Bab 8
Ojek online berhenti di sebuah SPBU. Aldo yang memintanya untuk menunggu sebentar. Ada uang tips juga untuk waktu tunggu yang akan diberikan Aldo diluar ongkos. Bang Ojol lanjut mengisi bensin sedangkan Aldo langsung berlari ke kamar mandi setelah membeli beberapa keperluan mandi di minimarket.
Mandi di SPBU lebih nyaman dan aman, dari pada mandi di kontrakan. Ia takut kejadian saat air keran berubah merah terulang lagi. Toilet nya bersih dan wangi, seperti baru saja dibersihkan membuat Aldo nyaman membasuh badannya. Segarrr...
Setelah beres mandi Aldo kemudian melanjutkan ke sebuah toko pakaian dulu untuk mengganti bajunya. Bang Ojol dengan setia mengantar. Hanya sepasang baju saja yang ia beli dan langsung dipakai di ruang ganti setelah membayarnya lebih dulu di kasir.Baju baru, wajah fresh siap bertemu dengan seseorang yang bisa memecahkan misteri kontrakan sebenarnya. Tak sabar Aldo ingin segera bertemu pelita.
[A
Part 9__Setelah menjenguk Roni di rumah sakit, Aldo mengajak Pelita untuk melihat kontrakannya. Awalnya pelita menolak karena mendapat ancaman dari mahluk-mahluk itu, namun Aldo sedikit memaksanya, maka ia pun akhirnya ikut ke kontrakan."Pelita, tadi temanku nyuruh mintain maaf ke penjaga kontrakan. Kira-kira kenapa ya?" tanya Aldo yang masih bingung saat mereka sedang berjalan menuju kontrakan."Memang sebelumnya temanmu salah apa?" tanya Pelita datar."Dia memakan sesajen di sana," ucap Aldo. Ia yakin sakitnya Roni pasti masih berkaitan dengan dengan makan sesajen itu."Oh, pantes tadi perutnya dimakan-, Ups" Pelita menutup mulutnya. Hampir saja ia mengatakan itu."Dimakan apa?" Aldo penasaran."Ya ... ja-jangan dimakan kalau sesajen, nanti ada yang marah." Pelita mengalihkan ucapannya lalu berjalan lebih cepat tak ingin Aldo menanyai hal yang bisa membuatnya salah bicara lagi.Aldo merasa aneh, mengapa Pelita tahu
Bab 10Biasanya jika ada yang meninggal, arwahnya akan ada di samping jenazah, melihat siapa saja yang melayat. Namun kali ini Pelita tak melihat arwah Roni di sana. Sekalipun korban kecelakaan atau jasadnya hilang, tapi saat pemakaman pasti mereka datang melihat yang bersedih untuknya. Makanya di beberapa negara ada jasa untuk menangis di pemakaman. (India dan Jepang) sebagai penghibur kalau sang Arwah sangat dicintai.Pelita pamit pulang lebih dulu. Sedangkan Aldo masih berada di krematorium. Ia masih shock dan bersedih atas kepergian sahabatnya itu.Aldo mengikuti semua rangkaian acara untuk melepas kepergian Roni. Acara berakhir kira-kira pukul lima sore. Aldo masih tak percaya sahabatnya kini telah pergi. Ia pun pulang ke kontrakannya. Entah mengapa kini Aldo tak takut lagi masuk ke kontrakan itu. Mungkin rasa sedih dan lelah setelah seharian di pemakaman membuat Aldo tidur dengan nyenyak.Samar-samar Aldo melihat bayangan Roni. Masih dengan ba
