Pagi itu udara cerah. Suasana gembira terasa memenuhi atmosfer di Kota Shanggu. Semua orang dilanda gelisah untuk cepat-cepat pergi ke arena Institut Magentum untuk menyaksikan pertarungan adu bakat siswa-siswa sihir di Negeri Qingchang. Ini adalah salah satu momentum terbesar di Kekaisaran Qingchang.Terlambat sedikit saja, maka kamu tidak akan mendapat tempat duduk untuk menonton.Suasana dalam arena menemui kenyataan mengejutkan. Terjadi sesuatu yang tak disangka-sangka sebelum duel babak semifinal dimulai.Kiran ketika itu telah berada di atas panggung setelah namanya dipanggil Gerania. Lawannya hari ini adalah Lennox dari Skylight Akademi yang sama-sama dari Kota Shanggu. Belum lagi aba-aba dari Gerania terdengar, dan Lennox telah memulai semuanya dengan kejutan.“Aku mengaku kalah!” suara Lennox terdengar keras. Jelas Tindakan ini membuat seisi gelanggang arena menjadi gempar.“Apa? Aku tak percaya. Coba ulangi sekali lagi!” Gerania melotot. Ia menukik dengan sayap indahnya dan
Tak perlu menunggu hingga Final adu bakat itu dimulai di pukul delapan pagi.Saat ini seluruh bangku di tribun gelanggang Institut telah penuh terisi penonton. Tak ada ruang duduk yang tersisa sedikitpun. Para penonton yang tidak kebagian kursi, terpaksa hanya merengut dengan wajah masam berdiri di luar gelanggang pertempuran untuk menyaksikan siluet Finalist lewat tablet yang diatur secara sihir ketika duel nanti berlangsung di atas panggung.Ada banyak orang penting yang hadir saat final adu bakat hari ini.Bukan hanya Penyihir Ailbert dan Zetta Mui yang sejak semifinal telah menonton ajang adu bakat dengan duduk di kursi kehormatan dengan antusia, Hakim Banegi – Tuan Kota Shanggu juga terlihat duduk bersebelahan dengan Penyihir Ailbert. Mereka tampak larut dalam diskusi.Orang-orang mencatat ada dua Patriark Klan manusia serigala yang hadir dan duduk tak jauh dari kursi kehormatan Penyihir Ailbert dan Hakim Banegi.Patriark Conrad dari Klan Moonfire terlihat ramah bercakap-cakap de
Zuma – Siswa Jenius Nomor Satu Akademi Golden Arrow.Sejak dini hari hati Zuma telah berdebar-debar tidak karuan. Ini adalah hari penentuan. Hari dimana pertarungan finalnya melawan Kiran – bocah kampung yang di malam perjamuan pesta taman penyambutan kontestan adu bakat sihir se Qingchang, saat itu telah menaklukkannya.Suara itu selalu terngiang-ngiang di benak Zuma.“Akan ada banyak sekali pencari bakat yang akan menonton final nanti! Hakim Banegi, Penyihir Ailbert, dan masih banyak lagi, saat itu yang akan menonton penampilanmu melawan siswa Institut Magentum itu! Aku harap kamu tidak melakukan Tindakan yang bodoh lagi!” Sorot mata Panglima Naram seperti membelah isi hati Zuma.Jantung Zuma telah berdetak tak karuan sejak Panglima Naram mengetuk pintu kamarnya. Ia sungguh takut. Saat itu Zuma bahkan bisa mendengar bunyi detak jantungnya yang bunyinya bertalu-talu bahkan pada malam sepi.Hening sesaat diantara dua sosok ketika itu.Pada waktu itu hari sudah tengah malam, waktunya u
“Hai Kiran! Apa kabarmu?” Wajah akrab itu menyapa Kiran.Kiran mendengar suara Zetta Mui begitu lembut dan merdu. Rasanya seperti penyihir itu berbisik langsung telinganya. Bagi Kiran, suara Zetta Mui terdengar seperti suara petikan harpa. Nyaring tapi lembut. Berirama menenangkan dan indah.“Aku baik-baik saja Nona Mui. Er, sebenarnya aku tak menyangka kalau anda datang dan menonton pertarunganku di arena,” suara Kiran terdengar gugup. Entah mengapa bunyi dentuman di dadanya selalu bertalu-talu tiap kali ia berbicara dengan penyihir cantik itu.Zetta Mui mengembangkan senyuman. Ia terlihat seperti sekuntum mawar yang merekah di pagi hari, yang menguarkan aroma wangi khas.Wajah Kiran menjadi merah padam.Kenyataannya bukan hanya Kiran saja yang terpesona saat itu. Seisi ruangan terdiam. Fokus mereka terarah pada Zetta Mui yang masih berdiri di pintu ruangan. Entah mengapa, ada aroma wangi dan manis yang menyebar, keluar dari gadis itu. Tampaknya Zetta Mui menggunakan pewangi khusus.
