “Itu berarti dia sudah sampai!” ujarnya lalu berlari menuju lift. Ia tak memedulikan rasa nyeri di perutnya yang belum benar-benar hilang. Begitu tiba di unit apartemen Lita, Adrian langsung masuk dengan mudah karena Lita
Baca selengkapnya

Kekhawatiran Zein

Levin berpikir sambil berjalan ke sana ke mari di depan lift. Berharap mendapatkan ide dari hasil mondar-mandirnya.Levin terus menghubungi Adrian belasan kali. Namun, tak satu pun panggilannya mendapat jawaban hingga tiba-tiba seseorang orang keluar dari dalam lift.“Kau?! Kenapa kau ada di sini?” seru mereka berdua bersamaan.        ******Setelah meninggalkan Lita di walk in klosetnya, Adrian menuju kamar mandi untuk meredamkan kekecewaannya. Ia berdiam diri di bawah guyuran shower. Berpikir sejenak tentang tindakan yang ia ambil saat ini.“Aku harus menunjukkan statusku yang sebenarnya hari ini juga, setelah itu aku tidak akan mengizinkan Lita pergi ke mana pun agar dia tetap aman. Aku tak peduli Lita menerimaku atau tidak. Aku hanya tidak ingin Lita bertindak yang membahayakan dirinya tanpa sepengetahuanku!"Setelah tiga puluh menit di kamar mandi, Adrian ke luar untuk mengajak Lita mandi bersamany
Baca selengkapnya

Adik Kecilku

“Kenapa kau ada di sini?! Dari mana kau masuk?! Pergi dari sini!” teriak Lita histeris, sambil melempar semua bantal yang ada di sofa.Adrian semakin merasa bersalah saat melihat mata sembab Lita. “Dengarkan aku. ak—““Pergi dari sini! kau sudah memisahkan aku dengan abangku! Sekarang kau ingin aku pergi dari apartemennya. Apa maumu? Kenapa ada manusia jahat seperti dirimu ...?” Lita kembali terisak.“Memisahkan?! Apa Lita tahu tentang Kak Zein?” batin Adrian.Memisahkan yang Lita maksud adalah membunuh Danu sedang memisahkan yang Adrian maksud adalah tidak mempertemukan Zein dengan Lita.Lita menangis tersedu, membenamkan kembali wajahnya di antara lutut. Kali ini Lita sudah tidak memberontak lagi saat Adrian mendekati hingga akhirnya bisa memeluk Lita.“Aku pernah bilang padamu, jika aku bersalah, pukul saja aku, kau boleh menamparku, menendangku. Bahkan jika perlu, kau boleh meng
Baca selengkapnya

Memberi Bantuan

Adrian menggeleng melihat tingkah absurd istrinya. "Sedang marah saja, kau bisa membuatku jatuh cinta, Sayang.” Adrian langsung mengaktifkan laptop Lita untuk mengecek semua inbox yang masuk ke emailnya. Ia juga sudah menyuruh Leni untuk mengatur semua urusan kantor hari ini, termasuk beberapa jadwal yang dibatalkan dan membagi tugas pada komisaris dan direktur utama. Uniknya, Adrian memberikan alasan bahwa calon istrinya sedang merajuk dan Leni sudah mengetahui siapa yang Adrian maksud. “Pak Lian, kenapa Anakmu jadi tidak profesional sekarang? Alasan apa yang harus aku berikan pada client?” gerutu Leni sesaat setelah menerima telepon dari Adrian. Selama Adrian di kamar mengecek pekerjaannya, Lita di dapur menyiapkan makanan untuk sarapan yang mendekati waktu makan siang. “Pak, apa kau sudah selesai?” tanya Lita setelah selesai memasak. “Sebentar lagi!” jawab Adrian tanpa menoleh ke arah Lita. “Sepertinya serius!” gumam Lita, lalu meng
Baca selengkapnya

Pria Misterius

"Mimi?!" pekik Lita dan Adrian bersamaan lagi. “Kalian kenal dengan tunanganku?” tanya Rado. “Tidak!” jawab Adrian. “Iya!" Lagi-lagi Lita dan Adrian menjawab secara bersamaan. Tetapi, kali ini dengan kata berbeda. Setelah menyadari jawaban mereka berbeda, Lita dan Adrian saling tatap. “Kau mengenalnya, Pak!” koreksi Lita berbisik “Tidak! aku tidak pernah bertemu dengannya!” Adrian menampik ucapan Lita dengan tegas “Apa?!” Lita menunjukkan wajah heran. “Hai ... maaf aku datang terlam—“ ucapan Mimi berhenti saat menyadari dua orang yang ada di depan tunangannya. “Sayang, perkenalkan ini Pak Adrian dan sekretarisnya, Nona Lita. Pak Adrian ini adalah investor yang aku bilang pagi tadi." “Ha—hai, Mimi.” Mimi mengulurkan tangannya gugup “Adrian.” “Lita.” Adrian tak melirik Mimi sedikit pun. Sedangkan Lita menunjukkan senyum canggungnya saat menjabat tangan Mimi. “Baru kali ini aku menja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status