Aldo mencari seseorang yang bisa mengusir mahluk itu. Ia ingin hidup tenang tanpa diganggu kehidupannya oleh hal-hal yang sangat membuatnya tak nyaman."Ada yang punya kenalan orang yang bisa ngusir setan gak?" tulis Aldo membuat pengumuman di media sosial miliknya. Berharap ada seseorang yang bisa membantu mengusir mereka.Langsung banyak yang merespon. Dari sekian banyak yang menawarkan terselip satu komentar dari pelita. "Bukannya kamu senang, karena hal itu subscribe kamu jadi tambah banyak"Seperti sindiran sinis bagi Aldo. Ia lalu berpikir lagi sebenarnya apa tujuan tetap bertahan di tempat terkutuk itu. Padahal gampang, tinggal pindah saja. Uang sejuta tak seberapa baginya, itu hanya alasan semata agar tetap mendapat popularitas berkat konten horor.Ia berpura-pura tak nyaman, padahal sangat senang videonya ditonton ratusan ribu orang. Tapi, bukan kah hidup adalah tantangan."Aku bisa membantumu" sebua
Sepulang dari WC mushalla, Aldo kembali ke kamarnya dan mengunci pintu. Lantunan orang mengaji menandakan bahwa waktu subuh sebentar lagi tiba. Aldo yang masih mengantuk, berbaring kembali di kasur dan menarik selimut ke seluruh badannya. Dia jadi teringat mimpinya tadi tentang Roni."Mengapa ia muncul di mimpiku? Semoga kau tenang di surga kawan," ucap Aldo.Hari ini jadwal Aldo adalah mengambil barang-barang di kontrakan kenanga ke kosannya yang baru. Namun, Aldo sedikit takut, takut kalau bi Sumi marah dan murka atau mengirimkan pasukan mahluk astral-nya karena berani pindah.Aldo lalu teringat Doma. Kalau Doma ikut, pasti bisa ditangkal olehnya. Tangan Aldo meraih handphone untuk menghubungi Doma, tapi saat akan menekan tombol, Aldo teringat saat ia membawa Pelita ke sana. Bi Sumi sangat tidak suka. Nanti jadi masalah baru lagi, pikirnya. Saat
"Do, jangan tinggalin aku, Do" ucap mahluk menyerupai sahabatnya, Roni.Aldo semakin ketakutan tapi juga menangis melihat sahabatnya dirantai seperti itu."Kamu bukan Roni. Temanku sudah berada di surga. Jadi jangan coba-coba menipuku. Lepaskan kakiku. Lepaskan!"Mendengar teriakan Aldo mahluk itu melepaskan kakinya namun ia bangkit dan tangannya malah beralih ke leher Aldo. Cekikan yang sangat kuat membuat Aldo sulit bernafas. Sekuat tenaga Aldo berontak, tapi sia-sia saja."Tuhan, tolong selamatkan aku," ucap Aldo dalam hati sambil menitikan air mata. Saat Aldo mulai pasrah pada takdir Tuhan, tiba-tiba ada sosok seorang kakek-kakek memukul mahluk yang mencekik Aldo itu. Mahluk itu tersungkur dan cekikan pun terlepas. Aldo bisa bernapas bebas. Kakek berjubah putih itu, persis seperti kakek yang Aldo temui di halte tempo hari. Pund
Bapak kosan merasa hawatir dengan keadaan anak kosan yang baru, Aldo. Apalagi ia ditemukan tak sadarkan diri di jalan. Sepulangnya dari puskesmas tadi, belum juga keluar kamar. Maka bapak kos berinisiatif memberinya wedang. Saat pintu diketuk, Aldo malah berteriak. Bapak kos langsung panik dan mencari kunci cadangan. Dengan cepat ia membuka pintunya. Tiba-tiba setelah Aldo melihat yang masuk adalah bapak kos. Aldo langsung berhamburan ke pelukannya."Kakek. Terima kasih sudah menyelamatkanku lagi."Bapak kos hanya mematung tak mengerti."Sudah. Kamu aman di sini. Apa mereka mengganggumu lagi?" ucap bapak Kos menenangkan Aldo. "Ini, minum wedang. Biar tubuhmu hangat," segelas wedang hangat bapak kos berikan pada tangan Aldo.Tiba-tiba secara bersamaan Pelita dan Doma datang. Mereka seperti telah berlari jauh karena napas mereka ngos-ngosan. Terlihat sangat capek sekali.