Sebagian besar swa Magentum Institute menghabiskan akhir pekan mereka dengan berkeliaran dan bersenang-senang di pusat kota Shanggu City, termasuk pada weekend hari ini.Berbeda dengan hari-hari sebelumnya ketika keramaian kompetisi sedang berlangsung, halaman besar Institut Magentum pagi itu tampak sepi. Pesta gegap gempita kompetisi bakat siswa Akademi Sihir seluruh Qingcheng telah selesai. Semua peserta kompetisi dari berbagai Akademi sihir yang datang dari kota lain, mereka telah pulang malam itu juga ke kota masing-masing - beberapa jam setelah Kiran dinobatkan sebagai pemenang kontes bergengsi itu.Pagi itu, Kiran berjalan melalui halaman Institut yang masih kotor. Ia memiliki janji temu dengan empat kawannya – Lila, Yara, Chen, dan Kenji.Kerumunan orang banyak yang hadir selama beberapa hari telah meninggalkan serpihan sampah di mana-mana. Sampah yang tersisa di sekitar halaman tampak sedang dibersihkan oleh beberapa hantu pekerja, dan juga peri taman yang menunjukkan wajah ce
Di Waktu sore seperti sekarang ini, seseorang masih bisa melihat siluet matahari di ufuk timur. Ketika cahayanya menelan Kota Shanggu, sinarnya diwarnai dengan warna kuning keemasan dan membawa kehangatan matahari sore.Pesta dansa yang direncanakan dan diselenggarakan oleh Hakim Banegi akan dimulai pada jam 7 malam, ketika hari sudah mulai gelap di luar. Memilih jam terbaik untuk pesta seperti itu, jelas tidak akan terlalu jauh dari persiapan dekorasi mewah lampu-lampu indah yang akan ditempatkan untuk mempermegah perayaan. Bahkan kabar burung berhembus, aka nada pertunjukan kembang api di akhir perayaan pesta itu.Hampir semua orang di Kota Shanggu membicarakan pesta mewah yang sedianya dilaksanakan di Gedung Opera Kota Shanggu – yang lokasinya bersebelahan dengan kediaman resmi Tuan Hakim Banegi.Kiran tampak menunggu Lila yang berjanji untuk menemuinya di serambi utama Institut, untuk bersama-sama menuju lokasi pesta dansa. Keduanya telah sepakat. Bahwa Lila yang akan menemani Kir
Gedung Opera Shanggu City adalah satu-satunya tempat pertunjukan di Kota Shanggu yang menampilkan kesenian opera. Bahkan, Gedung ini menduduki peringkat kedua terbesar dari tiga Gedung pertunjukan opera serupa yang ada di seluruh Kekaisaran Qingchang.Dua Gedung opera lainnya terletak di Ibukota Negeri, Kota Qingchang. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Shanggu memiliki tingkat perekonomian yang sangat kuat di antara enam kota utama di Kekaisaran Qingchang.Gedung Opera ini selalu mengadakan pertunjukan rutin yang sangat diminati oleh masyarakat kelas atas, mengingat harga tiket masuk yang tinggi untuk menikmati kesenian opera seperti ini. Tapi keramaian malam ini di Gedung itu, bukan untuk pertunjukan opera.Pada malam itu, dari dalam Gedung Opera, suara orkestra yang memukau, mengalun dengan nada samar-samar. Suara indah biola dan cello adalah yang paling mencuat di atas semua instrumen lainnya. Di luar Gedung, dua pilar utama di pintu masuk bersinar gemerlap di bawah sorotan lampu pera
