Home / Fantasi / Wolf fair eyes / 39! Penyelidikan dadakan

Share

39! Penyelidikan dadakan

Author: PuteriSenja
last update Last Updated: 2022-01-22 00:08:35

Ditengah keadaan genting tersebut. Alice masih sempat menyusup dari istana menuju pondok tengah hutan. Di sana ia bertemu dengan Dyn. Pengawal kepercayaannya tersebut memberitahu, "jika kekuasaan beralih ke pangeran Charlotte. Tentu ini akan sangat sulit bagi kita untuk melemahnya."

"Tidak, selagi akupun mendapat kekuasaan. Melemahkan burung tentu butuh sangkar yang indah agar ia lupa cara terbang bebas." Ujar Alice tenang. Dalam kondisi saat ini. Orang terdekat musuh yang memiliki potensi banyak untuk menekuknya. Dan itu Alice sendiri.

Dyn masih ragu dengan rencana Alice kali ini. Pasalnya mereka telah gagal melakukan rencana awal sampai harus berpindah ke rencana transfer mata.

Meskipun begitu, Dyn akan mengikuti rencana tersebut. "Soal penyakit Raja. Apa tidak masalah ketika tuan Putri akan kehilangan beliau."

"Apa maksudmu?" Alice menyelidik. Menajamkan telinga pada Dyn yang berdiri tepat dibelakang.

"Penyakit Raja bukan tanpa sebab. Jika kita

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wolf fair eyes   40! Do not go!

    "Lakukan lagi."Ucapan Insley sukses membuat pelayan berambut pirang yang disapa Anyt membuatkan mata. "Kau tidak bisa mengacak-acak tempat penyimpanan rempah-rempah." Tanpa rasa takut sedikitpun karena baginya Insley hanya ketua pelayan Putri Alice.Tidak ada yang menggubris teriakan Anyt. Para penjaga tetap menggeledah laci-laci yang berisi botol-botol bubuk rempah. Hingga salah satu dari mereka menemukan botol bening yang berukuran kecil. Tampak mencurigakan karena itu tidak memiliki cap bumbu pada kemasan ataupun nama-nama bumbu.Setelah penjaga tersebut menyerahkan botol tersebut pada Insley. Tanpa di bukapun, Insley sudah tau kalau itu bukan bubuk. "Bagaimana bisa ini tercampur dengan bubuk rempah?"Semua merunduk. Anyt menjawab, "itu hanya paterseli, Insley.""Tentu, daunnya tampak mirip." Insley membuka penutupnya. "Tidak mungkin baunya mirip lobak.""Bawa Anyt ke ruang interogasi!"Dua penjaga segera membekap lengan Any

    Last Updated : 2022-01-22
  • Wolf fair eyes   41! Yang membuatnya tersenyum

    🍒🍒🍒Insley tidak pernah menyangka bahwa ia akan kehilangan teman kecilnya tersebut.Duduk tersimpuh sendirian ditengah hutan. Sembari memandangi tumpukan batu di atas kuburan Anyt. Insley memang menyesali hal ini."Aku tau ini berat. Tapi aku akan selalu di sisimu. Sampai kapanpun."Mendapati Dyn yang mendekat. Insley lantas mengusap air mata dengan kasar. Kedatangan Dyn membuat Insley tidak bisa bersikap lemah. Memaksakan tersenyum. Karena segalanya belum berakhir.Insley masih harus membenahi tatanan kerajaan ini bersama dengan Putri Alice. Sistem kerajaan yang terbentuk masih kurang kokoh dan makin condong pada kaum terkuat. Sayangnya rencana seperti ini tidak pernah dipercayai oleh Anyt hingga temannya itu memilih membenci dan mencari jalan lain. Untuk membalik sistem."Kita seharusnya tidak menyia-nyiakan waktu. Seseorang bergerak lebih cepat."

    Last Updated : 2022-02-02
  • Wolf fair eyes   42! Hemlock untuk Raja

    Insley dan Dyn menemui Alice di taman pinggir kolam. Dalam kondisi yang cukup mengenaskan, banyak luka yang tercipta di berbagai sudut."Apa yang terjadi?""Ada segerombolan serigala yang menghadang kita saat melakukan pemakaman pada temanku, Anyt. Aku menemukan sesuatu darinya." Ujar Insley.Alice yang semula membelakangi keduanya, lantas berbalik. Mencoba untuk mendengarkan lebih jelas."Itu adalah daun hemlock. Tanaman berbunga yang sangat beracun. Hemlock atau conium itu sebenarnya tumbuh di hutan LeRay." Lanjut Insley lagi."Kau sudah melakukan penyelidikan terkait tanaman itu?" Alice bertanya."Belum sempat. Tapi Pangeran Herly yang melakukan pemeriksaan terkait tabib dan penyakit Raja, pada akhirnya aku menyuruhnya untuk sekalian memeriksa tanaman itu.""Tunggu-tunggu," Alice mengangkat lengannya, "tadi kau bilang Herly?""Iya, maaf aku tidak menunggu keputusan Putri. Tapi kondisi terbalik secara mendadak. Satu-sat