"Halo gais. Ketemu lagi sama gue si cowok misterius jenius artemimus Aldious. Sorry kemarin-kemarin gue gak bikin konten. Gue sakit gais. Sesuai saran kalian gue pindah dari kontrakan horor itu dan tau gak, gue ampe dua kali berada di alam lain. Dicekik hantu sampai dikejar setan. Tau-tau udah di tanah kosong. Gue sampe pingsan. Gak hanya itu saja, beruntung ada kakek-kakek nyelamatin gue, dan ngasih air buat gue pake mandi. Pas air itu kena badan gue, belatung, cacing, lintah, kelabang semua keluar dari tubuh gue. Ngeri banget kan. Beruntung ada teman-teman gue yang bantu ngusir setan-setan itu. Dan ulalala gue sekarang udah sehat dan fresh lagi. Nanti gue siapin liputan tentang asal-usul kontrakan hantu itu. Pantengin terus ya gais."Aldo menutup sambungan videonya. Ternyata sudah dua ratus ribu like saat satu jam pertama penayangan.Aldo kini tak takut lagi. Malah penasaran ingin membo
Aldo masih merasa nelangsa dengan kehilangan beberapa potong bajunya. Bukan tanpa alasan beberapa diantaranya adalah kaos bermerk keluaran rumah mode dunia yang ia beli dengan jerih payahnya sebagai konten kreator selama ini. Memiliki barang branded adalah salah satu hobi Aldo yang bisa menaikan rasa percaya dirinya diantara pergaulan."Ketinggalan dimana, ya? Ketuker dengan siapa?" ucap Aldo.Gaun pengantin lebih tepatnya kebaya berwarna putih gading, mungkin karena lama tersimpan jadi berwarna kekuningan gading, masih terongok bersama jas almamater warna kuning dan sepatu bayi.Hanya melihatnya saja, rasa takut langsung timbul begitu saja. Syukur bau aneh itu sudah hilang karena Aldo menyemprotkan spray pemberian Doma pada seluruh ruangan.Kursi teras Aldo dorong hingga menghalangi daun pintu agar tak bisa menut
"Sebenarnya, kita mau kemana sih, Nek?""Ke kontrakan Kenanga."Bu Lastri terkejut saat si Nenek memperlihatkan wajah aslinya yang rusak. "Astagfirullah haladzim" ucap Bu Lastri yang kemudian tak sadarkan diri.Pertarungan antara Ustad Junaidi dan kawan-kawan beserta Doma masih berlangsung sengit. Para santri yang membantu membaca shalawat satu per satu berguguran.Doma melihat Pak Rudi juga ada di pihak mereka yang ikut menyerang. Doma mengeluarkan kertas pengunci roh jahat lalu menempelkannya di dahi Pak Rudi. Ia lalu tergeletak lemah. Setidaknya, ia bisa mengamankan dulu Pak Rudi dari pertempuran ini.Ustad Junaidi masih mendapat perlawanan dari Bi Sumi. Ustad mengalungkan tasbihnya pada leher Bi Sumi. "Aduh! Aduh, panass!" teriak Bi Sumi. Lehernya seperti terbakar dan kepulan asap
Pertarungan makin sengit. Doma dihadang habis-habisan oleh mahluk berwujud wanita berambut panjang hingga menutupi sebagian wajahnya yang berjalan merangkak seperti laba-laba. Di lantai bawah Ustad Junaidi mendapat serangan berupa angin yang sangat kencang hingga hampir melemparkan tubuhnya.Angin yang membuat siapapun yang berada di pusarannya menjadi kesulitan bernapas.Walau entah bertarung dengan siapa, seperti terlihat bertarung melawan angin padahal sesungguhnya penghuni kontrakan Kenanga tengah melakukan perlawanan dengan kekuatan tak kasat mata yang sangat dahsyat.Teman Ustad Junaidi yang lain berjumlah lima orang juga mengalami serangan yang sama. Mereka tetap bertahan melantunkan ayat suci Al-Qur'an untuk melawannya. Para santri pun diminta membacakan surah Yasin sekencang-kencangnya. Nahas beberapa orang santri seperti kehilangan pita suaranya. Bacaan-nya tak
