Share

Bab 32

Penulis: Aina D
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

‘Mas Gilang!’ pekiknya dalam hati.

Zafira pun hapal warna dan potongan rambut wanita yang duduk di hadapan Gilang dan dalam posisi sedang membelakanginya. Itu Caludia!

Terasa ada yang enah dalam hati Zafira melihat kebersamaan Gilang dan Claudia di sana. Namun, sekuat tenaga berusaha ditahannya. Ia tau, Gilang memang milik Claudia dan mereka saling mencintai, bahkan Gilang sendiri yang mengaku seperti itu padanya. Lalu, mengapa terasa ada jarum yang menusuk-nusuk di hatinya melihat pemandangan di depan matanya kini?

***

“Maaf Pak Gilang. Di ruangan Anda ada tamu yang sedang menunggu,” kata Delia, sekretaris Gilang, saat Gilang berjalan melewati mejanya hendak menuju ke ruangannya.

Gilang baru selesai meeting  dengan beberapa rekan bisnis perusahaan Irawan.

“Tamu? Kenapa nunggu di dalam ruangan saya? Kenapa nggak disuruh nunggu di ruang tunggu?” Gilang mengeryitkan keningnya.

“Maaf, Pak. T

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Yang Ternoda   Bab 33

    “Aku bukan begadang, Gilang. Aku tak bisa tidur karena terus memikirkanmu,” lirih Claudia. Ada butiran bening menetes di sudut matanya.“Maafkan aku, Cla.”“Aku akan pulang ke Paris secepatnya. Maukah menemaniku makan siang untuk terakhir kalinya?”“Kenapa berkata seperti itu, Cla. Kita akan tetap seperti dulu. Kenapa balik ke Paris, Cla? Bukannya Om Alex menyuruhmu mengurus perusahaannya di sini.”“Awalnya aku yang meminta pada Papa untuk mengurus perusahaan di Jakarta, Gilang. Tapi aku berubah pikiran, tak ada alasan untukku untuk tetap di sini. Satu-satunya alasanku kembali ke Jakarta adalah agar selalu di dekatmu. Aku bahkan rela cuti kuliah demi kembali ke sini. Tapi sepertinya aku harus mengibur dalam-dalam perasaanku padamu. Beberapa hari ini aku semakin tersiksa karena semakin memikirkanmu dan menginginkanmu sedangkan kamu sudah bersama wanita lain. Hatiku sakit m

  • Yang Ternoda   Bab 34

    Gilang dan Claudia terlebih dahulu selesai makan siang. Setelah membayar tagihan pada pelayan restoran Gilang dan Claudia pun berdiri. Gilang melirik sebentar ke arah Zafira ketika berjalan melewati meja tempat mereka berempat duduk. Dua orang pria yang ada di sana terlihat masih terlibat pembicaraan serius sedangkan Zafira terlihat sedang menulis. Zafira tak melirik Gilang ketika suaminya itu melewatinya, dia tetap fokus dengan pekerjaannya mencatat semua kesepakatan yang dibicarakan oleh Felix dan Mr. Akira. Setelah urusan dengan Mr. Akira selesai dan mereka pun sudah makan siang, Felix, Zafira dan Mila kembali ke klinik. Felix beberapa kali melirik Zafira lewat kaca spion depan mobilnya. Dia penasaran dengan reaksi gadis itu. Tidak mungkin Zafira tidak melihat suaminya di sana tadi, bersama wanita lain. Felix terus memperhatikan Zafira dari pantulan kaca spion. Namun tak menemukan ekspresi apa pun dari wajah Zafira. Zafira m

  • Yang Ternoda   Bab 35

    “Mereka? Siapa mereka?”“Pak Juan dan Bu Sinta, Ayah dan Ibu Zafira!”Claudia terdiam tak menanggapi.“Ayah dan Ibu Zafira mengajariku tentang arti keikhlasan, mereka ikhlas menyerahkan putri satu-satunya kesayangan mereka padaku. Pria yang nyata-nyata telah ....”“Telah apa, Gilang?”Gilang menghela napas.“Sudahlah, Cla. Jangan terlalu banyak mencari tau tentangku. Cukuplah kau mengenalku sebagai Gilang yang selama ini kamu kenal.”“Ck!” Claudia berdecak kesal.“Gilang,” panggilnya.Gilang menoleh.“Apa kamu mencintainya?”Gilang hanya menatap Claudia.“Sudah kubilang jangan menanyakan hal itu.”“Kalau begitu, apa kamu masih mencintaiku?”“Ya, kamu adalah cinta pertamaku, Cla!”“Apakah cinta itu masih ada sampai