    Last Updated : 2022-02-03
  • Wolf fair eyes   43! Desakan para mentri

    Berita kematian Raja telah tersebar seluruh penjuru Mercia. Bahkan kerajaan Northumbria mendapatkan kabar sehari setelah Raja meninggal.Sedikit demi sedikit rumor beredar luas. Kekuatiran para penghuni istana juga merembet terkait dengan waktu pernikahan Alice dan Charlotte yang belum lama.Ada banyak perdebatan diantara menteri tentang peralihan kekuasaan yang belum dilangsungkan. Mereka menuntut untuk segera menunjuk Herly naik tahta atau perlombaan dilangsungkan jika terdapat pesaing. Sekalipun makam Raja baru saja ditutup kemarin.Jika tahta kosong dalam waktu yang lama. Dikawatirkan akan terjadi kudeta dan penyerangan dari kerajaan musuh."Raja Charlotte telah memberikan surat pengajuan kepada menteri Ritus kemarin. Totalnya ada dua, milik pangeran Charlotte sendiri dan salah satu rakyat. Namanya Araujo, dia dari keturunan mentri perpajakan." Ujar Dyn.Dengan t

    Last Updated : 2022-02-26
  • Wolf fair eyes   44! Charlotte menyebalkan

    Alice terkejut. Ia kembali duduk ke posisinya semula. Mendengar suara derap langkah yang mendekat hingga berhenti di depannya. Alice masih diam. Sedangkan Charlotte memandang kursi didepan Alice yang tidak rapi."Ada seseorang yang bertamu tadi? Siapa?""Kau tidak perlu memperhatikan hal 'sekecil' itu. Bukankah hasil penyelidikanmu lebih penting?"Charlotte tertawa samar. Kemudian duduk tepat didepan Alice. "Bukan sesuatu yang janggal memperhatikan istri sendiri bukan?" Hal itu lantas membuat Alice berdecak. Charlotte berujar lagi, "sepertinya kau masih kesal dengan tindakanku mengambil alih perintah secepat itu. Atau kau ingin tau, 'barang' berharga apa yang kutemukan?""Aku yakin bukan itu yang ingin kau ucapkan." Seakan benteng tercipta jelas. Alice sungguh tidak sudi bersinggungan dalam jangka panjang."Kau terlalu cepat menilaiku buruk. Kau yang tidak lagi memiliki mata itu, membuat reputasimu miring didepan semua penghuni kerajaan. Mereka sed

    Last Updated : 2022-02-26
  • Wolf fair eyes   45! Perpustakaan kerajaan

    Sungguh. Alice tidak akan pernah berbaring satu ranjang dengan Charlotte walau sedetikpun! Bahkan dalam benaknya sendiri. Alice rela duduk sepanjang malam di kursi tanpa tidur hingga fajar tiba.Beruntungnya, kepekaan masih melekat dalam diri Charlotte. Tepat pukul satu dini hari Charlotte pergi dari kediaman Alice. Mengurus kegiatan yang lebih penting disaat semua orang terlelap nyenyak.Dan sekarang. Alice berdiri diambang pintu perpustakaan Raja. Bersama satu pelayanannya yang mendampingi. Menunggu dengan cermat penjaga perpustakaan angkat bicara."Maaf, tuan Putri. Meskipun tuan Putri sudah mendapatkan izin ke perpustakaan Raja, tetap saja. Tuan Putri tidak bisa membawa orang lain yang tidak layak masuk." Ujar penjaga tersebut, kemudian melipat kembali kertas yang ia baca beberapa saat yang lalu. Kemudian dimasukkan ke amplop panjang.Tekanan nada dari pria kurus berpakaian wol biru rapi tampak mengusik."Kalau Herly m

