Devan membawa fely ke dalam rumah dengan tergesa-gesa.
'Kalau kek gini gue ngerasa kayak orang sakit parah'batin fely dengan wajah datar.
'Tapi kok ada devan ya?'batin fely bingung.
'Bodolah,masalahnya tuh orang kok bisa tiba-tiba ada di sana.Masa iya sengaja?'batin fely tak percaya.
"Loh? Fely kenapa van?"tanya bara dengan khawatir saat melihat faly ada di gendongan devan.
"Tanya sama satria"kata devan dengan raut wajah datar.
"Huff"helaan nafas lelah yang keluar dari fely.
"Gue bisa jalan sendiri"kata fely dengan malas.
"Ck,kaki lu lagi sakit gak usah sok kuat"kata devan dengan nada tak suka.
"Ck"decak kesal fely.
"Taruh sini aja"kata bara dan bangun dari duduknya.
"Lu kira gue barang?"kata fely tak suka.
"Ck,diem dulu"kata devan dengan kesal dan mendudukkan fely di kursi yang tadi di duduki oleh bara.
"Akhh,sakit bego!"teriak fely kesakitan saat kakinya di urut oleh devan.
"Diem teli
Sesampainya mereka di dalam kelas.Rina masih kesal dengan fely dan fely hanya merespon dengan acuh."Udah jam segini kok gurunya belum masuk ya?"tanya syasa heran."Liat grub kelas"kata riska dengan malas.Syasa pun membuka ponselnya dan..."Wow,jam kos kuy!"kata syasa dengan girangnya."Hm"kata riska dengan malas."Rin"panggil syasa kepada rina."Apaan?"jawab rina dengan nada kesalnya."Lu kenapa?"tanya syasa heran dengan rina."Tanya tuh sama si fely"kata rina dengan judes."Dia kenapa fel?"tanya syasa kepada fely dengan heran."Mana gue tau"kata fely dengan santai."Lu pada kenapa sih?"kata syasa dengan bingung."Masa tadikan-"kata rina terpotong karena kedatangan seseorang.'Brak'Meja yang di tempati fely di gebrak oleh seseorang membuat perhatian kelas ke arah meja fely."Gue udah bilang sama elu,jangan pernah ganggu natasya lagi.Budeg lu hah!"kata raka dengan emosi yang mel
Fely dan riska memutuskan untuk ke kantin.Mereka berjalan beriringan sambil memikirkan semua kejadian tadi dan mengambil jalan yang tepat untuk menyelidiki tentang natasya."Fel"panggil riska sambil menatap ke arah fely dengan serius."Hm?"balas fely dengan raut wajah datar."Lu tau soal asal usul keluarga si natasya gak?"tanya riska dengan wajah tersenyum."Mana gue tau"balas fely sambil mengangkat bahu acuh."Siapa tau kan,lu kan dulu gak suka sama tuh orang"kata riska tanpa mengalihkan pandangannya dari fely."Terus hubungannya apa?"tanya fely yang masih bingung dengan maksud riska."Setiap lu gak suka atau suka sama orang pasti lu cari tentang dia sampek ke pelosok"kata riska dengan nada datar."Masa?"kata fely dengan raut wajah tak percaya."..."tak ada jawaban dari riska,riska menatap fely dengan tatapan malas."Canda elah"kata fely dengan senyum gugupnya."Tapi gue udah lupa"kata fely dengan na
Bel istirahat sudah berbunyi sendari tadi dan di sinilah mereka bebarda di kantin sekolahan."Giliran siapa nih?"tanya syasa sambil menatap ke arah teman-trmannya."Fely"jawab rina dengan senyum mengembang."Mau pesen apa lu pada?"tanya fely sambil bangkit dari duduknya."Biasa lah"kata rina dengan senyum menjengkelkan."Oke"kata fely dan berlalu pergi dari sana.Di sepanjang jalan menuju warung banyak pasang mata yang menatap fely,terutama geng abangnya itu.Matanya kayak mau lepas saat ngeliatin fely.'Gue dengar dia mulai lagi''Hm,gue denger juga gitu''Lu tau gak tadi pagi dia di labrak sama raka dan kawan-kawan''Dan seperti biasa pasti abangnya cuma diem''Hm,malu mungkin'Begitulah bisikan beberapa penghuni kantin untuk fely,tapi fely hanya diam dan tak perduli.Fely hanya memasang wajah datar tanpa ekpresi dan tanpa minat.'Kelakuan manusia yang gak gue suka'batin fely tak suka.
