Share

Bab 81

Penulis: Aina D
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Fira?” Gilang mengeryitkan keningnya melihat Zafira berdiri di samping mobilnya. Lelaki itu membuka kaca mobilnya.

“Aku ikut pulang,” ucap Zafira datar.

Gilang kembali tersenyum senang.

“Dengan senang hati, Permaisuriku,” ucap Gilang sambil membukakan pintu untuk Zafira.

“Kamu kelihatan kacau, Mas,” ucap Zafira saat mereka sudah dalam perjalanan pulang.

“Setidaknya aku bisa sedikit lebih lega karena kamu ada di sampingku dan menemaniku,” ujar Gilang.

“Maafkan aku, Mas. Sebenarnya aku sudah menduga Tante Rossa akan melakukan hal ini ketika aku bertemu dengannya di Mall. Tapi aku tak menduga mereka akan senekat ini menjebakmu.”

“Tak perlu meminta maaf, Sayang. Kamu nggak salah, aku lah yang salah.”

“Maukah berjanji satu hal padaku, Mas?”

“Apa itu, Fira?”

“Kita jangan membahas hal ini lagi,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Yang Ternoda   Bab 82

    Gilang mengusap wajahnya kasar kemudian menoleh ke arah Zafira. Gilang terkejut ketika mendapati mata Zafira sudah basah dengan air mata. Zafira memilih berdiri sambil berpegangan pada ujung sofa yang ada di ruang tengah.“Fira, jangan percaya padanya! Dia pasti sedang berbohong dan ingin menghancurkan hubungan kita. Aku nggak mungkin melakukan itu, Sayang,” ucap Gilang panik.“Kamu mengira aku berbohong, Gilang? Baiklah, aku akan memberi buktinya padamu.” Claudia membuka tas nya dan mencari-cari sesuatu dari dalam sana. “Ini! Apa hasil USG ini masih belum cukup untuk membuktikannya? Lihat ini baik-baik! Ini hasil USG yang menyatakan aku sedang mengandung benihmu, Gilang Febrian!” bentak Claudia sambil melemparkan selembar foto hitam putih dan sebuah buku kecil berlogo rumah sakit pada Gilang.Gilang meraih selembar foto yang dilemparkan Claudia. Dengan tangan gemetar Gilang membaca beberapa tuli

  • Yang Ternoda   Bab 83

    “Izinkan aku pergi untuk sementara, Mas. Aku akan terus tersakiti jika berada di sini.”“Aku janji akan membicarakan ini dengan Cla, aku akan membiayai semua kebutuhannya dan bayinya. Aku akan membujuknya untuk kembali ke Paris.”“Jangan egois, Mas. Jika benar Cla sedang mengandung anakmu. Dia pasti membutuhkan kehadiranmu sebagai ayah dari bayinya. Dia butuh status untuk bayi yang dikandungnya.”“Apa kamu sedang menyuruhku untuk menikahinya, Fira?” tanya Gilang.“Aku tak berhak untuk menyuruhmu ataupun melarangmu, Mas. Pikirkanlah matang-matang langkah apa yang akan Mas Gilang ambil ke depan. Insya Allah aku siap menerima apapun keputusanmu. Sebaiknya kita berangkat sekarang, Mas. Bukankah Mas Gilang ada meeting penting hari ini? Akupun harus kerja,” ucap Zafira berusaha tersenyum.Gilang menatapa tajam mata Zafira.“Jangan pergi jauh dan jangan

  • Yang Ternoda   Bab 84

    “Apa Gilang menyakitimu, Fira?”“Jangan ikut campur terlalu jauh, Fe. Itu bukan urusanmu!”“Itu akan menjadi urusanku jika dia menyakitimu, Fira. Aku tak akan membiarkan siapapun menyakitimu, meskipun orang itu berstatus suamimu!” Felix menatap tajam mata Zafira.Zafira mengeryitkan keningnya mendengar ucapan Felix.“Untuk apa kamu mencampuri urusanku, Felix?”“Karena aku menyukaimu, Fira! Aku menyukaimu sejak pertama kali bertemu denganmu saat kita bertabrakan di klinik!” ucap Felix mantap, sementara Zafira menatapnya tak percaya.“Aku mulai menepis perasaanku saat mengatahui jika kamu adalah wanita yang sudah bersuami, namun aku akan kembali memupuk rasaku jika melihatmu disakiti seperti ini. Aku berjanji akan merebutmu darinya jika dia terus menyakitimu! Apa kamu menikah karena dipaksa?”Zafira menarik nafas panjang.“Semua tidak seperti yang kamu

