Pelaporan oleh salah seorang pelanggan bakso miliknya sendiri. Kosim harus mencari seorang pengacara untuk membela dirinya di ruang hukum. Salah satu pengacara yang mungkin bisa di sewa Kosim adalah seorang Atmojo Prawira S.H. Dia adalah sosok pengacara handal yang kerap berhasil membebaskan kliennya dari tuntutan yang ada.Tapi seluruh tabungan dari Kosim yang sudah hampir habis untuk membayar ganti rugi para korban keracunan. Tidak mampu membayar jasa dari Atmojo yang di kenal memiliki bayaran yang cukup mahal tersebut. Kosim harus mencari dana lainnya untuk membayar jasa Atmojo, demi menghindari Kosim dari tuntutan yang akan di layangkan oleh salah satu pelanggan baksonya.Istri Kosim meminta Kosim untuk menjual tanah miliknya yang berada di dekat pusat perbelanjaan tersebut. Tanah itu adalah satu-satunya harta yang di miliki oleh Kosim saat ini. Hingga Kosim harus merelakan impian dari dirinya untuk mendirikan kontrakan di atas lahan tersebut.Kosim menyerah dengan semua yang ada.
Benar seperti yang di duga oleh Kosim sebelumnya. Tanah miliknya itu pun langsung di serbu oleh pembeli. Banyak pesan masuk ke handphone miliknya yang datang. Hingga Kosim sedikit kewalahan dalam membalas pesan yang datang pada dirinya. Pesan yang tentunya memiliki makna tersendiri.Tak hanya pesan yang datang saja pada Kosim. Beberapa orang yang serius untuk membeli tanah milik Kosim, datang ke rumah Kosim secara berbondong-bondong. Mereka mengaku siap membayar tanah Kosim itu dengan harga yang cukup mahal. Hingga Kosim cukup bingung untuk menjual tanah miliknya. Mengingat banyaknya tawaran harga dari berbagai kalangan pada dirinya.Seorang makelar tanah bernama Oji, datang dengan sebuah koper berwarna hitam. Di dalam koper itu terdapat uang yang cukup banyak. Dia sudah cukup serius untuk membeli lahan milik Kosim. Bahkan Oji menawar lahan Kosim itu berkali-kali lipat dari harga yang di tawarkan oleh pembeli lainnya.Kosim pun sempat tertarik dengan tawaran dari Oji. Sebelum akhirnya
Lutfhi terlihat terus tersenyum saat berjalan pulang menuju rumahnya. setiap warga yang menyapa Lutfhi, langsung di balas oleh Lutfhi dengan senyuman manisnya. Di tambah surat tanah yang ada di tangan kanannya. Semakin membuat senyum dari seorang Lutfhi itu kian merona. Lutfhi pun tak henti memberikan senyum terbaiknya pada semua orang yang di temui oleh Lutfhi.Salah seorang teman Lutfhi memanggil dirinya di sebuah pos ronda. Sejak Lutfhi menjadi seorang developer tanah, Lutfhi sudah sangat jarang kumpul di pos ronda. Bahkan untuk ronda sendiri, Lutfhi meminta bantuan salah seorang warga. Walaupun bantuan itu tidak gratis, dengan arti lain. Lutfhi membayar jasa seorang warga untuk menggantikan dirinya ronda malam.Teman Lutfhi bernam Iqbal Maulana itu, terlihat penasaran dengan surat yang di bawa oleh Lutfhi. Hingga Iqbal meminta Lutfhi menunjukkan surat itu pada dirinya."Surat apa itu?""Biasa bos, ini surat tanah." jawab Lutfhi dengan penuh percaya diri."Ajak-ajak dong kalau mau