Chapter 24"Dasar cewe gila!"teriak viki sambil memegang pipinya yang tadi kena pukul fely lumayan keras."..."fely hanya membalas dengan senyum sinis saat mendengar ucapan viki tadi.Chapter 25"Dan cewe gila ini bakalan bantu lu buat tutup mulut"kata fely dengan senyum sinisnya.Saat fely sudah memasang kuda-kuda menyerang tiba-tiba ada seseorang yang menghentikan aksinya."Fely"panggil orang tadi sambil memegang tangan fely.Saat fely melihat siapa orang tadi dia di buat bingung karena orang yang memegang tanganya adalah arka."Ngapain lu disini?"tanya fely sambil menatap arka bingung."Nemuin lu lah mau apa lagi emang gue kesini?"tanya arka sambil menatap fely dengan senyum manisnya.Senyum arka tadi membuat beberapa penghungi kantin berteriak histeris.Arka yang melihat itu dengan cepat merubah ekpresinnya."Lu gak sekolah?"tanya fely dengan malas."Sekolah"jawab arka singkat.
Riska dan fely berjalan dengan tenang di sepanjang komplek."Ini?"tanya fely sambil menatap pagar rumah yang bernomor 27 seperti yang di ucapkan riska tadi."Gak tau"kata riska sambil mengangkat bahu tak tau."Sepi"satu kata yang mengambarkan rumah yang ada di depannya itu."Hm,kita tungguin?"tanya riska sambil menatap fely."Gak usah besok kita balik lagi"kata fely sambil menatap ke arah rumah tadi dengan serius."Oke"jawab riska dengan senang hati."Ayok"kata fely dan berjalan menjauh dari rumah tadi.Riska hanya mengikuti dari belakang tanpa mengucapkan apapun.Mereka kembali ke taksi tadi dan pergi meninggalkan area perumahan tadi.Di rumah fely.Sesampainya di rumah fely ingin langsung naik ke atas tapi langkahnya dihentikan oleh panggilan seseorang."Fel"panggil bara dari ruang keluarga."Hm?"jawab fely sambil menerutkan alisnya."Abis dari mana?"tanya bara datar.
Beberapa menit di jalan,akhirnya mereka sampai di rumah arka.Tadi di mobil bara duduk sendiri di belakang dalam keadaan hening.Bara yang melihat mobil sudah berhenti pun merasa bingung.'Rumah siapa nih?'batin bara bingung.'Bukannya mereka mau makan ya?'batinnya lagi.'Jangan-jangan....Sial gue ketipu'batin bara dengan kesal.Mereka turun dari mobil dan berjalan ke arah rumah megah milik keluarga arka.Baru memasuki rumah mereka sudah di sambut oleh beberapa anggota keluarga arka,terutama ibu dan adik arka."Malam tan"sapa fely dengan senyum mengembang."Malam juga manis,akhirnya kamu ke sini juga"kata bunda arka dengan senyum manisnya."Iya tan"jawab fely seadannya."Ini siapa?"tanya bunda arka saat melihat ke arah belakang fely."Ini abang aku tan di rumah dia sendiri jadi aku bawa juga.Gak papakan tan?"tanya fely dengan senyum manisnya."Gak papa dong,malahan bagus biar tambah akrab"kata bunda arka deng
Di perjalanan pulang fely merasa bosan dengan suasana mobil.Karena merasa bosan fely pun membuka jendela untuk mencari angin segar.Fely menatap keluar jendela dengan bosan.'Gila bosen banget gue'batin fely sambil melihat ke luar jendela."Lu kenapa?"tanya arka kepada fely."Gak"balas fely yang masih menatap keluar jendela.Arka yang melihat respon fely pun tahu jika fely bosan."Tidur aja kalau bosan"kata arka sambil menatap ke depan."Gak ngantuk"kata fely malas."Ya udah dengerin musik"kata arka sambil melihat fely sekilas."Lagi males dengerin musik"kata fely malas."Ya udah diem aja"kata arka mulai kesal dengan jawaban fely."..."fely kembali menikmati suasana di luar."Ck"decak kesal arka saat tak mendapatai respon dari fely.Saat fely sedan fokus menatap keluar jendela tanpa sengaja dia melihat seseorang yang tak asing baginya.'Natasya?'batin fely bertanya.'Tadi natasya
