Mereka berempat masih berbincang ringan.Banyak yang mereka bahas entah apa saja itu.
Hingga banyak siswa siswi yang berlari melewati kelas mereka.
"Mereka kenapa?"tanya riska dengan heran.
"Mana gue tau"kata rina dengan mengangkat bahu acuh dan mereka kembali bercanda tawa.Hingga ada salah satu teman kelas mereka masuk dengan heboh.
"Woy! Si raka sama bara adu jotos di tengah lapangan!"kata siswa tadi dan berlari ke arah lapangan untuk melihat bara dan raka.
"Abang lu tuh fel"kata syasa sambil menatap fely lekat.
"Terus?"kata fely acuh tak acuh.
"Liat yok"kata rina dengan nada semangat.
"Liat aja sendiri"kata fely dengan santai.
"Ayok"kata rina sambil menarik tangan fely dengan paksa sedangkan syasa berjalan di belakang mereka bersama riska.
Sesampainya mereka di lapangan ternyata lapangan sudah ramai dengan guru dan para siswa.
Fely masih berdiri di tempat,enggan untuk melangkah ke depan.Bukan k
Bara mencari keberadaan fely dengan perasaan bercampur aduk.Ternyata bukan hanya bara yang mencari keberadaan fely.Satria juga mencari keberadaan fely guna meminta maaf.Langkah mereka terhenti saat sampai di koridor kelas 11.Terlihat fely yang sedang berjalan dengan tatapan datar dan acuh."Fely!"panggil bara sambil berlari ke arah fely.Tak perlu repot-repot bagi fely untuk melihat siapa orang yang memanggilnya tadi karena dia sudah tau siapa pemilik suara tadi."Fel"panggil bara lagi setelah berarda di belakang fely."Apa?"kata fely sambil membalikkan badan dengan raut datar.'Dada gue sakit liat raut wajah fely yang sekarang'batin satria dari jarak yang lumayan jauh."Lu nanti pulang kerumah?"tanya bara dengan senyum manisnya."Gue gak tau"jawab fely dengan datar."Mama nyariin lu dari semalem,mama ngerasa bersalah sama lu"kata bara dengan ekpresi sedih."Gak usah sok care sama gue,bukannya seharusnya elu sene
Fely berjalan dengan perasaan kacau.Entah kenapa hatinya merasa sakit dan sesak dalam waktu bersamaan.Niat awal ingin ke kelas dia urungkan.Fely berjalan ke arah taman belakang dengan tatapan datar.Sesampainya di taman belakang fely mencari tempat duduk yang pas."Huff"hembusan nafas fely setelah duduk di bawah pohon tua.Fely mulai memejamkan mata dan tanpa di sadari ada seseorang berjalan ke arahnya."Gimana udah tau kebenarannya?"tanya natasya setelah sampai di dekat fely dengan tatapan merendahkan."Hm,gue udah tau"jawab fely dengan mata yang masih tertutup."Well,gue kagum sama sikap tenang lu"kata natasya sambil menatap ke atas langit."Makasih tapi gue gak butuh"kata fely sambil membuka matanya dengan malas."Haha,sebenernya ini bukan kemauan gue"kata natasya sambil menatap fely serius."Gue udah tau"kata fely dengan malas."Haha,gue lupa kalau lu pernah denger gue ngomong sama si bos"kata natasya
Bel pulang sekolah sudah berbunyi,disinilah fely sekarang.Masih di kelas menikmati suasana tenang dengan novel di tangannya."Fel ayo pulang"ajak satria sambil berjalan ke arah fely."..."tak ada sautan dari fely.Sebenarnya fely ingin pulang tapi hatinya merasa ragu apakah papanya akan bersikap tak suka dengan dirinya? Semenjak dia tau bahwa dia bukan anak dari mama dan papanya bara hatinya merasa tak pantas berada di rumah mereka."Fel,lu kenapa?"tanya satria dengan heran."Gue gak papa"jawab fely dengan senyum menyakinkan."Ayo pulang"ajak satria lagi.Fely yang mendengar ajakan satria menjawab dengan gelengan kepala."Gue ngerasa gak pantes di rumah itu"jawab fely jujur."..."satria menatap fely dengan lekat tanpa mengeluarkan kata-kata."Yakin lu gak mau pulang?"tanya satria dengan serius."Sebenernya gue mau pulang tapi gue takut kehadiran gue gak diinginkan di rumah"kata fely dengan tatapan sedih."Ya