    Last Updated : 2022-02-26
  • Wolf fair eyes   46! Pesta musik dan lampion

    "Buku itu belum selesai dirangkum oleh Gilmer di kantor catatan, sebelum akhirnya dipasang di sini. Tidak boleh ada yang menyalin buku tersebut."Seluruh informasi yang disalin menjadi buku. Kantor catatan akan otomatis memilah dan merangkum buku tersebut bersama informan dan mencari kejelasan dari berbagai informasi yang tersedia. Sekaligus memberikan ketetapan atas pembaca buku tersebut yang bukanlah orang sembarangan.Penyalinan buku dalam jumlah ganda hanya akan memberikan pemikiran-pemikiran yang salah untuk pembaca yang tidak seharusnya. Itu sebabnya tidak ada yang boleh tau rahasia cahaya biru laut.Itu berarti Gilmer menjadi salah satu orang yang tau betul mengenai cahaya biru laut dan sejenisnya."Saya harap, putri Alice tidak berusaha mencari tau perkembangan cahaya biru laut.""Kenapa tidak? Tentu aku harus tau, karena aku masih punya hak atas apapun di istana ini.""Tidak untuk masalah ini. Informasi ini hanya akan diberikan pada

    Last Updated : 2022-02-26
  • Wolf fair eyes   47. Sam dan Ursula

    Ada pertengkaran dari kedua belah pihak terkait waktu yang berjalan detik itu juga. Tetapi seolah tidak ada yang peduli atau karena tidak berani, semua orang yang dilewati ke dua pemuda yang tengah berdebat tersebut tidak ada yang melerai."Ini konyol! Bagaimana bisa pangeran Herly memilih membentuk pemerintahan sendiri?" Tampak frustasi dengan mengusap rambut bergelombangnya secara berulang. Sam mendesis ke arah Ursula yang masih berjalan tergesa. Hampir tidak memperdulikan temannya tersebut berbicara."Pelankan suaramu!" Ursula memperingati."Tapi ini mustahil. Membentuk pemerintahan sendiri. Itu berarti kita memerlukan banyak pengikut! Oh,jangan lupakan dana yang kita butuhkan untuk membentuk kerajaan baru!"Ursula memutar bola mata jengah begitu melihat wajah kekanakan milik Sam. Seolah tengah merajuk dengan menautkan kedua lengan di dada."Mustahil atau mungkin? Kau jelas tau, dengan reputasi dan kehormatan seorang pangeran tidak bisa ma

    Last Updated : 2022-03-12

Latest chapter

  • Wolf fair eyes   79. Ace

    Mendadak sosok itu mendekat. Berjalan lambat dengan langkah-langkahnya yang besar. Tubuh yang tampak kecil tersebut mendadak terlihat makin besar dan tinggi seiring dekatnya mereka. Ananta sedang berusaha untuk tidak menahan napas. Sayangnya hal itu nihil. Aura yang pekat membuta Ananta membeku. Sedangkan disisi lain, Ananta melirik Cara yang sama bisunya. Seolah perempuan itu tau dan sedang menunggu.Tubuhnya hitam tegas. Tinggi menjulang, lebih tinggi dari Ananta sekitar lima belas sentimeter. Dalam hati Ananta monolog, "pantas saja." Kaki yang dibalut celana bahan berwarna hitamnya tampak panjang. Karena itu pria berambut kaku dengan mata biru begitu cepat tiba di depan Cara.Kesan mengerikan tersebut membuat Ananta tercengang ketika pria itu mendadak tersenyum. Menyapa Cara ramah."Dimana Araujo?" Hal pertama yang keluar dari mulut Cara setelah pria tersebut menyapa. Cara tidak sungkan untuk tidak membalas sapaan pria ini."Kau tentu bisa menebak apa yang terjadi." Dengan aksen s

  • Wolf fair eyes   78. Sosok misterius

    "Benarkah? Apa wajahmu berlubang?" Tanya Cara penasaran. Perempuan tersebut kemudian mendekat."Tidak." Tetapi paku itu berasal dari tempat Cara berdiri. "Berarti kamu menghancurkan paku itu?" Cara makin penasaran dan ini sukses membuat Ananta merasa aneh."Kamu yang melemparkan paku itu dan menghancurkannya tepat di depanku?" Ananta tidak ingin percaya dengan ini. Tetapi mengingat tentang matanya, cahaya biru laut, api merah darah membuat Ananta berpikir kemungkinan itu bisa saja terjadi."Konyol. Kamu yang melakukan itu sendiri." Cara terkikik. Postur tubuhnya yang semula serius kembali rileks. Tepat ketika menyadari Ananta masih syok ia kembali berujar, "aku yang melemparkan paku itu," Ananta membelalak. Dan sebelum pemuda tersebut membuka mulut Cara lebih dulu menerobos, "hanya untuk memastikan sesuatu. Ternyata itu bukan softlens.""Apa maksudmu?" Ananta bingung.Tetapi Cara malah tertawa, "Ananta. Aku tidak sebodoh itu. Menurutmu, untuk apa aku membawamu ke seni kalau bukan ka

