Home / Romansa / I Hate You But Love You / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of I Hate You But Love You: Chapter 41 - Chapter 50

52 Chapters

Chapter 40

Sudah empat bulan Naima tinggal bersama dengan Babas dan Ara. Dan selama empat bulan juga Naima selalu menahan beban dihatinya. Dimana Babas yang tak jua mau memanjakannya. Ia ingin Babas mencintainya. Namun yang ia dapatkan justru sikap tak pedulinya Babas. sampai kapan Babas mau seperti ini?.Naima lagi-lagi menangis di kamarnya. Ia kembali dibentak oleh Babas saat tadi ia bersitegang dengan Ara di meja makan.
Read more

chapter 41

Sudah hampir dua jam aku dan Ara berada di kamar kami, tapi wanita itu tetap hanya diam dan tak mau bicara denganku.padahal aku sudah meliriknya sedari tadi. namun seolah membutakan diri, istrinya itu tak mau merespon dirinya.Tapi kalian tahu? sebenarnya inilah yang aku cari. melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri.
Read more

Chapter 42

Ara baru saja selesai berdandan. hari ini Babas berencana akan membawanya ke Villa milik pria itu yang ada di puncak. kebetulan villa tersebut sangat dekat dengan kebun teh dan di sana juga ada saung saung kecil yang bisa dijadikan tempat duduk untuk sekedar mencari angin segar.dan semua persiapan untuk menginap di sana, sudah Ara persiapkan dan tinggal di bawa ke mobil Babas.sedangkan Babas tengah berada di kamar mandi. setelah selesai nge gym, Babas memutuskan mandi terlebih dahulu."Sudah siap sayang?" tanya Babas pada Ara. pria itu baru saja keluar dari kamar mandi dan tubuhnya hanya dililiti handuk.namun karena sudah terbiasa melihat Babas seperti itu, Ara sudah tak canggung lagi, bahkan ia senang melihat tubuh tegap suaminya tersebut."Sudah.." jawab Ara cepat.ia berlari menuju lemari dan mengeluarkan pakaian yang akan Babas pakai hari ini dari dalam sana."ini pakaianmu.." ucap Ara sambil menyerahkan pakaian tersebut pada B
Read more

Chapter 43

Ara termenung di kursi santai yang ada di tepian kolam berenang rumahnya dan Babas. Hatinya masih berduka. Usahanya terasa sia-sia.Ia merasakan remuk yang teramat remuk. Tiga hari yang lalu, saat ia begitu semangatnya berjuang untuk bayi yang Naima lahirkan, tapi semuanya terasa hampa saat ini.#tiga hari yang lalu"Saya bisa carikan donor ASI nya dok..."Ara begitu yakin bisa mendapatkannya. Ia menatap Babas membuat Babas bingung."Antarkan aku ke rumah Riani. Dia punya baby kan? Kita bisa minta bantuan Riani."Mendengar nama Riani disebut, Membuat Babas sedikit ragu."Sayang, Ri
Read more

Chapter 44

Babas baru saja turun dari kamarnya. Ia masih mengenakan baju tidur saat turun ke bawah mencari Ara. Ia tak menemukan keberadaan istrinya itu di sampingnya.Babas berjalan menuju dapur, dan ia tak menemukan siapa pun di sana. Babas kembali mencari istrinya itu menuju kolam berenang dan di sana, ia melihat Ara tengah duduk di tepian kolam sambil merendamkan kaki di air kolam berenang tersebut.Sudah hampir dua jam wanita itu duduk di sana."Sayang?" panggil Babas membuat Ara seketika melirik ke arah kirinya.Ia tersenyum tipis lalu kembali fokus pada air kolam yang sedari tadi ia mainkan."Kamu ngapain di sini?" tanya Babas yang ikutan duduk di sebelah Ara."Nggak perlu aku jawab, kamu juga sudah tahu.." jawaban Ara terdengar dingin di telinga Babas membuat pria itu kembali kesal."Mulai lagi? Ingin kita bertengkar lagi?"Ara menatap Babas tanpa ekspresi, "Apa aku terlihat seperti seseorang yang mencari masalah?""Ara!" B
Read more

Chapter 45

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ara memasukkan motor maticnya ke dalam garasi mobil. Ia meletakkan dengan hati-hati takut akan menggores mobil Bastian yang mungkin harganya sangat mahal.Ara melirik mobil yang asing baginya yang terparkir di depan rumahnya."Ini mencurigakan.." gumamnya.Namun Ara mencoba tak peduli. Ia melangkah masuk ke dalam. Namun saat ia menutup pintu masuk dan berbalik arah, Ara langsung dikagetkan dengan keberadaan Riani ada di rumahnya, tepatnya wanita itu di sini bersama Tian."Ra.." panggil Riani yang tadi langsung berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Ara."Hai.." sapa Ara namun tatapan wajah Ara terlihat tanpa ekspresi. Datar dan tak sem
Read more