Fely memasuki rumah dengan perasaan percampur aduk.Dengan sekali tarik nafas fely mulai membuka pintu dan melangkahkan kakinya memasuki rumah. Fely melihat ke seisi rumah,terlihat semua anggota keluarga sedang berkumpul di ruang keluarga sedang sibuk dengan pemikiran masing-masing. "Ma"panggil fely lirih. "Fely!"kata mamanya dan langsung bangkit dari duduknya. "..."fely membalas dengan senyum manisnya. "Akhirnya lu pulang dek"kata bara dengan nada bahagia. Sedangkan papa bara masih duduk di tempat dengan tatapan datar miliknya untuk fely. "Kamu gak papa kan?"tanya mamanya setelah sampai di depan fely dan memeluk tubuh fely dengan erat. "Fely gak papa"kata fely dengan senyum getir. "Mama minta maaf karena gak kasih tau kamu soal itu"kata mama dengan raut wajah menyesal. "Iya,gak papa"jawab fely dengan senyum tipis. "Mama-"kata mama bara terpotong oleh ucapan papanya. "Inget pulang? Uangnya
Pagi harinya fely bangun dari tidur dengan mata yang agak menghitam karena semalam dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.Fely melangkahkan kakinya menuju lantai dasar.Saat dia ingin berjalan ke arah pintu keluar ada seseorang yang memanggil namanya. "Fely!"panggil mamanya dari arah meja makan. "Iya?"jawab fely sambil menatap mamanya. "Sini sarapan dulu"kata mama fely dengan senyum mengembang. "Aku langsung berangkat aja ma"kata fely dengan senyum manisnya. "Mama buatin bekal dulu,tunggu sebentar"kata mama fely dan berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan bekal milik fely. "Menyusahkan saja"gumang papa fely dengan pelan dan masih menyantap makanannya. Bara yang mendengar ucapan papanya tadi hanya bisa menahan diri dan diam di tempat. Fely masih berdiri di tempat tanpa ada niatan untuk berjalan ke arah meja makan dengan raut wajah datar. Sebenarnya dia juga dengar tapi fely hanya bisa diam. Beberapa saat kemu
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Fely masih mengemasi barang-barangnya. "Lu bener mau pulang sendiri?"tanya rina dengan nada khawatir. "Hm"jawab fely yang masih sibuk memasukan buku-bukunya. "Tapi kaki lu? Emang udah baikan? Gue khawatir fel"kata syasa sambil menatap fely serius. "Gue gak apa-apa,luka kecil gak masalah"kata fely dengan tenang. "Si arka juga kenapa ada acara gak berangkat sih"kata rina dengan kesal. "Dia ada urusan hak dia dong rin mau berangkat atau enggak"kata fely sambil menatap rina tak suka. "Iya deh yang belain cowoknya"kata rina dengan nada mengoda. "Gue gak belain dia rina"kata fely dengan kesal. Saat rina ingin membalas ucapan fely tadi,dia udah keduluan sama ucapan dari riska. "Udah jangan di lanjutin,gak pulang-pulang kalau debat terus"kata riska dengan nada malas. "Ya udah yuk jalan!"kata syasa sambil mengandeng fely dan riska. "Gue mulu yang di tingg