  • Wolf fair eyes   77. Keterkejutan

    Esoknya pagi-pagi sekali Ananta terjaga dengan beberapa pilihan rencana dalam pikirannya. Seakan otaknya yang tidur telah berjaga semalaman. Dia bangun, memakai baju putih polos dengan kaus abu dibagian dalam. Meninggalkan kamar sepetak yang dominan kayu di berbagai sisi.Kakinya dengan ringan menyusuri ruang tengah sederhana. Terlihat bagian paling menonjol adalah meja makan dengan empat kursi kayu. Tepat di sebelah kanan pintu keluar kamarnya terdapat almari kayu rapat, tanpa ukiran apapun. Ananta tidak berhasil menduga apa isi lemari itu. Sedangkan di sebelah kiri terdapat pintu kamar. Cara berada dibalik pintu tersebut. Mata Ananta kini menyusuri setiap sudut ruangan. Memilih satu-satunya pintu keluar yang berada sejajar di depan tubuhnya. Pandangan pertama yang ditangkap mata Ananta begitu keluar dari rumah adalah rumah-rumah panggung yang berjajar rapi. Dan beberapa dari mereka memiliki jarak sekitar sepuluh meteran dibawah langit fajar yang tidak sepenuhnya gelap. Hawa dingin

  • Wolf fair eyes   75. Gibah

    Beruntung setelah seperempat menit mereka akhirnya menemukan suara bising dari arah seberang. Tepat di pintu masuk dan keluar, gerbang utama desa Mercia. Beberapa orang yang dominan pria tua bercanda dengan tawa menggelegar sambil mengangkat gelas, menenggak beberapa yang tersisa di dalamnya.Herly, Ursula dan Sam yang tampak girang lantas bergegas menghampiri. Hawa dingin pada malam panjang segera ditepis oleh kobaran api dibagian tengah toko tersebut. Jelas plakat berbunyi 'Veni ed vade'."Oh, tidak! Kita cukup beruntung kali ini." Sam memekik sambil tertawa. Reflek memukul perut Herly dengan punggung tangan hingga mendesis. Ursula melalak ketika mengetahui adegan barusan. Ia sudah lelah melihat betapa girang temannya ini."Anak itu, biar aku pukul kepalanya sesekali." Geram Ursula. Herly mengikuti langkah Sam dengan wajah mendung menahan sakit di perut. Sial.Beberapa dari pengunjung dengan tubuh yang besar, gempal dan ada pula yang kurus kering menatap ingin tau. Dari pakaian yang

  • Wolf fair eyes   74. Bersama Sam dan Ursula

    "Aiss, kita sudah berjalan sejauh ini. Kakiku hampir pegal." Tidak diragukan lagi ketika suara melengking konyol yang nampak kekanakan ini akan terlontar. Semua orang, setidaknya Ursula dan Herly akan langsung tau siapa pemiliknya.Sam berhenti sejenak, memijat kakinya sembari menggerutu. Merana memandang Ursula dan tuannya Herly masih berjalan tanpa memperdulikannya.Malam ini Herly yang diapit oleh kedua pengikutnya sedari tadi hampir tiba di perbatasan. Pintu keluar masuk desa Mercia. Sebenarnya Herly sendiri tidak pernah merasa lelah sedikitpun. Wajahnya berseri memandang ke sekeliling, rumah penduduk yang tertutup rapat. Beberapa lampion menggantung disekitar pagar atau satu-satunya pohon di depan rumah. Hanya saja gerutuan Sam tidak pernah berhenti barang sedetik sepanjang perjalanan."Hampir bukan?" Ursula menyahut masih dengan memfokuskan jalannya. Sam tertinggal. Tapi setelah mendengar Ursula menanggapinya lagi, ia mendadak sensi, "apa?" Sambil berlari menyusul Herly dan Ursu

