Share

Bab 2

Author: Haura Kirana
last update Last Updated: 2024-11-20 13:27:37
Aku berusaha keras untuk bangkit melihat bayi yang begitu kecil dan kurus, bahkan napasnya juga sangat lemah. Inilah yang disebut bayi prematur.

Ibu angkatku sangat percaya bahwa plasenta dari bayi usia delapan bulan adalah yang terbaik. Jadi, begitu usia kandungan mencapai delapan bulan, mereka akan melakukan segala cara untuk mempercepat kelahiran.

Belum sempat aku meraih bayi itu untuk menggendongnya, seorang pengawal berbaju hitam datang dan langsung membawanya pergi. Mereka selalu begitu. Setiap bayi yang lahir pasti segera dibawa pergi dan tidak ada yang tahu ke mana bayi itu dikirim.

Ketika kakakku dipindahkan dari ruang perawatan intensif ke kamar biasa, hanya aku yang berada di sisinya. Ini adalah kelahiran ketiganya. Tiga tahun berturut-turut, dia melahirkan tiga anak.

Begitu sadar dan melihat luka di wajahku, tatapan kakakku seketika menjadi muram. "Mereka mukul kamu lagi?"

Aku hanya berdiri terdiam di samping, tidak berani berkata apa pun. Kakakku menarik napas panjang, "Sebentar lagi ... bertahanlah sedikit lagi."

Sebenarnya, aku tidak tahu apa yang dia maksud dengan "sebentar lagi". Namun, perkataannya selalu membuatku sulit menebak maksudnya.

Kami adalah saudara kembar, tetapi wajah kami sangat berbeda. Kakakku cantik dan pintar belajar. Di panti asuhan pun dia selalu disukai. Itulah sebabnya ibu angkat kami langsung tertarik padanya.

Aku tidak tahu apa yang dikatakan kakakku kepada ibu angkat saat itu, tapi akhirnya aku juga ikut diadopsi. Awalnya, aku pikir akhirnya aku dan kakakku bisa menjalani kehidupan normal. Namun, ilusi itu hanya bertahan setahun.

Suatu malam, ketika aku bangun untuk pergi ke kamar mandi, aku mendengar suara erangan dari kamar kakakku. Aku melihat dengan jelas bayangan Donny di atas tubuh kakakku dan bergerak naik-turun.

Gerak-gerikku langsung disadari oleh Donny. Dia menjatuhkanku ke lantai dengan kasar. Karena dikuasai nafsu, dia menatapku beberapa saat, lalu berusaha merobek pakaianku. Kakakku buru-buru berlari keluar dan menghentikannya.

Dia meraih Donny dan berkata, "Anak ini nggak ada gunanya, nggak ada yang bisa dimainkan dari dirinya." Sambil berbicara, kakakku terus menggoda Donny. Melihat sorot matanya yang diarahkan padaku, aku segera mengambil kesempatan itu untuk berlari keluar.

Saat itulah aku pertama kali memahami peran kakakku dalam keluarga ini. Tak lama kemudian, kakakku pun hamil. Ketika kakakku hamil, Donny mulai mengalihkan perhatiannya padaku.

Pada suatu malam, ketika aku melawan, Donny menjadi kesal dan mulai memukuliku. Pipiku terasa panas karena tamparannya dan seluruh punggungku penuh luka. Meskipun sudah menyakitiku seperti itu, Donny belum juga berniat melepaskanku.

Aku tak bisa lagi menahan diri. Aku menggigitnya dan berusaha melarikan diri. Namun, dia hanya menendangku hingga tersungkur ke lantai.

Wajahnya yang gelap dan dingin menatapku. "Mau lari ke mana? Sudah diberi makan dan pakaian, tapi masih berani melawan? Kamu pikir kamu ini apa? Kalau nggak patuh, aku akan menjualmu."

Sambil berbicara, dia menendang dan memukulku dengan kejam. Aku hampir mati disiksanya. Pada akhirnya, kakakku yang sedang hamil itu yang membantuku dan merawatku.

Melihat tubuhku yang penuh luka, kakakku berlinang air mata dan dia berulang kali meminta maaf. Itu adalah pertama kalinya aku melihat kakakku menangis.

Tak lama kemudian, entah dari mana kakakku mendapatkan ramuan herbal dan memberikannya padaku. Setelah beberapa hari meminumnya, aku merasakan sakit perut yang tak tertahankan.

