Beranda / Romansa / You Are Mine, Maria / 5. Kali Ini Apalagi?

Share

5. Kali Ini Apalagi?

Penulis: Sinokmput
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-26 16:19:56

Jaccob juga kaget melihat wanita yang saat ini berdiri di samping Petra. Dia mengulum senyum, ternyata keberuntungan jatuh kepadanya. Dia memang tertarik pada Maria saat di kantor tadi, tak disangka dia adalah hadiah yang dimaksud oleh Petra.

"Selamat malam Tuan," ucap Petra sedikit menunduk ketika Jaccob duduk di sofa tunggal di depannya.

Jaccob hanya menganggukan kepalanya. Dia masih melihat ke arah depan, bukan ke Petra, melainkan Maria.

Maria menyipitkan mata tatkala melihat tatapan Jaccob yang baginya sangat mesum itu. Tapi dia akan diam, menilai situasi terlebih dahulu.

"Jadi ini hadiah yang kau maksud? Menarik juga," ucap Jaccob tersenyum sinis.

"Ya Tuan, dia akan menjadi milik anda." ucap Petra.

Maria segera menoleh ke arah ayahnya. Apa maksud perkataannya itu.

"Mulai sekarang, kau akan menjadi wanita milik Tuan Jaccob," ucap Petra yang melihat tatapan bertanya dari Maria itu.

"Apa maksudmu, kau hanya bilang aku akan bekerja di sini. Bukan untuk menjadi wanitanya," suara keras dari Maria membuat Jaccob menaikkan salah satu alisnya. Wanita itu tambah menarik ketika sedang marah, pikir Jaccob.

"Ya, kau akan bekerja sebagai wanitanya," ucap Petra dengan singkat.

"Kau anggap aku jalang? Siapa kau sampai berani melakukan ini!" teriak Maria marah pada ayah tirinya itu.

"Jangan lupakan yang di rumah Maria," ucapan singkat dari Petra itu membungkam Maria.

"Maaf Tuan, dia sedikit liar. Saya mohon pamit terlebih dulu," ucap Petra pada Jaccob.

Jaccob hanya menggerakkan tangannya dan membuat Petra langsung pergi dari sana. Meninggalkan dirinya dan Maria di ruangan ini.

"Dunia memang sangat kecil, kau berhutang padaku dan ternyata kau juga adalah wanita yang dihadiahkan untukku," ucap Jaccob memandang Maria tanpa berkedip.

"Aku tidak mau menjadi wanitamu," ucap Maria yang juga menatap berani pada Jaccob.

"Kau mau! Atau kau akan masuk penjara dan.." ucapan Jaccob menggantung.

"Ayahmu telah menandatangani sebuah perjanjian, jika kau berani berontak. Dia dan semua keluargamu akan mati," lanjutnya.

Deg...

Kalau yang mati ayahnya mungkin Maria tak akan peduli, tapi bagaimana jika itu ibunya. Maria tidak mungkin membiarkan hal itu terjadi. Dia menatap tajam pada Jaccob, mendongakkan kepalanya seolah menantang calon bosnya itu.

"Tunjukan kamarku," ucap Maria seperti tak takut pada Jaccob itu.

Sedangkan Jaccob tersenyum senang. Baru kali ini dia menemukan wanita semenarik Maria. Dia bisa melihat ketakutan di mata Maria tapi sikapnya sangat bertolak belakang dengan tubuhnya yang sedikit gemeteran.

"Rose," teriak Jaccob.

Tak lama wanita setengah baya keluar dari dalam rumah dan berdiri di samping bosnya itu.

"Tunjukan kamar untuk wanita ini, lantai atas sebelah kamarku. Dan mulai sekarang, kau yang melayaninya," ucap Jaccob tanpa mengalihkan pandangan dari Maria.

"Baik Tuan," ucap Rose langsung bergerak mengambil koper Maria dan berkata untuk mengikutinya.

Sepanjang jalan tak ada yang bersuara, bahkan suara langkah kakinya pun seperti tidak terdengar. Dia menaiki sebuah tangga yang berlengkok itu, dengan karpet merah di setiap anak tangganya. Mengikuti kemana dia akan dibawa oleh wanita tua ini.

