Semua Bab Arjuna & Julia (INDONESIA). : Bab 31 - Bab 40

45 Bab

31. Masih Sakit.

"Kamu lagi buat apa?" Arjuna meletakkan bungkusan plastik belanjaannya di atas meja. Ia berjalan menghampiri Julia. Berdiri di belakang istrinya, lalu mengecup leher samping istrinya sehingga membuat Julia menggeliat geli. Dan Arjuna malah semakin mengeratkan pelukannya, ia enggan kalau istrinya lepas dari pelukannya. "Kok, kamu sudah pulang?" Julia agak terkejut melihat kehadiran Arjuna yang tiba-tiba dan langsung memeluknya dari belakang, walaupun hanya singkat karena Julia sudah berhasil melepaskan diri dari lilitan suaminya. "Ini lagi buat kue. Aku belum masak apa-apa. Kamu mau aku buatkan apa?" tanya Julia tak enak."Tidak apa-apa. Aku makanya nanti saja." Arjuna terkekeh melihat meja dapurnya penuh dengan adonan kue dan beberapa kue-kue yang sudah jadi. "Sekarang setiap aku pulang ke rumah, pasti disambut dengan koki yang lagi membuat kue," ujarnya sambil mencomot kue yang masih hangat tersebut berselai coklat. Bibirnya tersungging, nikmat. Julia tersenyum malu-malu. "Kan, kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-04
Baca selengkapnya

32. Mengajak Arjuna untuk menjenguk mama.

"Papa …. Kok, pagi-pagi sekali Papa sudah datang kemari?" Julia menemui Ridwan setelah diberi tahu Yasmin kalau Ridwan datang dan sedang menunggu di ruang tamu.Ridwan tersenyum melihat putri semata wayangnya yang kelihatan segar dan semakin berisi. Tampaknya juga Julia baru saja selesai mandi."Papa ingin mengajak kamu dan Arjuna menjenguk mama. Kondisi mama semakin hari semakin menurun. Papa harap kalian bisa ke sana." Ridwan menghela nafas, terlihat dia sedang memaksakan diri untuk tersenyum memperlihatkan ketegaran. Namun bingkai wajahnya yang terlihat lelah malah menggambarkan kisah sebaliknya."Jadi kondisi mama masih belum pulih, ya?" Julia ikut murung. Jujur ia juga merindukan Lauren, mamanya. Seburuk apapun beberapa perlakuan Lauren padanya, nyatanya yang selalu menancap di hatinya adalah beberapa kebaikan tulus dari Lauren yang pernah ia rasakan."Semalam, kata dokter, Mama ngedrop lagi.""Kalau begitu ayo kita berangkat sekarang saja, Pa."Ridwan mengangguk setuju."Bagaiman
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-19
Baca selengkapnya

33. Membujuk.

Julia dan Ridwan berjalan beriringan di koridor rumah sakit. Mereka berjalan dengan cepat, namun bukan berarti lari. Ridwan menggenggam tangan Julia erat, berjaga-jaga kalau putrinya tak sengaja kakinya terlilit sesuatu hingga menyebabkan anak kesayangannya terjatuh, apalagi dia tahu kalau Julia saat ini sedang hamil besar. Semakin khawatirlah beliau. Bahkan setiap langkah mereka mengandung rasa was-was yang teramat karena pikiran yang melayang pada satu sosok perempuan. Perempuan yang sekarang menderita penyakit parah. Mereka mulai memperlambat gerak langkahnya saat hampir sampai di ruangan rumah sakit yang kini ditempati Lauren. Dari balik kaca transparan Julia mengintip, begitu juga dengan Ridwan. Yang dari gerakan tangannya mengajak anak perempuannya untuk lekas masuk. Namun Julia sama sekali tidak bergeser dari tempatnya berdiri. Julia menatap papanya sebentar, "Apakah boleh kita masuk?" tanyanya celingukan seperti orang kebingungan. Ridwan mengangguk tanpa ragu. "Dokter suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-23
Baca selengkapnya

