Kekayaan yang telah di dapat Lutfhi hasil dari pemujaan pada genderuwo di dalam keris miliknya. Tidak serta merta membuat Lutfhi puas. Rasanya menjadi orang kaya, tapi tidak memiliki jabatan yang tinggi. Masih cukup kurang bagi seorang Lutfhi. Dia pun berniat menjadi seorang pebisnis sama seperti beberapa orang kaya yang selama ini mengunakan jasanya untuk membeli tanah warga.Lutfhi begitu percaya diri, sebab dia merasa dengan bantuan genderuwo yang ada di dalam keris. Semua usaha dari Lutfhi itu akan berjalan dengan mudah. Tidak akan ada rintangan berat yang mungkin saja akan di hadapi oleh Lutfhi di hari-hari mendatang.Lutfhi mengutarakan keinginannya itu saat sedang sarapan bersama dengan Tini dan kedua anaknya. Lutfhi pun mulai begitu berambisi untuk menjadi seorang pebisnis properti yang kaya raya. Tidak hanya kaya, tapi Lutfhi juga akan menjadi seorang yang terkenal. Mungkin poster wajahnya akan di pajang di setiap sudut jalan. Ucapannya akan di percaya sebagai sebuah kebenara
Rumah Tini yang semakin besar, tentu sudah tidak mungkin lagi Tini sendiri untuk membersihkan rumahnya tersebut. Butuh seorang yang tentu memiliki kemampuan yang cukup mumpuni dalam membersihkan rumah Tini tersebut.Tini menghampiri Lutfhi yang sedang asyik memandikan burungnya. Dia terlihat menikmati setiap kicauan merdu dari burungnya. Hingga Lutfhi pun berulang kali meniru suara burung tersebut dengan begitu merdunya juga.Melihat kedatangan Tini dengan wajah yang sedikit kesal. Perlahan membuat kebahagiaan dari seorang Lutfhi memudar. Dia tidak lagi bahagia dengan apa yang di kerjakan, sebab Tini terlihat begitu murung."Ada apa, kenapa kamu terlihat begitu murung?" tanya Lutfhi."Aku capek Sayang. Semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Belum lagi jadi istri dan ibu. Aku ingin seorang pembantu yang bisa membersihkan rumah ini." jawab Tini dengan wajah melasnya.Lutfhi berpikir. Apakah dia membutuhkan seorang pembantu di rumahnya yang besar tersebut. Tapi Lutfhi khawatir persekutuan y
Darwis mendatangi kediaman ibu mertuanya. Dia bermaksud untuk mendirikan sebuah sekolah yang akan di gunakan untuk tempat Lukas mengajar. Sekolah agama itu nantinya akan menjadi tempat bagi Lukas dalam membagikan ilmu agama pada anak-anak di sekitar kampungnya.Permintaan dari Darwis itu langsung di setujui oleh ibu mertuanya. Dia menerima permintaan dari Darwis untuk menjadikan lahan yang luas itu sebagai bangunan sekolah. Dimana nantinya tempat itu pun akan menjadi ladang pahala bagi ibu mertuanya tersebut.Darwis begitu bahagia akan penerimaan ibu mertuanya dalam menghibahkan salah satu lahan miliknya. Dengan begitu, Darwis tidak harus pusing lagi dalam mencari lahan yang akan di gunakan untuk Lukas membuat sekolah agama miliknya. Kini Darwis hanya perlu mengumpulkan modal untuk membangun bangunan yang akan di gunakan untuk membangun sekolah nantinya.Kabar bahagia itu langsung di bawa Darwis menuju rumah. Orang pertama yang Darwis beritahu adalah istri. Ima, istri Darwis begitu se
