Home / Romansa / Demi Statusmu (bahasa Indonesia) / Chapter 11 - Chapter 15

All Chapters of Demi Statusmu (bahasa Indonesia) : Chapter 11 - Chapter 15

15 Chapters

11. Manajer Baru yang Menawan

 Pagi hari semua karyawan sudah berada di tempat kerja masing-masing. Beberapa dari mereka yang ikut rapat persiapan penyambutan, kini harus ikut berkumpul di ruang rapat guna penyambutan manajer baru. Za dan karyawan lain yang tidak terlibat melanjutkan pekerjaan masing-masing. Jika nanti manajer baru hendak melihat-lihat kondisi tempat kerja dan karyawan, mereka diminta memberi sambutan hangat berupa senyum dan sapa yang sopan. Hanya tugas seperti itulah yang harus dilakukan bagi yang bukan panitia.Di dalam ruangan rapat kini semua tengah duduk rapi menunggu datangnya manajer baru mereka yang sedang di lift. Mereka terlihat antusias ingin mengetahui sosok manajer baru yang kabarnya masih muda dan tampan itu. Terlebih pa
Read more

12. Cinta Seumur Jagung

 Saat istirahat makan siang hampir semua karyawan berada di kantin. Mereka menikmati makan siang dengan berbagai menu yang disediakan oleh beberapa penjual di kantin kantor itu. Seperti biasa Adit dan Za selalu bersama menikmati makan siang mereka. Tawa dan canda mewarnai kebersamaan itu, kebahagiaan jelas terpancar dari keduanya.“Manajer barunya tampan, Za... Udah lihat kan tadi pas dia lewat itu?” Tanya Adit disela  makannya.“Aku belum lihat. Tapi biarin ajalah mau dia ganteng, muda atau apalah. Aku nggak tertarik. Apalagi orang punya jabatan begitu biasanya sombong.” jawab Za santai.“Beneran nih nggak tertarik? Yang lain lomba-lomba cari perhatiannya lho, Za.” ujar Adit mengetesnya.
Read more

13. Meeting Paksaan

 Sampai di kantor masih sepi, baru beberapa karyawan yang datang. Dengan santai Herland menuju ruangannya. Ia sengaja datang lebih pagi karena ingin melihat langsung apakah benar karyawan atas nama Zahira Oktiawati itu adalah orang yang sama, gadis bertubuh kecil yang tidak pernah berkata lembut kepadanya. Gadis yang justru karena kebenciannya pada Herland membuat pria dewasa berusia 32 tahun itu penasaran dan berkeinginan bisa menggapai hatinya.Sepertinya Caesar Herland Prayoga kini sedang bingung dengan hatinya sendiri. Pria yang terbiasa mudah mendapatkan gadis mana pun itu kini harus selalu ditolak oleh seorang gadis muda berumur 23 tahun itu. Gadis polos dengan mulut tajam itu sungguh menarik perhatiannya. Memang tidak terlalu cantik seperti yang biasa ia dapatkan dengan mudah, tapi baginya Oktiawati  itu juga tidak jelek bahkan jika dipermak dan dipoles sedikit aura kecantikannya akan muncul melebihi gadis-gadis yang kerap ia kencani.Herland m
Read more

14. Kembali ke Kantor

 Selesai meeting Herland dan Za segera meninggalkan restoran. Di dalam mobil Za memilih diam dengan sibuk dengan ponselnya untuk memberi kabar pada Adit. Tanpa menoleh dan menghiraukan Herland yang ada di depan kemudi, Za terlihat serius dan sesekali tersenyum dengan benda pipih itu. Tentunya bukan dengan ponselnya ia tersenyum, tetapi dengan orang yang sedang diajak chat olehnya.Z : {Mas Adit, maaf aku belum sampai kantor. Oh ya, nama manajer baru kita siapa?}A : {gakpapa, sayang. Tadi dikasih tahu Intan, katanya disuruh gantiin dia}Z : {emang nama manajer baru siapa?}A : {Caesar Herland Prayoga. Emang kenapa, kamu suka ya?}Z : {sama sekali nggak. Cemburu ya...?}A : {sedikit}Z : {aku tetap pilih kamu kok. I love you...}A : {I love you too}Melihat Za senyum-senyum sendiri, muncul ide jahil Herland terhadap gadis itu.“Sayang banget, cantik-cantik sedikit ngg
Read more

15. Sarapan Bersama

 Pagi ini udara terasa dingin, gemericik air hujan terdengar jelas menari di atap rumah. Sambil melihat jam di ponselnya Za mencoba membuka matanya. Masih pukul lima pagi, Za hanya mematikan AC di kamarnya saja lalu meletakkan kembali kepalanya di bantal sambil memeluk guling. Tak butuh waktu lama akhirnya matanya kembali terlelap dengan cepat.Tok tok tok!!Suara pintu kamar kost diketuk. Mata Za akhirnya terbangun karena suara ketukan pintu yang masih belum berhenti juga. Diraihnya ponsel yang ada di sampingnya untuk melihat jam. Ternyata masih pukul enam.Pertanyaan muncul di benaknya siapa orang yang sepagi ini datang? Mana mungkin Aditya datang sepagi ini tanpa memberi tahu nya terlebih dahulu melalu chat atau telepon. Atau jangan-jangan si manajer baru yang akhir-akhir ini senang mengganggunya.Perasaan kesal tiba-tiba merambat di dalam hatinya pada manajernya itu. Meski Za belum tahu siapa yan
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status