Share

20. Jangan Pergi

Penulis: Rainfall
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-10 21:00:34

“Tahu kalau Vanessa sekarang mulai belajar masak sepupu.” Kata Bintang.

Hana memperhatikan Bintang dengan seksama. Jantungnya masih berdetup kencang. Dia masih khawatir jika Bintang akan menyebarkan rahasianya. Namun dia Bintang kan, orang yang baik. Bintang bisa dipercaya bukan? Tapi bagaimana jika memang Bintang tidak bisa dipercaya? Semua pertanyaan itu terlintas di benak Hana.

Bintang yang merasa diperhatikan kemudian balik menatap Hana. Dia mengedipkan satu matanya.

Rainfall

Halo semuanya, Jika kalian tertarik dengan cerita Who Am I tekan tombol (+) untuk menambahkan cerita ini pada library kalian ya~

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   21. Jujur

    Hana segera bangkit dari ranjangnya. Agar tidak ketahuan dia harus mencari petunjuk di mana tempat kenangan masa kecil antara Vanessa dan Bintang. Hebat sekali Bintang memang, dia berhasil membuat Hana kebingungan seperti ini. Menurut Hana pertunjuk tentang masa kecilnya pasti ada di buku diari milik Vanessa. Akhirnya dia segera menuju meja kerja Vanessa yang ada di kamar. Di buka laci kecil yang ada di pinggirnya. Dicari buku diari tersebut.Entah sudah berapa lama, Hana masih duduk dengan serius. Dia membolak balik semua lembaran di buku diari. Namun ternyata, nihil. Vanessa benar-benar tidak meletakan jejak apapun di sana.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   22. Sebuah Rahasia

    “Tunggu-”“Diam!”potongDirga.Hana mencoba menjelaskan kepada Dirga. Namun kata-katanya dipotong. Dirga menatapnya dengan tatapan marah. Dirga saat marah sangatlah menyeramkan.Dirga kemudian mengalihkan pandangannya lagi menuju Bintang. Hana hera

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   23. Mencari Petunjuk

    Bintang mengajak Hana ke taman. Taman belakang rumah Vanessa sangatlah indah. Dahulu, Hana pernah mendengar dari ayah Vanessa bahwa almarhum istrinya lah yang mendirikan taman ini. Dia begitu menyukai taman dan segala mahkluk hidup di sana. Ayah Vanessa juga bilang bahwa nama anaknya terinspirasi dari taman yang didirikan oleh istrinya. Vanessa sendiri artinya kupu-kupu. Mereka kemudian duduk di bangku taman. Hana masih belum menebak tujuan dari Bintang. Dia tidak tahu apakah Bintang benar-benar melindunginya dari kecurigaan Dirga, ataukah dia memiliki motif lain. Tapi sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   24. Negosiasi

    Tubuh Hana semakin lama semakin menuju kedalaman. Di saat seperti itu sebuah tangan menggapainya. Dirinya ditarik ke atas permukaan. Kemudian bagian tubuhnya didorong agar bisa memanjat pinggir kolam.Bintang menepuk-nepuk punggungnya. Agar air kolam yang masuk ke tubuhnya bisa keluar. Hana terbatuk-batuk untuk mengeluarkan air kolam.“Tidakberhasilrupanya,”ucapBintang.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   25. Keputusan Bintang

    Bintang tidak menjawab. Dia dipenuhi rasa penasaran. Mengapa seorang Brama Sastranegara membuat keputusan yang lumayan kompleks. Bukankah itu akan membuat dua cucunya saling bertengkar satu sama lain.“Aku tidak mengerti. Mengapa-,”Brama memotong ucapan Bintang. “Awalnya aku berfikir untuk menitipkan cucu sahabatku pada Dirga. Seperti yang kau tahu, aku mendidik Dirga dengan keras sejak kecil agar dia bisa meneruskan perusahaan.”Mendengar kata perusahaan membuat Bintang tersenyum kecut. Pasalnya sebelum kasus ayahnya, dialah yang dididik sang kakek untuk mengurus perusahaan. Namun apa daya, dia tidak bisa menampik kenyataan yang ada.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   26. Garden

    “Anda tidak apa-apa?” tanya Silvia. Dia melihat wajah nona mudanya yang begitu pucat.“Aku baik-baik saja,” jawabnya.“Perlukah kita panggilkan pengacara? Atau ditelusuri?”“Tidak!” serbu Hana.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-28
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   27. Alasan