Malam belum berakhir di Opera House Kota Shanggu. Suara orkestra semakin keras, kini dengan nada-nada bersemangat. Pemain Cello mulai menggesek alat musiknya, sementara disusul dalam nada harmonisasi dengan gesekan dawai sekelompok pemain biola. Perkusi ditabuh, dan lagu berirama dansa traditional memancing semangat undangan pesta Kalangan Atas Kota Shanggu itu.Pria-pria gentlemen dalam balutan busana indah nan mahal, berdiri dan menunduk di depan para Wanita. Sesudahnya mereka tampak menggandeng pasangan mereka, Wanita-wanita terpandang yang mengenakan busana kelas atas, memenuhi dan tumpah ruah di lantai dansa.Bunyi gemerisik baju-baju terdengar ketika pasangan-pasangan menakjubkan itu memulai Gerakan tarian, ciri khas Negeri Qingchang. Wajah-wajah bahagia, gelak tawa serta suara cekikikan tertahan, berbaur dengan aroma minyak wangi mahal menguar kemana-mana. Harumnya lilin-lilin aromatic dalam wangi vanilla dan mawar, sangat membangkitkan gairah pesta sehingga hampir semua tamu u
Pagi yang dingin di Hutan Cemara, ketika angin berdesir membawa bunga salju yang jatuh ke permukaan tanah, menutup semua bekas pertempuran semalam. Kini, yang terlihat hanyalah pemandangan putih dan kelabu sejauh mata memandang.Kiran berjalan berkeliling di perkemahan, ditemani oleh Roneko. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya bertanya dan meminta Roneko, sang Kyuubi, menceritakan kejadian semalam."Roneko, ceritakan sekali lagi. Apakah Anda yakin bahwa sosok Phoenix api itu adalah manifestasi dari perbuatan sihir tingkat tinggi, yang aku rapalkan?" Kiran tetap tidak percaya.Dengan senyuman menyeringai, wajah putus asa, karena tuannya selalu tidak percaya dengan perkataannya, Roneko menegaskan. "Tuanku Kiran, bukankah anda sendiri sudah mendengar, bahkan Zephyr sudah bersaksi bahwa anda memiliki sihir yang tidak terduga – sihir Phoenix emas. Jadi, untuk apa bertanya berulang kali?"Masih dengan wajah polos dan tidak percaya, Kiran menyahuti, "Masalahnya, aku hanya melakukan r
Beruntung, ketika Zephyr mendekati Roneko yang terbaring di tumpukan salju, ia terlihat masih bernafas, meskipun dalam keadaan tidak sadarkan diri. Beberapa pasukan dari Hutan Ternola, seperti puluhan Silent Owl – burung hantu kerdil, datang membantu.Roneko ini dibawa kembali ke tempat para penghuni Ternola dalam keadaan tidak sadarkan diri, diangkut oleh sekitar lima puluh Silent Owl.Sesuai dengan julukan mereka ‘SILENT’, setiap gerakan sayap puluhan burung hantu itu tidak meninggalkan bunyi atau suara sama sekali. Zephyr berjaga-jaga, mengikuti puluhan Silent Owl dan Roneko, agar tidak terjadi serangan balas dendam dari pihak Nymph, yang pemimpinnya baru saja dimusnahkan oleh Roneko.---Di cakrawala, pertempuran antara Phoenix Emas dan sosok Raksasa Es Ymir mencapai puncaknya.Suara deru gelombang es yang dihasilkan oleh sihir Ymir terdengar menggema, ketika dia melepaskan ribuan hujan kristal es ke arah Phoenix Emas.*WUSH!*Sekali lagi, api berwarna emas keluar dari mulut Phoen
