Beranda / Lain / Aurora Gadis Terjual / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Aurora Gadis Terjual: Bab 11 - Bab 20

28 Bab

Chapter 11

Allena sangat senang ketika kakak nya mengajak Aurora makan malam di rumah. Gadis yang biasanya kesepian kini terlihat nampak bahagia dengan kehadiran Auroran. Masih sama, Andreson selalu menatap tajam ke arah Aurora yang sejak tadi makan sambil mengobrol bersama Allena. Sean menyadari hal itu, namun diri nya masih enggan untuk bertanya pada Andreson. "Siapa nama ibu mu?" tanya Andreson tiba-tiba membuka suara. Sean mendongak lalu bertanya balik. "Daddy bertanya dengan siapa?" "Dengan istri mu...!" seru nya.Aurora diam, gadis itu menoleh ke arah suami nya dan menjawab. "Camelia...." jawab Aurora membuat Andreson memegang dada nya nyeri. "S-siapa nama ayah mu?" Andreson semakin penasaran. "Harryson....!" jawab Aurora. Andreson meninggalkan meja makan, membuat anak dan menantu nya kebingungan. Aurora terutama Sean merasakan hal aneh yang terjadi dengan Daddy nya. "Daddy kenapa?" tanya Aurora ketakuta
Baca selengkapnya

Chapter 12

"Aku sudah menyiapkan kesibukan untuk mu?" Sean memberitahu ketika mereka baru saja memulai makan malam nya. Aurora mendongak, memandang wajah suami nya. "Kesibukan apa?" tanya nya dengan dua kalimat."Aku sudah mencarikan mu guru lukis agar kau bisa mengasah bakat mu." "Benarkah?" Aurora menyakinkan, wajah nya berseri. "Suami mu ini tidak akan bohong!"seru Sean membuat Aurora terdiam sejenak.Sean mengerutkan ke dua alis nya bingung, lalu bertanya. "Apa kata-kata ku salah?" "Apa kau lupa jika pernikahan kita sisa beberapa bulan saja?" tanya balik Aurora membuat Sean mati ucap. "Ku mohon jangan mengingkari nya, aku sudah mendabambakan kebebasan yang kau janjikan!" gumam nya kembali. Sean bingung ingin mengatakan apa, karena sesungguhnya pria itu sudah mulai jatuh hati pada Aurora. "Apa kau benar-benar akan mempermainkan pernikahan ini?" tanya bodoh Sean.Aurora tersenyum getir, selera
Baca selengkapnya

Chapter 13

Lagi-lagi, Aurora syok ketika ia mendapati bahwa diri nya kembali tidur dalam pelukan Sean. Sean masih lelap dalam tidur nya, bahkan lelaki itu tidak sadar jika Aurora sudah bangun. Sejenak, Aurora sangat terhipnotis dengan wajah tampan yang masih memejamkan mata itu. Lentik jari Aurora mengusap lembut pipi itu,tanpa sadar gadis itu tersenyum manis. Punggung tangan nya berhenti di kening Sean, "Sudah dingin...!" ucap nya pelan. Sean terbangun, ke dua mata mereka saling beradu pandang. Aurora gugup, membuang pandangannya lalu turun dari atas tempat tidur. "Mau kemana?" tanya Sean dengan suara serak khas bangun tidur. "A-aku, akan mengambilkan sarapan untuk mu!" seru Aurora melajukan langkahnya. Jantung gadis itu tidak berhenti berdetak, menandakan jika ada perasaan lain yang sedang ia rasakan saat ini. "Ada yang bisa saya bantu nona?" tanya paman Smith mengejutkan Aurora."P-paman,mengejutkan ku saja!" ujar Aurora sambil memegang
Baca selengkapnya