Sesampainya di lantai atas, dia berjalan sampai di ujung lorong, wanita itu membuka pintu dan membiarkan Maria masuk.

"Silahkan Nona," ucap Rose lalu pergi meninggalkan Maria.

Maria hanya mengangguk, dia masuk ke dalam kamar itu. Kamar yang sangat besar dengan sebuah ranjang king size, sebuah sofa besar di sebelah kanan. Maria melihat sebuah pintu yang menuju balkon, dia menyusuri kamar itu. Ada dua pintu di dalam kamar ini, Maria membuka salah satunya yang ternyata adalah kamar mandi. Dia juga membuka pintu yang di sebelah kamar mandi itu, sebuah ruangan yang berisikan banyak sepatu. Maria masuk lebih dalam, membuka pintu kecil yang tertempel di dinding dan ternyata itu sebuah lemari yang berisikan banyak gaun dan baju untuk wanita. Seolah kamar ini memang disiapkan untuk wanita sepertinya. 

Maria mendesah kasar, bisa-bisanya ayahnya itu menjadikannya kambing hitam untuk masalahnya. Dia melihat pantulan wajahnya di cermin meja rias itu, melihat betapa menyedihkannya dirinya yang tak bisa memilih kehidupannya sendiri.

Maria memutuskan keluar dari ruangan itu, saat dia menutup pintu dan berbalik dia melihat Jaccob sudah duduk di sofa yang ada di kamarnya.

"Kau tidak punya sopan santun? Masuk sembarangan di kamar seorang wanita." ucap Maria ketus.

"Jangan lupakan bahwa semua ruangan ini adalah milikku," balas Jake dengan sombongnya.

"Temani aku malam ini," ucap Jaccob berdiri dan menatap ke arah Maria. Dia menggerakkan dagunya agar Maria mengikutinya.

Maria berjalan di belakang Jaccob. Dia masuk di ruangan lain yang ada di lantai dua ini. Lampunya yang remang itu membuat penglihatan Maria tidak jelas. Dia melihat Jaccob yang sudah duduk di kursi yang ada di ruangan ini.

Jaccob mengambil sebuah remote yang ada di depannya dan menekannya. Seketika ruangan itu menjadi terang-benderang dan Maria bisa melihat dengan jelas. Ruangan dengan sofa lebar di bagian pojok, ada meja tinggi seperti ruang makan yang tergabung dengan dapur itu, kursinya juga tinggi mengikuti meja tersebut. Ternyata ini adalah sebuah bar. 

"Kemarilah," ucap Jake menatap ke arah Maria.

Maria mendekat dan berdiri di depan Jaccob. Dia masih menatap penuh selidik pada lelaki di depannya ini.

"Ambilkan aku Red Wine, cari di tempat itu," ucapnya menunjukan sebuah lemari kecil yang ada di depannya. "Lalu siapkan di sini," ucap Jaccob lagi.

Maria dengan segera mengambil sebuah botol kaca yang berada di laci lemari itu, mengambil gelas kecil, menyajikannya di depan Jaccob.

"Kemarilah dan duduk bersamaku," ucap Jaccob lagi dan Maria menurut dengan diam.

"Berapa umurmu?" ucap Jaccob, mengambil botol Red Wine itu, menuangkan di gelas kecil dan langsung menenggaknya.

"23 tahun," ucap Maria singkat.

"Kau tahu kan, ayahmu telah memberikan dirimu padaku. Jadi kau harus mengikuti semua perkataanku," ucap Jaccob, menyerahkan gelas kecil yang berisi Red Wine itu di hadapan Maria. "Minumlah,"

"Itu kemauan ayahku, bukan kemauanku. Aku tidak mau meminum minuman itu," ucap Maria sedikit ketus.

Tiba-tiba Jaccob terkekeh, dia mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan didepan Maria.

"Kau tahu Maria, jika kau melakukan penolakan sekali lagi. Aku pastikan orang-orangku akan membunuh keluargamu saat ini juga," ucapnya tersenyum sinis.

