Cakrawala sudah mengguratkan sulur-sulur oranye di angkasa saat Shad dan Venus bangkit berdiri. Mereka bertatapan selama beberapa saat, sebelum akhirnya Shad mengangguk dan tersenyum. “Kau tidak pernah jahat, Ven. Ingat itu,” Shad berujar. Anak laki-laki itu membelai lagi pipi Venus dengan lembut, dan Venus menggenggamnya di sana selama yang bisa ia lakukan. Suara berdenting menarik mereka perlahan kepada kenyataan. Shad menoleh sekilas, tangannya masih menempel di pipi Venus. “Para Pengaman,” sebut Shad sambil lalu. “Sudah cukup, Nak!” seru salah satu Pengaman. “Kembali ke kelasmu! Sebentar lagi Pesawat Darurat akan tiba di sini!” “Bolehkah aku melihatnya saja?” pinta Shad. “Tidak.” Shad menghela napas. Ia menoleh pada Venus yang masih memandangnya. “Sampai jumpa, Ven. Aku tidak akan pernah melupakanmu, aku janji,” Shad bersumpah. Satu belaian terakhir, dan Shad menjauhkan tangannya dari Venus. Ia tiba-tiba berlari, tidak berhenti hingga ia tiba di dalam lift. Bahkan, Venu
Last Updated : 2022-08-27 Read more