Beberapa menit sebelum Elang bermata perak itu pergi, setelah dia menerima perintah dari Pemimpin Kaum Nymph, Roneko Sang Kyuubi memperhatikan semua kejadian antara si mata perak dengan Kaum Nymph.Saat semua pihak terpaku pada kejadian pertempuran di cakrawala, itulah pertarungan antara Raksasa Es - Ymir melawan Siluet Phoenix Emas, pada yang bersamaan pemimpin Nymph mencoba mencari kesempatan. Diam-diam dia memanggil Elang mata perak untuk mengabarkan keadaan genting mereka, pada penguasa di Istana Es.Siapa menyangka. Dari pihak Hutan Ternola sendiri, Roneko memperhatikan semua kejadian yang terjadi dengan penuh kewaspadaan.Ketika melihat sinar berwarna kelabu berkelebat dari kelompok Nymph, terabang cepat ke arah cakrawala, pada saat itulah sosoknya yang mengenakan gaun berwarna merah ikut berkelebat, mengejar Elang Mata Perak.Sebaliknya di pihak Nymph, detik genting seperti itu tidak terlewatkan dari pandangan Pemimpin Nymph.Dengan mata menyala, mulut yang terbuka lebar, dia b
Angin bertiup kencang pada malam yang dingin. Realm Wonderland dilanda hawa dingin membeku, atmosfer di satu tempat, dekat Hutan Cemara, penuh dengan aura menakutkan.Pada saat semua pihak dari Hutan Ternola merasa aman dalam lindungan perisai cermin ajaib, tiba-tiba suara teriakan panik terdengar.“Lihat! Cermin sihir akan retak!”Seketika keadaan menjadi kacau.Semua makhluk di balik perlindungan sihir 100 Twilight Turtles menjadi panik.“Seseorang harus mengambil tindakan! Jika tidak, kita semua akan tewas!”“Oh, masih adakah kekuatan sihir yang dapat mengalahkan makhluk terkutuk itu?”Suara hantaman tinju Ymir terdengar bertalu-talu, diiringi gemerincing retakan cermin sihir membuat semua panik.Pada saat mereka meraung dalam ketakutan, tiba-tiba ada satu sosok tubuh melesat terbang ke arah cermin kristal yang retakannya semakin besar… bahkan mungkin sebentar lagi akan pecah.“Siapa itu?”“Darimana datangnya sosok makhluk berwarna emas itu?”“Cahaya tubuhnya sangat menyilaukan!”S
TRING TRING TRINGSuara dawai harpa berdenting lembut ketika jemari Pemimpin Nympha memainkan nada-nada yang aneh. Para Nymph yang tersisa tampak khusyuk, menggumam dalam nada yang tidak jelas, seolah-olah bernyanyi dengan lirik dan nada yang sangat rendah. Bulu kuduk semua orang meremang.“Sihir terkutuk!”“Mereka memanggil makhluk gaib!”Ketakutan merayap di antara penghuni Hutan Ternola.Pada saat itu, langit di cakrawala seketika berubah menjadi gelap. Awan hitam bergulung-gulung, menghalangi cahaya rembulan dan sinar bintang jatuh ke permukaan tanah.Tiba-tiba, udara menjadi lebih dingin. Air yang menggenang tampak membeku, ketika aura dingin merayap, memenuhi atmosfer di tepian hutan cemara itu.Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, bunyinya sangat jeras membuat tanah bergetar, sepihan salju tersisa, dan percikan air seketika runtuh ke tanah.Tap – tap – tap!Dari arah utara, semua makhluk menyaksikan dengan mulut ternganga.“Ymir!”“Raksasa Es!”Ymir adalah raksasa dari e
Pada saat itu, api berwarna merah keemasan yang muncul dari tubuh Kiran, bukanlah api yang terlihat seperti api biasa, api yang mampu dikobarkan oleh Merak Api, meski berusia lima ratus tahun sekalipun.Ini adalah api yang aneh, api keabadian yang jarang dilihat oleh mahluk lain. Api berwarna seperti emas.Roneko, sosok Kyuubi penguasa chakra api, tentu saja yang paling dahulu sadar akan hal ini. Dia berada paling dekat dengan Kiran tatkala cahaya keabadian, dengan hawa panas yang aneh, menyeruak dari tubuh Kiran.“Tuan. Ini adalah api abadi. Bukan api yang dapat dikeluarkan oleh mahluk kontrak sejenis Merak api sekalipun…” kata Roneko tidak percaya.Dalam pandangan Kyuubi itu, mahluk yang muncul dari jiwa Kiran, itu sama sekali bukan Merak api.Meskipun itu masih sejenis burung, tapi Roneko berani memastikan, “Itu sama sekali bukan Merak. Itu Burung yang aneh. Sayangnya wujud itu seperti terkurung dengan selubung sihir, yang membuatnya terlihat sangat misterius,” batin Roneko.Pada s
