Lusi mendatangi kediaman Garseta. Mengutarakan keluh kesahnya tentang Viano yang selama dua minggu ini sama sekali tak bersedia untuk pergi bersamanya."Tante tahu tidak, sih?" Dia mengeluh setelah pembantu rumah tangga menyiapkan teh. Sambil duduk bersama di taman belakang yang disinari langit cerah, dia membicarakan hal yang membuat suasana hati Garseta menjadi tidak enak. "Kemarin, di pagi hari Lusi sengaja pergi menemui Viano karena susah dihubungi lewat telepon.""Lalu?""Dia malah memilih untuk pergi ke rumah mantan OG yang tidak waras itu!"Sambil menyesap minumannya, Garseta menghela napas lembut setelah cangkirnya diletakkan kembali."Lusi ingin mengajaknya makan siang bersama. Tapi ...." Tangannya terbuka lebar. "Viano tetap saja memilih untuk pergi bersama Nesta!"Garseta menggenggam tangannya erat, merasa panas di hati mendengar semua cerita dari Lusi. Tidak, dia tidak akan membiarkan sejarah Aldi terulang kembali dengan Viano.Lusi melanjutkan bicaranya. "Tante tahu tidak
Kepala Nesta mendapat ketukan dari Viano agar sedikit lebih cerdas. Sebab, pikirannya terlalu sering berada di jalur negatif. Bagaimana mungkin ia sekejam itu terhadap anaknya sendiri."Bapak sadar tidak, jika Bapak mengharapkan saya menjadi cerdas, sebaiknya jangan terlalu sering mengetuk kepala saya!"Jadi, kamu maunya apa?" Sambil tangannya kembali memegang kemudi mobil, Viano masih merespons keluh kesah Nesta."Dielus-elus, Pak. Supaya saya pintar!"Tiba-tiba saja Viano menginjak rem. Mereka berdua sampai terdorong ke depan.Kepala Nesta menabrak sandaran bahu kursinya.Dia mengerutkan wajah. "Bapak ini kenapa sih!"Biar kamu sedikit pintar."Butuh beberapa detik bagi Nesta untuk memahami ucapan Viano. Dari ekspresi yang ditunjukkannya, jelas ia belum mengerti maksudnya."Sudah mengerti belum?"Nesta hanya diam. Jika mengatakan belum, bisa jadi akan mendapat ketukan lagi."Kalau belum, saya benturkan lagi."Nesta memandang dengan tatapan tajam. "Bapak! Bapak benturkan kepala saya
Viano lihat mamanya sendiri kenapa kayak lihat setan?Padahal, ya, dibanding-banding sama setan, Nesta pikir Viano jauh lebih menyeramkan. Secara, kalau setan cuma bisa menakuti pakai tampilan doang, sementara dia bisa menakutkan dengan berbagai cara; potong gaji, jitak kepala, sumpal permen karet, memelotot. Banyak pokoknya.Raja meraih tangan Nesta, kemudian menyembunyikan kepalanya di sana. Ini juga si bocah, kenapa malah ngumpet?Biasanya anak kecil kalau ketemu neneknya malah senang, kenapa jadi ikut takut?Viano mendekati Garseta bertanya dengan nada was-was."Mama mau apa di sini?""Sama seperti kamu," jawab Garseta, dingin.lambat laun terasa bau-bau ketegangan di sini. Semoga saja, mimpi Nesta tidak jadi kenyataan. Di mana Lusi datang, marah-marah sambil jambak rambutnya.Idih ogah! Jauh-jauh, deh! Nesta membatin."Mama tau dari mana, Viano ada di sini?"Garseta menyimpulkan senyum. "Memangnya, harus Mama jawab pertanyaan kamu, Vi?"Suasana makin lama makin tidak enak, Viano
