Mengedipkan matanya, Susan menatap Julian dengan bingung.Setelah beberapa lama, dia mengulurkan tangan dan menyentuh dahi Julian.“Kamu tidak demam, tapi kenapa kamu bertingkah aneh?” Susan bergumam.Ujung bibir Julian bergerak-gerak saat mendesis, “Susan!”“Baiklah, baiklah,” Susan buru-buru berkata, “Aku mengerti. Aku berjanji tidak akan marah padamu bahkan jika kamu makan durian favoritku."Kata dokter, Susan harus menjaga asupan gulanya, jadi Julian melarangnya mengkonsumsi durian terlalu banyak. Selain ini, Susan tidak dapat memikirkan hal lain yang membuatnya merasa tidak bahagia."Baiklah, terima kasih," kata Julian sambil menatap Susan tanpa daya.“Sama-sama,” jawab Susan, menawarkan senyum ramah.Julian mengulurkan tangannya ke kepala Susan dan mengacak-acak rambutnya dengan penuh kasih. Lalu, dia berkata, “Susie, aku ada rapat sebentar lagi. Apakah kamu ingin pulang dulu?”“Yah, sudah lama sekali aku tidak datang, jadi kurasa aku akan menunggumu di sini,” jawab Susan."Baikl
Read more