Malam itu, ketika hawa dingin merayap dengan kelopak es turun dari langit, Diolos si Pegasus tiba-tiba merasa sangat mengantuk.Dia membatin penuh rasa penasaran. "Tidak biasanya aku mengantuk sejak awal malam," pikir Diolos. Dia meringkik dan bertanya pada Kiran, yang tampaknya juga terpengaruh kantuk, sibuk merentangkan alas tidur di bawah pohon cemara, langit malam menjadi atapnya.Merasa terganggu dengan suara Diolos yang seperti merengek, Kiran menegur Pegasus itu. “Tidurlah, Diolos. Perjalanan kita masih panjang. Istana Es penyihir Putih ada di batas Realm Wonderland ini. Anda membutuhkan tenaga ekstra besok hari!” setelah memberi nasehat, Kiran segera tertidur.Alas jerami kering yang di pintal seperti tikar menjadi tempat tidurnya, sementara selimut bulu angsa, perlengkapan termewah saat ini, mencoba memberikan perlindungan dari dingin malam kepada semua mahluk dari Hutan Ternola. Malam itu, tak seorangpun terganggu dalam tidurnya, meski bunga salju mulai gugur dari langit.Di
Pada malam sebelum kejadian aneh, ketika Kiran dan dua kelompoknya, bersama dengan Zephyr dan pasukan perang dari Hutan Ternola tiba, tempat yang luas ini tampak cocok untuk didirikan tenda darurat. "Kita akan beristirahat hingga pagi menjelang, baru melanjutkan perjalanan menuju Istana Utara!" teriak Zephyr dengan tegas. "Akhirnya beristirahat juga..." anggota-anggota pasukan perang khusus itu merasa lega ketika pemimpin perang, Zephyr, memberikan perintah. Dengan cekatan, tentara perang dari berbagai ras segera mendirikan tenda darurat, sementara yang lainnya menyiapkan makanan, yang semuanya berupa pil, dan menyodorkan air kepada setiap anggota perang. Masing-masing ras memiliki tenaga khusus yang mengatur akomodasi, jumlahnya sepuluh mahluk per ras. Di Hutan Ternola di Realm Wonderland ini, di mana keajaiban terjadi di luar nalar dan akal sehat, makanan seperti yang dikonsumsi oleh mahluk di luar realm bukan lagi prioritas utama. Di setiap ras di dalam Realm ini, mereka memil
Tet – tet – tet…Suara mirip terompet terdengar ketika lima ratus pasukan Silent Owl bersiul seperti nyanyian perang. Suara kepakan sayap ratusan Silent Owl ini dengan sengaja diperdengarkan, menimbulkan suara gema seperti bunyi ribuan capung terbang, membuat gentar perasaan siapapun yang mendengarnya.Menyusul suara derap kaki pasukan Breeze Foxes – rubah pengendali angin tampak membuka jalan dengan berbaris rapi membelah Hutan Ternola. Selanjutnya, memimpin pasukan di belakang dan berjalan di jalanan yang penuh tumpukan salju. Sesekali pasukan Breeze Foxes itu meniup siulan, lalu angin berhembus kencang dan membawa pergi tumpukan salju, sehingga jalanan ke utara menjadi bersih, membuat pasukan di belakang berjalan lancar.Di sisi kiri dan kanan jalanan, tampak ribuan makhluk penghuni Hutan Ternola yang menonton iring-iringan pasukan magical beast – yang tampak seperti parade perang pasukan manusia.Seribu pasukan Spark Sprites – mahluk kecil yang dapat memanggil percikan listrik ber