  • Yang Ternoda   Bab 85

    “Astaghfirullahaladzim!” pekik Juan ketika melihat Gilang datang ke toko sembakonya dengan wajah yang babak belur penuh luka lebam.“Ada apa, Nak? Kenapa wajahmu seperti ini?”“Gilang nggak apa-apa, Yah. Apa Ayah tau di mana Fira? Tadi Gilang ke rumah Ayah, tapi rumah dalam keadaaan kosong, makanya Gilang menutuskan kemari.”“Duduklah dulu, Nak. Ayah akan memanggil Ibu untuk mengobati lukamu.”“Nggak, Yah! Gilang nggak apa-apa. Gilang hanya mau ketemu Fira,” ujar Gilang menatap Juan penuh harap.Juan menarik nafas panjang.“Ayah tidak tau di mana Fira, Nak. Tadi siang dia hanya menelpon Ayah dan meminta izin untuk pergi sementara waktu. Fira hanya meminta agar Ayah dan Ibu mendoakannya. Sebenarnya Ayah pun bingung, namun Fira menyakinkan Ayah bahwa dia baik-baik saja, hanya perlu waktu untuk menyendiri katanya. Sebenarnya apa yang terjadi, Nak?&r

  • Yang Ternoda   Bab 86

    “Benar kata dr. Felix, Pak Gilang. Sebaiknya Anda membersihkan luka di wajah Anda dulu. Selain untuk kenyamanan ruangan pasien, juga untuk penanganan agar luka di wajah Anda tidak infeksi.” Dr. Hadi memberi saran.“Muka lo kenapa?” tanya dr. Hadi ketika Gilang sudah keluar dari kamar perawatan. “Jangan bilang lo berantem sama Pak Gilang!”“Ya emang gue berantem sama si brengsek itu. Giman hasil karya gue tadi di wajahnya? Keren kan? Sampai bonyok gitu mukanya?” Felix terkekeh namun segera meringis ketika merasakan perih di wajahnya saat dia mencoba tertawa.“Yeile, sama aja. Tuh muka lo juga bonyok, cuma bedanya lo udah dapat perawatan aja sedang dia belum. Kalian berdua berantem kenapa? Gara-gara istrinya? Lo nekat amat sih mau ngerebut bini orang, Fe.”“Gue nggak akan berniat merebut istrinya kalau suaminya menjaganya dengan baik, Di. Dia itu laki-laki breng

  • Yang Ternoda   Bab 87

    “Bangunlah, Kawan! Bukankah masih banyak hal yang ingin kita lakukan bersama,” ucap Alex.Tangannya menepuk-nepuk pelan bahu Irawan. Gilang merasa terharu melihat ketulusan dari sorot mata Alex.“Terima kasih atas perhatian Om Alex pada papa.”“Dia sahabat terbaikku, Gilang. Apapun yang terjadi antara kamu dan putriku tidak akan merubah persahabatanku dengannya.”“Apa Om Alex sudah tau apa yang terjadi pada Cla?”“Ya, Om sudah tau. Cla dan Maminya sudah menceritakannya ketika aku tiba tadi sore.”“Maafkan aku, Om. Aku sudah menodai Cla.”Alex menoleh dan menatap Gilang sambil tersenyum.“Kamu bisa menceritakan semua padaku. Aku baru mendengar cerita dari sisi istri dan putriku. Sejujurnya aku merasa ada sesuatu yang mengganjal, jadi aku ingin kau pun menceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi menurut versimu.”“Terima kasih, Om