Di rumah sakit, dokter hanya memberiku sebuah vonis. Kemungkinanku untuk hamil sangat kecil. Sejak itu, Donny hampir tidak pernah menyentuhku lagi.

Kakakku hanya dirawat di rumah sakit beberapa hari sebelum dijemput pulang. Setelah ibu angkatku mengonsumsi plasenta tersebut, tubuhnya tampak semakin segar dan penuh semangat.

Saat kami tiba di rumah, ibu angkatku sedang menikmati teh. Dia memanggil kakakku untuk mendekat, sementara aku sendiri naik ke lantai atas. Dari kamar sebelah, terdengar tangisan dan suara pukulan seorang wanita.

Related chapters

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 3

    "Maafkan aku, aku nggak akan melarikan diri lagi."Mendengar ucapannya, Donny malah menampar wanita itu lagi. "Perempuan nggak tahu diri! Sudah diperlakukan baik-baik, tapi malah mau melarikan diri," katanya sambil mengangkat tongkat kayu dan memukul keras kakinya.Tulang kaki wanita itu patah, tertekuk ke arah yang tidak wajar. Namun, Donny tidak berhenti. Sebaliknya, dia malah semakin brutal memukulinya. Setelah lelah memukulinya, Donny duduk di samping dengan terengah-engah.Pada saat itu, wanita yang terluka itu merangkak ke arahku. Wajahnya berlumuran darah dan dia berbisik dengan suara serak, "Tolong aku ... kumohon, tolong aku."Aku belum sempat merespons ketika Donny berjalan mendekat, lalu menarik rambut wanita itu dan menatapku sambil tertawa sinis. "Kamu juga mau coba melarikan diri?"Lemak di wajahnya bergetar hebat dan tampak sangar.Wanita ini adalah orang baru yang dibawa beberapa minggu lalu. Sejak dibawa ke sini, dia selalu berteriak ingin melaporkan kejadian ini ke po

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 4

    Saat aku bersiap untuk pergi, tiba-tiba terdengar suara napas berat di belakangku. Ketika berbalik, aku melihat wanita yang dipukuli oleh Donny beberapa hari lalu, Yoana. Wajahnya pucat pasi dan dia menatapku dengan penuh kebencian.Aku terkejut dan mundur selangkah, tapi Yoana langsung mendekat. Dia menarik rambutku dengan kuat dan berbisik pelan di telingaku, "Nia, kamu seharusnya berterima kasih karena punya kakak yang baik."Aku tidak tahu apa yang membuatnya tiba-tiba bertingkah seperti orang gila. Namun, di tempat seperti ini, kegilaan bukanlah hal yang aneh. Dia menutup mulutku dengan kuat dan menyeretku ke bawah. Tenaganya sungguh luar biasa.Dia menyeretku ke dekat pintu dapur dan menutup mulutku dengan selotip. Begitu pintu dapur terbuka, bau gas yang sangat kuat langsung tercium.Rumah ini memang tidak memiliki pembantu. Semua kejahatan yang dilakukan Donny dan ibunya tentu tidak boleh diketahui banyak orang. Orang lain dikurung di ruang bawah tanah dan ibu angkatku kebetula

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 5

    Yoana meninggal, tapi kematiannya tak menimbulkan kehebohan sama sekali.Donny mengalami luka bakar parah di tubuh bagian atas, tapi bagian bawahnya hampir tak terluka. Tuhan memang tidak adil. Meski mengalami kecelakaan seperti itu, Donny tetap selamat. Ketika ibu angkatku tahu bahwa bagian bawah tubuh Donny tidak mengalami kerusakan parah, dia segera mengatur operasi rekonstruksi untuknya.Sebulan kemudian, Donny pun keluar dari rumah sakit. Pada saat yang sama, kakakku kembali hamil.Ibu angkatku sangat senang. Pasalnya, tingkat kelangsungan hidup sperma Donny sangat rendah. Itulah sebabnya dia mencari banyak wanita untuk Donny, bahkan mencoba metode ibu pengganti di luar negeri. Namun, ibu angkatku selalu merasa para wanita pengganti itu tidak cukup bersih.Kakakku yang bisa hamil hingga empat kali adalah sesuatu yang langka. Kegembiraan ibu angkatku membuatnya mengizinkan aku dan kakakku untuk menghadiri acara amal Keluarga Wicaksono yang akan datang.Betapa ironisnya. Mereka mela

