Odelia mendengar Erlang sedang menghina Dhika, dia tahu Erlang sangat membenci anak itu. Odelia pun pernah sempat membencinya, tapi kali ini Dhika hanya mencuri dari mayat para monster bukan dari jasad para pemburu monster.
Jadi Odelia pikir itu tidak masalah walau pun monster-monster ini tidak dia bunuh oleh tangannya sendiri.
Di situasi seperti ini Odelia memang berharap semua anggota, baik itu tim pendukung setidaknya mampu melindungi diri mereka sendiri.
Tapi Erlang terus saja menghina anak itu dan menendang tubuhnya hingga terjatuh ke tanah.
“Hentikan Erlang!” seru Ifan membela Dhika. “Biarkan dia mengambil senjata para monster yang sudah mati, lagi pula kita berdua dari tim pendukung bisa ikut membantu kalian bertarung dengan senjata ini.”
“Erlang hentikan, biarkan saja mereka mengambil senjata yang mereka butuhkan,” ujar Odelia melerai p
Seluruh anggota tim terlihat panik. Ini adalah apa yang Odelia takutkan sebelumnya, saat mereka harus melawan seluruh penduduk kota monster Naga.Bagaimana mungkin mereka bisa selamat dari kota ini.“Erlang kamu … dasar bodoh!” teriak Odelia kesal karena dia sudah bertindak sangat ceroboh berani mengambil artifak itu tanpa ijin darinya.“Maaf kapten, tapi saya tidak ingin membagi Artifak ini bersama kalian semua hahaha.”Erlang segera melarikan diri menuju gerbang pintu selatan sendirian.“Erlang tunggu saya,” pinta Dion yang merupakan sahabat karibnya sejak kecil.Tapi Erlang tidak peduli dengan nasib teman-temannya, bahkan kepada Dion sekali pun, dia hanya ingin pergi secepat mungkin dari sana sambil membawa artifak yang akan membuat namanya bersinar.Dalam kondisi panik, beberapa anggota tim m
“Odelia ayo cepat, kalian harus terus bergerak maju ke arah pintu gerbang barat,” teriak Dhika meminta mereka untuk tidak membuang waktu lagi di tempat itu.Dhika tahu saat ini di area altar tengah, mereka pasti akan terdesak oleh rombongan monster Naga yang bergerak ke arah selatan, tapi kalau mereka mampu mencapai area gerbang barat mereka semua pasti bisa selamat.Seluruh anggota tim mengikuti Odelia bergerak maju ke arah gerbang barat dibantu 6 pasukan rumput milik Dhika yang berukuran lebih besar, sementara Dhika bersama pasukan rumputnya yang berukuran lebih kecil menahan laju monster Naga dari barisan belakang.“Angela berikan sinar pelindung kepada anak itu, dia lebih membutuhkannya dari pada saya.”Mengikuti petunjuknya Angela memberikan sinar pelindung kepada Dhika sebelum dia pergi bersama Odelia.“Ifan pergilah, tinggalkan saya, kamu haru
“Erlang tunggu, ayo kita keluar dari dimensi terkutuk ini bersama-sama,” teriak Dion meminta Erlang untuk tidak meninggalkan dia sendirian.Di belakang mereka terlihat Mei Li sedang ikut berlari sekuat tenaga berupaya melepaskan diri dari kejaran para monster Naga yang berjumlah ratusan.Erlang melihat ke arah belakang, dia tahu nasibnya akan sangat buruk apabila dia tidak melarikan diri dari tempat itu sekarang juga.Erlang sudah tidak peduli lagi dengan keselamatan teman-temannya atau pun kehadiran cacing raksasa yang pernah mereka jumpai sebelumnya.Erlang memberanikan diri untuk berlari memasuki area dataran pasir.Saat dia sudah berlari di sekitar area itu, tidak terlihat tanda-tanda getaran yang memperlihatkan eksistensi dari cacing raksasa.Erlang tertawa girang, dia senang karena setelah ditinggal satu malam tidak mendapatkan makanan, caci
