Queenie menatap ke arah kiri Harvey. Setelah beberapa saat, dia tersenyum geli. “Kakak Kedua, mari kita tebak. Apa menurutmu kata-katanya ditujukan untukku, atau untukmu?"Seorang pria berjubah keluar. Dia sedang bermain dengan bidak catur yang digenggam di tangannya. Dia berkata, "Itu untukku, dan juga untukmu..."“Apa kau tidak takut?” Queenie bertanya.“Mengapa aku harus begitu? Kau tidak perlu takut jika ingin menjinakkan kuda yang berapi-api. Keluarga Yorks memang seperti itu, begitu pula kau." Amarah melintas di mata Quinton, tapi dia dengan cepat memulihkan ketenangannya.Dia tidak yakin apa Queenie memahaminya. Dia menjawab dengan santai, "Karena Kakak datang untuk menyatakan perang, maka aku akan berhenti mempermainkan saudara iparku.""Aku tidak peduli." Quinton melangkah keluar dari suite.“Tapi biar kunasihati, jangan berlebihan. Bahkan aku tidak bisa menyelamatkanmu jika kau terus bermain api!"Begitu dia selesai berbicara, dia pergi dan menghilang tanpa jejak.Senyum Quee
Baca selengkapnya