Maria yang melihat itu menjadi geram, dulu ayahnya yang mengancam dirinya dengan menggunakan ibunya. Dan sekarang orang lain pun sama, mengancam dirinya dengan keluarganya. Dia mengambil gelas itu kasar dan langsung meminumnya sekali tenggak.

"Kau puas Pak?" ucap Maria, dia menahan sedikit rasa getir yang ada di lidahnya.

"Gadis pintar, dan jangan panggil aku pak. Kau bisa memanggilku Jake, atau sayang kalau kau mau," ucap Jaccob menatap Maria dengan senyuman menggoda.

Maria menolehkan kepalanya, dia tidak ingin melihat wajah bosnya yang mesum itu.

Mereka banyak mengobrol, bukan, lebih tepatnya Jake yang memberi banyak pertanyaan agar Maria menjawab. Di setiap obrolan Jake selalu menyuruh Maria untuk meminum Red Wine yang disajikan olehnya. Meskipun dia melihat bahwa wajah dan badan Maria sudah terlihat mabuk, tapi Maria bisa menjawab semua pertanyaan Jake, matanya bahkan masih terbuka dengan jelas.

Jake yang sudah tak tahan dengan pesona Maria akhirnya meraih tengkuk Maria, menekan bibirnya ke arah bibir Maria, melumat dengan ganas kenyalnya bibir Maria, merasakan sisa dari Red Wine yang tertinggal di dalam mulut Maria. Jake bahkan sampai memejamkan matanya.

Meskipun mabuk, Maria masih sadar dengan yang dikatakannya, matanya berusaha terbuka lebar agar dia bisa  melihat wajah Jake, tapi ketika Jake menarik dirinya dan menciumnya, dia menjadi sadar seratus persen apa yang sedang dilakukannya. Dia berusaha berontak agar dapat dilepaskan, tapi tenaga Jake lebih besar darinya, tangan Jake yang mulai bergerilya di tubuhnya membuat Maria panik. Dia menggigit bibir Jaccob yang masih menempel di bibirnya itu, setelah lepas dia melayangkan tamparan di wajah Jaccob.

Jaccob baru pertama kali mendapat perlakuan seperti itu dari wanita. Dia menatap nyalang pada wanita yang di depannya ini, dia menecengkeram kuat lengan Maria dan mendekatinya.

"Beraninya kau menamparku," geramnya. 

Plak... Sekarang gantian Jake yang menampar Maria.

"Kau hanyalah wanita yang akan menjadi jalangku, jangan berani bertindak sampai membuatku marah, atau aku buat kau tak bisa berjalan seminggu," ucapnya berteriak, gairahnya hilang menjadi emosi.

Maria merasa sakit di lengannya akibat cengkraman Jaccob, air matanya perlahan turun, tapi dia berusaha kuat. Dia mendongak, hanya diam menatap berani di hadapan Jaccob.

Jaccob yang sudah kesal itupun mendorong tubuh Maria ke belakang sampai terbentur meja. Dia berjalan keluar, membanting pintu dan meninggalkan Maria.

Setelah melihat kepergian lelaki yang merebut ciuman pertamanya itu, Maria menumpahkan semua tangisannya. Dia merasakan sakit di kepalanya akibat terbentur meja tadi.

"Kali ini apalagi Ya Tuhan," ucapnya menangis terisak.

**

Sinokmput

Bab terkait

  • You Are Mine, Maria   6. Pemandangan Yang Menjijikan

    Maria terbangun dari tidurnya ketika pintu kamarnya diketuk dari luar. Dia bangun perlahan, kapalanya masih terasa sakit. Meskipun dia minum sedikit tadi malam, tapi benturan saat Jake mendorongnya menambah rasa sakit di kepalanya.Dia membuka pintu yang terkunci itu, melihat Rose, pelayan rumah ini ada di depannya."Nona, segeralah turun. Tuan Jake sudah menunggu anda untuk sarapan." ucap Rose."Baiklah, aku akan bersiap-siap dahulu." ucap Maria.Dia menutup pintu lalu bergerak ke arah kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia masih ingat bagaimana semalam Jake menciumnya dan itu membuat dirinya risih.Tak ingin membuat sang bos barunya itu marah, Maria segera menyelesaikan mandinya, berjalan ke ruang ganti dan memakai pakaiannya sendiri, sebuah blouse putih panjang dengan tali di perut, dan sebuah celana jeans longgar. Dia tak selera memakai sebuah gaun. Bagaimana dia akan naik montornya nanti jika dia pakai rok?.Maria hanya memoles lipba