Mei Li terus berlari dan berlari. Walaupun tubuh dan napasnya sudah sangat sesak dia tidak mau menghentikan langkahnya.Berhenti sebentar saja bisa berarti kematian baginya, Mei Li tidak ingin itu terjadi, dia lebih memilih mati berjuang untuk hidup dibandingkan dia harus menghentikan langkah kaki menunggu hingga ajal menjemput dia.Tepat seperti apa yang Mei Li pikirkan sebelumnya, saat dia sudah memisahkan diri dengan Erlang sebagian besar rombongan monster Naga tidak mengejarnya lagi, mereka terfokus mengejar Erlang yang membawa artifak mereka.Saat ini tersisa 4 monster Naga beserta 1 kapten yang sedang berlari mengejar dirinya.Monster-monster Naga rupanya bisa bergerak lebih cepat pada saat mereka berjalan di permukaan padang pasir, karena itu Mei Li kembali mengubah keputusannya, dia memilih kembali masuk ke permukaan bebatuan area barat.Mei Li berharap bisa mengecoh mere
“Mei Li, Mei Li.”Suara teriakan Angela terdengar menggema memanggil nama sahabatnya.Angela dan Mei Li adalah teman satu angkatan pada saat mereka pertama kali bergabung dengan guild Demeter.Sudah 3 tahun lamanya mereka berlatih, bermain, dan bertualang bersama. Tentu saja ada perasaan khawatir yang mendalam pada saat Angela mendengar Mei Li terpisah dari rombongan tim.Mei Li sudah beberapa kali membantu Angela saat tahun pertama mereka memasuki pintu portal dimensi. Saat dia merasa takut, Mei Li selalu ada bersamanya untuk memberi dia kekuatan dan semangat.Tanpa Mei Li, Angela tidak mungkin bisa menjadi seorang pemburu monster yang berani seperti hari ini.“Angela, saya ada di sini,” balas Mei Li senang. “Kalian ada di mana?”Mereka terus berlari sambil saling mencari sumber suara yang bersahutan.
“Ayo cepat kita harus bergerak, sepertinya Mei Li benar-benar membutuhkan bantuan kita,” perintah Odelia meminta kepada rekan timnya untuk segera bertindak.James, Lina, Ifan dan 8 anggota tim pendukung mengambil lorong jalan yang kanan sedangkan Odelia mengambil jalan yang kiri.“Mei Li bertahanlah kami akan segera datang sebentar lagi.”Angela tidak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi, tapi dari getaran tadi sepertinya ada ledakan hebat yang baru saja terjadi di dekat mereka.Setelah Odelia dan Angela bergerak cepat hingga melewati lorong gua yang cukup panjang, terdengar di telinga mereka sebuah suara pertarungan.Itu dia, akhirnya mereka berhasil menemukan Mei Li.Saat ini Mei Li sedang bertarung sengit dengan dua ekor monster Naga yang tersisa.Odelia memperhatikan situasi, di sekitar mereka 3 monster Naga
Erlang berlari dengan cepat, tapi para monster Naga di belakangnya pun mengejar lebih cepat.Berbeda dengan Erlang, tubuh bagian bawah monster Naga memang terbentuk secara alami untuk bisa bergerak cepat di medan padang pasir.Tubuh bagian bawah dari monster Naga meliuk-liuk seperti ular derik yang lincah.Sedikit lagi pikir Erlang, sedikit lagi dia harus berlari sekuat tenaga agar dia bisa mencapai pintu portal.Erlang tidak akan pernah menyerahkan artifak kuno itu kembali ke tangan para monster Naga. Artifak milik mereka akan membuat dirinya bergelimpangan dengan harta dan penghargaan.Para monster Naga mulai melemparkan senjata setelah jarak di antara mereka sudah semakin dekat.Berbeda dengan Dion, Erlang adalah seorang warrior yang kuat dan gesit, dia mampu menghindari seluruh senjata lempar milik musuh sambil sesekali memutarkan tombak andalannya untuk
Awalnya hanya ada 5 anggota dari tim pendukung yang melanjutkan pelarian, tapi 3 anggota yang lain pun akhirnya mengikuti, mereka sudah tidak percaya lagi dengan kepemimpinan Odelia.Sudah terlalu banyak anggota tim Odelia yang mati hari ini, mereka tidak ingin menjadi anggota tambahan yang mati akibat kepemimpinan buruk dari Odelia.Odelia pasrah dengan apa yang terjadi, dia tahu kesalahan fatal saat tim mereka bertarung melawan serangan mendadak dari kalajengking raksasa sudah membuat kepercayaan tim kepada dirinya menghilang.Jadi dia tidak ingin mencegah mereka lagi dari usaha untuk menyelamatkan diri.Berbeda dengan rekan-rekannya yang lain, James, Lina, Angela dan Ifan tetap mengikuti petunjuk Odelia untuk tidak melanjutkan pelarian.Mereka segera menghentikan langkah kaki sambil menatap gelisah ke arah gumpalan tanah besar yang terus bergerak semakin cepat mendekat ke arah