Mega proyek itu bukan di danai oleh perusahaan besar. Bukan pula di danau oleh pemerintah. Proyek pembangunan perumahan yang akan di bangun oleh Lutfhi, sepenuhnya di biayai oleh Genderuwo milik Lutfhi.Untuk menyukseskan program yang akan di bangun oleh Lutfhi. Dia pun di minta untuk memberikan tumbal baru bagi Genderuwo itu. Hingga proyek yang akan di bangun oleh Lutfhi itu akan semakin baik lagi.Lutfhi sebenarnya ingin menjadikan salah satu pekerja bangunannya menjadi salah satu tumbal yang akan di persembahkan pada Genderuwo itu. Tapi Genderuwo itu meminta tumbal terlebih dahulu dari pihak keluarga Lutfhi. Hingga Lutfhi harus mencari orang dari salah satu keluarga Tini untuk di tumbalkan pada Genderuwo tersebut.Namun Lutfhi bingung untuk mencari tumbal baru yang akan di berikan pada Genderuwo miliknya tersebut. Seperti akan sangat sulit bagi Lutfhi untuk mendapatkan tumbal baru, mengingat sudah ada kewaspadaan dari setiap anggota keluarga Lutfhi.Kematian dari Dena dan Deni tela
Lutfhi yang sebenarnya hanya membuat bakso untuk menyaingi usaha bakso dari Kosim. Justru banyak mendapat banyak keuntungan dari penjualan bakso miliknya tersebut. Lutfhi pun setiap harinya mendapatkan omzet yang cukup besar dari bakso miliknya tersebut.Ada campur tangan Genderuwo milik Luthfi dalam kesuksesan seorang Lutfhi dalam menggarap usaha bakso miliknya tersebut. Genderuwo milik Lutfhi itu menjadi suksesor Lutfhi dalam menarik pelanggan, hingga usaha bakso dari Lutfhi itu bisa sukses besar seperti saat ini.Pundi-pundi uang Lutfhi pun semakin banyak. Hingga kekayaan Lutfhi semakin bertambah banyak dengan suksesnya usaha bakso dari seorang Lutfhi. Usaha itu juga di jadikan Lutfhi untuk membuat namanya semakin terkenal sebagai seorang pengusaha sukses di kampungnya. Sehingga Lutfhi pun semakin tinggi hati dengan kesuksesan yang telah di capai oleh dirinya. Lutfhi bertambah sombong dengan apa yang di milikinya saat ini.Untuk membuat baksonya lebih baik lagi, Lutfhi pun mulai be
Dengan dana yang tidak begitu besar, tapi pembangunan sekolah yang di gagas oleh Lukas mengalami progres yang cukup baik. Lukas begitu senang dengan progres sekolah yang di bangun oleh dirinya. Hingga Lukas tak sabar untuk segera membagikan ilmu agama pada setiap anak di kampungnya. Sehingga mereka tidak akan turut dalam kesyirikan yang di lakukan oleh orangtua mereka sendiri.Lukas begitu senang melihat pembangunan sekolah miliknya tersebut. Sekolah itu kini sudah hampir rampung. Hanya ada beberapa pengerjaan kecil yang akan di lakukan oleh Lukas. Dengan sekolah yang hampir jadi tersebut, Lukas berharap dapat menciptakan generasi yang lebih baik lagi bagi anak-anak di kampungnya tersebut.Progres pembangunan gedung sekolah itu sudah hampir 70 persen. Sehingga Kini Lukas hanya tinggal menunggu bahan bangunan lainnya yang akan di kirim untuk membuat bangunan sekolah miliknya tersebut semakin kokoh lagi. Lukas pun begitu bahagia dengan apa yang terjadi. Dia tak lupa mengucapkan syukur a
Memantau dari sosial media yang di miliki oleh Adi. Tini dan Lutfhi begitu tak sabar untuk menunggu informasi yang akan di tampilkan oleh Adi di sosial media. Dengan informasi yang Adi infokan di sosial media, Tini dan Luthfi bisa membuat sebuah strategi yang cukup baik. Sehingga Lutfhi dan Tini bisa mengambil kesempatan emas untuk melakukan eksekusi terhadap Adi.Informasi yang di tunggu oleh Lutfhi dan Tini akhirnya datang. Adi membuat status baru di sosial media miliknya. Di mana Adi tidak di perbolehkan untuk menggunakan motor kesayangan untuk menjemput pacarnya. Hingga Adi pun di buat galau oleh keputusan kedua orangtuanya tersebut.Alasan kedua orangtua Adi melarang dirinya pacaran, tentu umur Adi yang masih tergolong remaja. Saat ini Adi duduk di bangku kelas 11 sekolah menengah atas. Usia Adi yang masih 16 tahun, di khawatirkan akan mengganggu sekolahnya. Sehingga kedua orangtuanya melarang Adi untuk berpacaran.Adi pun sering bertengkar dengan keputusan kedua orangtuanya yang