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • You Are Mine, Maria   7. Mulai Bekerja

    Wanita yang berada di pangkuan Jake itu panik, dia segera berdiri dan terlihat merapikan pakaiannya. Melihat wanita yang menatapnya tajam, wanita itu berpikir mungkin dia salah satu wanita bosnya itu. Dia tidak ingin mencari masalah, dia hanyalah karyawan kecil di perusahaan ini, akhirnya dia pamit dan berjalan keluar dengan tergesa-gesa.Jake terlihat santai, dia menyenderkan tubuhnya dan melihat ke arah Maria yang bersedekap tangan masih memandangnya. Jake mengangkat sebelah alisnya tanpa mengatakan apapun.Maria berjalan mendekat dan langsung duduk di kursi yang ada di depan meja Jake, dia ikut menyenderkan badannya dan bersedekap."Kau menyuruhku kesini cepat-cepat hanya untuk melihatmu bercumbu?" tanya Maria ketus."Jika kau ingin dicumbu bilang saja, tidak usah berlagak cemburu seperti itu," kata Jake masih menatap Maria.Maria menganga mendengar ucapan bosnya itu, bagaimana bisa dia berpikir begitu."Cih, sudahlah. Itu tak penting, sekarang

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • You Are Mine, Maria   8. Ke Salon

    Sudah satu minggu Maria tinggal di rumah Jake, setiap pagi dia selalu berkuliah, dan dilanjut dengan menjadi sekretaris Jake di kantor. Maria mulai terbiasa dengan kegiatannya itu. Dan sudah satu minggu setiap mereka bertemu hanya mengobrol secukupnya saja. Sampai saat ini pun Maria masih acuh kepada Jake, dia lebih diam dari biasanya yang suka membantah.Pagi ini mereka sedang sarapan seperti biasa, Jake sudah sibuk dengan handphonenya dan Maria sibuk memakan roti sarapannya. Setelah selesai Maria hendak berdiri pergi dari ruang makan, tapi tertahan karena omongan Jake."Aku sudah cukup sabar menghadapimu selama ini. Kau kira dengan diamnya aku, kau bisa seenaknya saja?" ucap Jake tanpa mengalihkan pandangannya.Maria kembali duduk, diam lagi tanpa menjawab. Hal itu membuat Jake bertambah kesal."Mulai malam nanti, kau harus siap melayaniku. Aku tidak menerima penolakan," ucap Jake, dia menggebrak meja dan meninggalkan Maria.Maria, meskipun di luar di

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • You Are Mine, Maria   9. Cemburu?

    Maria sangat cantik malam ini, riasan di wajahnya yang natural membuat Maria yang memang cantik terlihat tambah cantik. Gaun hitam panjang belahan sampai lutut, dengan bagian belakang yang terbuka. Rambutnya digelung ke atas, menampakkan punggung Maria yang begitu putih dan halus.Jake terpana dengan penampilan Maria, dia terdiam beberapa saat tanpa mengalihkan pandangannya dari Maria."Ehem," suara Sisi merusak lamunan Jake."Bagaimana? Cantik kan? Karyaku tak pernah mengecewakan." ucap Sisi.Jake sekali lagi melihat dengan detail, menatap Maria dari atas sampai bawah, bahkan menyuruh Maria untuk berputar. Matanya terhenti ketika melihat punggung Maria yang terekspose itu, dia mengerutkan dahi dan menatap ke arah Sisi."Gerai saja rambutnya, aku tidak ingin wanitaku menjadi tontonan orang lain," ucap Jake bersedekap.Sisi mengerutkan dahinya, apa dia tidak salah dengar? Biasanya Jake yang paling membuat heboh soal wanita. Tapi apa kali ini, Sisi