Pagi harinya fely sudah bangun dengan baju olahraganya.Berhubung hari ini libur fely memutuskan untuk berlari mengelilingi komplek.Fely keluar dari kamar saat membalikan badan fely di kejutkan dengan kehadiran seseorang di belakangnya."Mau kemana?"tanya devan datar."Joging"kata fely dengan tenang dan pergi meninggalkan devan di tempat.Tanpa fely sadari ternyata devan mengikutinya dari belakang.Fely melakukan pemanasan di depan rumah."Lu ngapain di sini?"tanya fely saat menyadari kehadiran seseorang."Joging"kata devan datar dan tanpa mengalihkan pandangannya ke arah fely."Oh"balas fely tenang dan kembali melanjutkan pemanasannya.Merasa sudah cukup dengan pemanasannya fely mulai berlari kecil keluar dari halaman rumah dan diikuti devan di belakangnya.Fely hanya ingin mengelilingi komplek setelah itu pulang.Fely berlari ringan sambil menikmati suasana pagi.Saat fely sedang menikmati suasana pagi tan
Sudah hampir satu minggu setelah kejadian dimana arka membalas semua perbuatan mereka yang pernah menganggu fely dan sudah bisa di lihat hasilnya sekarang. Keluarga bara yang semakin kacau dan nama baik keluarga bara yang mulai menurun serta saham perusahaan yang mulai berkurang. Sedangkan arka di beri hukuman dengan cara menyita fasilitasnya dan di suruh mencari uang dari jerih payah sendiri. Kondisi mental nataysa semenjak di masukkan ke rumah sakit jiwa semakin menurun.Bahkan terkadang dia menangis dan tertawa sendiri menyesali perbuatannya.Tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Arka duduk termenung di kursi kebesaranya. "Ar udahlah jangan kebanyakan ngelamun"kata rendy dengan wajah kasian. "Hm"balas arka dengan singkat. "Gue banyak kenalan cewek.Kalau lu mau bisa gue kenalin sekarang"kata rendy dengan tatapan jenakanya. "Gak makasih,gue lebih milih ngejalanin kayak gini.Biar waktu yang buat gue lupa"kata arka dan bangkit dari duduknya berjalan keluar ruangannya. "Mau k
"Woy!"teriak seseorang dari arah belakang mereka. "Bang dimas!"teriak keyra dengan nada keras. "Lepasin adek gue!"kata dimas masih diam di tempat. Orang tadi menatap tak suka ke arah dimas. "Segampang itu menurut lu?"kata orang tadi dengan senyum remeh. "Gue udah telfon polisi dan sebentar lagi polisi bakal dateng jadi lu mending kabur sekarang atau mau di penjara?"kata dimas dengan nada serius. "Percuma juga kalau gue kabur.Gak apa-apa kalau gue masuk penjara sekarang tapi dengan bayaran nyawa adek lu"kata orang tadi dengan senyum devilnya. "Salah gue apa sama elu?"kata keyra dengan nada pasrah. "Gak tau,intinya gue mau bunuh lu aja"kata orang tadi dengan tenang. "Gue gak mau mati"kata keyra dengan malas. "Gue gak lagi bikin penawaran asal lu tau"kata orang tadi sambil menatap keyra dengan datar. "Oh aja"kata keyra dengan helaan nafas lelah. 'Mereka lagi diskusiin apaan coba?