Chapter 14

"Berapa yang kau inginkan?" tanya Sean pada Frans yang sibuk menghitung uang dalam otak nya. "Lima puluh juta dollar saja!" jawabnya dengan lantang membuat Sean geram. "Kau ini mata duitan!" seru Sean membuat Frans tidak terima. Sean tertawa keras lalu berkata dengan mencibir Sean, "Kau sudah menikahi gadis itu, bukankah kau memiliki banyak keuntungan yang bisa kau lipat gandakan!" "Apa maksud mu dengan keuntungan?" tanya Sean tidak mengerti. "Dasar bodoh!" umpat Frans. "Aurora adalah gadis cantik dan polos, kau bisa menjualnya kepada teman-teman mu yang kaya raya dan mendapatkan keuntungan dari nya." Wajah Sean berubah dingin, rahangnya mengeras bahkan ke dua tangan nya mengepal atas ucapan Frans. "Kau memang cari mati...!" kata Sean dengan suara beratnya. "Hajar dia....!" perintah Sean lalu beberapa anak buah Sean yang berada di dalam Club langsung menghampiri Frans. Frans yang ketakutan hanya bisa
Baca selengkapnya

Chapter 15

Aurora sangat gelisah ketika diri nya berada di satu kamar bersama dengan Sean. Gadis yang di duduk di sofa itu seperti cacing kepanasan. Bukan kali pertama diri nya tidur di kamar Sean namun kali ini ada perasaan lain di hati Aurora. Sean yang duduk sambil berselonjor di atas tempat tidur hanya sibuk memainkan ponsel nya sambil sesekali melirik ke arah istri nya. "Apa kau berniat tidur di sofa itu?" tanya Sean membuat istrinya duduk diam. "Ya....!" sahutnya tegas "Aku akan tidur di sini...!" ucap nya lalu merebahkan diri di sofa. Dengan sangat sengaja Sean meninggikan suhu pendingin ruangan membuat gadis itu beringsut kesal kepada suami nya. "Apa kau sengaja?" tanya Aurora dengan nada kesalnya.Sean tidak menjawab namun malah menarik selimut kemudian memejamkan mata nya pura-pura tidur. Aurora membuang nafas kasar, gadis itu memilih tidur meringkuk di atas sofa dari pada tidur bersama dengan suaminya sendiri. Meski udara dingin menusuk
Baca selengkapnya

Chapter 16

"Istirahat dulu, nanti sore kita akan pergi kemakam ke dua orang tua mu." ujar Sean namun Aurora menolak. "Jika ku bilang istirahat, maka istirahat!" seru nya dengan nada yang sedikit tinggi. Aurora menunduk, mau tidak mau Aurora masuk ke dalam kamar sebuah Villa yang berada tak jauh dari pantai. Aurora menarik nafas dalam, sudah sangat lama dirinya tidak berziarah ke makam ibunya. Gadis itu sejenak memejamkan mata, mengingat masa kecil nya saat terakhir kali diri nya berkunjung ke makam ibu nya. Namun sayang, ingatan itu kelabu dan Aurora tidak bisa mengingat dengan begitu baik. Tiba-tiba Sean masuk ke dalam kamar, membuat Aurora yang sejak tadi rebahan manja di atas tempat tidur langsung melompat bangun. "Kenapa kau masuk ke kamar ku?" tanya nya dengan wajah panik. "Ini kamar ku juga!" seru Sean membuat bola mata gadis itu hampir keluar. Sean menutup pintu kamar, dengan santai nya pria itu naik ke atas tempat tidur lalu memejamkan ma
Baca selengkapnya

Chapter 17

"Aku tidak yakin jika ayah kandung mu bernama Harryson, tapi Frans bilang begitu!" ujar Sean sambil menggenggam tangan Aurora menyusuri jalan setapak menuju pemakaman yang ada di pulau itu. "Di mana orang yang akan menunjukan jalan untuk kita?" Aurora tidak menanggapi perkataan suami nya dan malah bertanya di mana orang yang akan menunjukkan jalan ke pemakaman. "Nama nya paman Pith, dia sudah menunggu kita di gerbang pemakaman." jawab Sean. Hembusan angin menambah  romantis suasana itu. "Jantung ku sungguh berdebar!" gumam Aurora sambil memegang dada nya dengan tangan kiri. "Kenapa?" tanya Sean tidak mengeti."Aku hanya takut jika ayah Frans berbohong." jawab nya penuh rasa takut. Sean menghentikan langkah nya lalu berkata pada gadis itu dengan tatapan tajam. "Berhenti memanggil nya ayah. Dia tidak pantas kau sebut sebagai ayah!" Aurora terdiam, hati nya kembali sakit. Meski Frans sudah merawat dan me
Baca selengkapnya