  • Yang Ternoda   Bab 36

    “Siapa lelaki yang bersamamu tadi siang, Fira?” lanjut Gilang bertanya.“Hanya seorang investor dari Jepang yang ingin berinvestasi di klinik.”“Bukan pria Jepang itu. Tapi pria yang datang bersamamu dan memperlakukanmu dengan penuh perhatian. Bukankah pria itu juga ada di pesta pernikahan kita waktu itu?”“Oh, dia dr. Felix.”“dr. Felix? Dia dokter di klinik? Kenapa waktu itu di pesta kamu seolah tak mengenalnya?”“Untuk apa kamu menanyakan hal yang nggak penting, Mas?”“Nggak penting katamu? Aku suamimu dan aku nggak suka kamu dekat-dekat dengan pria lain, Fira!”“dr. Felix hanya rekan kerjaku, Mas! Dan Mas Gilang nggak usah khawatir, aku tau posisiku sebagai istrimu. Aku tau batasan-batasan dalam bergaul, agamaku mengajarkan itu! Aku janji nggak akan mempermalukanmu selama berstatus sebagai istrimu Tuan Gilang Febrian!” seru Zafira.

  • Yang Ternoda   Bab 37

    Zafira berjalan sambil menunduk ketika mereka keluar dari lift di lantai 9 dimana unit apartemen Gilang berada. Mulut gadis itu terlihat komat-kamit mengucapkan istighfar untuk menenangkan debaran jantungnya. Sementara Gilang menggenggam tangannya dan menuntun langkah Zafira dengan penuh kelembutan.“Masih sanggup, Fira?” tanya Gilang lembut.“Insya Allah, Mas.” Fira berusaha menguatkan hatinya.Zafira memejamkan matanya ketika Gilang menghentikan langkahnya di depan pintu apartemennya. Gilang dengan sabar menunggu reaksi Zafira. Gilang tersenyum ketika kemudian Zafira membuka matanya dan menganggguk pelan padanya tanda mengizinkan pria itu meneruskan membuka pintunya. Gilang pun menekan beberapa angka yang menjadi pin nya untuk membuka pintu.Pintu terbuka. Namun Zafira hanya terdiam dan masih terpaku di depan pintu. Perlahan Gilang memeluk pinggang Zafira dan menuntun gadis itu untuk memasuki aparte

  • Yang Ternoda   Bab 38

    Claudia memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Gadis itu merasa frustasi karena sejak kemarin setelah makan siang dan berpamitan pada Gilang, pria itu tak pernah menghubunginya kembali. Padahal biasanya, jika Claudia kebetulan lagi pulang ke Indonesia dan akan kembali ke Paris, Gilang akan sibuk mengurus semua keperluannya. Entah itu mempersiapkan tiketnya maupun membelikan oleh-oleh untuk papa dan mamanya. Tapi sekarang, tak sekalipun Gilang menelponnya ataupun sekedar mengirim pesan menanyakan kabarnya. Bahkan tadi malam ketika Claudia mencoba menghubunginya, Gilang hanya menjawab sebentar dan mengatakan bahwa dia sedang berada di apartemennya bersama Zafira. Kemudian menutup telpon tanpa tau betapa di seberang sana Claudia menangis tergugu menahan perih di dadanya ketika menyadari bahwa semua kasih sayang Gilang yang dulu sepenuhnya untuknya kini beralih pada Zafira, tanpa menyisakan sedikit pun ruang bagi Claudia.Semalam Claudia menangis