Sudah hampir tiga hari keyra di rawat di rumah sakit dan sekitar tiga hari pula dia merasa di awasi oleh seseorang.Seperti setiap tindakannya di awasi oleh seseorang yang berarda di dekatnya.Kemarin saat kedatangan ibu asri keyra di ceritakan bahwa sang pelaku belum di tangkap oleh polisi.Keyra yang tak ambil pusing hanya menganggapnya angin lalu.Keyra duduk termenung sendirian di dalam ruang inap.Tadinya ada dimas yang menjaga tetapi dimas mendapatkan panggilan untuk sesegera mungkin ke tempat kerjanya kalau tidak dia di pecat dan dengan berat hati dimas meninggalkan keyra.'Bosen'batin keyra sambil melihat sekeliling dengan tatapan malas."Tumben gak ada hilir mudik para suster"gumangnya dengan nada heran."Jalan-jalan sebentar kayaknya gak apa-apa"kata keyra sambil turun dari atas brangkanya.Keyra berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang entah kenapa terasa aneh baginya."Perasaan gue gak enak,apa gue balik lagi ya?"gumang key
Jasad fely sudah dimakamkan.Banyak orang datang untuk melihat sosok fely untuk terakhir kalinya.Satria sebagai seorang yang dekat dengan fely tak bisa menahan air matanya untuk jatuh.Teman-teman fely pun tak jauh berbeda.Rumah fely masih agak ramai dengan kehadiran sanak saudara keluarga bara.Mereka fokus ke fikiran masing-masing.Tak ada percakapan di antara mereka tapi mereka saling menguatkan satu dengan yang lain.Di markas arjun."Udah dapet semuanya?"tanya arka dengan nada datar.Yah,hari ini dia berniat untuk membalas semuanya.Membalas semua yang menimpa fely.Semua orang yang pernah menyakiti fely akan dia balas berkali-kali lipat dan tentu atas bantuan keluarganya.Saat arka memberitahu bundanya,bunda arka sangat sedih dan murka.Saat itulah arka memanfaatkan situasi dan tanpa berfikir panjang bunda arka mendukung tindakan arka.Ayah arka yang mengetahui itu hanya diam dan bersiaga membantu arka di belakang jika ada sesuatu ya
Di ruangan bernuansa putih terlihat seorang gadis yang sedang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit."S-sakit"kata gadis tadi sambil memegang perutnya saat mencoba untuk bangun."Gue masih hidup?"gumang gadis itu sambil menelusuri seisi ruangan.CeklekSuara pintu di buka.Dengan heran gadis tadi menatap ke arah pintu ruangan."Keyra? Lu udah sadar?"kata orang tadi yang ternyata dimas anak dari bu asri pemilik toko."Bang dimas?"gumang keyra tak percaya dengan apa yang di lihatnya.'Hidup gue mainan ya? Atau yang kemarin-kemarin itu mimpi?'batin keyra dengan perasaan bingung."Bentar abang panggilin dokter dulu!"kata dimas dengan semangat dan berlari keluar ruangan."Atau jangan-jangan ini mimpi?"gumang keyra dan mencubit tangannya."Akhh! Sakit"kata sambil mengelus bekas cubitannya tadi."Ini gak mimpi,apa jangan-jangan yang kemarin-kemarin itu mimpi? Masa iya semua mimpi?"gumang keyra dengan bingung de