Tidak ada masalah bagi Adi untuk membawa motor dari Tini yang berjenis matic tersebut. Adi pun membawa motor itu dengan baiknya. Dia terlihat begitu nyaman membawa motor milik Tini itu menuju rumah Aisha. Sebelum keduanya akan menghabiskan waktu bersama menuju toko buku.Banyaknya uang pemberian dari seorang Tini pada Adi. Adi pun berniat untuk membelikan sebuah martabak yang mungkin bisa di berikan pada kedua orangtua Aisha. Apalagi kedua orangtua Aisha adalah pecinta martabak. Sudah bisa di pastikan martabak manis yang akan di bawa oleh Adi, akan menjadi nilai tambah bagi kedua orangtua Aisha. Adi pun akan semakin terlihat baik di mata orangtua Aisha.Adi terus tersenyum saat membeli martabak yang akan dia berikan pada orangtua Aisha. Dia sudah bisa membayangkan senyum dari kedua orangtua Aisha ketika menerima martabak dari seorang Adi. Mungkin mereka akan senang dengan apa yang Adi bawa. Sehun mereka tidak akan melarang Adi untuk pergi bersama dengan Aisha.Tidak terlalu lama menun
Sehari sebelum Sandi kembali ke sekolah. Lukas sudah menyempatkan diri untuk datang ke sekolah. Kedatangan dari Lukas tak lain adalah untuk membuat semua teman-teman Sandi tidak memojokkan seorang Sandi. Lukas mengatakan jika Sandi sangat berusaha untuk bisa keluar dari tekanan yang di hadapi olehnya saat ini.Lukas begitu berharap para guru serta seluruh siswa bisa menerima seorang Sandi sebagai teman mereka. Tidak mengingatkan Sandi akan ayahnya. Sehingga Sandi bisa sekolah dengan baiknya. Tidak akan ada tekanan yang besar untuk Sandi.Seluruh guru tentunya setuju dengan apa yang di minta oleh seorang Lukas. Begitu juga para murid yang siap menerima seorang Lukas apa adanya. Tidak ada yang akan mengingatkan seorang Sandi akan apa kesalahan dari ayahnya. Semuanya akan melupakan kesalahan yang telah di lakukan oleh ayahnya. Tidak akan ada orang yang menghina Sandi dengan apa yang di lakukan oleh Firman.Sandi yang awalnya ragu saat berada di depan gerbang sekolah. Langsung merasa sena
Baim mendatangi rumah adiknya, kedatangan dari seorang Baim tentunya untuk mengajak sang adik berdiskusi. Mungkin dengan berdiskusi dengan adiknya, tidak akan ada lagi kesalahpahaman yang mungkin akan terjadi antara Baim dengan adiknya tersebut. Ini menjadi hal yang harus di lakukan oleh Baim. Dia tak bisa memutuskan semuanya sendiri, perlu pertimbangan dari adiknya dalam memutuskan apa yang akan dia ambil.Baim duduk di teras rumah adiknya. Salah seorang keponakan Baim yang bernama Mira mulai datang menghampiri Baim dengan wajah sumringah. Dia senang dengan kedatangan dari seorang Baim ke rumahnya. Mengingat Baim yang kerap memberikan seorang Mira hadiah.Baim pun menyempatkan diri untuk bermain bersama dengan Mira terlebih dahulu. Sebelum dia meminta Mira untuk memanggil ibunya menemui Baim. Mira pun langsung melaksanakan tugas yang di berikan oleh Baim pada dirinya. Dia segera masuk kedalam rumah, untuk memanggil ibunya yang sebenarnya sedang masak makan siang.Mira menarik tangan