Chapter 46

Ara merasakan sakit di perutnya. Dan ia tahu apa arti dari sakit perut tersebut. Ia segera berlari ke kamar mandi dan benar tebakannya, ia melihat setetes darah yang membasahi celana dalamnya. Ara menatap darah itu lama. Dalam benaknya kini terlintas, jika ia datang bulan dan darah ini sebagai pertanda hari pertama, itu artinya sperma yang Bastian buang di dalam rahimnya tak membuahi sama sekali. Tes... Ara meneteskan air mata. Entah ini air mata senang atau air mata kesedihan. Ia tak tahu kenapa ia menitikkan air mata. Ara menghapus air mata tersebut lalu melepas celana dalamnya yang terkena darah. Ia membuka lemari rak yang ada di kamar mandi lalu mengeluarkan pembalut yang ia sediakan di sana. Haaahhh. Ara menghembuskan nafasnya kasar. Entah kenapa ia mendadak sedih. Kembali mengingat darah tadi membuat suasana hatinya langsung memburuk. 
Read more

chapter 47

Sesuai janji,  aku double Up ya.. Hehehe Selamat membaca.. ^^ ******Ara masih tertunduk. Matanya terasa panas. Ia ingin sekali menangis namun sebisa mungkin ia tahan. "Ra.. Tatap aku.." pinta Bastian. Kali ini Bastian mulai pasrah.  Bastian hendak berdiri namun suara isakan menghentikan niatnya. Ia melirik Ara. Walaupun masih tertunduk, ia bisa dengan mudah melihat air mata yang mengalir di pipi Ara. Bastian langsung mendekati Ara dan menangkup pipi istrinya itu lalu menengadahkannya membuat Ara mau tak mau harus melihat Babas. "Hey, sayang. Kamu kenapa?" Bastian cemas. Isak Ara semakin kencang. Namun tangisnya masih ia tahan.  "Ara? Ya Tuhan, jangan begini. Aku nggak maksa kamu buat sayang sama aku. Aku nggak maksa kamu buat nerima aku kembali. Kalau kamu mau kita pisah dan itu bisa bikin kamu
Read more

Chapter 48

Hai semua.. maaf tiga hari ini aku tak Update. sebagai gantinya aku akan triple Up hari ini. dan Up keduanya nanti pukul tujuh malam ya.. sedangkan Up ketiganya aku usahakan sebelum jam sebelas malam.dan mungkin cerita ini akan selesai hari ini. dan besok akan Update extra part dan lanjutan cerita "Devil Bodyguard"selamat membaca..^^******Hijau, sejuk dan nyaman.Itulah yang kini Ara rasakan. Bagaimana tidak, di depannya sekarang terbentang puluhan hektar bahkan ratusan hektar kebun teh. Aroma daun teh membuat tubuhnya rileks.Ia membentangkan tangannya lalu memejamkan mata. Meraskaan sejuknya angin yang menerpa kulit wajahnya. Wanginya aroma teh yang sedang diproduksi oleh pabrik teh.Pabrik tersebut berada cukup jauh dari posisi Ara berdiri, hanya saja hembusan angin yang mengarah padanya ikut serta membawa terbang aroma wangi dari daun teh kering tersebut.Ara membuk
Read more

Chapter 49 (END)

 pernah dengar istilah benci jadi cinta? mungkin ini istilah lama yang mungkin sudah mulai bosan di dengar. namun itulah kenyataannya. faktanya ucapanan tersebut bukanlah hanya ucapan belaka. karena memang banyak yang mengalami kondisi seperti ini. diawali dari permusuhan, lambat laun akan berubah menjadi cinta.cukup menggelikan bukan?begitulah kisah yang Ara rasakan. namun mungkin bagi Ara, hidupnya cukup tragis. karena ia sempat merasakan kisah cintanya dihinggapi pelakor. banyak lika liku rumit yang akhirnya membawanya pada kisah cinta yang sebenarnya.pertemuannya dengan Bastian yang tak biasa sampai alasan mereka menikah juga bukan karena hal yang baik. tapi semuanya mampu terlewatkan walaupun air mata yang menguasai hari-hari Ara, namun ia mampu melewati semuanya sampai akhirnya ia menjemput kebahagiaan.seperti hari ini. setelah penantian panjang yang hampir memasuki bulan ke lima semenjak ia mem
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status