  • Yang Ternoda   Bab 88

    “Masuklah ke mobilku. Aku akan mengantarmu pulang,” ucap Gilang lembut pada Claudia.“Kamu nggak ke kantor, Gilang? Aku bisa pulang bareng asisten papi kok. Tadi ke sini juga bareng papi dan asistennya,” ujar Claudia.“Om Alex ada di sini?” tanya Gilang.“Iya, tapi tadi Papi langsung pamit ke ruangan Om Irawan setelah tiba di rumah sakit,” jawab Claudia. Gadis itu merogoh tas nya ketika mendengar ponselnya berbunyi. Claudia kemudian menjawab teleponnya.“Udah selesai.”“Udah. Ada kok foto USG nya. Kondisinya baik dan sehat.”“Ini udah di parkiran mau pulang diantar Gilang.”Gilang hanya terdiam kalimat-kalimat pendek Claudia yang sedang berbicara di telpon dengan seseorang.“Telpon dari Om Alex?” tanya Gilang.“Bukan, dari Toni.”“Toni?”“Oh. Itu asisten Papi,” jawab Claudia.

  • Yang Ternoda   Bab 89

    “Maafkan saya, Tuan. Saya sudah melakukan kesalahan besar pada Nona Cla. Saya ... sayalah yang telah menghamili Nona Claudia. Saya siap menerima hukuman apapun dari Tuan akibat perbuatan saya,” ucap Toni dengan wajah menahan ketakutan.“APA KATAMU???” seru Alex terkejut mendengar pengakuan asistennya.“Kamu? Kamu yang menghamili Claudia? Kenapa bisa kamu yang menghamili Caludia?” seru Alex tak percaya.“Maafkan saya, Tuan. Sekali lagi saya benar-benar minta maaf. Waktu itu saya diminta Non Claudia untuk mengantarnya ke pub saat di Paris. Waktu itu Nona Cla sedang sedih-sedihnya karena hubungannya dengan Gilang kandas. Saya menemani Non Cla dan menunggunya di sana. Tapi, Non Cla kemudian menawarkan minuman pada saya dan membuat kami berdua mabuk saat itu. Saya tak ingat bagaimana kejadiannya, tiba-tiba saja saya dan Cla sudah berada dalam satu kamar hotel yang berada di sebelah Pub. Dan malam itu, saya

Bab terbaru

  • Yang Ternoda   Bab 130

    Gilang memarkirkan mobilnya di parkiran klinik, lalu turun dan membukakan pintu mobil untuk Zafira.“Hati-hati, Sayang,” ucapnya sambil menyambut uluran tangan Zafira.“Jangan berlebihan, Mas. Aku nggak apa-apa.”Gilang menggeleng. “Aku harus berlebihan kalau itu menyangkut kamu dan anak kita. Aku nggak mau kehilangannya lagi.”Akhirnya Zafira mengalah ketika Gilang dengan posesifnya mengantarkannya ke dalam klinik hingga terdengar suara Felix menyapa mereka.“Hai, Fira.”Gilang dan Zafira menoleh. Felix tersenyum dapa Zafira, namun mengabaikan pria posesif di samping wanita itu.“Eh, lu nggak ngeliat gue?” sengit Gilang.Felix tertawa. “Oh, iya. Maaf nggak kelihatan. Makanya jangan terlalu sering di samping Fira, soalnya yang lain nggak kelihatan ditutupi sama auranya dia.”Gilang semakin gusar ketika merasa Felix sedang memprovokasiny

  • Yang Ternoda   Bab 129

    Gilang mengantar Zafira ke klinik dr. Hesty sebelum berangkat bekerja. Telepon dari Felix yang mengajak Zafira bertemu pagi ini benar-benar membuat Gilang gelisah. Maka saat istrinya mengatakan jika Felix mengajak bertemu di klinik tempat Zafira dulu bekerja, Gilang memilih mengantarkan sendiri istrinya ke sana. Meski awalnya Gilang menolak, namun rengekan Zafira membuatnya luluh. Gilang masih ingat bagaimana tadi pagi mereka berselisih paham akibat telepon dari dr. Felix.“Felix minta ketemu Fira, Mas. Katanya ada yang ingin ditanyakan,” ucap Zafira tadi pagi setelah mengibrol dengan Felix di bawah tatapan tajam Gilang.“Ngapain dokter gila itu minta ketemu kamu? Dia masih ngejar-ngejar kamu?”Zafira mengerucutkan bibirnya.“Jangan mulai deh, Mas. Kemarin-kemarin udah enak ngeliat kalian damai,” kata wanita hamil itu.“Aku nggak ngizinin! Kalau mau ketemu suruh ketemu aku saj

