Semua Bab Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia) : Bab 61 - Bab 70

74 Bab

Chapter 61

 Di ambang pintu kafe terlihat seorang pria muda dengan wajah tegang memperhatikan mereka. Dia berdiri melihat kesedihan Kayla yang tiba-tiba berubah menjadi senyuman bersama laki-laki yang ada di depannya itu.Pria yang tengah mengamatinya itu terlihat kesal melihat kedekatan mereka. Tangannya tanpa diduga mengepal penuh emosi hingga membuat kulit putihnya itu terlihat urat nadinya.Pria dengan setelan baju kerja rapi itu masih mematung menatap ke arah Kayla dengan tatapan yang sulit dipahami.Di satu sisi Kayla sedang menikmati stick kentang di
Baca selengkapnya

Chapter 62

 Tatapan intens Kayla dan Dicky terhenti ketika seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka. Keduanya kembali pada dunia nyata, tidak lagi terbang dan melambung dalam angannya masing-masing.“Silakan dinikmati...” ucap pelayan setelah menyajikan semua hidangan yang dipesan.“Terima kasih...” jawab Dicky dan Kayla hampir bersamaan.Setelah si pelayan meninggalkan meja, Kayla dan Dicky kembali saling tatap lagi. Hanya bedanya sekarang tatapan mereka tidak seintens tadi.“Ayo dimakan dulu!!” ajak Dicky dengan senyuman.“Ayo...” jawab Kayla lalu mulai menikmati makanannya.Sejenak suasana tegang diantara mereka hilang. Mereka menikmati makan siang dengan santai dan sesekali saling tatap dan saling melempar senyuman.Karena sebenarnya cinta sudah bersemayam jauh di dalam hati masing-masing, sehingga meskipun tadi sempat tidak sejalan namun hal itu tidak akan bisa bertahan la
Baca selengkapnya

Chapter 63

 Siang hari yang cerah, di sebuah rumah makan yang cukup ramai Wika sedang duduk bersama dengan Kayla. Mereka nampak membicarakan hal-hal ringan sebagai bahan obrolan mereka di kala menunggu kedatangan Ilham.Di hadapan mereka sudah tersedia minuman dingin yang berdiri di atas meja. Sambil mengobrol sesekali mereka melihat kearah pintu mengharap sosok Ilham segera datang.Beberapa saat kemudian terlihat seorang laki-laki tinggi berkulit sawo matang turun dari mobil hitamnya. Pria muda bertubuh tegap itu segera masuk ke dalam rumah makan tersebut.Mengetahui kedatangan Ilham, Kayla segera membalikkan tubuhnya memunggungi arah pintu masuk. Dengan tenang Kayla berpura-pura tidak mengetahui kedatangan Ilham.Dari kejauhan Ilham berhenti sejenak saat melihat punggung Kayla yang tengah berbicara dengan Wika. Tak terduga, hanya melihat Kayla dari kejauhan jantungnya kini berdegup kencang. Beberapa detik ia menghela nafas panjang berharap dapat menst
Baca selengkapnya

Chapter 64

 Di parkiran yang letaknya agak jauh dari kantor prodi, sedang berdiri tiga sahabat yang sedang menyusun rencana. Iya benar mereka adalah Kayla, Dian, dan Resti. Kayla terlihat membawa sekotak box yang tertutup, sedang Dian dan Resti berdiri di hadapannya memberikan masukan untuk melancarkan rencana mereka.“Kay, kalau dia telepon lu nggak usah diangkat!!” ucap Dian mengingatkan Kayla.“Beneran nih, Yan nggak papa? Nanti dia bisa marah, Yan. Ngambek sama aku.” jawab Kayla sedikit ragu dengan saran Dian.“Udah lu percaya aja!! Gue sahabat lu, dan gua bakal kasih yang terbaik buat elu.” jawab Dian.“Terus aku ngapain?” tanya Resti bingung.“Resti, elu nemenin Kayla di sini!! Gua masuk ke ruang prodi buat minta ijin dulu. Kalau udah sore kayak gini udah sepi sih biasanya.” Jawab Dian mengatur semuanya.Resti mengangguk paham dengan perintah Dian. Sedang Kayla kini
Baca selengkapnya

Chapter 65

 Di sebuah rumah makan yang lumayan besar, sedang duduk Kayla dan Dicky menikmati makanan di mejanya. Rona bahagia kini tak terbantahkan lagi dari keduanya. Senyum merona terpancar saat mereka mengobrol dan bercanda berdua.“I love you Kay... Thanks for all... Pokoknya aku bahagia...” Ucap Dicky.“Sama-sama. I love you too. Nggak jadi marah kan? Tadi pas buka pintu wajahnya merah kayak kepiting rebus, lagi kesal banget sepertinya.” Jawab Kayla meledek.“Makanya jangan suka ngerjain ya...”Kayla tertawa kecil menjawab ucapan Dicky. Kebahagiaan kini sedang berpihak pada hubungan mereka.“Oh iya, tadi ketemu Ilham gimana?” tanya Dicky penasaran.“Ya udah baikan kita. Sekarang kendali di tangan kak Wika, karena aku kan masih dalam status sedikit kesal sama dia.” Jawab Kayla menjelaskan dengan senyum-senyum.“Emang orang stres ngerti k
Baca selengkapnya