Sandi menatap wajahnya dengan penuh rasa gembira. Dia terlihat begitu bahagia akan datang ke sekolah. Mungkin sudah cukup lama Sandi tidak datang ke sekolah. Hingga Sandi pun harus mengulang kembali pelajaran yang pernah dia pelajari.Sandi berharap keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah akan menjadi keputusan yang baik. Sehingga Sandi tidak akan menyesali apa yang telah di ambil oleh dirinya. Dia akan menyukai keputusan untuk kembali ke sekolah. Tidak akan ada masalah atau apapun yang akan membuat dirinya merasa kurang nyaman dengan semuanya.Lukas menghampiri Sandi yang masih terus menatap wajahnya di depan cermin. Dia kembali meyakinkan Sandi untuk tetap yakin pada keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah. Lukas meminta Sandi untuk menebalkan telinganya. Tidak ada yang harus Sandi takutkan, semuanya akan baik-baik saja untuk Sandi. Dia tidak harus khawatir dengan semua yang mungkin akan terjadi pada dirinya. Semua itu akan baik-baik saja seperti biasanya.Sandi sema
Lutfhi masih begitu merasakan rasa sesak yang teramat di lehernya. Cekikan Genderuwo itu benar-benar membuat dia kesulitan bernapas. Hingga Lutfhi berusaha untuk menetralisir kesulitan dari dirinya itu dengan menarik napas sepanjang mungkin. Sebelum membuangnya secara perlahan.Lutfhi benar-benar kesal dengan Genderuwo miliknya sendiri. Genderuwo yang haus akan tumbal itu, tak pernah bisa bersabar. Padahal Lutfhi sedang berusaha mencari cara agar bisa menumbalkan seorang Baim untuk Genderuwo tersebut. Namun Genderuwo itu terlalu tidak sabar. Sehingga dia terus meminta Lutfhi untuk segera melakukan apa yang dia minta.Lutfhi yang terus berusaha menjadikan Baim sebagai tumbal berikutnya. Tak pernah diam, dia terus berusaha. Namun Lutfhi belum menemukan momen yang tepat untuk membuat Baim menjadi salah satu tumbal yang akan Lutfhi persembahkan pada Genderuwo miliknya. Lutfhi masih cukup berusaha untuk membuat semuanya menjadi lebih baik lagi.Tini yang melihat Lutfhi kesal, menghampiri L
Mendengar ibu dari Baim masuk rumah sakit, Darwis pun langsung mengajak seluruh anggota keluarganya untuk datang menjenguk ibu Baim. Tentu kedatangan dari Darwis dan keluarganya adalah untuk memberikan dukungan penuh pada ibu Baim yang masih terbaring lemas di atas ranjang.Baim menyambut baik kedatangan dari keluarga Darwis itu. Dia sangat senang, akhirnya ada dari pihak keluarga Kinasih yang akhirnya datang menjenguk ibunya. Mengingat istrinya sendiri yang hingga kini belum datang untuk menemui ibu mertuanya tersebut."Senang rasanya bisa melihat Kak Darwis, Kak Ima serta Lukas datang menjenguk Ibu saya. Ini benar-benar luar biasa buat Saya." ujar Baim."Kami juga senang bisa datang menjenguk ke sini. Maafkan kami baru bisa datang menjenguk hari ini." balas Darwis.Darwis pun melihat kondisi dari ibu Baim yang masih begitu lemas. Dia terlihat begitu merasakan kesakitan yang teramat besar. Hingga Darwis pun merasa iba dengan apa yang di lihatnya. Darwis benar-benar merasakan kesediha
Satu koper uang hasil dari usaha bakso yang di miliki oleh Lutfhi, di setorkan pada sebuah bank ternama. Itu hanya satu dari keuntungan yang di hasilkan oleh Lutfhi. Dia masih banyak memiliki usaha lainnya yang memiliki omzet penjualan yang begitu tinggi. Sehingga mimpi Lutfhi menjadi salah seorang terkaya di desanya pun dengan begitu cepatnya tercapai.Beberapa orang pun melihat Lutfhi dengan tatapan yang penuh kekaguman. Mereka menganggap Lutfhi adalah seorang pengusaha yang benar-benar hebat. Dia memiliki banyak uang hasil dari usahanya tersebut. Tanpa mereka tahu, jika Lutfhi selama ini di bantu oleh sosok Genderuwo berbadan besar.Lutfhi semakin sesumbar saat banyak orang yang mulai mengajak ngobrol. Di luar bank, Anton yang merupakan seorang pensiunan karyawan pabrik gula. Meminta tips pada seorang Lutfhi dalam membuka usaha. Dia ingin uang pensiun yang di miliki oleh dirinya, di gunakan untuk membuat sebuah usaha. Mungkin Lutfhi bisa memberikan sedikit saran pada seorang Anton