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • You Are Mine, Maria   10. Direnggut Paksa

    Ashley membawa Maria keluar dari gedung itu. Dia mendudukan tubuh Maria di bangku yang tersedia di sana. Dia mengeluarkan sapu tangan yang ada di sakunya, lalu mengusap wajah Maria yang basah itu. Melihat Maria yang hanya diam, dia pun ikutan diam dan memandang kosong ke arah depan."Kau membohongiku?" tanya Ashley, nada suaranya tercekat. Dia seperti kecewa pada Maria.Maria yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Ashley, tapi yang ditatap tak mengalihkan pandangannya dari depan."Kau berkata sedang mengerjakan pekerjaan yang diberikan ayahmu, tapi kenapa aku melihat kau ada di sini? Bersama orang-orang yang terkenal suka mempermainkan wanita," ucap Ashley lagi.Maria kaget mendengar ucapan Ashley. "Kau mengenal mereka?" tanyanya."Kau bahkan tidak menjawab pertanyaanku," ucap Ashley menoleh ke arah Maria."Aku belum bisa menceritakannya padamu," ucap Maria menatap Ashley sekilas lalu kembali menoleh ke arah depan."Selama ini kau angga

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • You Are Mine, Maria   11. Kesal

    Pagi-pagi sekali Jake sudah berangkat ke kantornya, dia sedang tidak ingin melihat Maria. Jake bahkan melewatkan sarapannya, dia juga berpesan pada pelayannya agar Maria jangan diganggu, biarkan dia bangun dengan sendirinya.Jake masih menyimpan rasa sesak di hati jika mengingat wanitanya berpelukan dengan lelaki lain. Amarahnya tak bisa dibendung yang mengakibatkan kejadian semalam terjadi. Padahal di bayangan Jake, dia bisa memiliki Maria dengan sangat lembut karena dia adalah gadis pertamanya.Entahlah, kejadian semalam di luar dugaannya. Tapi Jake masih mengingat dengan jelas kejadian itu. Dia juga menikmati setiap tangisan yang bercampur desahan dari Maria. Putihnya tubuh Maria dan betapa mulus kulit Maria masih bisa dia rasakan.Jake segera mengusir pikiran itu dengan menyibukkan dirinya bekerja. Tapi setiap kali Jake berpaling, maka bayangan itu semakin terlihat jelas. Hal itu malah membuat libidonya menjadi naik dan ingin segera pulang untuk menikmati Maria

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • You Are Mine, Maria   12. Kepikiran Maria

    Ponsel Jake berdering, dia mengambil handphonenya dari saku celana, melihat nama Aciel orang kepercayaannya, dia pun segera mengangkat panggilan tersebut."Hallo, ada apa?" tanya Jake, suaranya masih terdengar kesal."Ada tangkapan baru, salah satu kurir senjatamu ternyata seorang penyusup," kata Aciel."Sial, di mana dia sekarang?" tanya Jake."Di tempat biasa bos, aku sudahmengurungnya." jawab Aciel."Aku akan kesana sekarang," ucap Jake lalu memutuskan panggilan telfonnya.Suasana hatinya sangat buruk dan itu karena Maria. Mungkin bermain dengan mainan yang baru ditangkap oleh anak buahnya bisa meredakan sedikit emosinya. Dia tersenyum sarkas.Jake keluar dari kamar mandi dan masih melihat Serren sedang duduk di kursinya. Dia menghembuskan nafas malas, mengabaikan wanita itu. Jake menghampiri meja Maria."Selesaikan semua pekerjaan ini, jika nanti malam belum selesai. Aku akan menghukummu seperti semalam lagi," ucap Jake b

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • You Are Mine, Maria   13. Jebakan