  • Wolf fair eyes   73. Sosok misterius

    "Lalu apa yang harus dilakukan sekarang?" Darwin tidak berani mengangkat tangan untuk membasuh peluh yang mem-biji saat dingin menerpa. Kehormatannya kepada Raja Ardolph yang harus ia sematkan pada Raja Charlotte kini memberatkan.Charlotte tersenyum menang, "aku tidak menganggap keputusan Raja Ardolph itu menyedihkan. Dalang dibalik kebakaran itu memang harus ditangkap. Tapi, dengan berubahnya 'senjata' klan warewolf maka akan berubah juga rencananya. Karena Raja Ardolph telah meninggal, maka seluruh keputusan beralih kepadaku."Ada banyak kejanggalan yang ia berikan untuk Raja Charlotte saat ini. Keserakahan dan aura Charlotte membuat Mentri Darwin tidak pernah menyetujui pernikahan Alice dengan pemuda tersebut. Tapi dalam keheningan yang menerpa sejenak, Charlotte berujar lagi, "aku akan memberikan banyak penjaga untukmu dan Gilmer. Ini mungkin agak terlambat, tapi harus segera dilakukan." Darwin menatap dalam hingga akhirnya tersenyum. Mungkin penilaiannya terhadap Charlotte sala

  • Wolf fair eyes   72. Hidden

    Sedangkan disisi lain Charlotte berdiri tepat di pinggir danau, membelakangi menteri Darwin dan gazebo Rex_tempat santai khusus raja yang terletak di samping kanan menara Raja itu sendiri."Katakan!" Raja Charlotte tidak berniat untuk memulai pembicaraan ini.Sambil menghembuskan napas, Mentri Darwin menatap ke sekeliling. Malam yang temaram, menghadap danau buatan yang luasnya kurang lebih sepuluh kali sepuluh meter tampak lebih pekat dinginnya. Lentera kecil menggantung berjajar rapi di atas permukaan air hingga memberikan kesan romantis dan damai. Tempat seperti ini ada dua di istana. Satu dibuat khusus sebagai gazebo raja atau Rex dan satu lagi adalah gazebo Reginae, gazebo Ratu."Maaf yang Mulia. Mustahil jika kebakaran itu terjadi tanpa sengaja." Raja Charlotte yang masih membelakangi dengan kedua tangan saling bertautan dibelakang nampak bergeming."Aku telah memerintahkan para penjaga untuk mengintrogasi orang-orang yang tampak mencurigakan. Sekaligus memblokir gerbang utama

  • Wolf fair eyes   71. Kecurigaan Dyn

    "Tentunya, manusia serigala tidak memiliki kekuatan selain kemampuan berperang dan api merah darah. Dan mataku yang hebat itu mampu memulihkan dan menghancurkan sesuatu, sesuai keinginan pemiliknya!" Alice kembali melanjutkan dengan napas menggebu. Sejak awal ialah umpan sekaligus senjata terbaik yang berusaha Mercia jaga. Dan Raja Ardolph ingin memindahkan matanya pada Charlotte."Tidakkah kenyataan itu membuat Ratu sadar bahwa Ratu bukanlah klan manusia serigala?" Dyn berujar dengan suara rendah.Makanan yang tersaji di depannya mulai dingin seiring dengan perdebatan mereka.Alice sadar dengan itu, sejak awal ia sudah curiga bahwa dirinya bukanlah keturunan Raja Ardolph. "Pergilah, tugasmu sudah selesai." Alice berusaha memposisikan tubuhnya untuk tenang.Sedangkan Dyn, melirik kembali ke arah meja yang penuh dengan hidangan tersebut. Dulu, ia tidak akan pernah duduk dengan lancang dihadapan Alice. Bahkan menyentuh sampanye yang disediakan oleh Alice secara khusus untuknya. Tapi ka

  • Wolf fair eyes   70. Possibility of war

    "Itu kesimpulan awal yang bisa kita ambil. Dari yang aku dengar, buku phoenix itu berisi tentang petunjuk membuka portal sekaligus menutup portal pembatas antara hutan LeNight dan LeRay."Gigi-gigi Alice ber-gemletak menahan geram. Sudah sejauh ini para menteri dan raja Ardolph berkerja sama dengan raja Charlotte menjalankan misi. Sedangkan Alice, ia bahkan tidak tau sedikitpun mengenai informasi ini. Geraman Alice cukup membuat Alice meremas kuat ujung buku phoenix di pangkuannya."Aku sempat mengikuti pelayan dari kantor hukum menteri Darwin. Yang dua minggu lalu memutuskan untuk berhenti. Dan mendapatkan alasan kenapa menteri Darwin tidak pernah menyetujui pernikahan Ratu Alice dengan Raja Charlotte.""Ucapkan secara langsung! Jangan berbelit-belit!" Alice berteriak marah. Dadanya bergetar. Raja Ardolph telah meninggal dan ia tidak mendapatkan kenangan terbaiknya selama bersama raja tersebut."Alasan kenapa Raja Ardolph bersikeras menjodohkan Ratu dengan Raja Ardolph karena ingin m

DMCA.com Protection Status