Di markas arjun terlihat arka sedang berkutat dengan berkas-berkas laporan.Tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi dengan sangat nyaring. "Halo"kata arka tanpa melihat nama sang penelfon. 'Ar gawat! Cewek lu di culik orang!'kata orang di sebrang sana. Brak! Arka mengebrak meja dengan emosi. "Bagaimana bisa?!"kata arka dengan emosi mengebu. Teman-teman arka yang melihat itu hanya bisa menatap dengan raut wajah bingung tanpa ada niatan untuk bertanya. 'Sorry tadi gue lengah'kata orang di sebrang sana drngan nada bersalah. "Ikutin orang yang culik fely dan serlok ke gue"kata arka dengan emosi tertahan dan memutuskan panggilan secara sepihak. "Lu pada ikut gue"kata arka tanpa menunggu respon teman-temannya.Dengan tampang bingung mereka mengikuti langkah arka.Satu pemikiran di benak mereka jangan bertanya ke arka jika ingin selamat. Di lain tempat. Di salah satu ruangan club yang ada di ibu kota terlihat s
"Percuma lu berontak"kata lelaki tadi dengan tenang dan berjalan ke arah fely. "Buka mulutnya"perintah lelaki tadi yang sudah di depan fely. "Emm"dengan sekuat tenaga fely merapatkan mulutnya tapi apah daya dia seorang wanita dan tenagannya kalah besar. Dengan sekali tuang minuman beralkohol tadi memenuhi ronggang tenggorokan fely.Fely yang di perlakukan seperti itu hanya bisa menutup mata dengan rapat saat merasakan minuman beralkohol menelusuri tengorokannnya. Pria besar yang menuang minuman tari menatap fely dengan senyum puas. "Lepaskan dia"perintahnya kepada anak buahnya. "Kita-"kata pria tadi terpotong oleh gebrakan pintu yang di paksa untuk terbuka. Brak!! "Bedebah! Mati lu pada"kata arka dengan emosi memuncah. Bhug Bhug Bhug Bhug Dengan membabi buta arka memukul mereka. "Arka"panggil fely dengan lirih. "Fely"kata arka dan mulai sadar dengan tujuan awalnya.D
Sudah hampir satu minggu setelah kejadian dimana arka membalas semua perbuatan mereka yang pernah menganggu fely dan sudah bisa di lihat hasilnya sekarang. Keluarga bara yang semakin kacau dan nama baik keluarga bara yang mulai menurun serta saham perusahaan yang mulai berkurang. Sedangkan arka di beri hukuman dengan cara menyita fasilitasnya dan di suruh mencari uang dari jerih payah sendiri. Kondisi mental nataysa semenjak di masukkan ke rumah sakit jiwa semakin menurun.Bahkan terkadang dia menangis dan tertawa sendiri menyesali perbuatannya.Tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Arka duduk termenung di kursi kebesaranya. "Ar udahlah jangan kebanyakan ngelamun"kata rendy dengan wajah kasian. "Hm"balas arka dengan singkat. "Gue banyak kenalan cewek.Kalau lu mau bisa gue kenalin sekarang"kata rendy dengan tatapan jenakanya. "Gak makasih,gue lebih milih ngejalanin kayak gini.Biar waktu yang buat gue lupa"kata arka dan bangkit dari duduknya berjalan keluar ruangannya. "Mau k
"Woy!"teriak seseorang dari arah belakang mereka. "Bang dimas!"teriak keyra dengan nada keras. "Lepasin adek gue!"kata dimas masih diam di tempat. Orang tadi menatap tak suka ke arah dimas. "Segampang itu menurut lu?"kata orang tadi dengan senyum remeh. "Gue udah telfon polisi dan sebentar lagi polisi bakal dateng jadi lu mending kabur sekarang atau mau di penjara?"kata dimas dengan nada serius. "Percuma juga kalau gue kabur.Gak apa-apa kalau gue masuk penjara sekarang tapi dengan bayaran nyawa adek lu"kata orang tadi dengan senyum devilnya. "Salah gue apa sama elu?"kata keyra dengan nada pasrah. "Gak tau,intinya gue mau bunuh lu aja"kata orang tadi dengan tenang. "Gue gak mau mati"kata keyra dengan malas. "Gue gak lagi bikin penawaran asal lu tau"kata orang tadi sambil menatap keyra dengan datar. "Oh aja"kata keyra dengan helaan nafas lelah. 'Mereka lagi diskusiin apaan coba?