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 6

    Kakakku dipukul begitu keras hingga mimisan. Suara dengungan memenuhi kepalanya, tetapi dia tetap hanya bisa menangis dan berkata, "Bukan aku, ini ulah Yoana!"Ibu angkat terdiam sejenak dan bertanya, "Kenapa aku harus percaya padamu?""Yoana sempat kabur selama sehari penuh waktu itu. Nggak ada yang tahu apa yang dia lakukan hari itu. Selain itu, Donny mulai kecanduan narkoba sekitar tiga bulan yang lalu, tepat setelah Yoana dibawa kembali. Ini semua adalah jebakannya!"Ibu angkat diam sejenak, lalu tiba-tiba tertawa sinis, "Kalau begitu bagaimana dengan wartawan itu? Waktu acara amal baru diumumkan seminggu yang lalu. Apa Yoana bisa meramal?"Ibu angkat tampaknya hendak memukul lagi, tetapi aku segera berlari ke arahnya, lalu meraih tangannya dan berteriak, "Kakakku sedang hamil!"Mendengar hal itu, ibu angkatku tertegun. Aku buru-buru melanjutkan, "Tolong percayalah pada kami, kami sama sekali nggak terlibat dalam hal ini. Kami selalu setia sama Ibu."Setelah mendengarku, ibu angkat

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 7

    Dia memaksaku untuk menatap ke arah kapal dan berkata, "Nia, mulai sekarang, kita berada di perahu yang sama. Kalau aku tertangkap, kamu juga nggak akan bisa lari."Dia terus berbisik di telingaku, sementara aku hanya terdiam menatap gelapnya bagian belakang kapal. Sesampainya di rumah, aku pergi ke kamar kakakku untuk mengantarkan makanan seperti biasa. Begitu aku menutup pintu, dia langsung bertanya, "Ke mana kamu barusan?"Aku terdiam sejenak, kagum dengan kepekaannya. Dengan suara pelan, aku menjawab, "Nggak ke mana-mana. Dia cuma memintaku memastikan keadaan orang-orang di ruang bawah tanah." Jawabanku setengah berbohong.Kakakku mengernyit, "Donny belum dijatuhi hukuman, tapi masalah ini sudah cukup besar. Pasti dia akan mendapat hukuman beberapa tahun. Apa pun yang dimintanya sekarang, kamu harus lebih berhati-hati, mengerti?"Aku terdiam sejenak, lalu berkata pelan, "Berhati-hati pun percuma, lagian kita nggak bisa melarikan diri."Mendengar itu, kakakku berdiri dan mengulurkan

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 8

    Namun, terlalu banyak mengonsumsi suplemen justru bisa merusak tubuh, bukan? Ketika kehamilan kakakku hampir mencapai delapan bulan dalam beberapa hari lagi, ibu angkat memanggilku."Asistenku bilang bahwa pekerjaanmu untuk menenangkan masalah-masalah akhir-akhir ini sangat baik. Gadis-gadis yang suka membuat keributan juga semakin berkurang."Aku tersenyum tipis. "Itu sudah menjadi tugasku."Ibu angkat berdiri, lalu berjalan mendekatiku. "Aku tahu kamu nggak akan mengecewakanku. Keadaan tubuh kakakmu akhir-akhir ini nggak terlalu baik. Aku berencana untuk membuatnya melahirkan lebih awal. Bagaimana menurutmu?"Saat mengatakan hal itu, matanya menatapku tanpa berkedip. Aku tahu, dia mencoba mencari tahu reaksiku. Aku sadar, dia hanya akan merasa nyaman melakukan sesuatu jika hubungan antara aku dan kakakku tidak baik.Dengan ekspresi datar, aku menjawab, "Ikuti saja apa yang Ibu anggap terbaik.""Apa kamu nggak takut kakakmu mati di meja operasi?"Aku tertawa sinis mendengar pertanyaan

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 9

    Ibu angkatku langsung menyadari ada yang salah dengan tubuhnya. Dia menerjang ke arahku dan berusaha merebut kontrak dari tanganku. Aku dengan gesit menghindar, lalu menendangnya hingga jatuh ke lantai."Nia, apa yang kamu lakukan padaku!" teriak ibu angkatku dengan marah.Aku memiringkan kepala, lalu menjawab pelan, "Ibu, kamu sakit. Tapi tenang saja, aku sudah mengaturkan rumah sakit jiwa terbaik untukmu."Alih-alih merasa marah mendengar perkataanku, dia malah tertawa sinis, "Hanya dengan kemampuanmu?"Aku melangkah mendekat, lalu menginjak wajahnya dengan kuat hingga berkali-kali sampai giginya copot. Mulut dan hidungnya berdarah, tangisan dan jeritan keluar bersama air mata dan air liur yang mengalir di wajahnya."Ibu, kamu kira aku akan setia padamu hanya karena kamu memberikan semua pekerjaan kotor padaku? Aku harus berterima kasih padamu. Kamu memberikan semua rahasia paling penting padaku, jadi melakukan sedikit tipu muslihat bukanlah hal yang sulit."Ibu angkatku tetap tidak