Anton dengan pakaian meyakinkan mendatangi kediaman rumah dari Lutfhi. Kedatangan dari Anton sendiri adalah untuk menghadiri undangan yang di berikan oleh Lutfhi pada dirinya. Lutfhi ingin membahas lebih detail lagi, mengenai bisnis yang akan mereka lakukan. Mengingat bisnis tersebut sarat akan nilai uang yang besar.Anton langsung di sambut baik oleh Lutfhi yang sudah menunggu dirinya sedari tadi. Berbagai hidangan makanan juga telah Lutfhi persiapkan di atas meja makan. Lutfhi begitu bersemangat untuk menyambut kedatangan dari seorang Anton. Hingga dia tidak sabar untuk membahas bisnis properti yang akan di buat bersama dengan Anton.Anton duduk di sofa kecil milik Lutfhi. Sementara Lutfhi dan Tini yang duduk secara berurutan di samping kanan Anton. Lutfhi dan Anton baru saling mengenal beberapa minggu saja. Ucapan Anton yang manis, berhasil membuat Lutfhi tergoda untuk menginvestasikan sebagian besar uangnya pada seorang Anton. Padahal Anton adalah seorang penipu ulung yang kerap m
Dengan sebuah cangkul serta parang yang sudah di bawa oleh Lukas dan Darwis. Keduanya siap untuk membersihkan sebuah lahan yang di berikan pada Lukas untuk membangun sebuah sekolah agama. Lahan itu yang berada di dekat jalan, sempat di tawar dengan harga mahal oleh seorang warga. Tapi di tolak oleh nenek Lukas. Dia lebih ingin memberikan lahan itu pada Lukas untuk di jadikan tempat sekolah bagi anak-anak di kampungnya.Darwis dan Lukas terlihat begitu bersemangat membabat setiap tanaman liar yang ada di lahan tersebut. Memungut sampah yang ada. Sebelum membuangnya semua sampah itu ke tempat pembuangan akhir yang berada di ujung kampung.Seketika lahan yang awalnya di penuhi dengan tanaman liar. Kini sudah terlihat begitu bersih dan enak di pandang mata. Lukas dan Darwis pun begitu senang melihat semua yang ada. Mereka tidak sabar untuk mendirikan sebuah bangunan di lahan tersebut. Bangunan yang nantinya akan menjadi sekolah bagi anak-anak di kampungnya.Tini dan Lutfhi yang baru pulan
Ningsih adalah seorang pembantu baru yang yang bekerja di rumah Lutfhi dan Tini. Tidak seperti Surti yang merupakan warga kampung yang sama dengan Tini. Ningsih merupakan seorang pembantu yang di datangkan Tini dari kampung sebelah.Perawakan Ningsih yang terlihat tegas, seperti cocok untuk bekerja di rumah Tini yang sedikit angker. Hingga Ningsih pun di rekrut oleh Tini untuk menjadi pembantu barunya.Ningsih sendiri pernah mendengar hal-hal aneh yang ada di rumah Tini dari beberapa orang. Tapi Ningsih yang di kenal sebagai seorang yang pemberani, tidak terlihat takut dengan apa yang ada. Ningsih justru siap menghadapi setiap teror yang mungkin akan datang pada dirinya. Ningsih sama sekali tidak pernah takut dengan isu genderuwo yang berhembus ke telinganya.Hari ini Ningsih di tinggal sendiri oleh di rumah. Dia harus membersihkan rumah yang besar itu sendiri. Tanpa ada orang yang menemaninya. Kedua anak Tini dan Lutfhi sedang bersekolah. Sehingga Ningsih benar-benar sendirian di rum
Akan sangat sulit bagi seorang Tini untuk merayu ibunya menyerahkan tanah miliknya yang telah di berikan pada Lukas untuk membangun sebuah sekolah. Kini satu-satunya cara yang bisa di lakukan oleh Tini dan Lutfhi adalah meminta bantuan genderuwo peliharaannya dalam mengubah keputusan ibunya tersebut. Dengan cara itu mungkin bisa di lakukan oleh Lutfhi dan Tini.Seperti biasanya, Lutfhi memasuki ruang praktek yang sering di gunakan untuk melakukan ritual. Ruangan yang di penuhi oleh benda mistis itu, terlihat menyeramkan. Tapi Lutfhi begitu menyukai berada di ruangan itu. Sebab dia merasa ruangan itu begitu cocok untuk di jadikan tempat meditasi. Merenung, sekaligus melakukan praktek guna-guna untuk seseorang yang akan di tuju.Lutfhi pun mulai dengan duduk di posisi kedua kaki menyilang satu sama lain. Kedua tangan Lutfhi di letakan di masing-masing kaki. Beberapa ajian mulai dibaca oleh Lutfhi untuk memanggil genderuwo yang masih bersemayam di dalam keris itu.Tak butuh waktu lama ba