Sudah hampir tiga hari keyra di rawat di rumah sakit dan sekitar tiga hari pula dia merasa di awasi oleh seseorang.Seperti setiap tindakannya di awasi oleh seseorang yang berarda di dekatnya.Kemarin saat kedatangan ibu asri keyra di ceritakan bahwa sang pelaku belum di tangkap oleh polisi.Keyra yang tak ambil pusing hanya menganggapnya angin lalu.Keyra duduk termenung sendirian di dalam ruang inap.Tadinya ada dimas yang menjaga tetapi dimas mendapatkan panggilan untuk sesegera mungkin ke tempat kerjanya kalau tidak dia di pecat dan dengan berat hati dimas meninggalkan keyra.'Bosen'batin keyra sambil melihat sekeliling dengan tatapan malas."Tumben gak ada hilir mudik para suster"gumangnya dengan nada heran."Jalan-jalan sebentar kayaknya gak apa-apa"kata keyra sambil turun dari atas brangkanya.Keyra berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang entah kenapa terasa aneh baginya."Perasaan gue gak enak,apa gue balik lagi ya?"gumang key
Jasad fely sudah dimakamkan.Banyak orang datang untuk melihat sosok fely untuk terakhir kalinya.Satria sebagai seorang yang dekat dengan fely tak bisa menahan air matanya untuk jatuh.Teman-teman fely pun tak jauh berbeda.Rumah fely masih agak ramai dengan kehadiran sanak saudara keluarga bara.Mereka fokus ke fikiran masing-masing.Tak ada percakapan di antara mereka tapi mereka saling menguatkan satu dengan yang lain.Di markas arjun."Udah dapet semuanya?"tanya arka dengan nada datar.Yah,hari ini dia berniat untuk membalas semuanya.Membalas semua yang menimpa fely.Semua orang yang pernah menyakiti fely akan dia balas berkali-kali lipat dan tentu atas bantuan keluarganya.Saat arka memberitahu bundanya,bunda arka sangat sedih dan murka.Saat itulah arka memanfaatkan situasi dan tanpa berfikir panjang bunda arka mendukung tindakan arka.Ayah arka yang mengetahui itu hanya diam dan bersiaga membantu arka di belakang jika ada sesuatu ya
Di ruangan bernuansa putih terlihat seorang gadis yang sedang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit."S-sakit"kata gadis tadi sambil memegang perutnya saat mencoba untuk bangun."Gue masih hidup?"gumang gadis itu sambil menelusuri seisi ruangan.CeklekSuara pintu di buka.Dengan heran gadis tadi menatap ke arah pintu ruangan."Keyra? Lu udah sadar?"kata orang tadi yang ternyata dimas anak dari bu asri pemilik toko."Bang dimas?"gumang keyra tak percaya dengan apa yang di lihatnya.'Hidup gue mainan ya? Atau yang kemarin-kemarin itu mimpi?'batin keyra dengan perasaan bingung."Bentar abang panggilin dokter dulu!"kata dimas dengan semangat dan berlari keluar ruangan."Atau jangan-jangan ini mimpi?"gumang keyra dan mencubit tangannya."Akhh! Sakit"kata sambil mengelus bekas cubitannya tadi."Ini gak mimpi,apa jangan-jangan yang kemarin-kemarin itu mimpi? Masa iya semua mimpi?"gumang keyra dengan bingung de