Adik dari Baim terlihat terkejut saat menerima biaya tagihan rumah sakit yang harus di bayar oleh Baim. Ini terlihat seperti sebuah perampokan yang cukup besar. Biaya yang mahal harus di bayarkan oleh dirinya dalam pengobatan dari ibunya tersebut.Adik Baim itu memberikan kartu ATM dari suaminya untuk membayar sebagian biaya rumah sakit ibunya. Namun uang yang ada di kartu ATM suaminya hanya mampu membayar biaya perawatan itu 5 persen saja. Itu di bantu dengan sedikit tabungan yang di miliki oleh suaminya. Ini benar-benar jadi hari yang buruk bagi keluarga besar Baim.Adik Baim pun membawa kertas berupa biaya tagihan untuk ibundanya. Mungkin saja Baim memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit yang semakin hari, semakin membludak tersebut.Adik Baim berjalan menuju Baim yang tengah menyuapi ibunya dengan bubur. Dia terlihat begitu antusias saat menyuapi ibunya tersebut. Namun melihat ibunya yang sudah mulai kembali bersemangat. Adik Baim itu tidak langsung memberikan kertas tagiha
Itu menjadi sebuah hal mungkin berat bagi seorang Sandi. Bagaimana dia di hina dengan begitu buruknya oleh seorang Tini. Padahal Tini sendiri adalah bibi dari Sandi. Namun rasa benci seorang Tini terhadap Firman, telah membutakan rasa ibanya pada seorang Sandi. Hingga Tini dengan begitu kerasnya menghina Sandi.Sandi cukup tertekan dengan apa yang di lakukan oleh seorang Tini pada dirinya. Dia merasa Tini sangat buruk dalam memperlakukan dirinya. Padahal Sandi adalah keponakan dari Tini. Namun Tini justru malah membuat Sandi patah semangat lagi untuk sekolah.Sandi sedikit kesal pada seorang Tini. Bagaimana juga apa yang di katakan oleh Tini adalah sebuah antitesis dari apa yang selama ini Lukas lakukan. Tini membuat semangat seorang Sandi benar-benar turun. Padahal Lukas terus memompa semangat Lukas untuk terus mengebu-gebu dengan apa yang di lakukannya. Semua upaya yang di lakukan oleh Lukas adalah bagian dari apa yang Lukas sebut sebagai sebuah motivasi maju untuk Sandi."Aku pikir
Firman begitu tenang saat perawat mulai menyuapkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya. Firman pun terlihat makin bisa di kendalikan oleh perawat itu saat dia mulai berinteraksi dengan perawat itu. Apalagi perawat pria itu melayani seorang Firman dengan penuh ketulusan. Itu yang membuat seorang Firman terlihat begitu bahagia berada di dalam perawatan sang perawat.Angin entah dari mana tiba-tiba datang menghantam kaca jendela ruang perawatan Firman. Seketika angin itu mulai menerbangkan gorden yang ada di kamar perawatan seorang Firman. Hingga perawat itu sempat panik dengan gemuruh angin yang tiba-tiba datang begitu saja.Angin yang tiba-tiba datang menghantam seluruh ruangan perawatan dari Firman itu. Membawa juga sebuah bayangan hitam yang ketika di lihat dari dekat adalah sosok kuntilanak yang acap kali meneror seorang Firman. Kuntilanak dengan perawatan yang seram itu tersenyum pada seorang Firman. Memperlihatkan bagaimana giginya yang di penuhi dengan darah serta sedikit kotor