"Mama nggak peduli soal status perempuan itu dengan kamu dan bagaimana kondisi dia saat ini!"Aldi yang duduk di sofa, bangun untuk berlutut pada mamanya."Jangan merayu Mama!" Garseta menjauhkan kakinya dari Aldi yang hendak menyentuh. "Keputusan Mama sudah bulat, Al! Tinggalkan perempuan itu atau jangan anggap Mama orang tua kamu lagi!"Aldi berlutut. "Baik antara Mama ataupun Kana, Aldi nggak bisa memilih. Aldi sayang sama Mama, tapi Aldi juga cinta sama Kana.""Cinta kamu bilang!" Garseta sampai berdiri. "Buta mata kamu, Al? Mama punya calon yang lebih baik dari dia!""Mama Jangan memandang rendah Kana hanya karena dia miskin."Garseta tidak peduli, tetap baginya Kana hanya benalu.Tinggalkan dia! Mama nggak mau menerimanya sampai mati,""Maafin Aldi, Ma. Kana sama Aldi sudah menikahndan dia lagi hamil anak Aldi. Cucu Mama.""Anak itu sampah buat Mama! Sampai kapanpun nggak akan Mama anggap cucu!"Aldi bangun. Hati ayah mana yang tidak akan sakit ,mendengar calon anaknya dianggap
Viano pulang lebih dulu ke rumahnya lantaran Raja tidur.Waktu buka pintu penumpang kemudian menggendong Raja keluar, di situ dia kelihatan mirip hot dady ala-ala novel romantis.Asli, hari ini Nesta dibuat baper luar biasa dengan kelakuan Viano.Nesta menunggu di luar, sementara Viano mengantar Raja ke kamarnya.Dia kembali dengan cepat."Ayo saya antar kamu pulang," katanya.Nesta menurut saja. Mau diantar pulang, boleh. Misalkan diajak jalan-jalan dulu juga mau. Yang penting jangan dituruni di tengah tol.Di perjalanan ...."Ba-pak mau anterin saya, nggak?" Duh, terpaksa Nesta yang agresif lebih dulu ke Viano. Habisnya si Bos kalau tidak dipancing, gengsinya sebesar gajah."Kamu nggak sadar? Ini saya lagi anterin kamu."Nesta mencebik. Padahal dia sudah mau mulai lebih dulu, sampai rela turun-turuni harga diri--diskon di atas 50 persen--harusnya dia peka!"Ya udah, Pak, nggak jadi." Maunya jawab dua kali lipat lebih ketus dari Viano. Cuma, kembali lagi ingat soal etika. Dia bos, Ne
Biasanya nih, ya, kalau ada pernyataan cinta, yang terjadi berikutnya adalah hal-hal romantis. Misalkan kalau di drama Korea habis nyatakan cinta, bakal ada adegan kissing romantis.Nesta pernah lihat, tuh, di drama. Sepasang kekasih saling memagut bibir di bawah hujan salju. Ya, walaupun di Indonesia tidak ada salju, paling dikit di bawah rontokan dedaunan, jadilah.Pletak! Bonus jitakan lagi."Kamu bisa, nggak, serius dikit?" Viano marah-marah."Bapak bisa, nggak, sih, belajar sayang sama saya?" Nesta mengusap keningnya. Yah kali baru nyatakan perasaan malaj dijitak."Minimal yah, Pak, kalau Bapak nggak suka, Bapak tolak baik-baik, pakai bahasa yang lagi trend.""Eh?" Viano memang perlu berpikir keras tiap dia ngobrol sama Nesta."Bilang, 'maaf, Nes, kamu terlalu baik buat saya'." Nesta meniru ala-ala Netizen yang menolak pakai cara begitu."Kamu sama sekali nggak terlalu baik buat saya. Malah terlalu buruk."Wah, sakit hati bertubi-tubi Nesta. Sudah ditolak, dijatuhkan pula.Viano
Kita nggak akan pernah pacaran.Kata-kata itu terus berputar di kepala Nesta. Pagi, siang, malam. Bikin sarapan tidak enak, makan siang tidak kenyang, tidur tidak nyenyak. Mana, tidak ada kejelasan maksud dari ucapan Viano.Iya kalau misalnya tidak pacaran tapi tetapi langsung OTW ke KUA, boleh juga. Kalau cuma digantung-gantung kayak jemuran basah ... tragis amat."Ngelamun aja." Kevin menaruh sesuatu di atas meja kasir.Nesta tersadar dan melihat ada yang menggoda di depan matanya."Apaan, nih?""Mie!" Ya sebenarnya sudah tidak dijelaskan juga, sudah tahu itu apa.Kevin sudah menempelkan bokong di kursi. Terus dia ajak Nesta untuk duduk juga."Sini makan sama-sama, Nes.""Beneran?" Nesta langsung ngibrit ditawari makan.Sudah duduk di depan Kevin."Ini nggak apa, Vin, aku makan?" Masih ragu-ragu mau langsung santap."Toko lagi nggak terlalu rame juga. Nanti kalau ada yang beli tinggal layani."Nesta mengembangkan senyuman. Senangnya, bisa kerja sama bos yang baik hati model Kevin gi