“Tidak, ini tidak benar, mereka sudah berbohong Pak,” Tommy tidak terima kebohongan itu. Dia jadi semakin tidak terkendali.“Pak, pasti … pasti ada rekaman cctv yang bisa kita lihat secara langsung. Bapak bisa melihatnya dari video rekaman cctv. Kami berenam benar-benar tidak bersalah.”“Kami pihak guru bagian disiplin tentu saja sudah melakukannya Tommy, tapi menurut pernyataan dari petugas cctv, video rekaman untuk kamera D1045 mengalami kerusakan. Karena itu kami tidak bisa melihat hasil rekamannya dan untuk mengatasi masalah itu kami sudah meminta kedua saksi ini untuk memberikan keterangan.”“Tapi Pak pernyataan mereka berdua itu bohong, bukan seperti itu kejadiannya.”“Sudah hentikan, kalian ini sudah membuat keributan, sekarang kalian juga berniat untuk memfitnah saksi?”Tommy merasa sangat kesal, tapi dia
“Pertarungaaann!!”Anak-anak berhamburan memperingatkan yang lain telah terjadi keributan di sekitar area ruang makan guild Demeter.Tommy menyerang pria yang baru saja menampar pipi kanan Evi.Billy bereaksi cepat menahan pria lain yang memiliki niat untuk menyerang Tommy dari belakang.Erlang bersama temannya yang lain datang mendekat untuk membantu, tapi Johan yang berbadan paling kekar menutup jalan mereka.Merasa terganggu dengan kehadiran Johan, Erlang langsung mengeluarkan serangan tinju kilat tanpa ragu ke arah perut bagian bawah Johan.Serangan itu begitu keras hingga mengeluarkan kilatan petir.Erlang menggunakan kekuatan genetiknya pada tinju yang dia lontarkan.Johan terlempar sejauh 2 meter bersamaan dengan meja dan kursi yang berada di sekitar lajurnya.Keadaan di sekitar
“Hentikan, dasar pria kotor, apa yang kamu sentuh sekarang.”Dhika tidak sadar kalau sebagian dari pergelangan tangannya sudah menyenggol salah satu bagian paling besar dan sensitif milik gadis itu.Bulatannya terasa begitu padat tapi cukup empuk dan lembut saat pergelangan tangan Dhika langsung bersinggungan dengan bagian itu.Dhika tidak mengelak kalau dia sepertinya menyukai memeluk gadis itu, baru kali ini dia merasakan sesuatu yang membuatnya begitu nyaman.“Hei apa yang sedang kamu lakukan, cepat lepaskan saya!!”Gadis itu berteriak lantang berulang kali tapi Dhika tetap saja tidak mau mendengarkan perkataannya, dia tetap merangkul gadis itu dan membawanya menuju tepian kolam yang lebih aman.Tepat saat berada di tepian kolam gadis itu langsung memperagakan sebuah gerakan judo, dia mengarahkan tangannya ke belakang, meraih kepala
“Dasar anak monster,” teriak Dimas saat jari tangannya digigit oleh Dhika yang terlihat masih berumur 1 tahun.“Dimas apa yang terjadi?” tanya Bunga dengan napas yang tersendat-sendat saat berlari menuju kamar Dhika.Dhika membuka kedua matanya, dia melihat jari tangan ayahnya terluka hingga meneteskan cairan darah yang cukup banyak.Dhika melihat di pojok ruangan kakaknya Darma yang berusia 11 tahun menangis ketakutan.‘Apa ini? Dimana saya? Papah? Mamah?’“Astaga Dimas tangan kamu sampai berdarah seperti ini, tunggu sebentar biarkan saya mengobati tangan kamu. Darma tolong bantu mamah ambilkan perban di sana.”Darma tidak bergeming, dia masih sangat ketakutan.“Argghh dasar monster, dia seharusnya tidak kita lahirkan, dia benar-benar sangat berbahaya untuk keluarga kita.”