  • Yang Ternoda   Bab 39

    Claudia menarik nafas panjang, “Inilah yang harus kucari tau, Fira. Gilang menyembunyikan semua informasi tentangmu padaku. Dia hanya mengatakan bahwa dia punya tanggung jawab menjagamu. Apa sebenarnya yang terjadi di antara kalian?”Zafira terdiam, tak mungkin dia menceritakan pada Claudia apa yang menyebabkan mereka berdua terikat dalam pernikahan ini.“Gilang banyak berubah sejak bersamamu, Fira. Padahal aku yang bertahun-tahun menemaninya tak pernah bisa merubah karakternya, begitupun dengan Om Irawan. Apa kau tau seperti apa hubunganku dengan Gilang sebelumnya?”Zafira menggeleng.“Dulu hanya aku satu-satunya wanita dalam kehidupan Gilang. Aku menjadi pusat dunianya. Bahkan saat aku memilih melanjutkan kuliah di Paris, hampir setiap mempunyai waktu luang Gilang mengunjungiku ke sana. Dulu, aku selalu bisa menebak perasaannya karena di sana hanya ada aku dan rasa rindunya padaku.” Sete

  • Yang Ternoda   Bab 40

    Claudia meraih ponselnya di atas meja sekembalinya gadis itu dari toilet, dia sedikit heran meliat ada bekas-bekas tangisan di mata Zafira. Ponsel Claudia kembali berdering saat ponselnya sudah berada dalam genggamannya. Hatinya berbunga-bunga saat melihat nama Gilang serta foto Gilang yang terpampang di layar ponselnya. Dengan senyum sumringah, Claudia menggeser tombol menjawab di ponselnya tanpa menyadari bahwa Zafira yang masih berada di hadapannya sedang tertunduk menahan perasaannya.“Aku sedang di kafe.”“Oh, tadi ke toilet sebentar.”“Nggak apa.”“Aku sedang bersama ....”Zafira buru-buru meletakkan telunjuknya di bibirnya. Dia bisa menebak jika Gilang sedang menanyakan Claudia sedang bersama siapa saat ini.“Teman.”“Baiklah, aku akan mengabarimu. Mau mengantarku ke bandara?”“Bye!”Claudia menutup p

Bab terbaru

  • Yang Ternoda   Bab 130

    Gilang memarkirkan mobilnya di parkiran klinik, lalu turun dan membukakan pintu mobil untuk Zafira.“Hati-hati, Sayang,” ucapnya sambil menyambut uluran tangan Zafira.“Jangan berlebihan, Mas. Aku nggak apa-apa.”Gilang menggeleng. “Aku harus berlebihan kalau itu menyangkut kamu dan anak kita. Aku nggak mau kehilangannya lagi.”Akhirnya Zafira mengalah ketika Gilang dengan posesifnya mengantarkannya ke dalam klinik hingga terdengar suara Felix menyapa mereka.“Hai, Fira.”Gilang dan Zafira menoleh. Felix tersenyum dapa Zafira, namun mengabaikan pria posesif di samping wanita itu.“Eh, lu nggak ngeliat gue?” sengit Gilang.Felix tertawa. “Oh, iya. Maaf nggak kelihatan. Makanya jangan terlalu sering di samping Fira, soalnya yang lain nggak kelihatan ditutupi sama auranya dia.”Gilang semakin gusar ketika merasa Felix sedang memprovokasiny

  • Yang Ternoda   Bab 129

    Gilang mengantar Zafira ke klinik dr. Hesty sebelum berangkat bekerja. Telepon dari Felix yang mengajak Zafira bertemu pagi ini benar-benar membuat Gilang gelisah. Maka saat istrinya mengatakan jika Felix mengajak bertemu di klinik tempat Zafira dulu bekerja, Gilang memilih mengantarkan sendiri istrinya ke sana. Meski awalnya Gilang menolak, namun rengekan Zafira membuatnya luluh. Gilang masih ingat bagaimana tadi pagi mereka berselisih paham akibat telepon dari dr. Felix.“Felix minta ketemu Fira, Mas. Katanya ada yang ingin ditanyakan,” ucap Zafira tadi pagi setelah mengibrol dengan Felix di bawah tatapan tajam Gilang.“Ngapain dokter gila itu minta ketemu kamu? Dia masih ngejar-ngejar kamu?”Zafira mengerucutkan bibirnya.“Jangan mulai deh, Mas. Kemarin-kemarin udah enak ngeliat kalian damai,” kata wanita hamil itu.“Aku nggak ngizinin! Kalau mau ketemu suruh ketemu aku saj

