Disinilah mereka sekarang,di kantin dengan suasana yang riuh.
"Gila laper banget gue gegara ulangan dari pak bonang tadi"kata rina dan menaruh kepalanya di atas meja kantin.
"Tapi ya,emang bener soal dari pak bonang bikin otak gue bekerja dua kali lipat"kata syasa menimpali perkataan dari rina tadi.
"Untung gue bisa njawab walau pun gak kayak si fely sama si riska tapi masih mendinglah gue bisa jawab"kata rina dengan wajah leganya.
"Eh iya,fel lu tadi kok bisa lancar banget jawabnya sarapan apa lu tadi pagi?"tanya syasa sambil melihat ke arah fely.
"Roti selai coklat"kata fely sambil menatap syasa.
"Roti lu udah di jampi-jampi ya?"kata rina dengan ngelantur.
"...."tak ada respon dari teman-temannya karena menurut mereka jika di respon akan membuang tenaga.
"Kepala lu gimana?"tanya riska sambil menatap fely.
"Udah mendingan gak pusing kaya tadi pagi"kata fely sambil tersenyum tulus ke arah riska.
"Tapi itu,jidat lu
Waktu pulang sekolah kurang 10 menit lagi dan kelas fely sendari tadi sudah menyelesaikan pembelajarannya mereka hanya tinggal menunggu bel pulang sekolah di bunyikan.Sambil menunggu bel berbunyi fely dan teman-temannya mengunakan waktu tersisa untuk membicarakan berbagai hal.Seperti sekarang mereka sedang membicarakan cowo-cowo tampan dari sekolah lain."Eh,lu pada tau si arka gak?"tanya rina sambil menatap teman-temannya dengan senyum mengembang.Fely yang tadinya malas dengan pembicaraan yang tak ada faedahnya pun sekaran mulai medengarkan dengan serius.'Arka siapa? Jangan-jangan arka yang gue kenal lagi.Tapi mana mungkin'bantin fely berdebat dengan dirinya sendiri."Arka dari Smk belintang itu?"tanya syasa sambil menatap rina heran.'Arka emangnya sekolah di belintang? Gak tau juga sih gue'batin fely lagi."Iya,ganteng ya dia! Mau gue jadi pacarnya kalau gak pacar jadi teman ngobrolnya juga mau gue"kata rina sambil senyum-senyum sendiri
Sesampainya fely di rumah dia langsung pergi ke kamar dan membaringkan tubuhnya.Sedangkan satria langsung melajukan motorkan meninggalkan area rumah fely."Gue kangen sama bang dimas,kangen debat sama dia kanget di omelin sama dia"kata fely dengan lirih dan air mata yang mulai terjatuh."Gue juga kangen masakan bu asri"kata fely lagi dengan mata menatap kosong ke atap kamar."Mau ke bogor tapi gak punya alesan yang tepat,masa iya tiba-tiba bilang kalau gue keyra ya kali mana percaya mereka"kata fely sambil memejamkan matanya."Masa gue udah meninggal?"kata fely dengan nada tak percaya."Ibu,abang keyra kangen"kata fely dengan nada lirih dan sedih."Mau pulang,hiks"kata fely dengan isakan yang keluar dari mulutnya dan dengan cepat dia membekap mulutnya takut ada yang mendengar isakan nya.Fely menangis dalam diam,bantal yang menjadi tumpuan kepalanya sudah mulai basah dengan air mata.Sudah cukup lama dia menangis dan memikirkan
Sesampainya fely di depan rumah dia dengan perlahan turun dari atas motor bima."Gue langsung,masuk istirahat"kata bima dengan raut wajah dingin."Iya makasih atas tumpangannya"kata fely dengan senyum mengembang.Tanpa menunggu jawaban dari bima tanpa izin fely langsung masuk ke dalam rumah dan ingin mengistirahatkan punggungnya yang merasa sakit.Fely memasuki rumah dengan berjalan tenang,hingga langkahnya terhenti di sebabkan oleh bara yang masih ada di ruang tamu."Abis berantem dimana?"tanya bara dengan raut wajah datar."Bukan urusan lu"kata fely dengan malas dan berniat untuk berjalan ke arah kamarnya."Ikut gue"kata bara dan menarik tangan fely dengan paksa.Fely yang sudah malas berdebat pun mau tak mau harus mengikuti langkah bara.Bara membawa fely ke dapur dan mendudukan fely di kursi yang ada.Bara mencari sesuatu di lemari dapur dan ternyata yang di cari adalah kotak P3K.Bara berjalan ke arah fely dengan kota
