Pada malam harinya, Alan tampak sedang berbicara dengan seseorang di balik ponselnya. Entah dengan siapa Alan berbicara melalui ponselnya di luar kamar, ia hanya sebentar—sebelum akhirnya kembali seraya mengarahkan layar ponsel di depan wajah, kali ini sebuah panggilan video berlangsung, terlihat wajah Rena di sana, artinya akting harus segera dilangsungkan.
“Hallo, Ma.” Alan melambaikan tangan menatap layar ponselnya, ia duduk begitu saja di sisi Salsabila. Jika tadi ada jarak sekitar dua jengkal, kali ini Alan sengaja memangkasnya, kulit lengan bersentuhan –sengaja mempertontonkan kedekatannya dengan Salsabila pada sang ibu.“Salsa dan Alan lagi apa sekarang?”Salsabila tersenyum tulus saat melihat wajah sang ibu mertua, ia tak peduli lagi pada sikap sok harmonis Alan saat ini. Wanita itu masih sibuk mengunyah makanan yang baru pertama ia coba seraya melambaikan tangan pada layar ponsel.“Kita lagi makan, Ma. Salsa baru pertama ke BarcelSeharian ini Alan tak menampakkan dirinya, sebelumnya ia izin pada Salsabila bahkan akan mengunjungi temannya berhubung mereka ada di Barcelona. Salsabila jadi tidak semangat, bahkan ia hanya menghabiskan waktu di kamar hotel saja dengan menonton film. Sesekali mata perempuan itu melirik ke arah pintu—berharap seseorang muncul di sana.Ponsel yang tergeletak di permukaan ranjang, tak ada dering berbunyi dari nomor Alan, berkali-kali ada panggilan yang masuk pun hanya dari teman kantor Salsabila sendiri. Tetapi ia juga sendiri tak memiliki inisiatif untuk menghubungi Alan terlebih dahulu. Kali ini ia menguap untuk kesekian kalinya, matanya sudah semakin sipit dan memerah, tetapi Salsabila masih tetap bertahan, ia hanya butuh suaminya pulang dengan keadaan yang baik. Sumpah, dia benar-benar merasa kesepian di negara orang lain. Alan sendiri yang menjanjikan akan pulang malam ini, jadi ia harus mencoba percaya.Untuk menenangkan diri, Salsabila berniat untuk kelua
Bayangan masa lalu tentang pertemuan pertamanya dengan wanita bernama Meira dan rasa kebenciannya terhadap yang namanya bulan madu. Bayangan yang sangat menyakitkan untuk dikenang, seakan-akan Salsabila kembali ke masa-masa itu, masa suram versi Salsabila.Sejak saat itu, Salsabila benar-benar berubah. Ia memang tidak langsung menggugat cerai pria itu, dan Alan sepertinya juga tidak punya pemikiran ke hal itu. Tetapi Salsabila benar-benar berbeda dalam hal yang sebenarnya, ia tidak lagi berusaha mempertahankan pernikahannya dan membuatnya mengalir apa adanya.Tetapi sejak saat itu juga, Salsabila tidak pernah lagi mendengar tentang Meira dan ia tidak tahu apakah sekarang Alan masih berhubungan dengan wanita itu. Sampai ia melihat dengan mata kepalanya sendiri pria itu bersama Meira bak keluarga bahagia.Hal itu juga yang memunculkan banyak kenangan masa lalu menyakitkan di antara mereka.****Salsabila meneguk kopi selagi terus
Alan merasa Salsabila memiliki pemikiran yang berbeda mengenai pernikahan ini. Dulu dia masih berusaha menjalankan kewajibannya sebagai istri. Salah satunya seperti yang tadi disebutkan oleh bude Yun, menyiapkan sesuatu yang tentu saja Alan sukai. Pemahaman keduanya jelaslah berbeda, tetapi Alan juga sadar diri ia tidak ingin menyakiti hati wanita itu dengan mengatakan langsung ketidak sukaannya kepada Salsabila. Jadi menghindari dia, sampai wanita itu menangkap maksud penolakan dari Alan, dan berhasil. Wanita itu sadar dan berlalu begitu saja. Alan tentu masih punya hati nurani, jadi masih ada perasaan bersalah kepada Salsabila. Tetapi meskipun begitu bukankah perasaan tidak bisa dibohongi?Sampai kemudian saat honeymoon mereka di Barcelona, Alan benar-benar kejam menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Memperlihatkan bahwa ia memiliki wanita lain, dan meminta Salsabila untuk tidak berharap darinya.Dan memang berhasil, Salsabila mengerti bahwa ia hanyalah i