    Maria memegangi kepalanya, jam sudah menunjukan pukul 9 malam tetapi pekerjaannya belum selesai. Tinggal sedikit lagi, tetapi rasanya tubuh Maria sudah sangat lelah. Dia menutup semua dokumen dan membereskannya, dia akan menyelesaikannya besok. Biarlah dia diberi hukuman, Maria sudah tidak kuat.Dia berdiri, keluar ruangan dengan berjalan lesu. Wajahnya sayu, benar-benar terlihat lelah. Setelah keluar dari lift, dia mengendarai mobilnya pulang ke rumah.Maria langsung memasuki kamarnya ketika dia sampai di rumah. Membersihkan dirinya dengan singkat lalu memakai piyamanya, berjalan ke arah ranjang dan merebahkan tubuhnya yang lelah. Baru saja dia ingin menutup mata, perutnya terdengar keroncongan. Maria lupa dia belum makan malam tadi.Akhirnya dengan rasa malas dia berjalan turun menuju dapur. Tapi ketika dia sampai di pertengahan tangga, Maria melihat Jake yang berjalan menaiki tangga. Maria berhenti, membiarkan Jake melewatinya. Tapi saat Jake sudah sampai atas d

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-27

Bab terbaru

  • You Are Mine, Maria   90. Bonus Part

    *5 tahun kemudian. "Xavier, jangan berlari nak. Kau bisa terjatuh nanti." Illene berteriak panik melihat cucunya berlari ke sana-sini di taman. Dia sampai kewalahan mengejar Xavier. Maria yang baru saja keluar dari arah dapur itu tersenyum. Dia meletakkan nampan berisi teh hangat dan beberapa cemilan di meja. "Sudahlah Bu, nanti juga dia berhenti sendiri. Tak udah dikejar atau Ibu yang akan kelelahan nanti." ucap Maria. Illene menghela nafas lalu duduk menyusul Maria. Wanita yang rambutnya sudah beruban itu tampak ngos-ngosan. Dia mencoba menarik nafas perlahan lalu mengambil secangkir teh hangat dan meminumnya. Dia menyesapnya sebentar sebelum menatap ke arah Maria. "Ya, kau benar Maria. Astaga, dia sangat aktif sekali." keluhnya. Maria hanya terkekeh, dia melirik ke arah anak lelakinya yang sekarang berumur 4 tahun. Dia lalu mengusap perutnya, kali ini Maria hamil lagi dan usia kandungannya sudah menginjak 7 bulan

  • You Are Mine, Maria   89. Baby Xavier (End)

    Kandungan Maria sudah memasuki minggu ke-35, artinya tinggal menghitung hari Maria akan melahirkan. Hari ini Jake memutuskan untuk libur dan menemani Maria untuk mendekorasi kamar calon anak mereka. Karena sampai saat ini mereka belum tahu jenis kelamin anak mereka, jadi mereka mengisi kamar itu dengan warna netral.Kamar yang dulu dipakai oleh Maria sekarang menjadi kamar calon anak mereka. Jaccob memutuskan merenovasi untuk memberikan pintu penghubung ke kamarnya."Kau tak boleh kelelahan Mary, biarkan aku saja yang membersihkan kamar ini. Kau duduk saja dan lihatlah!" perintah Jaccob.Tapi ucapan itu tak dihiraukan Maria. Dia bahkan dengan senang hati merapikan satu-persatu baju kecil yang terlihat lucu baginya. Dia memisahkan di antara perlengkapan lainnya."Benar yang dikatakan Jaccob, Maria, lebih baik kau istirahat saja," ucap Illene yang ada di sana membantu mereka."Kalian tak bisa melarangku. Aku juga ingin menyiapkan keperluan anakku," u

