Home / Romansa / Tasbih Cinta Yang Hilang / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Tasbih Cinta Yang Hilang: Chapter 11 - Chapter 20

49 Chapters

11. Fatih itu Rangga

Satu jam kemudian, rombongan dari LBUKD (Lembaga Bantuan Untuk Kaum Dhuafa) dari Purwakarta sudah tiba di lokasi. Mereka membawa ratusan paket sembako untuk diserahkan langsung kepada Kartika sebagai ketua panitia penyelenggra bantuan sosial tersebut. Pak Kades dan Kartika sebagai perwakilan dari panitia, langsung menyambut hangat kedatangan rombongan tersebut. Tampak sosok pemuda berkopiah putih dengan mengenakan kemeja jasko warna biru langit berdiri dan bersalaman dengan Pak Kades. Inayah hanya mengamati pemuda tersebut dari kejauhan, pemuda itu berdiri dalam posisi membelakanginya, sehingga wajahnya tidak terlihat jelas. “Masya Allah! Kok, orang itu mirip dengan Rangga ya, Nay?" desis Erni bertanya kepada Inayah yang duduk di sampingnya. Kemudian Erni bangkit pandangannya terus mengarah kepada orang-orang yang ada di tenda tersebut. Terutama kepada pemuda yang dianggap mirip sekali dengan Rangga. “Ah, Teteh. Hanya mirip saja, Teh!” jawab Inayah lirih sambil meraih ponsel yan
last updateLast Updated : 2021-04-06
Read more

12. Kunjungan Rangga

Kemudian, mereka langsung melangkah menuju ke sebuah Masjid terdekat yang ada di desa itu, untuk segera melaksanakan Salat Zuhur. Usai melaksanakan Salat Zuhur, sekitar pukul satu, acara bansos tersebut dimulai dengan membagikan ratusan paket sembako kepada masyarakat yang ada di desa tersebut. Acara berjalan dengan lancar tanpa kericuhan. Pukul setengah empat sore, acara pun sudah selesai dilaksanakan. Inayah dan rekan-rekannya langsung melaksanakan berjamaah Salat Asar. "Alhamdulillah, akhirnya selesai juga," ucap Inayah penuh rasa syukur. Setelah itu, Inayah dan yang lainnya langsung pamit kepada kepala desa setempat dan kepada para panitia yang ada di tempat tersebut, dan langsung kembali ke Bandung. Dalam perjalanan, Inayah terus kepikiran tentang Rangga. Rangga benar-benar sudah berubah dan berpenampilan sebagai pria Muslim sejati. Entah kenapa perasaan Inayah mulai gundah? Ia merasakan getaran-getaran cinta yang perlahan mulai merasuk jiwa dan pikirannya. “Nay, kita mampir
last updateLast Updated : 2021-04-07
Read more

13. Inayah dan Rangga Resmi Menjalin Hubungan Asmara

Inayah hanya diam terpaku, menahan rasa haru mendengar kalimat yang diucapkan oleh Rangga. Inayah sudah tak bisa berkata apa-apa lagi, ia hanya diam di antara rasa kagumnya terhadap perubahan sikap Rangga. Teman sekolah yang dulu sangat ia benci, berubah menjadi sosok Arjuna yang berbudi pekerti baik. “Kamu mau, 'kan, aku halalkan?” tanya Rangga memandang bias wajah Inayah. “Insya Allah, aku bersedia. Semoga Allah meridhoi niat baik kamu,” jawab Inayah dengan raut wajah berbinar-binar. Rangga tampak semringah mendengar jawaban dari Inayah. "Terima kasih ya, Nay," ucap Rangga lirih. Apa yang Inayah harapkan akhirnya terkabul juga, ia sangat berharap niat baik dari Rangga mendapatkan kemudahan dari Allah, serta hubungan mereka bisa berlanjut hingga jenjang pernikahan. "Simpan baik-baik tasbih itu, karena itu merupakan pemberian dari Ustadz Rafie!" Rangga terus menerus menebar senyum, memandang wajah gadis nakal yang kini sudah berubah menjadi seorang gadis Muslimah yang berbudi pe
last updateLast Updated : 2021-04-08
Read more