    “Lalu?” Dirga menatap wajah sekretarisnya tersebut dengan bingung.“Bukankah ini sedikit aneh?” tanya Faisal. Dia menyerahkan catatan tentang link website tersebut.“Hmm, sepertinya tidak,” bantah Dirga. “Itu pasti Vanessa. Tidak ada yang aneh”.Faisal lama menatap atasannya tersebut. “Baiklah kalau begitu”.“Lebih baik siapkan semua keperluan untuk liburan nanti,” ucap Dirga. “Jangan lupa Tania adalah pionir perusahaan. Berikan dia yang terbaik”.Faisal mengangguk, kemudian dia pamit. Dirga memperhatikan kertas yang ditunjukan asistennya itu. Sejenak dia berfikir untuk melihatnya, namun akhirnya dia memilih untuk meletakan kembali di meja. Dia sangat yakin itu hanya cara Vanessa yang kekanak-kanakan untuk mencari perhatian orang lain.Dirga mengenal Vanessa sedari kecil. Dahulu dia, Bintang dan Vanessa selalu bersama-sama. Namun semua berubah saat keluarga B

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   28. Panti Asuhan

    “Vanessa!” panggil Bimo. Hana langsung melirik ke arah sumber suara. “Betulkah kamu akan mengunjungi sebuah panti asuhan siang nanti?”Hana mengangguk. “Aku ingin melakukan suatu kegiatan sosial.”“Kamu benar-benar berhati emas seperti ibumu,” ucap Bimo. “Namun kenapa kamu mengajak Bintang? Bahkan Silvia akhirnya tidak ikut?”Gadis itu mengigit bibirnya. Dia memikirkan sejuta alasan agar Bimo tidak menaruh curiga. “Bintang akan membuat film terbaru di sana. Dia sekalian mengunjungi lokasi survei.”“Ahhhh..., film yang katanya mengambil dari naskah novelmu bukan?” Bimo terlihat begitu antusias. “Aku bersyukur hubungan kalian bertiga sudah baik-baik saja.”“Eh?” Hana memicingkan matanya. “Maksudnya?”“Dahulu sebelum kamu mengalami kecelakaan, kamu sempat menangis di kamar.” Cerita Bimo. “Kamu bilang bahwa hu

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02

Bab terbaru

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   49. Keluarga Penuh Rencana

    "Tuan?"Dirga menengok ke arah Faisal. Dia sadar bahwa sedari tadi dia melamun. Parah sekali hari ini. Dia tidak bisa fokus sama sekali karena memikirkan Vanessa."Bisakah rapat dibatalkan? Sepertinya aku butuh angin segar," ucap Dirga.Faisal mengangguk. Dia pun sadar bahwa tuan mudanya sedang tidak dalam kondisi yang baik. "Saya akan urus pembatalan rapat hari ini. Kemudian saya akan membelikan beberapa obat jika memang anda memerlukannya."Tidak lama kemudian Faisal keluar. Menyisakan Dirga sendirian di sana. Dia kemudian kembali memikirkan Vanessa. Apakah benar bahwa orang yang ada di dalam rumah tunangannya itu adalah orang lain. Jika memang benar, mengapa Silvia diam saja? Malah seakan dia mengetahui hal ini lebih dibandingkan dengan Dirga sendiri."Ini membuatku gila! Lebih baik aku memastikannya saja!" usulnyaKring....Telepon di ruangannya berdering. Dia kemudian mengangkat telepon kantor yang terletak di mejanya tersebut. Terdengar suara wanita da

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   48. Terjatuh

    "Ayo!" teriak Vanessa.Mereka sedang berjalan melewati jalan setapak kecil. Abraham mengikutinya dari belakang."Vanessa, ini aneh sekali," ucap Abraham.Gadis itu menengok. "Aneh? Apanya yang aneh? Apakah kamu sepertiku yang belum pernah menemui tempat seperti ini?""Bukan-bukan," bantahnya. Abraham mendengar beberapa cerita dari Silvia tentang Vanessa. "Sifatmu benar-benar berkebalikan dengan apa yang dia ceritakan.""Siapa?" tanya Vanessa. Dia memasang wajah kebingungan."Silvia, asistenmu," ungkapnya. "Menurut Silvia kamu adalah gadis kaya raya pendiam dan anggun. Namun yang aku lihat benar-benar berbeda.""Oh itu," Vanessa memutar bola matanya. Jelas saja jika Vanessa yang dahulu terlihat berbeda. Dia sudah diajari tata krama dan sopan santun. Membuatnya terkekang penuh dengan aturan. "Anggap saja setelah bertukar tubuh aku memiliki kepribadian yang baru.""Yah meskipun kamu berbeda dari Hana. Tapi dia pun sama, kalian ben

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   47. Silvia, Kamu Gagal!