  • Yang Ternoda   Bab 128

    Kehamilan Zafira kali ini ternyata masih sama dengan kehamilannya sebelumnya, di mana Gilang lah yang harus setiap hari menahan mual dan tak berselera makan, sedangkan Zafira terpengaruh apa-apa. Ia bahkan makin terlihat segar karena Gilang menyuruh semua ART di rumahnya untuk memperhatikan semua kebutuhan istrinya.“Jangan banyak bergerak!”“Kalau perlu apa-apa bilang sama Maria atau yang lainnya!”“Jangan urusin taman!”“Kalau jalan pelan-pelan!”Serta masih banyak kalimat-kalimat Gilang yang setiap hari harus didengar oleh Zafira. Sesekali Zafira merasa iba jika melihat kondisi Gilang yang justru semakin kurus dan pucat karena mual dan muntah yang dialaminya setiap pagi.Pria itu bahkan beberapa kali mengunjungi dokter untuk meminta obat penghilang rasa mual dan morning sick yang dialaminya. Namun tak ada satu pun obat-obatan yang mempan dan bisa menghilangkan

  • Yang Ternoda   Bab 128

    "SELAMAT ULANG TAHUN PAK GILANG!"Gilang tersenyum membaca spanduk yang terbentang di sana. Gilang baru menyadari jika hari ini adalah hari ulang tahunnya. Perlahan Gilang melangkah ke arah Zafira, lelaki itu tau jika ini semua pasti ide istri kesayangannya itu."Pantasan dari kemarin kamu kelihatan sibuk banget telpon sana sini, ternyata nyiapin ini ya. Terima kasih, Sayang." Gilang mengecup kening istrinya."Uwuwuwuuuu!!!""Ciumnya di bibir dong, Pak Boss!""Ternyata Boss kita romantis banget, ya!"Gilang dan Zafira hanya tersenyum mendengar teriakan-teriakan dari para karyawannya."Cium bibirnya offline dong! Itu adegan khusus, nggak boleh jadi tontonan!" seru Gilang sambil mengedipkan matanya pada Zafira, yang disambut oleh kalimat-kalimat godaaan berikutnya dari para karyawannya pada mereka berdua.Gi

  • Yang Ternoda   Bab 127

    Tanpa kata, Gilang mendorong kursi roda Zafira meninggalkan area pemakaman, diikuti oleh keluarga mereka yang tak pernah lepas mendampingi mereka dan memberi semangat pada kedua orang tua yang baru saja diberi cobaan hidup itu. Selain kedua orang tua Gilang dan Zafira, Felix dan Claudia serta dr. Hesti, bahkan dr. Stella dan dr. Hera pun masih berada di sana menemani Zafira dan Gilang hingga keduanya meninggalkan area pemakaman. Suasana berkabung masih sangat terasa di rumah besar Irawan. Semua keryawan yang bekerja di sana ikit merasakan kesedihan mendalam majikan mereka. Begitupun di dalam kamar Gilang dan Zafira, suasana sunyi sangat terasa. Tak ada percakapan di antara mereka berdua, Gilang dan Zafira hanya bisa saling menatap kemudian saling berpelukan memberi kekuatan entah siapa kepada siapa, karena pada kenyataannya mereka berdua sama-sama terpukul.Zafira menyadari bahwa pada akhirnya semua akan kembali pada takdir masing-masing. Manusia hanya perlu men

  • Yang Ternoda   Bab 126

    Sudah seminggu ini Zafira diperbolehkan pulang ke rumah, namun bayinya masih dirawat intensif di rumah sakit. Hal itu membuat Gilang dan Zafira harus bolak-balik ke rumah sakit untuk mengantarkan ASIP agar bayi mereka tetap bisa meminum ASI Zafira. Dengan telaten Gilang mendampingi Zafira dan menyemangatinya pada saat memompa ASI nya. Zafira selalu saja bersedih karena belum bisa menyusui bayinya secara langsung, yang membuat Gilang akan selalu berada di sampingnya dan menyemangati Zafira agar tidak selalu bersedih. Gilang bahkan belum pernah masuk ke kantor sejak Zafira melahirkan. Dia lebih memilih mempercayakan pekerjaan pada asistennya dan sesekali memeriksa hasil pekerjaan mereka di rumahnya.Siang ini, Gilang dan Zafira kembali mengunjungi bayi mereka di rumah sakit. Gilang bersiul-siul senang sambil mendorong kursi roda Zafira menuju ruang perawatan bayinya. Gilang belum memperbolehkan Zafira berjalan dan memilih menyuruhnya duduk di atas kursi roda meskipun Zafira sel