Chapter 18

Sejak sore tadi, Aurora berusaha menghindari suami nya. Bahkan gadis itu makam malam tanpa menyapa suami nya. Tidak di pungkiri, Sean merasakan hati nya sedang sakit saat ini. Istrinya sendiri seakan menolak untuk melanjutkan pernikahan yang ia buat sendiri. Tanpa di sadari Sean, segala perbuatan pasti ada timbal balik nya."Besok pagi paman Pith akan memberitahu kita. Aku juga sudah menyuruh orang untuk mencaritahu makam ayah mu." Sean membuka suara namun tetap saja Aurora hanya fokus pada makanan nya. "Hmmm...terimakasih!" ucap nya pelan. "Aku sudah kenyang, aku akan kembali ke kamar terlebih dahulu." ujar Aurora kemudian gadis itu pergi dari meja makan. Selera makan Sean menghilang, lelaki itu hanya bisa memandang punggung istri nya. Sikap dingin Aurora ternyata jauh lebih kejam dari pada siksaan yang ia berikan dulu. Dan ternyata, Aurora bukan pergi ke kamar nya melainkan pergi ke saung yang berada di depan Villa dan menghadap langsung k
Baca selengkapnya

Chapter 19

Bunyi hempasan ombak melengking di telinga Aurora. Gadis itu mengerjapkan mata dan mendapati diri nya kembali tidur di dalam pelukan suami nya. Sudah tidak terkejut lagi bagi Aurora, gadis itu dapat mengingat dengan jelas apa yang sudah terjadi tadi malam. Dengan sangat hati-hati Aurora memindahkan tangan suami nya yang masih melingkar di pelukan nya. "Mau kemana?" tanya Sean dengan suara serak nya. Lelaki itu belum membuka mata nya namun tahu jika Aurora sudah bangun."A-aku,...aku akan pergi ke kamar mandi!" seru Aurora dengan suara sedikit terputus. Sean tak menjawab, yang ada hanya dengkuran halus yang ia keluarkan. Aurora memandang heran pada lelaki itu. Tak mau ambil pusing, Aurora bergegas pergi ke kamar mandi. Jam baru menunjukkan pukul enam pagi, namun gadis itu sudah sangat rapi. Aurora melihat jika suami nya masih sangat terlelap. Akhirnya,gadis itu memutuskan untuk pergi ke pemakaman seorang diri.Bahkan Aurora tidak memberitahu s
Baca selengkapnya

Chapter 20

"Apa kau serius dengan segala ucapan mu tadi Sean?" tanya Aurora dengan pandangan serius. Sean tersentak kaget namun pria itu masih bisa membuang rasa keterkejutan nya dengan pertanyaan Aurora. Sebagai seorang lelaki Sean tidak mau ingkar pada ucapan nya. "A-aku...serius...!" jawab nya tegas namun terdengar jelas suara nya gugup.Aurora kemudian tidak bersuara lagi, gadis itu memilih naik kapal lalu duduk menyendiri. Begitu juga dengan Sean yang memilih untuk duduk menyendiri karena lelaki itu sungguh sangat menyesal dengan segala ucapan nya. Cukup lah bagi Aurora untuk berpikir selama perjalanan pulang, pada akhirnya gadis itu memutuskan untuk memilih pergi dari kehidupan Sean. "Jika kau serius dengan ucapan mu, maka aku akan pergi sekarang!" seru nya ketika Sean baru saja menginjakan kaki di daratan.Langkah Sean terhenti, pria itu menatap mata istri nya dengan penuh kasih namun diri nya juga tidak ingin mengekang Aurora seperti apa yang di kata
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status