Tak butuh waktu lama bagi seorang Lutfhi dan Tini untuk mendengar kabar kematian dari ibunya. Suara speaker dari masjid berbunyi, menyebut jelas nama ibu Tini yang sudah berpulang. Lutfhi terlihat begitu senang, sebab tumbal yang dia telah korbankan berhasil. Sehingga genderuwo peliharaannya akan semakin menuruti permintaan dari seorang Lutfhi. Menurut dalam hal kekayaan yang akan di minta oleh Lutfhi.Tini yang merupakan anak kesayangan dari ibunya, sempat merasakan sedikit rasa sedih di hatinya. Mendengar kabar ibunya telah berpulang rasanya terasa menyesakan dada seorang Tini. Apalagi yang membuat ibunya meninggal adalah Tini sendiri. Hal yang tak bisa Tini bayangkan sebelumnya."Kamu tidak senang dengan tumbal yang kita persembahkan?" tanya Lutfhi pada Tini."Apa kamu akan senang mendengar kabar kematian ibu kamu sendiri. Aku rasa setiap orang akan sedih saat orangtua mereka meninggal dunia." jawab Tini sedikit berderai air mata."Kalau Ibu dan Bapak aku masih hidup. Mungkin aku a
Sehari sebelum Sandi kembali ke sekolah. Lukas sudah menyempatkan diri untuk datang ke sekolah. Kedatangan dari Lukas tak lain adalah untuk membuat semua teman-teman Sandi tidak memojokkan seorang Sandi. Lukas mengatakan jika Sandi sangat berusaha untuk bisa keluar dari tekanan yang di hadapi olehnya saat ini.Lukas begitu berharap para guru serta seluruh siswa bisa menerima seorang Sandi sebagai teman mereka. Tidak mengingatkan Sandi akan ayahnya. Sehingga Sandi bisa sekolah dengan baiknya. Tidak akan ada tekanan yang besar untuk Sandi.Seluruh guru tentunya setuju dengan apa yang di minta oleh seorang Lukas. Begitu juga para murid yang siap menerima seorang Lukas apa adanya. Tidak ada yang akan mengingatkan seorang Sandi akan apa kesalahan dari ayahnya. Semuanya akan melupakan kesalahan yang telah di lakukan oleh ayahnya. Tidak akan ada orang yang menghina Sandi dengan apa yang di lakukan oleh Firman.Sandi yang awalnya ragu saat berada di depan gerbang sekolah. Langsung merasa sena
Baim mendatangi rumah adiknya, kedatangan dari seorang Baim tentunya untuk mengajak sang adik berdiskusi. Mungkin dengan berdiskusi dengan adiknya, tidak akan ada lagi kesalahpahaman yang mungkin akan terjadi antara Baim dengan adiknya tersebut. Ini menjadi hal yang harus di lakukan oleh Baim. Dia tak bisa memutuskan semuanya sendiri, perlu pertimbangan dari adiknya dalam memutuskan apa yang akan dia ambil.Baim duduk di teras rumah adiknya. Salah seorang keponakan Baim yang bernama Mira mulai datang menghampiri Baim dengan wajah sumringah. Dia senang dengan kedatangan dari seorang Baim ke rumahnya. Mengingat Baim yang kerap memberikan seorang Mira hadiah.Baim pun menyempatkan diri untuk bermain bersama dengan Mira terlebih dahulu. Sebelum dia meminta Mira untuk memanggil ibunya menemui Baim. Mira pun langsung melaksanakan tugas yang di berikan oleh Baim pada dirinya. Dia segera masuk kedalam rumah, untuk memanggil ibunya yang sebenarnya sedang masak makan siang.Mira menarik tangan