Seperti permintaan ibu mertuanya pada akhirnya di sinilah Salsabila berakhir, di sebuah salon megah yang menjadi langganan keluarga Dirgantara. Alexa yang pertama kalinya membawa ke tempat ini, awalnya Salsabila tentu saja tidak terbiasa mendatangi tempat-tempat yang seperti ini.Tetapi Alexa terus memberikannya kepercayaan diri bahwa itu memang keharusan dilakukan oleh seorang perempuan, terlebih lagi Salsabila adalah seorang istri. Alexa terus menekankan kepadanya bahwa ia harus tampil cantik di depan Alan, agar pria itu semakin mencintainya dan tidak akan mengkhianatinya.Tetapi bagaimana mungkin, Alan bahkan sudah punya wanita lain jauh di saat mereka belum melangsungkan pernikahan, dan sama sekali tidak ada niatan bagi pria itu untuk mengakhiri hubungannya. Miris sekali, bukan?Salsabila menjalani perawatan hingga nyaris jam sepuluh malam. Pihak salon jelas tidak akan keberatan jika pegawainya lembur hanya untuk melayani seorang istri dari kelua
Pertengkaran-pertengkaran kecil kedua kakak beradik itu menemani sarapan mereka. Biasanya ruang makan itu hanya diisi oleh keheningan, kini begitu ramai dengan celotehan-celotehan berasal dari Alexa. Bahkan pertengkaran tentang masalah bangun pagi pun masih keduanya perdebatkan."Kamu harus tahu, menambah pundi-pundi kekayaan itu melelahkan. Jadi seharusnya kamu membiarkan aku tidur tenang saat weekend begini. Aku yakin Salsabila juga keberatan kamu bangunkan sepagi ini."Suara Alan kembali terdengar, masih memprotes dengan kelakuan Alexa. Tidak terima karena dibangunkan sepagi ini padahal weekend. Weekend seperti ini sangat penting untuk Alan menikmati tidur dan berleha-leha di rumah, tetapi kali ini weekend-nya harus ia relakan karena gangguan Alexa.Alexa hanya tertawa, dan sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan Alan. Dia mulai mengambil piring dan mengisinya dengan nasi goreng buatan bude Yun."Kamu harusnya menyambut hangat ke
"Kamu tidak usah terlalu memikirkan kata-kata mama, Sa."Salsabila pikir Alan yang merebah di sampingnya sudah terlelap. Ternyata belum, pria itu bahkan mengetahui keresahan yang dirasakan Salsabila dikarenakan omongan ibu Rena tadi siang. Bahkan ibu mertuanya itu sudah meminta Salsabila untuk menabung asam folat dalam susu pra-hamil. Seperti biasa Salsabila tidak bisa menolak permintaan mertuanya, jadi Salsabila mulai meminum susu pra-hamil tersebut."Ya, Mas," gumam Salsabila dalam keheningan.Salsabila sudah berusaha mengenyahkan pikiran itu, tetapi tetap saja belum berhasil. Alhasil matanya menyalang sempurna meskipun jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam."Sa."Tubuh Salsabila menegang mendengar namanya dipanggil dengan suara parau dari Alan."Ya, Mas," jawab Salsabila kembali dengan pelan.Alan berdeham. "Kau akan sulit tidur kalau terus memikirkannya. Lupakan dan pejamkan matamu. Kalau masih suli
