Home / Romansa / Mark Castello / Chapter 11 - Chapter 14

All Chapters of Mark Castello: Chapter 11 - Chapter 14

14 Chapters

Kebahagian yang Sesungguhnya

“Wah-wah … Raja Lajang yang satu ini memang sudah banyak berubah.” kagum Anya dengan menggelengkan kepalanya beberapa kali.Berbeda dari cara berpakaian Nasya dengan Anya, yang dimana Anya tidak memakai kerudung baik dalam sehari-harinya maupun untuk acara formal.Sejauh ini, wanita yang memakai kerudung yang pernah Mark temui ialah Nasya dan Sindi sedangkan yang lainnya belum memakainya termasuk ibunya sendiri.Kedua orang tua Mark masih beristirahat di ruang tamu karena kelelahan, selain itu juga makanan yang Anya belikan telah berhasil mengalihkan perhatian mereka. Tidak tanggung-tanggung, mereka sudah duduk di meja makan karena bu Saras sudah tidak tahan lagi untuk menyantap makanan favoritnya.Bu Saras dan pak Bram tidak menduga bahwa putri merekalah yang membelikan makanan kesukaannya, hanya saja mereka sudah menduga bahwa yang membawakan makanan itu adalah putra mereka karena sebelumnya mereka suda melihat mobil Mark di parkiran. Tidak ada
Read more

Apa yang Telah Terjadi?

Meskipun Mark sudah berusaha mencari tahu tentang apa yang terjadi atas kedatangan dokter Briyan yang tiba-tiba serta dengan obat-obatan yang ada di dalam tas mamanya. Hanya saja, Mark belum berhasil untuk mengetahuinya.Mark yang sedang beristirahat di kamar sambil memainkan ponselnya dengan amat serius. Tiba-tiba, bu Saras mengetuk pintu kamarnya. “Masuk. Ma ….” teriak Mark yang tengah menikmati kenyamanan di tempat tidurnya.“Mark, hari ini mama sangat bahagia sekali,” tutur Bu Saras dengan wajah yang amat berseri-seri.“Bagus dong, tapi hal apa ni yang tiba-tiba membuat Mamaku yang paling cantik di dunia ini begitu sangat bahagia?” tanya Mark yang memegang tangan Mamanya.“Mama sangat senang karena keluarga kecil kita berkumpul di sini. Mama sangat-sangat merindukan masa-masa seperti ini, Nak,” haru Bu Saras hingga kedua bola matanya mulai berkaca-kaca.Mark yang memang tidak ingin membuat mamanya menangis didepan
Read more

Pengunduran Diri

Semua yang berhadir di dalam rapat itu pun lebih terkejut lagi setelah mendengar ucapan Mark untuk tidak bergabung dalam memenangkan tender itu.Sebagai CEO, Mark memang memiliki hak untuk menentukan perusahaanya untuk  ikut serta dalam tender atau tidak, selain itu kemampuan yang dimiliki Mark yang tidak diragukan lagi tentu membuat karyawannya bergantung padanya sehingga baik tim eksekutif lainnya yang ingin bergabung dalam tender itu tidak akan bisa melanjutkannya selain dari perintah presiden Direktur (Persdir) perusahaan yang dimaksud itu adalah Abraham Malik Castello yang tak lain adalah ayah Mark.Septian menutup rapat itu, karena tidak ada lagi yang akan di diskusikan jika perusahaan mereka tidak ikut dalam tender itu.“Mark, tender ini sangat menguntungkan perusahaan. Tolonglah, jangan mencampuri pekerjaan dengan masalah pribadimu.” protes Septian yang baru saja tiba di ruangan Mark.Mark hanya memandang d
Read more

Kecelakaan

Cen bukan hanya sebagai kepala manajemen meliankan temannya saat duduk di bangku SMA. Mark kerap kali membantu Cen dari serangan kakak letting mereka dulu, sehingga perintah Mark itu merupakan suatu kebanggaan untuknya.Tidak berlama-lama lagi, Cen segera memerintahkan semua karyawan yang bertugas untuk memblokir semua pintu masuk dan keluar pada kawasan bandara itu. Setelah semuanya berjala sesuai perintahnya, Mark yang sebelumnya dalam keadaan lelah mulai kuat kembali. Dia kemudian mulai mencari Septian di lantai atas. Tak lupa juga, Mark mengirimkan foto Septian kepada Cen agar mempermudah baginya untuk menemukan di CCTV.Meskipun sudah mengelilingi lantai dua, Mark tidak juga menemukan Septian. “Apa yang kamu lakukan, Mark. Jangan membuat orang lain terpaksa mengikuti egomu.” ucap seseorang yang berasal dari ruang pengumuman di stasiun bandara itu.Seketika langkah Mark terhenti setelah mend
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status