34. Menghitung Waktu.

Arjuna membuka matanya pelan. Lampu kamar yang terbilang redup sudah cukup mampu untuk membuat matanya menatap istrinya dengan jelas. Ketika ia menoleh ke samping kiri. Ada Julia di situ. Tanganya tertimbun oleh leher dan pipi lembut istrinya. Kadang pernah terpikir oleh Arjuna kenapa para perempuan suka sekali menjadikan tangannya sebagai bantalan tidur, padahal itu membuat tubuh terutama bagian bahu pegal. Namun Arjuna tak pernah memprotes. Julia saat ini tengah tertidur miring menghadap padanya. Digunakannya kesempatan itu untuk memeluk istrinya dengan erat, namun tetap berhati-hati supaya perut Julia tidak tertekan. Arjuna terdengar membuang nafas panjang. Disaat yang bersamaan, tubuh istrinya bergerak-gerak berontak seperti ulat menggeliat minta dilepas. Lalu terdengar suara rengekan serak khas suara orang baru bangun tidur. "Arjuna, lepas …!" Julia merengek dengan mata yang masih terpejam. Mendengar suara istrinya, Arjuna semakin gemas sendiri. Ia semakin kencang memeluk Julia
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-30
Baca selengkapnya

35. Kepergian Mama.

Besoknya. Langkah kaki riang Julia terasa ringan. Ia membawa beberapa jenis makanan ringan, berjaga-jaga siapa tahu ada yang ingin menyantap camilan selagi senggang. Setelah membiarkan Arjuna bersama mamanya cukup lama diruang rawat inap, Julia memutuskan untuk segera masuk ke dalam. Di sebelahnya ada Vino yang sibuk mengoceh curhat tentang Tavisha yang ngeyel ingin mengajaknya segera nikah dan Vino bilang kepada Julia kalau ia belum siap akan hal itu. Sedangkan Ridwan sendiri, tadi sudah lebih dulu masuk ke dalam ruangan rawat inap Lauren. "Arjuna, kamu sudah ….” Kalimat Julia terhenti. Arjuna dan Ridwan yang sedari tadi fokus pada kegiatan dokter langsung menoleh. Matanya menyaksikan dokter dan beberapa suster yang tengah sibuk mencabut selang infusnya. Julia terkejut. Ditatapnya sang papa yang tengah menghela nafas pasrah, juga Arjuna yang balik menatapnya dengan senyuman tipis namun mengandung duka yang tertahan. Ketika Vino menarik tangan dan menggenggam erat tangannya, membuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-14
Baca selengkapnya

36. Selalu Saja Ribut.

Beberapa hari kemudian. Setelah mereka berdua selesai makan camilan yang dibuat Julia, keduanya pun berjalan menuju ke kamar. Julia lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih-bersih, sedangkan Arjuna terlihat sibuk bermain dengan ponselnya sambil rebahan. Arjuna melempar pandangannya ke arah istrinya ketika Julia membuka pintu kamar mandi, dan keluar dari dalam kamar mandi."Kamu tidak sekalian cuci muka, juga sekalian gosok gigi?" tegur Julia, perempuan itu tengah menepuk-nepuk wajahnya lembut dengan handuk. Arjuna menggeleng, dan kembali menatap ponselnya, “Tiba-tiba aku ingin makan martabak telor, dan martabak manis. Kamu mau tidak?" tawar Arjuna. Julia merespon dengan bibir yang melongo. Lagi-lagi suaminya yang hobi kuliner itu, perutnya tidak pernah merasa kekenyangan. "Boleh. Tapi aku baru saja gosok gigi," keluh Julia, tapi selanjutnya ia langsung berubah pikiran. "Ya, sudah. Kamu pesan sekarang."Arjuna mengangguk setuju. "Kita tunggu sekitar dua puluh menit. Kamu j
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-11
Baca selengkapnya

37. Jalan-jalan.

Seperti rencana awal yang telah ditetapkannya kemarin. Hari ini Julia berniat untuk pergi ke rumah papanya. Akan tetapi, tadi pagi-pagi sekali perempuan itu menangkap gerak-gerik mencurigakan dari suaminya, yang ternyata Arjuna memutuskan untuk ikut mengantar sekaligus mengawasi Julia. Sampai selamat tentunya. Mungkin lelaki itu baru sadar bahwa dia sudah harus siap siaga mulai dari sekarang. Takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan. "Kita naik motor lagi, ya," ajak Julia yang kelewat antusias, sampai ia mengabaikan mimik muka Arjuna yang tiba-tiba berubah menjadi pelik, dengan satu lirikan heran mengarah pada Julia. "Serius kamu mau naik motor lagi?" tanya Arjuna berusaha untuk bersabar dengan tingkah aneh-aneh istrinya yang menurutnya lumayan ekstrim untuk seseorang yang sedang hamil tua. Sekarang istrinya sedang hamil tua, bagaimanapun ia menginginkan yang terbaik untuk istrinya. "Iya.""Coba jelaskan secara singkat alasan kamu sangat menyukai berpergian naik motor?" "Sebena
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-22
Baca selengkapnya