Obrolan antara Salsabila dan model yang bernama Rangga itu terus berlanjut. Meskipun tidak bisa mengingat pertemuan keduanya, tetapi Salsabila percaya kalau Rangga itu memang anak pak Gunawan. Tidak ada gunanya juga pria itu membohonginya hanya demi mengobrol bersama dirinya."Saya dulu pernah ke panti asuhan beberapa kali. Kita juga pernah mengobrol, Mbak. Tetapi mungkin karena sudah lama sekali, pasti Mbak Salsa lupa."Rangga kembali mengeluarkan suara. Memberitahukan kepada Salsabila kalau sebenarnya mereka pernah bertemu, tidak sering memang tetapi pernah beberapa kaliSalsabila mengangguk ragu. Sejujurnya, dia tergolong orang yang pelupa, dan sesuatu yang ia rasa tidak penting sama sekali tidak perlu ia ingat. "Saya tidak ingat sama sekali. Maaf,” ujarnya penuh penyesalan."Tidak apa-apa, Mbak. Wajar kalau Mbak Salsa lupa, pertemuan kita sudah lama sekali. Kita mungkin bertemu sekitar dua belas tahun yang lalu. Saya pun waktu itu masi
Martini. Alan hanya mengonsumsi minuman keras itu, dan tidak mencoba yang lainnya. Alan memang biasanya mengonsumsi martini atau beer saja. Itu pun dalam jumlah yang masih membuatnya sadar. Semenjak kejadian itu, kejadian dua tahun yang lalu, Alan mulai berhenti minum sampai benar-benar teler. Mabuk akan berakibat fatal bagi hidup Alan dan sempat membuatnya ingin menghilang dari bumi.Malam ini Alan menghadiri pesta lajang Daniel, dan membiarkan Salsabila yang menghadiri pesta dari pak Dewa, salah satu kolega bisnisnya. Alan jelas lebih memilih pesta lajang yang dibuat oleh Daniel, dibandingkan menghadiri pesta ulang tahun dari pak Dewa. Setidaknya ia harus ada di pesta lajang si Kampret itu, untuk memberinya selamat karena sebentar lagi pria itu akan menyusulnya, menjadi suami orang. Namun nasib Daniel lebih baik dibandingkan nasibnya, pria itu akan menikahi wanita yang dicintainya, tidak seperti dirinya yang harus terjebak dengan wanita yang sama sekali buka
“Karena hanya kamu yang termasuk dari semua kriteria itu. Aku tidak akan mencari wanita yang lain, karena hanya kamu yang aku inginkan.”Salsabila bungkam, dia tidak tahu ingin mengatakan apa lagi atas kekerasan hati Alan yang masih berharap ada sesuatu di antara mereka yang masih tersisa. Tetapi kenyataannya sudah tidak ada, Salsabila sudah meninggalkan semuanya semenjak ketuk palu perceraian terdengar. Salsabila sudah mengubur cintanya untuk Alan di sana, tak ada lagi yang tersisa. Tetapi kenapa pria itu terus saja mengharapkan sesuatu yang mustahil untuk kembali terjadi sama mereka.“Mas, aku tidak menginginkan menyulut pertengkaran di tengah malam seperti ini. jadi sebaiknya hentikan omong kosong kamu sekarang, karena tidak ada gunanya juga.”Alan mengacak rambutnya dengan kasar. “Kenapa kita tidak mencoba—““Dad?” Edward menggosok kelopak matanya dengan punggung tangan.Salsabila bersyukur karena kedatangan Edward memutus pembicaraa
"Mas!"Sudah waktunya ternyata. Alan akan bersiap untuk memasang lebar-lebar kedua telinganya dan mempersiapkan diri untuk mendengarkan segala rentetan omelan yang akan diledakkan oleh Salsabila.“Kenapa?” tanya Alan, masih sanggup menjawab panggilan Salsabila yang seharusnya itu tidak perlu dijawab.Kau hanya perlu mempersiapkan diri mendengar ocehan itu Alan!“Aku sangat berharap kamu datang membawa si kembar dalam keadaan tertidur. Lalu menidurkannya di kamar. Dan kamu ... pulang.”Jadi Salsabila sekarang mengusirnya? Astaga ... tidak ada halus-halusnya sama sekali.“Apa yang kamu berikan ke mereka sampai jam segini belum tidur dan mata mereka masih segar serta masih sangat aktif, Mas?” Salsabila melotot, menuntut jawaban.Alan berdeham pelan. “Makan malam, seperti biasanya.”"Lalu?"“Snack sehatnya?”“Lalu?”“Hanya itu.” Alan mengucapkannya sambil membuang pandangan, sama sekali ti