    "Bintang sayang!" Clarissa memanggil lembut putranya."Ya Bunda?" jawabnya.Mereka berdua sedang makan malam di sebuah rooftop restaurant bintang lima. Clarissa terlihat puas sekali. Dia merasa bahwa dunianya perlahan kembali berpihak kepadanya."Bagaimana di perusahaan kakek?" tanyanya.Bintang menghentikan makannya. Dia mengajak ibunya makan di sini sebagai bakti, bukan untuk membicarakan perihal perusahaan. "Baik."Clarissa melihat ada yang tidak beres dengan putranya. Dia memang sudah bukan artis lagi, namun dahulu dia adalah seorang artis terkenal. Dia tahu kebohongan yang tertera dalam benak Bintang. "Katakan sayang, apa yang sebenarnya terjadi. Kakek memberikanmu posisi sebagai salah satu pegawai di sana bukankah sebuah kepercayaan yang bagus. Kenapa kamu tidak antusias?""Kita sedang makan Bunda, aku hanya tidak ingin membicarakannya." Bintang meneruskan makan. Mencoba mengalihkan perhatian sang bunda.Clarissa tidak puas. Dia

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   46. Gara-gara Mie Ayam

    "Kita naik lagi!" ucap Dirga."HAH!" Hana kaget dibuatnya. Pasalnya mereka sudah menaiki wahana tersebut sebanyak tiga kali. "Mau naik berapa kali lagi?""Entah, ini pertama kalinya aku menaiki wahana ini. Rasanya aneh, seluruh tubuhku bergetar, kita akan terus menaikinya berulang kali!" ucap Dirga.Hana memutar bola matanya. Niat untuk menjahili Dirga menjadi malapetaka untuknya. Dia tahu bahwa tuan muda itu belum pernah menaiki wahana rakyat biasa. Sayangnya dia benar-benar tidak menyangka bahwa Dirga malah kecanduan."Stop!" cegahnya. Hana tidak ingin naik wahana tersebut hingga keempat kalinya. Perutnya sudah melilit. Dia lapar, jika naik lagi dijamin seluruh isi perutnya akan meloncat keluar. "Lebih baik kita cari makan.""Baiklah, restauran mana yang akan kita tuju?" tanya Dirga.Hana tertawa. Dia tahu ini saatnya menjahili Dirga. "Kita tidak akan ke restauran wahai Tuan Muda CEO."Dirga terlihat kaget. Dia menatap tajam Hana. "

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   45. Pasar Malam

    "Apa yang bisa kamu tawarkan? Jika aku membantumu kembali ke tubuhmu yang semula?"Vanessa sedikit terkejut mendengar respon dari Abraham. Benar juga, seseorang pasti akan membantu jika memang ada hal yang bisa dia berikan. Gadis itu berfikir sejenak. "Apa yang kamu mau?"Abraham tersenyum melihat Vanessa yang menawarkan sesuatu. Kemudian dia mendekat dan membisikan sesuatu di telinga gadis itu. Vanessa mengangguk-angguk. Dia setuju dengan tawaran yang diberikan oleh Abraham.***"Vanessa? Kita sudah sampai!" ucap Abraham.Lelaki itu mengguncang tubuh Vanessa dengan lembut. Ternyata dia tidak sengaja tertidur. Di depan matanya terlihat jalan setapak dari tanah. Dia sempat ragu sejenak."Gimana? Mau melanjutkan?" tanya Abraham.Vanessa kemudian membuka sabuk pengamannya. Dia turun dari mobil. Diikuti oleh Abraham, mereka melakukan persiapan untuk menurunkan beberapa barang. Dari mulai ransel, peralatan memasak yang biasa dilakukan saat