  • Yang Ternoda   Bab 128

    Kehamilan Zafira kali ini ternyata masih sama dengan kehamilannya sebelumnya, di mana Gilang lah yang harus setiap hari menahan mual dan tak berselera makan, sedangkan Zafira terpengaruh apa-apa. Ia bahkan makin terlihat segar karena Gilang menyuruh semua ART di rumahnya untuk memperhatikan semua kebutuhan istrinya.“Jangan banyak bergerak!”“Kalau perlu apa-apa bilang sama Maria atau yang lainnya!”“Jangan urusin taman!”“Kalau jalan pelan-pelan!”Serta masih banyak kalimat-kalimat Gilang yang setiap hari harus didengar oleh Zafira. Sesekali Zafira merasa iba jika melihat kondisi Gilang yang justru semakin kurus dan pucat karena mual dan muntah yang dialaminya setiap pagi.Pria itu bahkan beberapa kali mengunjungi dokter untuk meminta obat penghilang rasa mual dan morning sick yang dialaminya. Namun tak ada satu pun obat-obatan yang mempan dan bisa menghilangkan

  • Yang Ternoda   Bab 128

    "SELAMAT ULANG TAHUN PAK GILANG!"Gilang tersenyum membaca spanduk yang terbentang di sana. Gilang baru menyadari jika hari ini adalah hari ulang tahunnya. Perlahan Gilang melangkah ke arah Zafira, lelaki itu tau jika ini semua pasti ide istri kesayangannya itu."Pantasan dari kemarin kamu kelihatan sibuk banget telpon sana sini, ternyata nyiapin ini ya. Terima kasih, Sayang." Gilang mengecup kening istrinya."Uwuwuwuuuu!!!""Ciumnya di bibir dong, Pak Boss!""Ternyata Boss kita romantis banget, ya!"Gilang dan Zafira hanya tersenyum mendengar teriakan-teriakan dari para karyawannya."Cium bibirnya offline dong! Itu adegan khusus, nggak boleh jadi tontonan!" seru Gilang sambil mengedipkan matanya pada Zafira, yang disambut oleh kalimat-kalimat godaaan berikutnya dari para karyawannya pada mereka berdua.Gi

  • Yang Ternoda   Bab 127

    Tanpa kata, Gilang mendorong kursi roda Zafira meninggalkan area pemakaman, diikuti oleh keluarga mereka yang tak pernah lepas mendampingi mereka dan memberi semangat pada kedua orang tua yang baru saja diberi cobaan hidup itu. Selain kedua orang tua Gilang dan Zafira, Felix dan Claudia serta dr. Hesti, bahkan dr. Stella dan dr. Hera pun masih berada di sana menemani Zafira dan Gilang hingga keduanya meninggalkan area pemakaman. Suasana berkabung masih sangat terasa di rumah besar Irawan. Semua keryawan yang bekerja di sana ikit merasakan kesedihan mendalam majikan mereka. Begitupun di dalam kamar Gilang dan Zafira, suasana sunyi sangat terasa. Tak ada percakapan di antara mereka berdua, Gilang dan Zafira hanya bisa saling menatap kemudian saling berpelukan memberi kekuatan entah siapa kepada siapa, karena pada kenyataannya mereka berdua sama-sama terpukul.Zafira menyadari bahwa pada akhirnya semua akan kembali pada takdir masing-masing. Manusia hanya perlu men

  • Yang Ternoda   Bab 126

    Sudah seminggu ini Zafira diperbolehkan pulang ke rumah, namun bayinya masih dirawat intensif di rumah sakit. Hal itu membuat Gilang dan Zafira harus bolak-balik ke rumah sakit untuk mengantarkan ASIP agar bayi mereka tetap bisa meminum ASI Zafira. Dengan telaten Gilang mendampingi Zafira dan menyemangatinya pada saat memompa ASI nya. Zafira selalu saja bersedih karena belum bisa menyusui bayinya secara langsung, yang membuat Gilang akan selalu berada di sampingnya dan menyemangati Zafira agar tidak selalu bersedih. Gilang bahkan belum pernah masuk ke kantor sejak Zafira melahirkan. Dia lebih memilih mempercayakan pekerjaan pada asistennya dan sesekali memeriksa hasil pekerjaan mereka di rumahnya.Siang ini, Gilang dan Zafira kembali mengunjungi bayi mereka di rumah sakit. Gilang bersiul-siul senang sambil mendorong kursi roda Zafira menuju ruang perawatan bayinya. Gilang belum memperbolehkan Zafira berjalan dan memilih menyuruhnya duduk di atas kursi roda meskipun Zafira sel