Hari ini Alan diminta oleh Salsabila untuk menjemput si kembar di daycare. Sebenarnya ini tugas Salsabila, berhubung karena Alan yang mengantar anak-anak tadi pagi, mereka memang membagi tugas seperti ini, supaya adil, mengingat mereka sama-sama sibuk. Tetapi ada pengecualian seperti hari ini, misal ada pekerjaan atau tugas mendesak mereka harus siap direpotkan satu sama lain.Seperti sekarang, Salsabila berkata ada tinjau proyek di luar dan akan melakukan meeting setelahnya sehingga tidak akan sempat menjemput si kembar, oleh karena itu dia meminta agar Alan yang menjemput anak-anak. Alan tentu saja tidak akan menolak, karena itu menjadi perjanjian awal agar saling membantu. Mengingat si kembar juga anak-anaknya, tidak mungkin dia menolak permintaan ibu dari anak-anaknya tersebut.Seperti tadi pagi dan hari-hari sebelumnya, Alan kembali menjadi godaan kanan kiri ibu-ibu yang menjemput atau mengantar anak-anak mereka juga ke daycare. Duda se-hot Alan tentu saja aka
“Bunda titip ini buat sarapan kamu, Mas.” Alexa masuk ke ruang kerja Alan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia lantas duduk di depan meja kerja Alan lalu meletakkan sebuah tote bag di permukaan meja.Alan hanya mendongak sekilas, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. “Tidak perlu, sudah ada.”Alexa yang tidak mengerti, kembali bertanya, “Huh? Apaan, Mas?”“Aku sudah ada bekal sendiri, pemberian bunda biar aku makan saat makan siang saja.” Alan kembali menjawab, tetapi tangannya tetap asyik menari di atas keyborard komputernya. Pagi hari memang sangat hectic bagi Alan, jadi dia harus menyelesaikan pekerjaannya.Tatapan Alexa seketika tertuju pada kotak bekal tepat dekat komputer Alan, benda tersebut sama sekali tidak diperhatikan keberadaannya seandainya Alan tidak mengatakan. Segera tangan Alexa bergerak untuk menyentuh benda tersebut, tetapi kalah cepat dengan tangan Alan yang lebih dahulu menjauhkan kotak tersebut dari jangkauan Alexa.
Satria dan Salsabila berpisah di lantai tiga, berhubung ruangan Salsabila berada di lantai tiga sedangkan ruangan CEO berada satu lantai di atasnya, yaitu lantai empat.“Sekali lagi terima kasih atas bantuannya tadi, Pak,” ucap Salsabila dengan sopan setelah terlebih dahulu keluar dari kotak besi tersebut yang hanya ada mereka berdua.Bagaimana tidak, sekarang sudah pukul sembilan, sudah pasti karyawan lain sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, hanya Salsabila yang masih bebas berkeliaran di jam kerja seperti ini dikarenakan insiden dada tadi pagi.Satria hanya memberikan anggukan pelan, sebelum kotak besi itu kembali tertutup dan membawa Satria ke lantai empat, di ruangannya.Saat memasuki ruangan, semua mata yang tadinya tengah serius menatap komputer, kini satu persatu perhatian mereka semuanya tertuju pada Salsabila. Wanita itu tentu saja merasa malu dan hanya memberikan senyuman sekilas dan melangkah terburu ke mejanya dan menyem