14. Kabar Tentang Rangga

Setelah itu Erni kembali masuk ke dalam rumah, membantu Fatimah menyiapkan makanan untuk makan malam mereka bertiga. Inayah hanya duduk termenung, pandangannya menerawang ke atas langit yang tampak indah dengan pancaran sinar bulan dan gemerlapnya bintang-bintang. Seakan-akan alam ikut merayakan dan menyambut hari pertama Inayah menjalin kasih asmara dengan Rangga Al-Fatih. Tak ada yang tidak mungkin, jika Allah sudah menghendaki, terjadi maka terjadilah. Sebagai mana kisah hidup Inayah yang diawali dengan sifat buruk dan tabiat yang tidak terpuji. Namun, Allah telah memberikan hidayah melalui ujian besar dengan meninggalnya kedua orang tua Inayah. Secara perlahan, Inayah mampu merubah segala sifat dan sikap buruknya menjadi sifat dan sikap yang baik. Meskipun masih belum sempurna. Namun, Inayah yakin dengan niat yang sungguh-sungguh, ia bisa menjadi wanita Muslimah yang berakhlak dan tetap bergaul dengan orang-orang yang baik yang selama ini turut andil dalam membimbingnya ke arah
last updateLast Updated : 2021-04-09
Read more

15. Meninggalnya Rangga

Inayah bangkit dan langsung melangkah menghampiri Fatimah yang saat itu sedang menyetrika pakaian di ruangan yang bersebelahan dengan kamarnya. "Teh!" kata Inayah lirih dengan bola mata berkaca-kaca. "Ada apa, Neng?" tanya Fatimah memandang wajah Inayah. "Tidak apa-apa, Teh." Inayah berusaha menyembunyikan kesedihannya kala itu. Kemudian, ia bertanya tentang Erni, "Teh Erni ke mana ya, Teh?" "Erni tadi berangkat ke butik. Katanya sih hanya sebentar," jawab Fatimah tampak penasaran dan terheran-heran melihat sikap Inayah yang tampak bersedih itu. "Terima kasih, Teh." Inayah kembali melangkah menuju ke lantai dua untuk menenangkan pikiran di sebuah ruangan khusus tempat kerjanya itu. "Ada apa dengan Inayah? Sepertinya ia sedang dalam keadaan sedih?" gumam Fatimah bertanya-tanya. Satu jam kemudian, Erni sudah tiba di rumah. Ia langsung menghampiri Fatimah dan segera menanyakan tentang keberadaan Inayah. "Inayah ke mana, Fat?" "Tadi sih naik ke atas, Er," jawab Fatimah lirih. "Oh
last updateLast Updated : 2021-04-09
Read more

16. Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al-Qur'an

Selepas menunaikan kewajibannya sebagai Muslimah, Erni meminta Fatimah segera belanja kebutuhan untuk acara masak nasi liwet yang akan diadakan nanti malam di rumah tersebut. "Kamu belanja dulu ke pasar ya, Fat!" pinta Erni lirih. "Minta antar sama Pak Andri saja!" sambung Erni berdiri di belakang Fatimah yang saat itu sedang merapikan pakaian. "Iya, Er," jawab Fatimah. "Ya, sudah. Ini uangnya. Aku mau menemani Inayah dulu!" Erni menyerahkan tiga lembar uang pecahan seratus ribuan kepada Fatimah. Setelah itu, ia kembali melangkah menghampiri Inayah yang sedang duduk termenung di antara kepedihan dan duka yang sedang dirasakannya saat itu. "Bagaimana acara masak nasi liwetnya. Jadi tidak, Teh?" tanya Inayah menatap wajah Erni. "Jadi, Cantik." Erni duduk di sebelah Inayah sembari mengeluarkan laptop dari dalam tas yang tergeletak di atas meja di hadapannya. "Bantu ini, Nay! Teteh kesulitan membuat desain baru untuk hijab kekinian!" pinta Erni lirih. Erni sengaja berinisiatif sepe
last updateLast Updated : 2021-04-11
Read more