Pagi harinya arka sudah di rumah fely sejak pukul 6 pagi.Disinilah arka sekarang di meja makan bersama bara dan fely."Mama kemana?"tanya fely entah kepada siapa."Udah mulai kerja sama papa,mereka sekarang ada di bandung"jawab bara masih memakan makanannya."Oh"jawab fely sekenannya.Arka hanya mendengarkan mereka tanpa ada ikut bersuara.Mereka kembali makan tanpa mengeluarkan kata-kata atau pun canda tawa.Saat mereka sedang menikmati makanan tiba-tiba ada beberapa orang duduk di meja makan tanpa permisi."Ngapain lu pada kesini?"tanya bara dengan raut wajah tenang."Mau mampir aja mumpung masih pagi dan beruntungnya kita saat sampai ternyata lagi makan"kata viki tak tau malu dan mulai mengambil buah yang ada di meja."Tuh cowo siapa?"tanya david berbisik ke bara."Temen adek gue"jawab bara sekenannya."Tapi kek gak asing"kata fito dengan tiba-tiba."Arka?"kata david dengan nada tanya."Hm"
Fely berjalan dengan tenang menuju ke kamar mandi wanita.Seperti kejadian tadi tak ada artinya untuk dirinya.Fely di depan memang tenang tapi kita tak tau bahwa dia sedang menenangkan diri,agar tak meledak seketika. Fely berjalan,hingga... Sret,,, Seseorang menarik tanganya dengan tiba-tiba.Orang itu menarik fely berbeda arah dari tujuan fely. “Woy! Lepas!”kata fely sambil berusaha melepaskan tangannya. “...”tak ada sautan dari orang tadi. Fely terus memberonta,hingga langkah mereka terhenti di taman dekat parkiran guru. “Maksud lu apa bawa gue kesini?”kata fely setelah devan melepas tangannya.Yah,seseorang tadi adalah devan. “Gue gak punya maksud tertentu”kata devan dengan raut wajah datar. “Ck,buang-buang waktu gue lu”kata fely dengan kesal dan ingin berjalan pergi dari sana.Tapi langkahnya di hentikan oleh tarikan tangan devan di lengannya. “Tunggu”kata devan sambil menarik tangannya. “Apa lag
Sesampainya mereka di rumah fely,arka langsung pulang dan berpesan bahwa besok dia akan menjemput fely kembali.Fely tak ambil pusing dan berjalan memasuki rumah.“Abis dari mana?”tanya bara saat fely baru membuka pintu.“Toko buku”jawab fely singkat.“Ngapiain?”tanya bara lagi.“Beli buku lah masa ngemis”kata fely dengan malas.‘Iya juga ya’batin bara.Fely berjalan meninggalkan bara dengan langkah kesal.“Ck,ganggu suasa hati orang aja”kata fely dengan kesal.Cekleksuara pintu di buka membuat aktivitas fely terhenti.“Nih”kata bara sambil menyerahkan kotak ponsel.“Paan?”kata fely sambil menatap bara bingung.“Bola pingpong”kata bara dengan malas.“...”tak ada sautan dari fely,dia menatap bara dengan malas adan kesal.“Ck,ambil!”kata bara tak sabaran.“Gak,makasih”kata fely dan melanjutkan aktivitasnya kembali yaitu membaca novel yang baru di belikan oleh arka.“Gue gak