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 10

    "Gimana, Nia? Kamu mau mati bersamaku?"Begitu mendengar ucapannya, kakakku langsung mencengkeram tanganku dan bertanya, "Apa maksudnya perdagangan manusia? Nia, apa yang kamu lakukan di belakangku?"Aku menatap kakakku dalam diam. Aku memang belum pernah memberitahunya tentang ancaman ibu angkat, hanya mengatakan bahwa aku bisa membantunya.Aku tersenyum pada Kakak untuk menenangkannya, "Nggak apa-apa, Kak." Itu adalah pengakuan tak langsung tentang ancaman ibu angkatku.Napas kakakku tiba-tiba menjadi berat. Seluruh tubuhnya tampak lelah dan letih, seakan-akan penderitaan batinnya sudah tak tertahankan lagi. "Aku sudah melapor ke polisi tiga hari yang lalu dan memberikan semua bukti, termasuk tujuan dan ciri-ciri kapal itu."Meski aku masuk penjara, hukumanku akan diringankan."Mata kakakku dipenuhi rasa sakit dan penyesalan. Dengan suara serak, dia bertanya, "Kenapa kamu menipuku?"Aku menariknya ke dalam pelukanku, seperti bertahun-tahun yang lalu ketika dia melindungiku dari kekej

Latest chapter

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 10

    "Gimana, Nia? Kamu mau mati bersamaku?"Begitu mendengar ucapannya, kakakku langsung mencengkeram tanganku dan bertanya, "Apa maksudnya perdagangan manusia? Nia, apa yang kamu lakukan di belakangku?"Aku menatap kakakku dalam diam. Aku memang belum pernah memberitahunya tentang ancaman ibu angkat, hanya mengatakan bahwa aku bisa membantunya.Aku tersenyum pada Kakak untuk menenangkannya, "Nggak apa-apa, Kak." Itu adalah pengakuan tak langsung tentang ancaman ibu angkatku.Napas kakakku tiba-tiba menjadi berat. Seluruh tubuhnya tampak lelah dan letih, seakan-akan penderitaan batinnya sudah tak tertahankan lagi. "Aku sudah melapor ke polisi tiga hari yang lalu dan memberikan semua bukti, termasuk tujuan dan ciri-ciri kapal itu."Meski aku masuk penjara, hukumanku akan diringankan."Mata kakakku dipenuhi rasa sakit dan penyesalan. Dengan suara serak, dia bertanya, "Kenapa kamu menipuku?"Aku menariknya ke dalam pelukanku, seperti bertahun-tahun yang lalu ketika dia melindungiku dari kekej

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 9

    Ibu angkatku langsung menyadari ada yang salah dengan tubuhnya. Dia menerjang ke arahku dan berusaha merebut kontrak dari tanganku. Aku dengan gesit menghindar, lalu menendangnya hingga jatuh ke lantai."Nia, apa yang kamu lakukan padaku!" teriak ibu angkatku dengan marah.Aku memiringkan kepala, lalu menjawab pelan, "Ibu, kamu sakit. Tapi tenang saja, aku sudah mengaturkan rumah sakit jiwa terbaik untukmu."Alih-alih merasa marah mendengar perkataanku, dia malah tertawa sinis, "Hanya dengan kemampuanmu?"Aku melangkah mendekat, lalu menginjak wajahnya dengan kuat hingga berkali-kali sampai giginya copot. Mulut dan hidungnya berdarah, tangisan dan jeritan keluar bersama air mata dan air liur yang mengalir di wajahnya."Ibu, kamu kira aku akan setia padamu hanya karena kamu memberikan semua pekerjaan kotor padaku? Aku harus berterima kasih padamu. Kamu memberikan semua rahasia paling penting padaku, jadi melakukan sedikit tipu muslihat bukanlah hal yang sulit."Ibu angkatku tetap tidak

