“Sayang, ini buat kamu,” kata Ardy sambil menyerahkan sebuah paper bag itu kepada Keyra.
“Apa ini?” tanya Keyra. Keningnya berkerut heran.
“Bukalah,” ujar Ardy.
Keyra mengambil paper bag itu dari tangan Ardy lalu membukanya perlahan. Kening Keyra berkerut saat melihat beberapa lingerie dengan warna yang berbeda ada di dalamnya. Ia mengambil salah satu gaun tidur itu dengan pikiran yang bertanya-tanya.
“Buat apa ini, Kak?” tanyanya heran.
“Aku pengen kamu pake itu,” ujar Ardy enteng, “bagus ‘kan?” tanyanya lagi sambil mengambil salah satu gaun berwarna hitam dengan sebelah tangannya.
“Tapi Kak, aku ‘kan gak biasa pake itu,” sahut Keyra sambil menggelengkan kepala. Ia bergidik ngeri. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dirinya memakai gaun seksi itu ketika tidur. Bisa-bisa ia akan masuk angin keesokan harinya.
“
Keyra tengah mematut dirinya di depan kaca. Ia menyisir rambutnya yang kini sudah memanjang hampir mencapai punggungnya. Ia membiarkan rambutnya itu tergerai karena Ardy tidak menyukai jika ia mengikat rambutnya ketika hendak keluar rumah. Ardy tidak ingin orang lain melihat keindahan lehernya. Alasan yang aneh memang.Saat itu ia tengah bersiap mengunjungi rumah kedua orang tuanya. Sudah lama juga mereka tidak berkunjung, hanya sesekali melepas rindu lewat sambungan video call. Kuliahnya yang padat membuat ia jarang sekali mengunjungi rumah kedua orang tuanya.Setelah menyisir rambutnya dengan rapih, ia memoleskan bedak tipis ke wajahnya lalu memberi sentuhan pewarna pink pada bibirnya.Ardy keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya, rambutnya basah sehabis keramas. Melihat istrinya sedang berdandan di depan cermin, membuatnya senyum-senyum sendiri. Pasalnya sangat jarak sekali istrinya itu mau berdandan. Kalau tidak ingat bahwa ia adalah s
Sebelum malam semakin larut, Devan sudah pamit duluan mengantar Mesya pulang ke rumahnya, sedangkan Ardy dan Keyra masih duduk manis di ruang tamu bersama kedua orang tuanya.“Kabar kakek gimana, Pah?” tanya Keyra pada Satria.“Akhir-akhir ini kondisi kakek menurun, kakek suka ngeluh dadanya sesak,” ungkap Satria.“Memangnya kakek punya penyakit asma, Pah?” tanyanya lagi, terlihat kecemasan dari wajahnya.Satria menggeleng. “Dada terasa sesak itu bukan hanya disebabkan oleh penyakit asma, Key. Dada sesak bisa juga disebabkan oleh beberapa faktor. Contohnya seperti gangguan pencernaan, seperti refuks asam lambung atau biasa disebut gerd. Ketika makanan tidak dicerna dengan baik, sisa makanan bisa kembali naik ke atas kerongkongan yang menyebabkan dada terasa panas terbakar dan rasa asam tajam di mulut. Sensasi dada sesak dan perut mulas dari refluks asam lambung ini bisa terasa mirip dengan serangan jantun
Waktu berjalan dengan cepat. Hari berganti bulan dan bulan pun berganti tahun. Tidak terasa kini Keyra sudah berada di tahun terakhir perkuliahannya. Tahun terakhir ini ia dan teman-teman seangkatannya akan diajar oleh dosen dan dokter yang sungguh punya kompetensi luar biasa dibidangnya, dan juga akan menjadi tahun terakhir mereka merasakan pahit – manis – susah – senang – pedih - bahagia menjadi mahasiswa kedokteran.Koas (dibaca ko-as) atau ko-asisten adalah seorang mahasiswa yang masih dalam tahap pendidikan dalam memenuhi kompetensi sebelum dinyatakan sebagai seorang dokter.Seorang calon dokter harus melewati setidaknya 3 tahap Pendidikan. Tahap pertama adalah kuliah umum atau wajib. Tahap kedua adalah masa preklinik atau perkuliahan biomedik dasar. Tahap ketiga dikenal sebagai masa klinik. Pada tahap ini mahasiswa sudah berganti nama dari mahasiswa menjadi koas atau dokter muda. Masa pendidikan ini dilakukan di rumah sakit atau wahana pen