Devan membawa fely ke dalam rumah dengan tergesa-gesa.'Kalau kek gini gue ngerasa kayak orang sakit parah'batin fely dengan wajah datar.'Tapi kok ada devan ya?'batin fely bingung.'Bodolah,masalahnya tuh orang kok bisa tiba-tiba ada di sana.Masa iya sengaja?'batin fely tak percaya."Loh? Fely kenapa van?"tanya bara dengan khawatir saat melihat faly ada di gendongan devan."Tanya sama satria"kata devan dengan raut wajah datar."Huff"helaan nafas lelah yang keluar dari fely."Gue bisa jalan sendiri"kata fely dengan malas."Ck,kaki lu lagi sakit gak usah sok kuat"kata devan dengan nada tak suka."Ck"decak kesal fely."Taruh sini aja"kata bara dan bangun dari duduknya."Lu kira gue barang?"kata fely tak suka."Ck,diem dulu"kata devan dengan kesal dan mendudukkan fely di kursi yang tadi di duduki oleh bara."Akhh,sakit bego!"teriak fely kesakitan saat kakinya di urut oleh devan."Diem teli
Sesampainya mereka di dalam kelas.Rina masih kesal dengan fely dan fely hanya merespon dengan acuh."Udah jam segini kok gurunya belum masuk ya?"tanya syasa heran."Liat grub kelas"kata riska dengan malas.Syasa pun membuka ponselnya dan..."Wow,jam kos kuy!"kata syasa dengan girangnya."Hm"kata riska dengan malas."Rin"panggil syasa kepada rina."Apaan?"jawab rina dengan nada kesalnya."Lu kenapa?"tanya syasa heran dengan rina."Tanya tuh sama si fely"kata rina dengan judes."Dia kenapa fel?"tanya syasa kepada fely dengan heran."Mana gue tau"kata fely dengan santai."Lu pada kenapa sih?"kata syasa dengan bingung."Masa tadikan-"kata rina terpotong karena kedatangan seseorang.'Brak'Meja yang di tempati fely di gebrak oleh seseorang membuat perhatian kelas ke arah meja fely."Gue udah bilang sama elu,jangan pernah ganggu natasya lagi.Budeg lu hah!"kata raka dengan emosi yang mel
Sudah hampir satu minggu setelah kejadian dimana arka membalas semua perbuatan mereka yang pernah menganggu fely dan sudah bisa di lihat hasilnya sekarang. Keluarga bara yang semakin kacau dan nama baik keluarga bara yang mulai menurun serta saham perusahaan yang mulai berkurang. Sedangkan arka di beri hukuman dengan cara menyita fasilitasnya dan di suruh mencari uang dari jerih payah sendiri. Kondisi mental nataysa semenjak di masukkan ke rumah sakit jiwa semakin menurun.Bahkan terkadang dia menangis dan tertawa sendiri menyesali perbuatannya.Tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Arka duduk termenung di kursi kebesaranya. "Ar udahlah jangan kebanyakan ngelamun"kata rendy dengan wajah kasian. "Hm"balas arka dengan singkat. "Gue banyak kenalan cewek.Kalau lu mau bisa gue kenalin sekarang"kata rendy dengan tatapan jenakanya. "Gak makasih,gue lebih milih ngejalanin kayak gini.Biar waktu yang buat gue lupa"kata arka dan bangkit dari duduknya berjalan keluar ruangannya. "Mau k
"Woy!"teriak seseorang dari arah belakang mereka. "Bang dimas!"teriak keyra dengan nada keras. "Lepasin adek gue!"kata dimas masih diam di tempat. Orang tadi menatap tak suka ke arah dimas. "Segampang itu menurut lu?"kata orang tadi dengan senyum remeh. "Gue udah telfon polisi dan sebentar lagi polisi bakal dateng jadi lu mending kabur sekarang atau mau di penjara?"kata dimas dengan nada serius. "Percuma juga kalau gue kabur.Gak apa-apa kalau gue masuk penjara sekarang tapi dengan bayaran nyawa adek lu"kata orang tadi dengan senyum devilnya. "Salah gue apa sama elu?"kata keyra dengan nada pasrah. "Gak tau,intinya gue mau bunuh lu aja"kata orang tadi dengan tenang. "Gue gak mau mati"kata keyra dengan malas. "Gue gak lagi bikin penawaran asal lu tau"kata orang tadi sambil menatap keyra dengan datar. "Oh aja"kata keyra dengan helaan nafas lelah. 'Mereka lagi diskusiin apaan coba?