"Do. Jangan, Do. JANGAN!!"Aldo melemparkan tubuhnya dari ketinggian yang bisa meremukkan tubuhnya jika menyentuh tanah.Refleks Pelita menjerit dan menutup mata. Secara tak sadar ia telah menggunakan kekuatannya untuk menahan gaya gravitasi sehingga tubuh Aldo tak serta merta mencium tanah.Perlahan Pelita membuka matanya. Sedikit demi sedikit. Ia takut saat matanya terbuka, sebuah pemandangan mengenaskan terpampang nyata di hadapannya. Tak ada pemandangan Aldo jatuh, yang ada ia malah menatap tajam pada Pelita seperti seekor harimau yang siap menerkam mangsanya. Aldo tiba-tiba melesat ke Arah Pelita dan berusaha mencakar dengan tangannya. Tapi tiba-tiba Doma hadir menghalau serangan itu hingga Aldo terpental.Karena merasa kalah, Aldo lalu berlari entah ke mana."Thanks, ya." Pelita ucapkan pada
#Kontrakan_200_Ribu_35"Kenapa kau mengawetkannya?" tanya Doma sambil meletakkan jenazah itu ke dalam peti. Pak Rudi tertunduk malu sekaligus sedih."Begini ... sebenarnya ... Emhh ... aku takut mayatnya diautopsi polisi. Aku merasa bersalah sekaligus takut jika kematian Kalina menimbulkan masalah untukku nantinya.Ini sebagai ungkapan terakhirku untuk melindunginya." Pak Rudi langsung menangis di samping peti."Tapi arwahnya tak tenang jika tak dikebumikan. Untuk apa? Toh dia tak akan hidup lagi. Bantu aku menghancurkan kerajaan jin yang dibangun oleh suami Bu Lastri dan Bi Sumi. Maka, Kalina pun akan terbebas."Setelah mengatakan itu, arwah Kalina datang dan menatap Doma. Ia menangis bercucuran air mata dengan wajah yang datar.Walau akhirnya Doma tak akan bisa melihat Kalina la
Beberapa saat setelah meminum minuman yang diberikan Pak Rudi, Doma tergeletak. Pak Rudi bergegas membawa Doma yang tak sadarkan diri itu ke ruang bawah tanah. Susah payah ia menyeret tubuh tambun itu. Hingga akhirnya sampai juga di depan sebuah peti. Doma digeletakan begitu saja di pinggirnya."Aku akan menyembunyikanmu di sini, Nak. Kalian akan aman di sini," ucap Pak Rudi. Lalu ia keluar dari tempat itu dan menguncinya kembali.Ustad Junaidi yang terluka akibat gigitan Aldo di pundaknya mengobati luka itu di pondok pesantren. Sengaja ia tak pulang ke rumah, karena tak ingin membuat istrinya hawatir walau jarak rumah dan pondok hanya terhalang empang saja."Seperti gigitan hewan buas, Tad. Habis tarung di mana?" tanya dokter jaga pesantren yang juga teman karibnya--Ustad Habibi."Yakin ... itu gigitan binatang?"tanya