Arka berjalan keluar dari ruang IGD dengan penampilan kacau.Teman-teman arka yang melihat itu ikut prihatin.Baru kali ini mereka melihat arka sangat kacau dan mengenaskan di sebabkan oleh seorang gadis. "Yang sabar ar"kata rendy sambil menepuk punggung arka tiga kali. "Udah dapet lokasi si j****g"kata arka menatap didi dengan mata sembabnya. "Hm,gue udah dapet lokasi dia terkini"kata didi dengan nada mantap. "Bagus"kata arka sambil berjalan menuju tempat duduk dan mendudukkan dirinya di sana dengan perasaan kacau. Di dalam ruang IGD masih ada beberapa orang yaitu bara berserta keluarganya dan ardi sedangkan sang polisi sedang menunggu di depan pintu ruang IGD. "Fely sayang,anak mama"kata mama bara sambil mengusap rambut fely dengan air mata mengalir. "Maafin gue dek,gara-gara gue lu jadi kayak gini.Maafin gue"kata bara dengan penuh sesal. Sedangkan ardi masih berdiam diri di tempatnya. 'Anak ku meninggal d
Di dalam mobil polisi ardi hanya bisa menyesali semua tindakannya.Bahkan ia sampai menitihkan air mata. 'Maafkan aku sayang,maafkan aku.Anak kita masuk rumah sakit sebab ayah tak berguna seperti ku.Maafkan aku,gara-gara perbuatan ku anak kita sekarang di ambang kematian.Tolong jangan bawa anak kita dulu sayang ku mohon'batin ardi penuh penyesalan. Beberapa menit kemudian mobil mereka sudah sampai di rumah sakit.Arka keluar dari mobilnya dengan raut wajah datar.Banyak pasang mata yang menatap karena mereka.Lebih tepatnya semua tatapan tadi tertuju pada ardi karena masih memakai pakaian tahanan dan salah satu tangan yang sedang di borgol. "Dimana anak ku?"tanya ardi dengan nada tak sabar. "Di ruang IGD"kata arka datar. Mereka terus berjalan hingga sampai di depan pintu ruang IGD.Tenyata di sana sudah ada keluarga bara yang sedang duduk di kursi tunggu. Awalnya arka tak perduli dan terus berjalan saat dia menengok ke dalam ruang IGD dahin
Arka mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.Entah siapa yang menelfonnya tadi. Beberapa menit kemudian arka sampai di tempat tujuan dengan selamat. Dengan datar arka berjalan ke dalam rumah minimalis yang jauh dari aktivitas manusia. Arka mendudukkan dirinya di kebesaran miliknya dengan pandangan datar. "Cepat"kata arka dengan datar. "Ini berkasnya tuan,menurut hasil lab nona fely dengan tuan ardi atau musuh dari tuan anton memiliki kesamaan 97% yang menandakan nona fely anak kandung dari tuan ardi"jelas anak buah arka dengan kepala menunduk.Sedangkan arka masih fokus membaca semua berkas yang ada di tangannya. Yah,selama ini arka sedang mencari keberadaan keluarga fely. '97% fely berarti anak dari si brengsek itu'batin arka dengan tangan mengepal membuat kertas yang dia baca tadi menjadi lusuh. "Hm,kerja bagus"kata arka sambil bangkit dari duduknya dan meletakan sejumlah uang di atas meja.Setelah itu b
Arka masih duduk di tempatnya dengan pikiran kosong.Saat ini pikirannya sedang tertuju pada kondisi fely. Sudah setengah jam lebih arka menunggu di depan IGD bersama teman-temannya. "Gimana?"tanya arka dengan dingin. "Beres,mereka udah di bawa ke kantor polisi"kata didi dengan tenang. "Terus yang cewek mau lu apain ar?"tanya rendy sambil menatap arka bingung. "Biarin dia bebas dulu untuk saat ini"kata arka dengan seringaiannya. Setelah itu tak ada percakapan di antara mereka.Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing,entah apa yang menganggu pikiran mereka semua. Beberapa saat kemudian ada suara langkah kaki menuju ke arah mereka. Dengan datar arka menatap ke arah sumber suara tadi. "Maaf dek tante mau tanya,yang di dalam IGD siapa ya?"tanya mama bara dengan raut wajah cemas. "Temen kita tan"jawab didi dengan raut wajah tak suka.Anggota inti arjun sudah tau semua bahwa fely di usir dari rumah sebab itu