  • Yang Ternoda   Bab 125

    “Maafin aku, Mas. Aku nggak bisa menjaganya dengan baik, bayi kita lahir sebelum waktunya,” lirih Zafira terbata-bata dengan mata yang basah.“A- apa? Bayi kita sudah lahir?”“Ini bayi Anda, Pak Gilang. Istri Anda sudah melahirkan beberapa menit yang lalu. Bayi laki-laki dengan berat 1,9 Kg. Namun karena bayinya lahir pada usia yang belum matang, yang dalam bahasa medis disebut prematur, maka bayi Anda masih akan berada dalam perawatan dan pengawasan kami. Perkenalkan, ini dr. Hera, dokter anak terbaik di rumah sakit ini. Selanjutnya beliau yang akan bertanggung jawab atas perawatan bayi Anda. Karena terus terang saja, Nyonya Zafira tadi terpaksa melahirkan bayinya di usia kandungan yang belum genap 37 minggu. Kami terpaksa mengambil tindakan ini tadi karena saat tiba di sini, Ny. Zafira sudah dalam keadaan kontraksi dan sudah mengalami pembukaan rahim.” Penjelasan dr. Stella bagaikan petir yang menyambar Gilang. Zafira sudah melahir

  • Yang Ternoda   Bab 124

    Gilang menyetir mobil sport merah nya dengan kepanikan luar biasa. Kabar tentang Zafira yang baru saja didengarnya membuat dunianya seakan gelap gulita. Berbagai pikiran buruk melintas di benaknya, membuat lelaki itu mengeraskan rahangnya dan sesekali memukul setir mobilnya.“Shittt!!!” seru Gilang ketika di depannya terlihat antrian kemacetan kendaraan. Berkali-kali Gilang mengusap kasar wajahnya memandakan betapa frustasinya pria itu saat ini. Kalimat-kalimat Maria di telpon tadi terus terngiang-ngiang di telinganya.“Nyonya Zafira kesakitan setelah terjatuh tadi, Tuan.”“Dia menyuruh kami tak menghubungi Tuan Gilang. Kata Ny. Zafira dia baik-baik saja.”“Untungnya Nona Claudia kebetulan datang berkungjung.”“Nona Claudia dan pacarnya yang mengantar Nyonya Zafira ke rumah sakit.”“Arrggghhhh!!!” Gilang kembali memukul keras setir mob

  • Yang Ternoda   Bab 123

    Namun satu hal yang selalu ditunggu-tunggu Gilang sejak Zafira hamil adalah malam hari. Setiap malam Zafira selalu berubah menjadi sangat menyenangkan, melayaninya dengan cara-cara yang bahkan Gilang tak pernah membayangkannya. Membuatnya setiap malam selalu tertidur sangat pulas setelah mengerang puas atas perlakuan-perlakuan liar Zafira padanya. Yang lebih membahagiakan lagi, itu semua selalu terjadi atas inisiatif Zafira sendiri, tanpa Gilang memintanya. Karena Gilang masih mematuhi saran dr. Stella untuk tidak menganggu Zafira dulu selama trimester pertama kehamilannya. Malam-malam yang dibayangkan Gilang akan menjadi hambar karena tak boleh menyentuh dan melakukan hal-hal yang dulu selalu dilakukannya pada Zafira justru menjadi malam-malam panjang yang selalu ditunggu-tunggu Gilang. Ibu hamil yang sangat “hot”, begitu Gilang selalu memberikan pujian ketika Zafira melakukan hal-hal yang sangat menyenangkan padanya.“Nanti malam pakai gaya apa lagi, Sayan

DMCA.com Protection Status