Bab 2

Malamnya, setelah aku kembali, Ghina mengirimkan pesan kepadaku, "Dapat!"

Samuel menanyakan tentangku kepadanya. Meskipun terkesan asal, tetapi hal ini tetap membuatnya waspada.

Aku berbaring di tempat tidur, melanjutkan mempelajari apa yang sudah aku pelajari selama beberapa hari terakhir.

Identitas Nelly memang nyata, tetapi hanya sedikit orang yang mengetahui keberadaannya.

Perdagangan lintas negara juga benar adanya, hanya saja level Samuel belum cukup untuk tingkat ini.

Ghina telah memberiku tugas selama tiga bulan.

Aku menyisir informasi dan mengambil inisiatif.

Keesokan harinya, aku pergi ke lapangan golf.

Olahraga aristokrat bukanlah sesuatu yang bisa dikuasai selama seminggu.

Namun, untung saja sebelumnya, ketika mantan suamiku yang kejam itu mengejarku, dia pernah membawaku ke sini dua kali.

Bukan berarti semuanya mudah, tetapi setidaknya cukup untuk ditunjukkan.

Aku mengganti pakaianku dan mengenakan pakaian olahraga. Semangatku layaknya anak muda.

Kalau aku tidak mengatakannya, siapa yang akan menyangka kalau anakku sudah berumur enam tahun?

Ghina pernah bilang bahwa Samuel datang setiap hari Kamis pagi.

Seperti yang sudah diduga, aku mengayunkan stik golf ku dan sebuah seruan terdengar dari belakang, "Bidikan yang bagus!"

Aku tidak menoleh dan tahu bahwa itu adalah dia.

Aku berhenti sejenak untuk minum, sementara Samuel mendekatiku dengan tatapan kaget. "Nona Nelly?"

Aku pura-pura bingung dan Samuel langsung menjelaskan, "Aku bertemu denganmu tadi malam. Ghina ...."

"Oh! Ternyata itu kamu. Maaf. Apa Pak Samuel suka Golf?"

Melihatku mulai mengingatnya, Samuel mencoba mengakrabkan diri denganku. Setelah main golf untuk beberapa saat, kami pun mengobrol.

Dia bahkan lebih gatal dari yang aku duga. Ghina benar, di luar sana, suaminya memang seorang pecundang.

Selain kesan bangsawan yang dibangun dengan uang, dia tidak memiliki apa pun.

Namun, aku juga sama. Jadi, bisa dikatakan kalau kami dari golongan yang sama.

Kebetulan, Samuel tertarik padaku.

Saat percakapan berlangsung, asistenku datang.

"Nona, ada sesi video setengah jam lagi."

Aku mengerti dan tersenyum meminta maaf kepada Samuel, "Maaf, aku ada jadwal lain hari ini."

"Nggak apa-apa. Tapi, apa aku boleh minta kartu namamu?"

Samuel menatapku dan buru-buru menjelaskan, "Nona Nelly, perusahaan kami saat ini sedang mengembangkan bisnis kami, berharap bisa memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan Nona Nelly."

Aku melirik ke arah asistenku. Dia menyerahkan kartu nama dan mata Samuel melonjak dengan kebahagiaan.

Progres pendekatan kami makin meningkat.

Aku kembali melapor kepada Ghina. Dia menyesap kopinya dan menyodorkan sebuah foto.

"Ini?"

"Dia selingkuhannya, namanya Dewita. Dia bekerja di TR Jewelry."

Aku melihat gadis di foto itu. Matanya cerah dan senyumnya manis. Lalu, aku bertanya pelan, "Dia cantik, kenapa mau jadi wanita simpanan?"

"Apa dia tahu kalau pria yang dia cintai sudah punya istri?"

"Tentu saja. Dia sengaja meninggalkan anting-antingnya biar aku tahu."

Aku terkejut. Jika Ghina tidak mengatakannya, aku tidak akan bisa membayangkan bahwa pernikahan istri yang begitu berwibawa dan lapang dada ini bisa diprovokasi oleh orang lain.

"Jadi, kamu nggak kasih dia pelajaran? Dulu, mantan suami bajinganku itu juga punya selingkuhan muda. Aku ke sana dan memakinya. Dia nangis dan langsung pergi."

"Tapi apa yang terjadi? Selingkuhannya tidak ada habisnya. Dimaki sampai nangis pun nggak ada gunanya."

Sadar akan kekhawatiranku, Ghina berkata dengan enteng, "Aku sudah memperingatkannya, hanya saja, pelakunya itu Samuel. Mengatasi sumber masalah itu yang paling penting."

Aku langsung tercerahkan! Ya, aku tersentak kaget. Aku ingat ketika aku memukul selingkuhannya, mantan suami bajinganku itu lapor polisi, ingin aku dipenjara. Dia menggunakan hal ini untuk mengendalikanku, baru setelah itu mengusirku pergi.

Jika aku bertemu dengan Ghina lebih awal, mungkin aku tidak akan se menderita itu.

Namun, aku masih punya kesempatan!

"Jangan khawatir, Nona Ghina. Aku pasti akan menyelesaikan misi ini!"