Salsabila turun dari taksi online dengan tergesa, berlari kecil memasuki pelataran gedung tempatnya mengais uang untuk bertahan hidup. Oke, itu terdengar kasar. Padahal kenyataannya, Salsabila masih bisa hidup berpuluh-puluh tahun tanpa bekerja dan masih bisa berfoya-foya seandainya dia menginginkan hal tersebut. Toh, selama Alan masih hidup dan masih pemilik perusahaan, pria itu tidak akan mungkin membiarkannya melarat di jalanan. Tunjangan dari perceraiannya belum berkurang sepeser pun, belum lagi Alan tiap bulan akan mengirimkan uang dengan alasan uang bulanan untuk si kembar, belum tabungan yang diberikan kedua orang tua Alan untuk masa depan anak-anak, belum lagi dari aunty cantik si kembar, Alexa. Tiap bulan rekeningnya akan membengkak gara-gara mereka, meskipun dengan alasan untuk si kembar.Tetapi sampai kapan Salsabila harus bergantung dengan keluarga Dirgantara, Salsabila bukan siapa-siapa lagi kecuali ibu dari cucu-cucu mereka. Dan suatu saat nanti kala
“Kok Mommy tidak dicium, Daddy?”Salsabila menegang di tempat, begitupun dengan Alan, terlihat jelas dari wajahnya. Memang benar, mereka masih dekat sebagai partner menjaga si kembar seperti janjinya dahulu sebelum berpisah, tetapi untuk melakukan sesuatu yang intim, meskipun hanya sekedar kecupan, itu sudah menjadi sangat haram bagi hubungan mereka. Tetapi kedua putranya itu sepertinya masih belum mengerti akan hubungan orang tuanya, terkadang dia berceloteh dengan polosnya seperti, ‘kenapa Daddy Lan tidak tidur di kamar ini?’ dan pertanyaan yang lebih parah adalah ‘kenapa Daddy Lan tidak pernah mencium dan memeluk Mommy, padahal temanku pernah bercerita kalau orang tuanya sering melakukan hal tersebut.’Entah siapa yang mengotori otak polos kedua putranya itu, yang pasti Edward dan Erland sangat sering mendesak Alan untuk menciumnya, seperti sekarang ini. kemarin-kemarin Salsabila dan Alan berhasil berkelik, tetapi sepertinya hari ini bukan hari keberun
Seperti pagi-pagi sebelumnya, Salsabila akan kelimpungan sendiri menghadapi pagi harinya. Seperti pagi ini, Salsabila sudah sibuk bolak-balik mengecek penampilannya sendiri. Hari ini dia memilih blouse putih, celana panjang berwarna krem dan heels hitam. Oke, sempurna. Lalu, sembari berjalan, ia sedang memasang anting di telinga kanan sedangkan anting yang satu masih dipegang.Namun, sesuatu mengambil perhatiannya, oh astaga … Erland!"Erland …" teriaknya menggelegar saat mendapati anak bungsunya itu sedang memanjat lemari es yang lumayan tinggi itu.Sedangkan kembarannya, Edward tengah mengabaikan keadaan sekitarnya. Bahkan tidak menyadari kalau adiknya sedang menantang maut. Anak berumur empat tahun itu masih setia bermain lego dan sesekali terdengar anak itu bersenandung kecil mengikuti opening song serial kartun di televisi yang sedang menyala.Salsabila yang melihat Erland sama sekali tidak mendengar teriakannya segera berlari, namun nahas, s
Puluhan orang lalu lalang di sekitar Salsabila. Sebagian menuju konter-konter check-in, sebagian lagi buru-buru memasuki boarding room. Raut wajah yang Salsabila lihat berbeda-beda, ada yang bersedih dan ada pula yang bahagia. Mungkin yang bersedih itu adalah orang-orang yang sedang melakukan perpisahan, sedangkan yang berbahagia tengah akan berjumpa dengan keluarga atau seseorang yang disayanginya.Meskipun begitu, segala hingar bingar yang tercipta di sekitarnya sama sekali tidak mengusik Salsabila. Perempuan itu tengah duduk di salah satu kursi tunggu, di sampingnya ada Alexa yang tengah bercanda ria dengan kedua anak kembarnya sehingga sama sekali tidak menyadari kekalutan yang dirasakan oleh Salsabila.Salsabila terus memandangi boarding pass di tangannya, tanpa sadar dia tertawa kecil tanpa tahu apa yang sebenarnya lucu hingga patut ditertawakan.Apakah, karena hari ini adalah waktunya?Tiga tahun pernikahannya selesai dengan cara seperti in