Chapter 66

 Pagi itu di saat udara dingin menyerang, Kayla sudah terbangun dan membantu ibunya memasak di dapur. Dengan penuh sukacita Kayla membantu ibunya. Sebenarnya tidak pantas juga disebut membantu sebab dalam hal ini Kayla masih harus banyak bertanya pada ibunya.“Nah, besok kalau sudah menikah pagi-pagi sudah harus masak. Banyak latihan sekarang, Kay...” ucap ibunya lembut.“Iya, Bu... Kalau nggak masak beli Bu, kan di Jogja tempat mas Dicky kota jadi pasti banyak yang jualan sarapan.” Jawab Kayla senang dengan impiannya.“Terus mau bangun siang? Lagi pula apa kamu tidak malu sama mertua kamu nanti?” Bu Murni mencoba mengingatkan.“Mama baik banget kok, Bu...”“Baik bukan berarti kamu bisa ngelunjak kan, Kay? Apalagi kamu pernah bilang kalau ibunya Dicky suka masak. Itu artinya kamu jadi mantunya itu juga harus bisa.” Nasehat Bu Murni pada anak gadisnya.“Hihihi... I
Baca selengkapnya

Chapter 67

 Dengan perasaan yang tidak tenang akhirnya Kayla sampai juga di kampus. Tujuan utamanya adalah ke ruang prodi menemui Dicky.Setelah mengucapkan salam dan dipersilahkan masuk, Kayla segera bertanya pada petugas yang ada di prodi.“Maaf, pak Dicky ada pak?”“Baru saja sampai, naruh tas terus keluar itu mbak. Tapi ini memang belum jam masuk juga.” Jawab bapak-bapak paruh baya itu.“Ya sudah... Terima kasih pak, permisi...” Ucap Kayla lalu keluar ruangan.Di luar ia kemudian melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.“Belum waktunya masuk. Mungkin dia di kantin...” ucap Kayla lirih lalu berlari ke arah kantin.Tak membutuhkan waktu lama karena letak kantin tidak terlalu jauh dari prodi. Akhirnya beberapa menit kemudian Kayla sudah sampai di kantin.Saya memutarkan pandangannya mencari Dicky. Karena masih terlalu pagi sehingga kantin belum banyak pengun
Baca selengkapnya

Chapter 68

  Sampai di alun-alun Kayla sudah melihat Wika dan Ilham sedang duduk di tempatnya tadi menunggu. Dari kejauhan terlihat mereka sedang mengobrol lumayan akrab,  senyum dan tawa kecil tampak muncul dari keduanya.Kayla menepikan sepeda motornya lalu segera menghampiri Ilham dan Wika. Senyum bersahabat Kayla lemparkan pada mereka, benar-benar seolah tidak terjadi apa-apa beberapa menit sebelumnya.“Hai... Udah lama nunggunya??” Tanya Kayla.“Belum terlalu lama kok.” Jawab Ilham dan Wika hampir bersamaan.Ilham terlihat sedikit malu kala melihat ke arah Kayla. Namun demi mencari suasana menyenangkan dan melupakan kekesalannya pada Dicky, Kayla bersikap ramah dan bersahabat.“Ham, gimana kondisi kamu?? Badannya masih pada kaku nggak?” tanya Kayla ceria.“Udah nggak, Kay...” jawab Ilham sangat bahagia disapa lebih dulu oleh Kayla.“Makanya kita joging supa
Baca selengkapnya

Chapter 69

Malam itu setelah sholat isya, Kayla meraih ponselnya yang sedari dicas dalam posisi off. Bukan tanpa alasan ia mematikan ponselnya. Hal itu dilakukan karena Kayla ingin menghindari telepon Dicky yang pasti akan menanyakan kenapa tadi siang teleponnya tidak di angkat.Kayla masih terbayang betapa senyum bahagia keluar dari wajah bu Dewi saat mengobrol dengan Dicky tadi siang. Lebih sakit lagi ketika Dicky dengan santai tanpa beban menjawab setiap pertanyaan wanita cantik itu dengan penuh senyum hangat.Memang Dicky tidak mengetahui ada Kayla di belakangnya, namun Kayla sangat berharap jika Dicky tidak harus hanya berdua saja menikmati sarapannya. Rasa cemburu Kayla benar-benar membuat rasa kesal dan kecewa di dalam hatinya.Setelah mengeluarkan nafas panjangnya, Kayla menekan tombol di smartphone miliknya agar benda pipih itu menyala.Saat proses sinkronisasi terjadi, banyak sekali notifikasi panggilan tak terjawab dari Dicky. Tak
Baca selengkapnya

Chapter 70

 “Kay... Apa kamu masih mencintai Aldi??” tanya Dicky mengulang pertanyaannya kembali.“Aku juga mau tanya, apa mas Dicky juga sedang mulai membuka hati untuk perempuan lain?” tanya Kayla pelan.Mendengar pertanyaan Kayla sungguh membuat Dicky bingung mengapa gadis di hadapannya justru bertanya seperti itu. Dicky mencoba melihat jauh ke dalam mata Kayla, hingga keduanya saling tatap mencari tahu jawaban sendiri dari pertanyaannya masing-masing.“Kay... Jika memang aku suka dengan perempuan lain, bagaimana mungkin aku rela susah payah ingin mendapatkan kamu.” Ujar Dicky dengan tenang.Kayla hanya tersenyum kecut seolah tidak percaya dengan ucapan Dicky.“Apa tadi kamu ke kampus?” tanya Dicky kembali.Kayla menggeleng pelan sambil menarik tangannya dari genggaman Dicky.“Apa kamu sedang mencoba membohongi calon suamimu sendiri?” tanya Dicky lebih mengeratkan kembal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status