Sudah hampir tiga hari keyra di rawat di rumah sakit dan sekitar tiga hari pula dia merasa di awasi oleh seseorang.Seperti setiap tindakannya di awasi oleh seseorang yang berarda di dekatnya.Kemarin saat kedatangan ibu asri keyra di ceritakan bahwa sang pelaku belum di tangkap oleh polisi.Keyra yang tak ambil pusing hanya menganggapnya angin lalu.Keyra duduk termenung sendirian di dalam ruang inap.Tadinya ada dimas yang menjaga tetapi dimas mendapatkan panggilan untuk sesegera mungkin ke tempat kerjanya kalau tidak dia di pecat dan dengan berat hati dimas meninggalkan keyra.'Bosen'batin keyra sambil melihat sekeliling dengan tatapan malas."Tumben gak ada hilir mudik para suster"gumangnya dengan nada heran."Jalan-jalan sebentar kayaknya gak apa-apa"kata keyra sambil turun dari atas brangkanya.Keyra berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang entah kenapa terasa aneh baginya."Perasaan gue gak enak,apa gue balik lagi ya?"gumang key
Jasad fely sudah dimakamkan.Banyak orang datang untuk melihat sosok fely untuk terakhir kalinya.Satria sebagai seorang yang dekat dengan fely tak bisa menahan air matanya untuk jatuh.Teman-teman fely pun tak jauh berbeda.Rumah fely masih agak ramai dengan kehadiran sanak saudara keluarga bara.Mereka fokus ke fikiran masing-masing.Tak ada percakapan di antara mereka tapi mereka saling menguatkan satu dengan yang lain.Di markas arjun."Udah dapet semuanya?"tanya arka dengan nada datar.Yah,hari ini dia berniat untuk membalas semuanya.Membalas semua yang menimpa fely.Semua orang yang pernah menyakiti fely akan dia balas berkali-kali lipat dan tentu atas bantuan keluarganya.Saat arka memberitahu bundanya,bunda arka sangat sedih dan murka.Saat itulah arka memanfaatkan situasi dan tanpa berfikir panjang bunda arka mendukung tindakan arka.Ayah arka yang mengetahui itu hanya diam dan bersiaga membantu arka di belakang jika ada sesuatu ya
Di ruangan bernuansa putih terlihat seorang gadis yang sedang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit."S-sakit"kata gadis tadi sambil memegang perutnya saat mencoba untuk bangun."Gue masih hidup?"gumang gadis itu sambil menelusuri seisi ruangan.CeklekSuara pintu di buka.Dengan heran gadis tadi menatap ke arah pintu ruangan."Keyra? Lu udah sadar?"kata orang tadi yang ternyata dimas anak dari bu asri pemilik toko."Bang dimas?"gumang keyra tak percaya dengan apa yang di lihatnya.'Hidup gue mainan ya? Atau yang kemarin-kemarin itu mimpi?'batin keyra dengan perasaan bingung."Bentar abang panggilin dokter dulu!"kata dimas dengan semangat dan berlari keluar ruangan."Atau jangan-jangan ini mimpi?"gumang keyra dan mencubit tangannya."Akhh! Sakit"kata sambil mengelus bekas cubitannya tadi."Ini gak mimpi,apa jangan-jangan yang kemarin-kemarin itu mimpi? Masa iya semua mimpi?"gumang keyra dengan bingung de
