Semua Bab Bayi Mungil di Depan Pintu : Mama, Tolong Diterima: Bab 1501 - Bab 1510

Malam itu, Farrel memanggil Felix ke ruang kerja untuk memberitahunya apa yang terjadi sore itu.“Sally dibuntuti sore ini.”“Apa?” Mata Felix terbelalak karena terkejut. “Apa kau yakin? Mungkinkah itu hanya peringatan palsu?”“Sally berusaha kabur, tapi mereka terus membuntutinya. Dia jelas diikuti.”Felix mengernyit. “Kalau begitu, dia memang dibuntuti. Tapi, oleh siapa?”“Aku sudah meminta George untuk menyelidikinya, dan seharusnya aku akan segera mendapatkan informasi darinya.”Farrel duduk dan menyipitkan matanya, tampak serius. “Masalah parfum belum selesai, dan sekarang Sally dibuntuti. Sulit untuk tidak berpikir kalau kedua kejadian ini berhubungan.”“Apa kau mencurigai Linda?” tanya Felix.Farrel tetap diam.Felix mengernyit. “Bukankah Linda membantahnya? Apa mungkin ini orang lain?”“Siapa lagi yang bisa?” Farrel mendongak dan menatapnya.Felix menggaruk hidungnya. “Aku tidak tahu. Tapi, Linda tetap harus dihindari. Lagi pula, dia memberi parfum pada Sally.”Farr

Farrel berhenti di jalan masuk. Saat Sally dan Tina turun dari mobil, dia berkata, “Aku ada janji makan malam malam ini. Aku akan pulang terlambat.”Sally tersenyum. "Baiklah."Lalu dia melanjutkan, "Hati-hati, dan jangan minum terlalu banyak."Farrel mengangguk, menyalakan mobil, dan pergi.Sally melihat saat mobil itu menjauh, baru setelahnya dia berbalik dan masuk ke dalam rumah.Farrel pergi ke kantor dulu untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan. Saat waktunya hampir tiba, dia menuju ke sebuah klub mewah di Kota Jin.Saat dia masuk ke dalam, seorang pegawai menyapanya, “Selamat datang, apa kau sudah melakukan reservasi?”George melangkah maju. “Kami kemari untuk menemui Ketua Syden.”Setelah mendengar itu, wajah pegawai itu berseri-seri. “Kalian tamu Ketua Syden. Silakan ke arah sini.”Dia langsung membawa mereka ke lantai tiga, berdiri di luar sebuah ruang privat, dan membuka pintu, “Ketua Syden ada di dalam. Silakan masuk.”Suara tawa langsung terdengar dan di dalam ruan

Saat makan malam, Tuan Jahn memperhatikan bahwa mata Tina merah, dan dia mengerutkan kening. "Tina, apa kau menangis?"Dia kemudian menatap Sally dan Farrel.Sally mengangguk. "Ya, dia baru saja menangis.""Sayangku, apa ada yang mengganggumu?" Felix meremas hidung Tina dan bertanya dengan lembut.Tina menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang menggangguku.""Lalu kenapa kau menangis?"Tidak menunggu Tina menjawab, Farrel berkata, "Gurunya diganti. Dia hanya belum terbiasa.""Mereka mengganti guru lagi?" kata Nyonya Jahn terkejut. "Bukannya mereka baru saja mengganti guru dua hari yang lalu? Apa yang terjadi di sana? Mereka sering melakukan pergantian guru, apa mereka tidak khawatir anak-anak tidak akan bisa beradaptasi?"Sally menghela nafas dan melanjutkan, "Sebenarnya, itu karena guru favorit Tina diganti."Nyonya Jahn mengerutkan kening. "Maksudmu Bu Guru Yocelyn diganti?""Ya."Ekspresi mereka menunjukkan kesadaran yang tiba-tiba. Segera setelah Tina pulang ke rumah sela

Ketika Lisa mendengar ini, dia melompat berdiri dan berlari ke pintu.Saat dia melihat Bronson, wajahnya bersinar. Namun itu memudar dengan cepat. Dia mendengus dingin, "Apa yang kau lakukan di sini?"“Apa kau sudah sarapan?” Bronson bertanya.Nada suaranya tidak sedingin biasanya, dan bahkan ada sedikit kehangatan di dalamnya.Lisa mengira Bronson sudah gila. Jika tidak, kenapa nada suaranya menjadi hangat?Yang Lisa ingat, Bronson adalah orang yang dingin dan suka menyendiri. Sekalipun sikapnya berubah, itu pasti karena si jalang Sally itu!Lisa membatin untuk tidak terpengaruh olehnya, atau satu-satunya orang yang akan menderita adalah dia."Belum. Kau tidak bermaksud mengundangku untuk sarapan, kan?” Senyum Lisa menjadi sedikit mengejek.Bronson mengangkat alisnya. “Tampaknya kau tahu motifku. Apa…kau senggang?"Lisa hendak menolak ajakannya, namun kemudian dia berpikir bahwa mereka sebenarnya sudah sangat lama tidak sarapan bersama. Dia tidak bisa mengucapkan kalimat un

"Ada apa memangnya?"Lisa jelas tidak senang, dan ekspresinya sangat gelap.Yocelyn sangat takut hingga jantungnya hampir berhenti. Bahkan ujung jarinya gemetar, “Maaf Nyonya Lisa, aku tidak amanah pada pekerjaan yang kau minta. Hanya saja... kau tidak bisa menyalahkanku, ini semua ulah Farrel! Dia membuat taman kanak-kanak memecatku, aku tidak bisa melakukan apa-apa.” "Dasar sampah! Apa ini caramu bekerja?”Lisa sangat marah.Awalnya dia mengira dia bisa memandangnya untuk mencapai tujuannya, tetapi siapa yang yang menyangka kalau dia bahkan lebih tidak berguna daripada yang dia bayangkan!Wajahnya tenggelam saat dia berkata dengan marah, “Aku sudah membayarmu, dan kau bahkan tidak bisa melakukan hal kecil ini. Apa gunanya kau untukku?”Yocelyn tidak senang dicaci maki seperti ini, dan dia buru-buru menjelaskan, “Ini benar-benar bukan salahku. Aku tidak melakukan apa-apa, dan aku bahkan bertindak menyedihkan untuk mendapatkan simpati, tapi siapa yang tahu kalau Farrel begitu t