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 8

    Namun, terlalu banyak mengonsumsi suplemen justru bisa merusak tubuh, bukan? Ketika kehamilan kakakku hampir mencapai delapan bulan dalam beberapa hari lagi, ibu angkat memanggilku."Asistenku bilang bahwa pekerjaanmu untuk menenangkan masalah-masalah akhir-akhir ini sangat baik. Gadis-gadis yang suka membuat keributan juga semakin berkurang."Aku tersenyum tipis. "Itu sudah menjadi tugasku."Ibu angkat berdiri, lalu berjalan mendekatiku. "Aku tahu kamu nggak akan mengecewakanku. Keadaan tubuh kakakmu akhir-akhir ini nggak terlalu baik. Aku berencana untuk membuatnya melahirkan lebih awal. Bagaimana menurutmu?"Saat mengatakan hal itu, matanya menatapku tanpa berkedip. Aku tahu, dia mencoba mencari tahu reaksiku. Aku sadar, dia hanya akan merasa nyaman melakukan sesuatu jika hubungan antara aku dan kakakku tidak baik.Dengan ekspresi datar, aku menjawab, "Ikuti saja apa yang Ibu anggap terbaik.""Apa kamu nggak takut kakakmu mati di meja operasi?"Aku tertawa sinis mendengar pertanyaan

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 7

    Dia memaksaku untuk menatap ke arah kapal dan berkata, "Nia, mulai sekarang, kita berada di perahu yang sama. Kalau aku tertangkap, kamu juga nggak akan bisa lari."Dia terus berbisik di telingaku, sementara aku hanya terdiam menatap gelapnya bagian belakang kapal. Sesampainya di rumah, aku pergi ke kamar kakakku untuk mengantarkan makanan seperti biasa. Begitu aku menutup pintu, dia langsung bertanya, "Ke mana kamu barusan?"Aku terdiam sejenak, kagum dengan kepekaannya. Dengan suara pelan, aku menjawab, "Nggak ke mana-mana. Dia cuma memintaku memastikan keadaan orang-orang di ruang bawah tanah." Jawabanku setengah berbohong.Kakakku mengernyit, "Donny belum dijatuhi hukuman, tapi masalah ini sudah cukup besar. Pasti dia akan mendapat hukuman beberapa tahun. Apa pun yang dimintanya sekarang, kamu harus lebih berhati-hati, mengerti?"Aku terdiam sejenak, lalu berkata pelan, "Berhati-hati pun percuma, lagian kita nggak bisa melarikan diri."Mendengar itu, kakakku berdiri dan mengulurkan

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 6

    Kakakku dipukul begitu keras hingga mimisan. Suara dengungan memenuhi kepalanya, tetapi dia tetap hanya bisa menangis dan berkata, "Bukan aku, ini ulah Yoana!"Ibu angkat terdiam sejenak dan bertanya, "Kenapa aku harus percaya padamu?""Yoana sempat kabur selama sehari penuh waktu itu. Nggak ada yang tahu apa yang dia lakukan hari itu. Selain itu, Donny mulai kecanduan narkoba sekitar tiga bulan yang lalu, tepat setelah Yoana dibawa kembali. Ini semua adalah jebakannya!"Ibu angkat diam sejenak, lalu tiba-tiba tertawa sinis, "Kalau begitu bagaimana dengan wartawan itu? Waktu acara amal baru diumumkan seminggu yang lalu. Apa Yoana bisa meramal?"Ibu angkat tampaknya hendak memukul lagi, tetapi aku segera berlari ke arahnya, lalu meraih tangannya dan berteriak, "Kakakku sedang hamil!"Mendengar hal itu, ibu angkatku tertegun. Aku buru-buru melanjutkan, "Tolong percayalah pada kami, kami sama sekali nggak terlibat dalam hal ini. Kami selalu setia sama Ibu."Setelah mendengarku, ibu angkat