Nesta masih menunggu, nih. Viano belum juga muncul batang hidungnya. Hari sudah semakin sore, pula.Gelisah. Si mantan bos beneran mau datang atau cuma mau iseng sama Nesta?Yah, siapa tahu saja, mentang-mentang dia tahu kalau Nesta telanjur jatuh cinta dengannya, malah dikerjai.Eits! Jangan buruk sangka dulu.Kemarin-kemarin Nesta banyak buruk sangka, nyatanya Viano malah malaikat banget hatinya.Sabar, Nesta. Si Bospret pasti bakalan datang.***"Vi, tunggu!" Lusi mengejar."Tunggu!" Dia menahan tangan Viano yang hampir membuka pintu mobil."Ada apa lagi, Lus?""Aku ikut dengan kamu."Viano menghela napas kasar. Harusnya, bahasa tubuh Viano sudah cukup jelas buat Lusi kalau dia tidak mau ditumpangi."Mama kamu banyak pikiran karena kelakuan kamu yang membangkang. Dengan kamu datang sama aku, setidaknya itu bisa membuat dia tenang."Terdengar menyebalkan ucapan Lusi, tetapi ada betulnya juga."Jangan keras kepala terus-terusan, Vi!"Nesta, bagaimana dia?Jangan-jangan masih menunggu
Ada, ya, suami jadi panas dingin gara-gara diintip istrinya pas BAB?"Kamu melewati step secara mendadak, bikin aku syok. Tau, nggak?""Step apaan, sih? Nggak paham." Nesta yang duduk di samping tempat tidur membalas dengan lebih garang. Barusan dia memeriksa kening Viano masih lumayan hangat."Yah, itu. Pengenalan dalam ruamh tangga." Duh, mati ini Viano punya istri berkelakuan absurd."Yah, 'kan, aku memang sudah duluan di kamar mandi," kilah Nesta."Ya, harusnya ditutup pintunya. Biar aku nggak main selonong. Coba kalau Mang Ujang yang masuk. Gimana coba?" Biarpun sakit, urusan garang tetap nomor wahid."Ye! Justru aku sengaja nggak kunci biar kamu bisa masuk." Gigi Nesta dipamerin depan Viano. Tahulah maksudnya apa.Seandainya Viano tidak dalam kondisi yang paling bikin malu sepanjag sejarah hidupnya, mungkin mereka sudah ....Ish, merasa mau gantung diri kalau ingat kejadian tadi siang."Badan kamu anget." Nesta memegang keningnya lagi, "ini gara-gara keasyikan berenang sama Yato
Ada, ya, suami jadi panas dingin gara-gara diintip istrinya pas BAB?"Kamu melewati step secara mendadak, bikin aku syok. Tau, nggak?""Step apaan, sih? Nggak paham." Nesta yang duduk di samping tempat tidur membalas dengan lebih garang. Barusan dia memeriksa kening Viano masih lumayan hangat."Yah, itu. Pengenalan dalam ruamh tangga." Duh, mati ini Viano punya istri berkelakuan absurd."Yah, 'kan, aku memang sudah duluan di kamar mandi," kilah Nesta."Ya, harusnya ditutup pintunya. Biar aku nggak main selonong. Coba kalau Mang Ujang yang masuk. Gimana coba?" Biarpun sakit, urusan garang tetap nomor wahid."Ye! Justru aku sengaja nggak kunci biar kamu bisa masuk." Gigi Nesta dipamerin depan Viano. Tahulah maksudnya apa.Seandainya Viano tidak dalam kondisi yang paling bikin malu sepanjag sejarah hidupnya, mungkin mereka sudah ....Ish, merasa mau gantung diri kalau ingat kejadian tadi siang."Badan kamu anget." Nesta memegang keningnya lagi, "ini gara-gara keasyikan berenang sama Yato