17. Buku Catatan Rangga

Dua hari kemudian, Bu Fatma benar-benar menempati janji yang pernah ia tulis dalam sebuah pesan singkat kepada Inayah. Ia datang berkunjung ke kediaman Inayah dengan seorang pemuda tampan berpakaian rapi dengan dagu sedikit ditumbuhi janggut memperindah tampilan wajah pemuda tersebut. "Assalamu'alaikum," ucap Bu Fatma lirih. "Wa'alaikum salam," jawab Inayah bergegas bangkit dan langsung melangkah menuju ke arah pintu. Setelah pintu terbuka, tampak seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik tengah berdiri di depan pintu bersama seorang pemuda tampan. "Ibu ...!" sapa Inayah menyambut hangat kehadiran ibunya Almarhum Rangga. Inayah langsung mencium tangan wanita paruh baya itu, kemudian memeluk erat tubuhnya penuh rasa haru. "Kamu sehat, Neng?" Bu Fatma melepas pelukannya dan memandangi wajah Inayah. "Alhamdulillah sehat, Bu," jawab Inayah tersenyum manis balas memandang wajah Bu Fatma. Setelah itu, Inayah langsung menyapa pemuda tampan yang berdiri di samping Bu Fatma.
last updateLast Updated : 2021-04-11
Read more

18. Ujian untuk Inayah

Dalam Al Qur'an surah Al-Anfal ayat 74, Allah SWT berfirman yang artinya: "Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia." (al-Anfal: 74). Rasulullah SAW menjelaskan makna hijrah sebagaimana disebut dalam Hadits Riwayat Al-Bukhori, "Orang-orang yang berhijrah adalah mereka yang meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT." "A Rafi, pertama mengenal Almarhum Rangga dari siapa?" tanya Inayah lirih. "Rangga adalah sahabatku sewaktu melakukan riset di Bogor, dan aku dipertemukan dengan Rangga karena diperkenalkan oleh Lina," jawab Rafie dengan lirihnya. "Satu bulan bersama, Rangga memintaku untuk menuntunnya dalam belajar agama. Tak lepas dari itu, Rangga pun langsung meminta bantuanku untuk daftar di salah satu komunitas Pemuda Hijrah ya
last updateLast Updated : 2021-04-12
Read more

19. Tegar

"Allah sedang mengujiku, Teh. Aku harus bersabar dan mengikhlaskan semua yang kita miliki, dan segala pengharapanku. Allah memberikan ujian agar kita bertawakal," ucap Inayah. Erni menghela napas dalam-dalam, kemudian berkata lirih, "Iya, Nay. Teteh juga berharap demikian, kamu memang harus menyerahkan semuanya hanya kepada Allah. Semoga di balik semua kesusahan ada kebahagiaan!" "Kesabaran itu merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan, akan tetapi kesabaran itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa indahnya, yang akan membawamu ke pintu kesuksesan!" sambung Erni terus memberikan motivasi kepada adik angkatnya itu. Erni sangat berharap supaya Inayah diberikan kekuatan dalam mengahadapi semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya, terutama yang menimpa pada bisnis dan perusahaan miliknya. *** Keesokan harinya .... Fahmi menelpon Inayah, ia memberikan kabar terkait peristiwa yang menimpa kantor tempatnya bekerja kepada Inayah selaku CEO utama di perusahaan yang berger
last updateLast Updated : 2021-04-13
Read more

20. Tali Persaudaraan

Malam harinya, Rafie menghubungi Inayah melalui panggilan telepon. Mereka berbincang hampir setengah jam, sekadar saling menanyakan kabar dan bercerita tentang apa yang saat itu sedang mereka lakukan. Usai berbincang dengan Rafie, Inayah sedikit merasa terhibur dan tidak terlalu larut dalam permasalahan yang sedang ia alami. Rafie sudah banyak memberikan nasihat kepadanya untuk tetap ikhlas dan bertawakal ketika dalam menghadapi ujian. "Suaranya lembut dan terdengar enak di telinga," desis Inayah tersenyum-senyum. "Maksud kamu suara Teteh?" sahut Erni yang tiba-tiba muncul di belakang Inayah. "Astaghfirullahal'adziim." Inayah tampak terkaget-kaget dengan kedatangan Erni yang secara tiba-tiba itu. Erni tertawa lepas dan langsung duduk di samping Inayah. Dengan penuh rasa penasaran Erni memandang wajah Inayah yang tampak semringah. Kemudian Erni bertanya lirih, "Yang suaranya lembut dan enak didengar itu siapa?" Erni menatap wajah Inayah dengan mengangkat kedua alisnya tinggi, seba
last updateLast Updated : 2021-04-13
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status