Sudah satu bulan Keyra menjalankan masa koasnya dan sudah satu bulan juga dirinya tidak meminum pil kontrasepsi padahal hampir setiap hari Ardy selalu menggempur dirinya tanpa henti. Ardy selalu menyerang istrinya walaupun Keyra kelelahan karena kegiatan koasnya. Meski sempat beberapa kali Keyra merasakan penat dan lelah karena kesibukannya terutama saat ia harus jaga malam. Sebagai istri yang baik, Keyra tidak mungkin menolak untuk memuaskan hasrat suaminya yang masih menggebu-gebu, padahal usia pernikahannya sudah hampir dua tahun. Ardy memang tidak pernah merasa puas mengecap rasa manis tubuh istrinya.Sudah lelah di rumah sakit, harus lelah juga di ranjang!Kegiatannya yang sangat padat selama masa koas, membuatnya lalai meminum pil itu. Ia mengabaikannya selama satu bulan terakhir.Hari itu Keyra merasakan ada yang salah dengan tubuhnya. Rasa mual dan pusing di kepalanya mulai menyerang.“Key, are you OK?” tanya Mesya malam itu s
Ardy membaringkan tubuh Keyra di atas tempat tidur dengan penuh kelembutan dan ia pun membaringkan tubuhnya di samping istrinya, kemudian mendaratkan sebuah ciuman cukup lama di keningnya.“Makasih sayang karena kamu mau menerima kehadirannya,” ujarnya sambil mengelus perut Keyra yang masih rata namun sudah tertanam benih di dalamnya.“Iya Kak, mungkin memang udah saatnya kita jadi orang tua,” sahut Keyra dengan senyuman manisnya. “Aku akan menjaganya Kak, menjaga anak kita,” lanjutnya lagi sambil membelai pipi suaminya dengan lembut.Binar kegembiran terpancar jelas di mata Ardy sejak kepulangan mereka dari rumah sakit. Ia lalu mendekatkan wajahnya lagi untuk memberikan ciuman memabukkan yang membuat Keyra melayang. Dan ciuman itu, Kembali berlanjut. Ardy menelusupkan lidahnya, membuai hasrat keduanya. Jemarinya mulai menjalar dengan sentuhan hangat di setiap inci kulit istrinya.“Kalo malam ini dede bayinya dite
Seperti biasa setelah mengantar Keyra ke rumah sakit di pagi hari, Ardy akan langsung pergi ke kantor walaupun jam masih menunjukan pukul enam pagi. Ia bisa berleha-leha sebelum jam kantor tiba.Saat memasuki unit kantornya yang berada di lantai 20, ia dikejutkan oleh kehadiran Kimi pagi itu. Tumben sekali sekertaris sekaligus sahabatnya sudah berada di kantor sepagi itu.“Pagi, Ar.” sapanya dengan senyum cerah bersinar.“Pagi, Kim. Tumben pagi gini udah ada di kantor.” ujar Ardy sambil melangkah masuk ke dalam ruangannya yang segera diikuti oleh Kimi.“Iya sengaja aku datang pagi buat nemenin kamu. Daripada kamu iseng sendirian di kantor, ‘kan.” sahutnya, senyum itu tidak luntur dari bibirnya.Ardy tidak merespon lagi, ia mendudukkan tubuhnya di kursi kebesarannya itu. Kedua tangannya ia taruh di belakang kepalanya sebagai sandaran. Tiba-tiba rasa ngantuk mulai menyerangnya, ia mulai memejamkan mata sejena
Seminggu berlalu setelah kepulangan Keyra dari rumah sakit. Kini ia nampak termenung menatap langit malam itu yang dipenuhi bintang kerlap-kerlip dari balkon rumahnya.“Sayang, masuk yuk!” sebuah tangan memeluknya dari belakang, “angin malam gak bagus untuk kesehatan, nanti kamu bisa masuk angin. Kasian dede bayinya juga.” kata Ardy sambil mengecupi bahu istrinya yang sedikit terbuka.“Kak, aku udah putuskan…” Sejenak Keyra nampak menghela napasnya dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.“Apa sayang?” tanya Ardy. Ia membalik tubuh Keyra agar berhadapan dengannya, menatap mata coklat Keyra yang nampak menyiratkan kegalauan.Keyra nampak memejamkan matanya erat, kedua tangannya saling meremas disertai dengan tarikan napas yang dihembuskan dari mulutnya untuk mengurangi rasa gugup yang menyerangnya. ”Aku gak bakal lanjutin kuliah aku, Kak,” putusnya. Hal itu memang sudah ia pikirkan baik
Hari-hari terus berlalu. Perut Keyra semakin membesar. Jadwal rutin periksa ke dokter kandungan telah dilakukan, bahkan Ardy sengaja mendatangkan seseorang yang professional untuk melakukan senam ibu hamil di rumahnya setiap akhir pekan. Masalah mual yang sering dirasakan istrinya setiap pagi hari sudah semakin berkurang. Makannya pun sudah mulai seperti biasa, hingga membuat berat badan Keyra naik 15 kg.Keyra tengah mematut dirinya di depan cermin di dalam kamarnya. Ia sedang memperhatikan tubuhnya yang membengkak akibat kehamilan pertamanya itu.“Kak, aku gemuk banget ya?” tanyanya pada Ardy yang tengah memangku laptop di atas ranjang. Ia sedang memeriksa beberapae-mailyang dikirimkan oleh Arga tadi pagi.Ardy menurunkan laptopnya ke atas ranjang, lalu berjalan menghampiri istrinya itu. Ia melingkarkan tangannya untuk memeluk pinggang Keyra dan mengusap lembut perut istrinya yang sudah semakin membesar.“Kamu gemu