  • You Are Mine, Maria   88. Pernikahan Sera dan Lucas

    "Kau terlihat sangat cantik Sera," ucap Maria yang baru saja masuk ke dalam kamar hotel.Sera yang mendengar itu langsung menoleh, menatap Maria yang juga sangat cantik dengan perutnya yang sudah membesar. Wanita itu bahkan berjalan tertatih sambil memegangi perutnya."Maria," seru Sera dengan senang. "Kau sendirian?" tanya Sera."Tidak, Jaccob ada di sini, tapi dia pergi untuk melihat Lucas." Maria mendekat ke arah Sera, menyerahkan sebuket bunga mawar putih kepada Sera. "Khusus permintaan ibu," ucapnya sambil tersenyum.Sera menerimanya, dia meletakkan bunga itu di meja. Dia tidak bisa banyak bergerak sekarang karena Sisi masih merias wajahnya.Hari ini adalah hari pernikahan Sera dan Lucas. Sudah sejak setengah tahun lalu hubungan mereka dengan Maria dan Jaccob membaik. Sera bahkan sering menginap di rumah Jaccob untuk menemani ibu hamil yang banyak maunya itu."Bagaimana, apa semua sudah siap?" Illene

  • You Are Mine, Maria   87. Memeriksakan Kehamilan

    Lagi-lagi rumah sakit dibuat kalang kabut ketika mendengar pemilik rumah sakit, Jaccob akan datang ke sini. Para senior dan junior dokter terlihat gugup menanti orang yang diisukan dengan sikap yang kejam itu. Mereka bahkan sudah menunggu di depan pintu masuk rumah sakit tersebut.Mobil yang ditumpangi Jake berhenti, Aciel segera membuka pintu untuk Jake dan Maria. Jake masuk ke dalam sambil menggandeng tangan Maria."Apa kabar Maria?" sapa dokter Nathan yang mendekat ke arah mereka."Aku baik Paman," balas Maria dengan senyuman."Kenapa semua orang ada di sini?" tanya Jaccob heran melihat semua orang menyambutnya.Kening dokter Nathan mengerut, dia menatap Jaccob dengan heran. "Bukannya kau datang untuk memeriksa kepentingan rumah sakit?" tanyanya."Aciel," panggil Jaccob sambil menoleh ke belakang. Sedangkan Aciel hanya meringis sambil menggaruk tengkuknya."Aku lupa tak memberitahu dokter Nathan."Jake menghela nafas kasar,

  • You Are Mine, Maria   86. Drama Pagi Hari

    "Kenapa kau membawa wanita ini ke sini?" tanya Jake menatap tajam Lucas."Jake," lirih Illene, mencoba melerai tak ingin ada pertengkaran."Kau tak tahu Bu, mereka yang menyebabkan Maria kehilangan bayinya dulu," ucap Jake masih dengan nada yang dingin."Semua sudah berlalu Jake, bahkan kau pun sudah membalasnya pada Sera," jawab Lucas dengan tenang."Ya, tapi aku belum membunuhmu!" sengit Jake."Jake, Lucas, kemarilah!" perintah Illene dengan nada tegas.Mereka mendekat, duduk saling berhadapan. Jake masih menatap Lucas dengan tajam, sedangkan Lucas tak menhiraukannya, dia bersikap dengan tenang. Karena memang, dia ke sini hanya ingin perdamaian, tak ingin permusuhan mereka terus berlanjut. Lucas ingin memperbaiki semuanya."Kalian adalah anak-anak Ibu. Jika kalian terus bertengkar seperti itu, Ibu akan merasa sedih." Rikard sudah berdiri di belakang Illene, dia mengusap pundak Illene lembut ketika wanita itu mulai menangis.

  • You Are Mine, Maria   85. Datang ke Rumah

    Maria terbangun karena aroma dari masakan yang tercium di hidungnya. Dia membuka matanya perlahan, menoleh ke sampingnya tapi tak menemukan keberadaan suaminya.Akhirnya Maria bangun, dia menutupi tubuh polosnya masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia menikmati guyuran air shower yang membuat tubuhnya menjadi segar. Setelah selesai dia segera keluar.Maria memeriksa koper yang masih ada di sebelah sofa. Karena kegiatan semalam, dia sampai lupa belum membereskan barang-barang yang dibawanya.Maria mengeluarkan satu-persatu baju yang ada di sana. Tapi dia menyerngit heran, semua bajunya hanyalah sebuah gaun tipis, baju tanktop, celana pendek dan....lingerie. Apa-apaan ini? Siapa yang menyiapkan baju-baju laknat seperti ini?Maria mendesah, dia segera memakai salah satu gaun yang ada di sana. Ini terlalu pendek, pikir Maria ketika melihat tampilannya di cermin. Tapi dia mengabaikannya dan segera keluar dalam keadaan rambut setengah basah.