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   44. Pantai

    "Apa kamu percaya kalau aku bukan Hana?" tanya Vanessa.Abraham masih duduk diam. Matanya menerawang seperti memindai pikiran Vanessa saat itu. Gadis itu menunggu jawaban. Akhirnya Abraham memejamkan mata sambil berkata, "tidak!""Bagaimana kalau itu adalah kenyataannya?" tanya Vanessa. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan. Sehingga dirinya menyentuh meja makan."Aku tidak percaya hal semacam ini Hana," ucap Abraham. Dia menyenderkan badan ke kursi di belakangnya. "Aku lebih percaya jika kamu memang kehilangan ingatan seperti halnya kata perawat di Rumah Sakit."Vanessa mengangguk. Memang tidak masuk akal jika dipikirkan. Dia yakin, dia bukan hilang ingatan. Tepat sebelum dia berpindah tubuh, Vanessa mengingat bahwa dia jatuh ke air. Dia kemudian terdiam cukup lama. Dia memikirkan apa penyebab dirinya masuk ke dalam air. Vanessa memegang kepalanya. Mencoba untuk mengingat-ingat.Abraham melihat gadis di depannya berperilaku aneh. Dia langsung mencon

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   43. Abraham

    "JANGAN BERCANDA YA!"Vanessa terlihat marah. Dia hampir saja mau melawan petugas sampai akhirnya dia melihat pantulan dirinya di kaca sebelah pintu masuk hotel. Tanpa memperdulikan orang-orang, dia mulai menyentuh dirinya sendiri. "Siapa ini? Bagaimana bisa aku?"Dia kemudian menyentuh bahu penjaga. "Kenapa? Kenapa wajahku jadi begini?"Petugas penjaga itu mendorong Vanessa sekuat tenaga. Dia menatap Vanessa dengan jijik. "Orang Gila!"Vanessa yang jatuh terduduk hanya bisa diam. Pikirannya kacau. Dia benar-benar masih tidak menyangka jika dirinya berubah wujud. "Gamungkin! Bagaimana bisa wajahku berubah sedrastis ini?"Dari belakang Vanessa seseorang berdiri. Dia adalah Abraham. Dia menepuk bahu Vanessa kemudian berbisik padanya. "Kita pergi! Aku tidak tahu kamu kenapa tapi aku akan berusaha untuk menolongmu."***Abraham membawa Vanessa ke kosan milik Hana. Vanessa yang merasa asing enggan memasuki tempat itu. "Apa-apaan tempat kum

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   42. Kabur

    Vanessa terlihat kesal. Menurutnya orang asing tadi sangat tidak sopan. Apa dia tidak tahu siapa dirinya? Dia adalah Vanessa Raksawijaya, putri konglomerat kaya yang terkenal di negara ini. Dia juga seorang novelis terkenal. Bisa-bisanya berlagak so kenal seperti itu.Setelah cukup tenang, Vanessa kembali memperhatikan sekeliling. Matanya langsung menyipit. "Apa-apaan kamar sekecil ini! Bisa-bisanya aku ditempatkan di kamar ini? Apa silvia tidak mengurus kamarku dengan benar?"Dia melihat kalender yang terpajang di dinding rumah sakit. Matanya melebar, mulutnya langsung terbuka. "Astaga! Tanggal berapa ini? Hari ini adalah hari penting. Aku harus menghadiri pesta."Vanessa segera bergegas. Dia berniat untuk keluar dan mencari orang-orang yang dikenalnya. Dia menemukan jaket lusuh di kursi. Alisnya terangkat. 'Masa sih cuman ada pakaian seperti ini? Tapi gamasalah deh daripada pake baju rumah sakit.'Diambilnya jaket tersebut, kemudian dikenakannya. Dia me

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   41. Flashback Vanessa

    "Kamu sudah siap?" tanya Abraham.Vanessa mengangguk. "Aku siap! Ayo kita pergi."Bintang masih berdiri di depan pintu kamar Vanessa. Ini adalah hari terakhir mereka di Villa. Matanya terlihat sedih. Jelas sekali Bintang tidak rela jika Vanessa harus bepergian jauh. Dia kemudian mendekati gadis itu. "Vanes! Lebih baik kita jelaskan kepada ayahmu bahwa kamu bertukar tubuh tanpa sengaja! Aku bisa mencoba menjelaskan."Vanessa menggeleng. "Ayolah Bintang! Ini benar-benar menarik kamu tahu? Aku seorang nona besar yang terbiasa hidup menyenangkan harus berpetualang untuk bisa kembali ke tubuh asalku! Ini bisa menjadi novel yang menarik.""Keselamatanmu Vanessa! Lagipula bagaimana aku bisa mempercayakan kamu kepada lelaki asing itu?" Bintang menunjuk Abraham.Abraham sendiri hanya nyengir saja melihat ulah Bintang. Dia melihat jelas bagaimana perasaan yang dimiliki Bintang. "Silahkan kalian berbicara dulu. Kalau kamu sudah siap panggil aku." Abraham kemu

DMCA.com Protection Status