Arka berjalan keluar dari ruang IGD dengan penampilan kacau.Teman-teman arka yang melihat itu ikut prihatin.Baru kali ini mereka melihat arka sangat kacau dan mengenaskan di sebabkan oleh seorang gadis. "Yang sabar ar"kata rendy sambil menepuk punggung arka tiga kali. "Udah dapet lokasi si j****g"kata arka menatap didi dengan mata sembabnya. "Hm,gue udah dapet lokasi dia terkini"kata didi dengan nada mantap. "Bagus"kata arka sambil berjalan menuju tempat duduk dan mendudukkan dirinya di sana dengan perasaan kacau. Di dalam ruang IGD masih ada beberapa orang yaitu bara berserta keluarganya dan ardi sedangkan sang polisi sedang menunggu di depan pintu ruang IGD. "Fely sayang,anak mama"kata mama bara sambil mengusap rambut fely dengan air mata mengalir. "Maafin gue dek,gara-gara gue lu jadi kayak gini.Maafin gue"kata bara dengan penuh sesal. Sedangkan ardi masih berdiam diri di tempatnya. 'Anak ku meninggal d
Di dalam mobil polisi ardi hanya bisa menyesali semua tindakannya.Bahkan ia sampai menitihkan air mata. 'Maafkan aku sayang,maafkan aku.Anak kita masuk rumah sakit sebab ayah tak berguna seperti ku.Maafkan aku,gara-gara perbuatan ku anak kita sekarang di ambang kematian.Tolong jangan bawa anak kita dulu sayang ku mohon'batin ardi penuh penyesalan. Beberapa menit kemudian mobil mereka sudah sampai di rumah sakit.Arka keluar dari mobilnya dengan raut wajah datar.Banyak pasang mata yang menatap karena mereka.Lebih tepatnya semua tatapan tadi tertuju pada ardi karena masih memakai pakaian tahanan dan salah satu tangan yang sedang di borgol. "Dimana anak ku?"tanya ardi dengan nada tak sabar. "Di ruang IGD"kata arka datar. Mereka terus berjalan hingga sampai di depan pintu ruang IGD.Tenyata di sana sudah ada keluarga bara yang sedang duduk di kursi tunggu. Awalnya arka tak perduli dan terus berjalan saat dia menengok ke dalam ruang IGD dahin
Arka mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.Entah siapa yang menelfonnya tadi. Beberapa menit kemudian arka sampai di tempat tujuan dengan selamat. Dengan datar arka berjalan ke dalam rumah minimalis yang jauh dari aktivitas manusia. Arka mendudukkan dirinya di kebesaran miliknya dengan pandangan datar. "Cepat"kata arka dengan datar. "Ini berkasnya tuan,menurut hasil lab nona fely dengan tuan ardi atau musuh dari tuan anton memiliki kesamaan 97% yang menandakan nona fely anak kandung dari tuan ardi"jelas anak buah arka dengan kepala menunduk.Sedangkan arka masih fokus membaca semua berkas yang ada di tangannya. Yah,selama ini arka sedang mencari keberadaan keluarga fely. '97% fely berarti anak dari si brengsek itu'batin arka dengan tangan mengepal membuat kertas yang dia baca tadi menjadi lusuh. "Hm,kerja bagus"kata arka sambil bangkit dari duduknya dan meletakan sejumlah uang di atas meja.Setelah itu b
Arka masih duduk di tempatnya dengan pikiran kosong.Saat ini pikirannya sedang tertuju pada kondisi fely. Sudah setengah jam lebih arka menunggu di depan IGD bersama teman-temannya. "Gimana?"tanya arka dengan dingin. "Beres,mereka udah di bawa ke kantor polisi"kata didi dengan tenang. "Terus yang cewek mau lu apain ar?"tanya rendy sambil menatap arka bingung. "Biarin dia bebas dulu untuk saat ini"kata arka dengan seringaiannya. Setelah itu tak ada percakapan di antara mereka.Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing,entah apa yang menganggu pikiran mereka semua. Beberapa saat kemudian ada suara langkah kaki menuju ke arah mereka. Dengan datar arka menatap ke arah sumber suara tadi. "Maaf dek tante mau tanya,yang di dalam IGD siapa ya?"tanya mama bara dengan raut wajah cemas. "Temen kita tan"jawab didi dengan raut wajah tak suka.Anggota inti arjun sudah tau semua bahwa fely di usir dari rumah sebab itu