  • You Are Mine, Maria   84. First Night (WARNING!!!)

    *HARAP BIJAK MEMILAH BACAAN!*Malam semakin larut, tapi kebahagian orang-orang yang ada di sana masih terpancar dengan jelas. Beberapa orang ada yang sudah berpamitan untuk pulang, sebagian lagi masih ada di sana.Jake menyuapi Maria makanan kecil, dari tadi dia tak beranjak meninggalkan Maria sedikitpun. Membuat teman-teman wanita Maria di agency menjadi iri melihatnya."Kau lelah?" tanya Jake."Tidak, aku hanya ingin ganti baju. Gaun ini membuatku kedinginan," ucap Maria menatap memelas pada Jake.Jake membuka jasnya dan menyampirkan di pundak Maria. "Kalau begitu kau harus segera ganti baju." ucap Jake.Maria mengangguk, dia berpamitan pada Illene, Rikard dan yang lainnya. Tapi bukannya membawa Maria masuk ke dalam Mansion, Jake malah menuntun Maria masuk ke dalam mobil."Kita akan ke mana Jake?" tanya Maria heran."Pergi ke suatu tempat," balas Jake dengan tersenyum.Maria tak bertanya lagi, dia yang le

  • You Are Mine, Maria   83. A Wedding

    Saat sampai di tempat, Maria segera masuk ke dalam. Di sana terlihat sepi, hanya ada para pelayan toko yang berlalu lalang. Aciel menyuruh Maria untuk berjalan duluan, dia mengikutinya dari belakang.Senyum Maria merekah ketika melihat Jake berdiri di depan sana bersama seorang lelaki yang tak dikenalnya."Jake," panggil Maria sambil melambaikan tangannya.Jake tersenyum, dia menyuruh Maria untuk mendekat. Saat Maria ada di sampingnya, dia langsung memeluk pinggul Maria."Ricky, perkenalkan calon istriku, Maria," ucap Jaccob tersenyum bangga.Ricky tersenyum, dia menjabat tangan Maria yang dibalas oleh Maria."Baiklah, akan aku tunjukan koleksi berlianku," ajak Ricky setelah perkenalan singkat itu. Dia berjalan ke tempat lebih dalam dari tokonya ini, sesampainya di sana, ada anak buahnya yang menunggunya dengan 3 buah kotak berisikan berlian berwarna-warni."Ini koleksi terbaruku, yang ini salah satu paling sulit ditemukan. Hanya ada

  • You Are Mine, Maria   82. Rencana yang Gagal

    "Bagaimana kabar Ayah hari ini?" tanya Maria begitu dia masuk ke dalam kamar rawat ayahnya. Di tangannya terdapat sebuah parcel buah, dia meletakkannya di meja dan duduk di dekat ayahnya.Petra tersenyum, dan menatap Maria. "Ayah lebih sehat dari kemarin, trimakasih Maria." ucapnya."Tak ada trimakasih di antara kita Ayah. Kita memang harus saling membantu," ucap Maria diselingi dengan tawa. "Ayah mau jeruk? Akan aku kupas untuk Ayah."Petra hanya mengangguk, dia mengamati anak tirinya itu yang mengupas kulit jeruk. Maria sangat telaten, dia bahkan mencucinya terlebih dulu sebelum diserahkan pada ayahnya."Bantu aku duduk Maria," pinta Petra.Maria dengan segera menaikan sisi ranjang rumah sakit ini. Dia membantu ayahnya untuk duduk bersender di sana.Maria menyuapi satu-persatu jeruk itu ke mulut ayahnya. Mereka saling bercanda sampai Jake masuk ke dalam ruangan itu. Sikap Petra langsung sedikit diam, dia masih takut dengan perlakuan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status