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 5

    Yoana meninggal, tapi kematiannya tak menimbulkan kehebohan sama sekali.Donny mengalami luka bakar parah di tubuh bagian atas, tapi bagian bawahnya hampir tak terluka. Tuhan memang tidak adil. Meski mengalami kecelakaan seperti itu, Donny tetap selamat. Ketika ibu angkatku tahu bahwa bagian bawah tubuh Donny tidak mengalami kerusakan parah, dia segera mengatur operasi rekonstruksi untuknya.Sebulan kemudian, Donny pun keluar dari rumah sakit. Pada saat yang sama, kakakku kembali hamil.Ibu angkatku sangat senang. Pasalnya, tingkat kelangsungan hidup sperma Donny sangat rendah. Itulah sebabnya dia mencari banyak wanita untuk Donny, bahkan mencoba metode ibu pengganti di luar negeri. Namun, ibu angkatku selalu merasa para wanita pengganti itu tidak cukup bersih.Kakakku yang bisa hamil hingga empat kali adalah sesuatu yang langka. Kegembiraan ibu angkatku membuatnya mengizinkan aku dan kakakku untuk menghadiri acara amal Keluarga Wicaksono yang akan datang.Betapa ironisnya. Mereka mela

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 4

    Saat aku bersiap untuk pergi, tiba-tiba terdengar suara napas berat di belakangku. Ketika berbalik, aku melihat wanita yang dipukuli oleh Donny beberapa hari lalu, Yoana. Wajahnya pucat pasi dan dia menatapku dengan penuh kebencian.Aku terkejut dan mundur selangkah, tapi Yoana langsung mendekat. Dia menarik rambutku dengan kuat dan berbisik pelan di telingaku, "Nia, kamu seharusnya berterima kasih karena punya kakak yang baik."Aku tidak tahu apa yang membuatnya tiba-tiba bertingkah seperti orang gila. Namun, di tempat seperti ini, kegilaan bukanlah hal yang aneh. Dia menutup mulutku dengan kuat dan menyeretku ke bawah. Tenaganya sungguh luar biasa.Dia menyeretku ke dekat pintu dapur dan menutup mulutku dengan selotip. Begitu pintu dapur terbuka, bau gas yang sangat kuat langsung tercium.Rumah ini memang tidak memiliki pembantu. Semua kejahatan yang dilakukan Donny dan ibunya tentu tidak boleh diketahui banyak orang. Orang lain dikurung di ruang bawah tanah dan ibu angkatku kebetula

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 3

    "Maafkan aku, aku nggak akan melarikan diri lagi."Mendengar ucapannya, Donny malah menampar wanita itu lagi. "Perempuan nggak tahu diri! Sudah diperlakukan baik-baik, tapi malah mau melarikan diri," katanya sambil mengangkat tongkat kayu dan memukul keras kakinya.Tulang kaki wanita itu patah, tertekuk ke arah yang tidak wajar. Namun, Donny tidak berhenti. Sebaliknya, dia malah semakin brutal memukulinya. Setelah lelah memukulinya, Donny duduk di samping dengan terengah-engah.Pada saat itu, wanita yang terluka itu merangkak ke arahku. Wajahnya berlumuran darah dan dia berbisik dengan suara serak, "Tolong aku ... kumohon, tolong aku."Aku belum sempat merespons ketika Donny berjalan mendekat, lalu menarik rambut wanita itu dan menatapku sambil tertawa sinis. "Kamu juga mau coba melarikan diri?"Lemak di wajahnya bergetar hebat dan tampak sangar.Wanita ini adalah orang baru yang dibawa beberapa minggu lalu. Sejak dibawa ke sini, dia selalu berteriak ingin melaporkan kejadian ini ke po

  • Ibu Angkat Psikopat   Bab 2

    Aku berusaha keras untuk bangkit melihat bayi yang begitu kecil dan kurus, bahkan napasnya juga sangat lemah. Inilah yang disebut bayi prematur.Ibu angkatku sangat percaya bahwa plasenta dari bayi usia delapan bulan adalah yang terbaik. Jadi, begitu usia kandungan mencapai delapan bulan, mereka akan melakukan segala cara untuk mempercepat kelahiran.Belum sempat aku meraih bayi itu untuk menggendongnya, seorang pengawal berbaju hitam datang dan langsung membawanya pergi. Mereka selalu begitu. Setiap bayi yang lahir pasti segera dibawa pergi dan tidak ada yang tahu ke mana bayi itu dikirim.Ketika kakakku dipindahkan dari ruang perawatan intensif ke kamar biasa, hanya aku yang berada di sisinya. Ini adalah kelahiran ketiganya. Tiga tahun berturut-turut, dia melahirkan tiga anak.Begitu sadar dan melihat luka di wajahku, tatapan kakakku seketika menjadi muram. "Mereka mukul kamu lagi?"Aku hanya berdiri terdiam di samping, tidak berani berkata apa pun. Kakakku menarik napas panjang, "Se

DMCA.com Protection Status