"Kamu banyak cewek yang naksir, dong!" Nesta misuh-misuh"Yah, kalau banyak cowok yang naksir kamu malah lebih berat saingannya, Nes!"Seratus persen akurat."Jangan-jangan salh satu buket bunga malah ada dari cowok juga.""Ih, amit-amit!" Nesta mengetuk-ketuk kepala."Kamu marah-marah aja, nngak tau apa, suaminya pegel-pegel?"Viano tidur tengkurap. Terus dia tepuk punggungnya sendiri.Ini, mau main kuda-kudaan versi belakang?Any way bapaknya Nesta kalau lagi pegal begitu biasanya Nesta injak-injak. Mungkin Viano juga mau begitu."Mau diinjek-injek, nggak?""Apa!" Saking kagetnya Viano sampai balik badan. Jangan bilang gara-gara cemburu soal hadiah dan buket bunga Nesta mau bunuh dia."Masa suami diinjek!""Injek-injek, Sayang, You know, itu kayak massage alias pijit. Cuma ini pakai kaki biar mantap.""Patah tulang suami kamu ini!""Coba aja dulu, enak tau!" Nesta memancungkan bibirnya.Sebentar. Ini yang bilang Nesta. Nesta, loh!Cewek aneh yang tidak ada anggun-anngunnya. Ibarat k
"Sah?""SAH!"Diiringi doa yang panjang dan khidmat di situ Nesta tahu dia sudah halal buat Viano. Dan, pada akhirnya dapat juga jatah unboxing isi di balik baju Viano yang sudah dari kapan hari bikin Nesta mupeng.Pertama dapat jatah salim tangan dulu, terus dikecup di kening sama Viano. Fotographer bilang tahan dulu, Nesta pikir itu sebuah anugrah.Gileee! Bibir seksi Pak Bos yang biasa dipakai buat marahin dia sekarang menempel di kening dengan diawali Bismillah. Mana nolak disuruh lama-lama.Oh iya, semalam --sebelum ijab qabul--Viano iseng upate foto di media sosial-nya. Masih ingat, dong, dia pernah ambil foto Nesta diam-diam. Nah, iti dia pakai buat di-up.Keterangan fotonya itu, bikin sejagad raya huru-hara.She's my queen.Singkat begitu, tapi banjir komentar.Komentarnya bagus, pujian semua. Tapi bikin nyesek batin Nesta pas baca. Berasa dia jadi gadis yang dipojokkan.[Ya Allah, cari di mana cowok yang bisa terima cewek apa adanya gini?][Beruntung banget ya dicintai cowok
"Papa, nanti Kak Nesta jadi mamanya Raja, ya?"Viano berhenti dari kesibukannya--memeriksa laporan kerja. Mengalihkan pandangan dari laptop pada anaknya"Seneng, 'kan?" Dia mengusap kepala anaknya yang kebetulan berdiri di samping."Berarti, nanti Raja bisa kayak Davin?" tanyanya dengan mata berbinar."Emang, Davin kenapa?""Davin kalau sekolah, mamanya yang masakin bekal. Nanti Kak Nesta kalau udah jadi mamanya Raja, pasti mau masakkin juga.""Mmh." Viano melengkungkan bibir.Oh, iya. Ada satu lagi yang perlu Viano ajarkan pada Raja. Kayaknya, mulai sekarang dia harus latihan panggil mama ke Nesta. Tinggal menghitung hari, mereka akan sah. Masa, masih panggil 'kak'."Kak Nesta, 'kan, udah mau jadi mamanya Raja, mulai sekarang coba latihan panggilnya mama.""Mama Nesta?" Raja menaikkan alis.Harusnya mama saja. Tapi, lumayanlah untuk percobaan biar terbiasa panggil mama."Iya, panggilnya Mama.""Mama ...." Sedikit takjub Raja bisa mengucapkan kata itu."Papa nanti mau liburan ke Bali
Viano belum muncul, Nesta membuka instagram. Penasaran sama orang-orang yang sejak kemarin menghinanya.Cukup menyakitkan hati. Terutama komentar terakhir yang mengatakan Nesta harus lebih baik dari peliharaannya.Eh, akun Kevin Adi Prana membalas komentar?Nesta baca.Masalah, memangnya? Mungkin dia memang nggak secantik kamu. Tapi, kalau Pak Bos yang kalian agungkan karena mukannya yang ganteng itu suka sama dia, bisa apa kalian?Nesta memeluk ponselnya. Kevin membela dia, itu cukup mengharukan. Sejak beberapa hari Nesta tidak berani buka media sosial.Klik love untuk komentar Kevin.Masih ada satu lagi. LusiEsterga29 juga membalas komentar.Bokongku bahkan lebih cantik dari wajahmu. Tapi, selera cowok emang susah ditebak. Nggak usah iri, bikin jatuh harga diri.Lusi memang paling jago kalau untuk urusan nyinyir.Meski begitu, tetap saja Nesta merasa Viano kayak ketiban sial sampai berjodoh dengannya. Bapaknya sendiri saja sampai ragu Nesta dilamar Viano."Nesta?"Pas menoleh langsu