Arka berjalan keluar dari ruang IGD dengan penampilan kacau.Teman-teman arka yang melihat itu ikut prihatin.Baru kali ini mereka melihat arka sangat kacau dan mengenaskan di sebabkan oleh seorang gadis. "Yang sabar ar"kata rendy sambil menepuk punggung arka tiga kali. "Udah dapet lokasi si j****g"kata arka menatap didi dengan mata sembabnya. "Hm,gue udah dapet lokasi dia terkini"kata didi dengan nada mantap. "Bagus"kata arka sambil berjalan menuju tempat duduk dan mendudukkan dirinya di sana dengan perasaan kacau. Di dalam ruang IGD masih ada beberapa orang yaitu bara berserta keluarganya dan ardi sedangkan sang polisi sedang menunggu di depan pintu ruang IGD. "Fely sayang,anak mama"kata mama bara sambil mengusap rambut fely dengan air mata mengalir. "Maafin gue dek,gara-gara gue lu jadi kayak gini.Maafin gue"kata bara dengan penuh sesal. Sedangkan ardi masih berdiam diri di tempatnya. 'Anak ku meninggal d
Di dalam mobil polisi ardi hanya bisa menyesali semua tindakannya.Bahkan ia sampai menitihkan air mata. 'Maafkan aku sayang,maafkan aku.Anak kita masuk rumah sakit sebab ayah tak berguna seperti ku.Maafkan aku,gara-gara perbuatan ku anak kita sekarang di ambang kematian.Tolong jangan bawa anak kita dulu sayang ku mohon'batin ardi penuh penyesalan. Beberapa menit kemudian mobil mereka sudah sampai di rumah sakit.Arka keluar dari mobilnya dengan raut wajah datar.Banyak pasang mata yang menatap karena mereka.Lebih tepatnya semua tatapan tadi tertuju pada ardi karena masih memakai pakaian tahanan dan salah satu tangan yang sedang di borgol. "Dimana anak ku?"tanya ardi dengan nada tak sabar. "Di ruang IGD"kata arka datar. Mereka terus berjalan hingga sampai di depan pintu ruang IGD.Tenyata di sana sudah ada keluarga bara yang sedang duduk di kursi tunggu. Awalnya arka tak perduli dan terus berjalan saat dia menengok ke dalam ruang IGD dahin
Arka mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.Entah siapa yang menelfonnya tadi. Beberapa menit kemudian arka sampai di tempat tujuan dengan selamat. Dengan datar arka berjalan ke dalam rumah minimalis yang jauh dari aktivitas manusia. Arka mendudukkan dirinya di kebesaran miliknya dengan pandangan datar. "Cepat"kata arka dengan datar. "Ini berkasnya tuan,menurut hasil lab nona fely dengan tuan ardi atau musuh dari tuan anton memiliki kesamaan 97% yang menandakan nona fely anak kandung dari tuan ardi"jelas anak buah arka dengan kepala menunduk.Sedangkan arka masih fokus membaca semua berkas yang ada di tangannya. Yah,selama ini arka sedang mencari keberadaan keluarga fely. '97% fely berarti anak dari si brengsek itu'batin arka dengan tangan mengepal membuat kertas yang dia baca tadi menjadi lusuh. "Hm,kerja bagus"kata arka sambil bangkit dari duduknya dan meletakan sejumlah uang di atas meja.Setelah itu b
Arka masih duduk di tempatnya dengan pikiran kosong.Saat ini pikirannya sedang tertuju pada kondisi fely. Sudah setengah jam lebih arka menunggu di depan IGD bersama teman-temannya. "Gimana?"tanya arka dengan dingin. "Beres,mereka udah di bawa ke kantor polisi"kata didi dengan tenang. "Terus yang cewek mau lu apain ar?"tanya rendy sambil menatap arka bingung. "Biarin dia bebas dulu untuk saat ini"kata arka dengan seringaiannya. Setelah itu tak ada percakapan di antara mereka.Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing,entah apa yang menganggu pikiran mereka semua. Beberapa saat kemudian ada suara langkah kaki menuju ke arah mereka. Dengan datar arka menatap ke arah sumber suara tadi. "Maaf dek tante mau tanya,yang di dalam IGD siapa ya?"tanya mama bara dengan raut wajah cemas. "Temen kita tan"jawab didi dengan raut wajah tak suka.Anggota inti arjun sudah tau semua bahwa fely di usir dari rumah sebab itu