  • Yang Ternoda   Bab 125

    “Maafin aku, Mas. Aku nggak bisa menjaganya dengan baik, bayi kita lahir sebelum waktunya,” lirih Zafira terbata-bata dengan mata yang basah.“A- apa? Bayi kita sudah lahir?”“Ini bayi Anda, Pak Gilang. Istri Anda sudah melahirkan beberapa menit yang lalu. Bayi laki-laki dengan berat 1,9 Kg. Namun karena bayinya lahir pada usia yang belum matang, yang dalam bahasa medis disebut prematur, maka bayi Anda masih akan berada dalam perawatan dan pengawasan kami. Perkenalkan, ini dr. Hera, dokter anak terbaik di rumah sakit ini. Selanjutnya beliau yang akan bertanggung jawab atas perawatan bayi Anda. Karena terus terang saja, Nyonya Zafira tadi terpaksa melahirkan bayinya di usia kandungan yang belum genap 37 minggu. Kami terpaksa mengambil tindakan ini tadi karena saat tiba di sini, Ny. Zafira sudah dalam keadaan kontraksi dan sudah mengalami pembukaan rahim.” Penjelasan dr. Stella bagaikan petir yang menyambar Gilang. Zafira sudah melahir

  • Yang Ternoda   Bab 124

    Gilang menyetir mobil sport merah nya dengan kepanikan luar biasa. Kabar tentang Zafira yang baru saja didengarnya membuat dunianya seakan gelap gulita. Berbagai pikiran buruk melintas di benaknya, membuat lelaki itu mengeraskan rahangnya dan sesekali memukul setir mobilnya.“Shittt!!!” seru Gilang ketika di depannya terlihat antrian kemacetan kendaraan. Berkali-kali Gilang mengusap kasar wajahnya memandakan betapa frustasinya pria itu saat ini. Kalimat-kalimat Maria di telpon tadi terus terngiang-ngiang di telinganya.“Nyonya Zafira kesakitan setelah terjatuh tadi, Tuan.”“Dia menyuruh kami tak menghubungi Tuan Gilang. Kata Ny. Zafira dia baik-baik saja.”“Untungnya Nona Claudia kebetulan datang berkungjung.”“Nona Claudia dan pacarnya yang mengantar Nyonya Zafira ke rumah sakit.”“Arrggghhhh!!!” Gilang kembali memukul keras setir mob

  • Yang Ternoda   Bab 123

    Namun satu hal yang selalu ditunggu-tunggu Gilang sejak Zafira hamil adalah malam hari. Setiap malam Zafira selalu berubah menjadi sangat menyenangkan, melayaninya dengan cara-cara yang bahkan Gilang tak pernah membayangkannya. Membuatnya setiap malam selalu tertidur sangat pulas setelah mengerang puas atas perlakuan-perlakuan liar Zafira padanya. Yang lebih membahagiakan lagi, itu semua selalu terjadi atas inisiatif Zafira sendiri, tanpa Gilang memintanya. Karena Gilang masih mematuhi saran dr. Stella untuk tidak menganggu Zafira dulu selama trimester pertama kehamilannya. Malam-malam yang dibayangkan Gilang akan menjadi hambar karena tak boleh menyentuh dan melakukan hal-hal yang dulu selalu dilakukannya pada Zafira justru menjadi malam-malam panjang yang selalu ditunggu-tunggu Gilang. Ibu hamil yang sangat “hot”, begitu Gilang selalu memberikan pujian ketika Zafira melakukan hal-hal yang sangat menyenangkan padanya.“Nanti malam pakai gaya apa lagi, Sayan

DMCA.com Protection Status