38. Promosi Kue.

Beberapa hari berlalu. Menjelang istirahat di kantor. Arjuna terlihat sibuk dengan ponsel pintarnya. Matanya fokus menatap tajam gambar menu makanan yang tertera di layar ponselnya. Masih dalam mode konsentrasi diiringi perutnya yang mulai berbunyi."Pesan ini saja, atau yang ini?" ujarnya yang lebih tepat untuk diri sendiri. Ia masih sibuk memilih-milih daftar menu makanan di suatu aplikasi yang tertera. Beberapa menu yang ia lihat dalam keadaan lapar membuat semuanya terasa begitu menggiurkan. Di ruangan itu, Arjuna hanya sendiri, tidak ada yang bisa ia mintai pendapat. Beberapa daftar makanan pesanannya sudah masuk ke dalam list pembayaran dan tinggal menunggu pengantar makanan datang membawakan makanan yang sudah ia pesan. ***Seorang perempuan berkaca mata minus tengah memegang ganggang telepon. Jemari lentiknya dengan lihai memencet angka-angka yang tertera di sana. Segera angka-angka tersebut tersambung pada tujuan yang sudah ditetapkan di kantor tersebut. Tak lama setelah itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-23
Baca selengkapnya

39. Malam Menuju Pagi.

Pukul 10 malam. Julia menarik selimutnya dan bersiap-siap untuk segera tidur. Arjuna yang berada di sampingnya masih sibuk dengan laptopnya. Lelaki itu masih harus meneliti beberapa berkas yang akan dia kerjakan besok di kantor. "Bagaimana keadaan di kafe untuk beberapa hari ini?" tanya Arjuna memecah keheningan. Lelaki itu menatap ke arah Julia yang juga tengah menatap ke arahnya. Julia mengatur posisi berbaringnya sebelum menjawab. "Kafe kita mengalami peningkatan yang cukup drastis. Hampir setiap hari kafe kita ramai dengan pengunjung," jawab Julia antusias. Lalu ia kembali teringat beberapa waktu yang lalu, ia sangat disibukkan ketika kafe sedang ramai-ramainya dengan pengunjung yang ternyata kebanyakan adalah teman kantornya sendiri. "Kebetulan weekend kemarin teman-teman kantor banyak yang datang ikut melariskan kafe kita," ujar Julia menggebu-gebu. Arjuna mengangguk mendengarkan seluruh cerita dari Julia dengan khidmat. Jadi, usahanya ketika melakukan promosi di kantor bebera
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-29
Baca selengkapnya

40. Belanja Keperluan Bayi.

Julia mengerang. Ia melepaskan pelukan suaminya. Namun pelukan itu tak mau terlepas. Semakin erat. Ia juga bahkan sudah mencubit-cubit lengan Arjuna supaya mau melepaskannya, namun suaminya tetap tak bergeming. Julia menghela nafas pendek. "Aku mau mandi. Lengket semua badanku," ujar Julia dengan intonasi lirih. Terlalu pagi untuk bicara dengan intonasi agak tinggi. "Sebentar lagi ... tunggu lima menit lagi," Arjuna merengek, menenggelamkan wajahnya ke dalam rambut panjang istrinya. Menghirup aroma wangi yang semerbak. Sambil tetap masih memeluk istrinya. Julia mengambil ponselnya yang berada di nakas dengan susah payah. Lalu menyetel stopwatch dengan hitungan dimulai lima menit. Ia dengan anteng menikmati setiap detik waktu yang mulai berkurang. Sesekali mengusap lembut wajah suaminya. Jemari lentiknya bermain di sana. Sedang Arjuna semakin tidur terlelap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status