Pelita dan Doma berusaha menggedor-gedor pintu. Namun pintu yang dikunci dari luar sangat sulit walau Doma berusa dobrak. Lewat jendela pun mana mungkin, apartemen Aldo ada di lantai atas lagi pula jendela pun ikut terkunci."Sebenarnya siapa yang mengurung kita di sini? Apa mungkin Aldo? Tapi untuk apa?" tanya Pelita pada Doma ."Entahlah, aku juga blank," jawab Doma."Aku khawatir, dia dalam bahaya." Pelita berucap sambil memandang langit ibu kota dari balik jendela."Pasti sedang ada hal besar. Makanya kita dikurung di sini." Doma dan Pelita berusaha memikirkan bagaimana cara mereka keluar dari kamar itu. Menelepon seseorang pun tak mungkin, pasti Apartemennya di kunci. Doma melihat Pelita tengah fokus pada lubang kunci. Ya ternyata kuncinya menempel dan Pelita berusaha memutar kunci itu dengan kekuatan batinnya. Itu
Aldo menyeringai saat melihat dua temannya telah tak sadarkan diri di lantai kamar tamu. Segera ia mengunci pintunya agar Doma dan Pelita tak bisa pergi walaupun mereka sudah sadar.Sebenarnya saat Aldo menanyakan Bapak kos ke rumahnya, ia tak sengaja melihat Cita tengah duduk sambil murung."Itu, Cita kenapa ada di sini?" tanya Aldo pada putri bapak kos. Lalu putri bapak kos menjawab namun suaranya berbeda dari sebelumnya. Seperti tengah kerasukan. "Dia sedang aku culik. Kalau kau ingin menyelamatkannya datang lagi besok tapi buat dua temanmu itu terkunci di kamar. Mereka akan membuat anak ini takut."Aldo yakin yang berbicara tadi bukan putri pemilik kosan, tapi jin, setan atau sejenisnya.. Ia merasa harus menyelamatkan Cita dari mahluk itu. Maka ide memberi obat tidur muncul agar Doma dan Pelita tidak tahu kemana ia pergi.Setelah mengunci
#KONTRAKAN_200_RIBU_31Setelah diusir secara tidak langsung oleh Bapak kos, Aldo memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Aldo memang mempunyai apartemen pemberian orang tuanya, namun ia kurang suka dengan keadaan apartemen yang serba besi dan kaca. Aldo lebih suka menginjakan kaki di tanah dengan semilir angin sejuk dari rimbunnya pepohonan. Bertemu orang-orang yang sangat sulit untuk bermasyarakat di lingkungan tempat tinggalnya kini Apartemen.Selain kegersangan yang monoton, sebenarnya ada hal lain yang membuat Aldo kurang nyaman menempati apartemen miliknya itu. Ia sulit tidur jika berada di sana. Mungkin karena tempatnya cukup lama tak ditempati. Jadi aura rumahnya jadi sedikit menyeramkan. Tapi, mau gimana lagi? Aldo tak punya pilihan lain sebagai tempat tinggal. Maka ia akan berusaha menikmati tempat tinggal barunya itu.Doma dan Pelita membantu Aldo pindahan. Entah mengapa, Pelita
Aldo, Doma dan Pelita meninggalkan rumah Bu Lastri menuju kosan Aldo. Namun sesampainya di kosan, barang-barang Aldo sudah ada di luar semua. Mereka sangat terkejut."Kok barang-barang gue di luar, bro?" ucap Aldo sambil memeriksa barang-barangnya."Pak ..., Bapak kos. Bapaaaak?!" Aldo mencari-cari bapak kos karena hutang penjelasan. Namun tak didapati lelaki tua itu. Aldo beberapa kali menggedor pintu rumah pemilik kontrakan. Posisi pintu kosannya di kunci namun semua barang Aldo sudah ada di luar.Munculah seorang wanita membuka pintu."Mba, mba anaknya bapak kos kan? Mau tanya, kenapa barang-barang saya dikeluarkan?" tanya Aldo cepat. Wanita itu memandang sekilas."Kata Bapak, kamar sudah tidak disewakan lagi. Jadi silahkan cari tempat lain."Aldo benar-benar tidak puas dengan jawaba