Ibu sama bapaknya Nesta bikin malu saja, deh. Setelah sebelumnya mereka bersikap menolak--terutama Ningsih. Giliran didatangi Viano gayanya langsung salah tingka. Lebih-lebih Sarwani yang malah tanya ke Viano memang tidak salah mau sama anaknya.Dia itu bapak kandung atau bukan, sih!Viano kemarin datang tidak bawa apa-apa, martabak saja lupa. Baru kenalan dulu sama orang tua, minimal mereka sudah bisa menilai pantas atau tidak jadi menantunya. Kalau itu sih tidak usah ditanya, 100% pantas!Rencananya, setelah pertemuan ini, Viano akan mengatur pertemuan antara kedua orang tua. Secepatnya lamaran resmi akan dilaksanakan, baru menentukan tanggal pernikahan.Senang?Belum. Cobaan menjelang kawin eh maksudnya nikah, masih ada saja.Richard mendapat teror dari wartawan media online terkait berita kedekatan Viano dengan Nesta--Big Bos dan kacung. Hfth! warga negara tercinta pada heboh soal jenjang kasta mereka yang beda jauh.Sejauh ini, Richard tidak memberikan penjelasan apa-apa. Dia mem
Nesta pulang ke rumah. Sebetulnya, dia bukan gadis desa yang kampung-kampung banget begitu. Rumahnya masih masuk dalam daerah Jabodetabek. Dia memang memilih untuk tinggal sendiri sebab tidak tahan dengan ibu tirinyaHari ini Viano mau datang ke rumahnya. Kemungkinan, sore sampai. Maka dari itum pagi-pagi Nesta sudah pulang ke rumah supaya nanti bapak dan ibunya tidak kaget kalau tahu mereka bakalan dapat door prize calon menantu idaman,."Apa-apaan kamu, Nes!" Tanggapan Ningsih yang kelihatan sangat tidak suka mendengar kabar putri sambungnya akan dilamar oleh seseorang.Sebetulnya Nesta merasa tidak perlu restunya. Hanya saja, sebagai anak yang diasuh sejak umur dua tahun--meskipun tanpa kasih sayang--tetap saja dia harus menghormati ibunya.Sarwani ayahnya Nesta hanya bisa menghela napas berat,Ningsih sambil membereskan baju-baju, yang baru saja disetrika lanjut mengomel."Kamu itu belum bisa belum bisa nyenengin keluarga. Ibu sama bapak masih susah, makan aja kembang kempis. Adik
Malam-malam Viano Kirim pesan ke Nesta. Menyuruh gadis itu keluar keluar dari kamar kosnya.Nesta sampai berjengit, tumben-tumbenan Viano datang menemuinya. Penasaran. Yang paling penting dari itu semua adalah Nesta bisa melihat wajahnya Viano lagi setelah beberapa jam terpisah.Buru-buru pakai sandal, dia keluar untuk menemui Viano.Aduhai, makin tampan saja dia. Makin kesengsem Nesta. Kemeja hitamnya digulung sedikit, tangannya dilipat di dada, bersandar di mobilnya."Lama amat!" protes Viano ketika dia melihat Nesta.Lama dari Hongkong!Jelas-jelas begitu baca pesannya, Nesta langsung buru-buru datang."Bilang aja, Bapak enggak sabar mau ketemu saya.:"Idih, kepedean!" Viano bergidik.Nesta tingak-tinguk. Tadinya dia kira Viano menyuruh keluar sebab ada pekerjaan yang mau dikasih atau mau titip Raja karena ada kesibukan lainnya.Tidak ada Raja dan dia kelihatannya santai-santai saja.Detik selanjutnya, Viano membuka pintu mobil. Sebentar dia mengambil sesuatu yang ada di dalam."Am