Dhika memasuki ruangan yang terlindungi dengan berbagai sistem keamanan.Prof Einheart menaruh kornea matanya pada sebuah alat pendeteksi, setelah itu dia menempelkan kedua telapak tangan dan menyebutkan suara sandi untuk membuka pintu ruang penelitian.“Dhika kemarilah ikuti saya, saya akan menunjukan kepada kamu projek penelitian seperti apa yang sudah dikerjakan oleh kedua orang tua kamu.”Mengikuti langkah prof Einheart, Dhika melihat ada banyak tabung-tabung berisi ranting pohon berwarna hitam yang sedang diteliti oleh para dokter berbaju putih.Beberapa dokter yang melihat kedatangan prof Einheart memberikan hormat kepadanya.Prof Einheart membalas mereka dengan sebuah senyuman singkat sambil mengajak Dhika melihat lebih dekat ke arah tabung-tabung penelitian tersebut.Alexander dan Arnold berjalan mengikuti mereka dari belakang.&nbs
“Hei Dimas apakah kamu memperhatikan gadis baru itu?”“Ya saya tahu dia sangat cantik, memangnya kenapa kamu naksir sama gadis itu?” balas peneliti muda berusia 30 tahun bernama Dimas kepadanya.“Haha tentu saja saya sudah memperhatikan sejak dia masuk pusat penelitian ini 2 minggu yang lalu. Nama gadis itu Bunga, saya dengar dari prof Einheart dia adalah anak jenius yang sudah menyelesaikan gelar doktornya di usia 24 tahun.”“Saya dengar dia memang sangat pandai,” jawab Dimas datar tampak tidak terlalu berminat dengan topik pembicaraan ini.“Dimas, Dimas, hei sampai kapan kamu mau menjomblo seperti ini? Kamu itu sudah berumur 30 tahun, sudah saatnya kamu mencari pasangan hidup. Kalau saya masih belum berkeluarga, saya pasti sudah dekati gadis seperti dia, selain cantik dia sangat pintar. Bayangkan anak seperti apa yang akan lahir dari gadis secan
“Tuan Alexander maaf, tapi sepertinya Tuan pasti sudah salah mengenal orang. Anak itu, dia pencuri barang-barang milik pemburu monster yang sudah mati. Tidak mungkin Tuan mencari anak seperti dia, pasti ada sebuah kekeliruan, saya pasti akan membantu Tuan mencari anak yang Tuan cari.”Erlang tidak percaya kalau Alexander datang ke asrama guild Demeter hanya karena ingin bertemu dengan Dhika.Dia juga sebenarnya tidak rela melihat Dhika yang bukan anak seorang bangsawan didekati oleh Alexander.Dhika hanyalah seorang Herbalist miskin yang tidak punya apa-apa, dia hanya seorang anak yatim piatu dari keluarga yang tidak terpandang.“Tuan tunggu! Dengarkan saya.”Erlang mulai merasa kesal karena kata-katanya tidak didengar sama sekali oleh Alexander.Saat Erlang hendak mendekati Alexander agar bisa berbicara lebih dekat dengannya, Arnold t
“Hei lihat pria tampan berambut putih itu bukankah dia Alexander Fraudilant?” tanya seorang murid wanita dari guild Demeter.“Tidak mungkin untuk apa orang sepenting dia sampai datang ke asrama guild kita,” balas teman murid wanita itu kepadanya.“Tapi dia sangat tampan, seandainya saja dia adalah pacar saya, saya pasti akan memamerkannya kepada seluruh teman-teman saya.”Kedua murid itu saling tertawa memikirkan hal-hal menyenangkan apabila pria tampan tadi adalah pacar mereka.Selain mereka berdua, murid-murid lain yang sedang bersantai di sekitar aula depan pintu asrama pun tampak keheranan melihat sosok Alexander wakil ketua dari guild Chronos sedang berdiri di sana.Saat murid-murid yang lain sibuk berbisik, Erlang yang baru saja datang bersama teman-teman dari golongan bangsawan dari guild lain mendekat ke arah Alexander dengan percaya di
“Awasssss,” teriak Reno kepada Gita dan Vivi.Tabung kaca tempat perawatan Dhika meledak menyambar siapa pun yang berada di sekitarnya.Kotak-kotak lampu juga peralatan-peralatan elektronik di sekitar membuat suara-suara ledakan yang menakutkan.Gita berteriak ketakutan.Reno bereaksi cepat, dia berubah wujud menjadi seekor beruang besar yang melindungi tubuh Gita dan Vivi dari ledakan ataupun percikan listrik di sekitar mereka.Reno benar-benar tidak menyangka Dhika memiliki kekuatan medan energi listrik yang sangat besar hingga mampu menghancurkan peralatan-peralatan medis di rumah sakit ini.Reno tahu Dhika merahasiakan beberapa kekuatan genetiknya, tapi dia belum pernah melihat kekuatan genetik yang seperti ini.Sekarang tubuh Dhika keluar dari dalam tabung, dia terlihat melayang sambil tetap mengeluarkan percikan-percikan