Sandi menatap wajahnya dengan penuh rasa gembira. Dia terlihat begitu bahagia akan datang ke sekolah. Mungkin sudah cukup lama Sandi tidak datang ke sekolah. Hingga Sandi pun harus mengulang kembali pelajaran yang pernah dia pelajari.Sandi berharap keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah akan menjadi keputusan yang baik. Sehingga Sandi tidak akan menyesali apa yang telah di ambil oleh dirinya. Dia akan menyukai keputusan untuk kembali ke sekolah. Tidak akan ada masalah atau apapun yang akan membuat dirinya merasa kurang nyaman dengan semuanya.Lukas menghampiri Sandi yang masih terus menatap wajahnya di depan cermin. Dia kembali meyakinkan Sandi untuk tetap yakin pada keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah. Lukas meminta Sandi untuk menebalkan telinganya. Tidak ada yang harus Sandi takutkan, semuanya akan baik-baik saja untuk Sandi. Dia tidak harus khawatir dengan semua yang mungkin akan terjadi pada dirinya. Semua itu akan baik-baik saja seperti biasanya.Sandi sema
Lutfhi masih begitu merasakan rasa sesak yang teramat di lehernya. Cekikan Genderuwo itu benar-benar membuat dia kesulitan bernapas. Hingga Lutfhi berusaha untuk menetralisir kesulitan dari dirinya itu dengan menarik napas sepanjang mungkin. Sebelum membuangnya secara perlahan.Lutfhi benar-benar kesal dengan Genderuwo miliknya sendiri. Genderuwo yang haus akan tumbal itu, tak pernah bisa bersabar. Padahal Lutfhi sedang berusaha mencari cara agar bisa menumbalkan seorang Baim untuk Genderuwo tersebut. Namun Genderuwo itu terlalu tidak sabar. Sehingga dia terus meminta Lutfhi untuk segera melakukan apa yang dia minta.Lutfhi yang terus berusaha menjadikan Baim sebagai tumbal berikutnya. Tak pernah diam, dia terus berusaha. Namun Lutfhi belum menemukan momen yang tepat untuk membuat Baim menjadi salah satu tumbal yang akan Lutfhi persembahkan pada Genderuwo miliknya. Lutfhi masih cukup berusaha untuk membuat semuanya menjadi lebih baik lagi.Tini yang melihat Lutfhi kesal, menghampiri L
Mendengar ibu dari Baim masuk rumah sakit, Darwis pun langsung mengajak seluruh anggota keluarganya untuk datang menjenguk ibu Baim. Tentu kedatangan dari Darwis dan keluarganya adalah untuk memberikan dukungan penuh pada ibu Baim yang masih terbaring lemas di atas ranjang.Baim menyambut baik kedatangan dari keluarga Darwis itu. Dia sangat senang, akhirnya ada dari pihak keluarga Kinasih yang akhirnya datang menjenguk ibunya. Mengingat istrinya sendiri yang hingga kini belum datang untuk menemui ibu mertuanya tersebut."Senang rasanya bisa melihat Kak Darwis, Kak Ima serta Lukas datang menjenguk Ibu saya. Ini benar-benar luar biasa buat Saya." ujar Baim."Kami juga senang bisa datang menjenguk ke sini. Maafkan kami baru bisa datang menjenguk hari ini." balas Darwis.Darwis pun melihat kondisi dari ibu Baim yang masih begitu lemas. Dia terlihat begitu merasakan kesakitan yang teramat besar. Hingga Darwis pun merasa iba dengan apa yang di lihatnya. Darwis benar-benar merasakan kesediha
Satu koper uang hasil dari usaha bakso yang di miliki oleh Lutfhi, di setorkan pada sebuah bank ternama. Itu hanya satu dari keuntungan yang di hasilkan oleh Lutfhi. Dia masih banyak memiliki usaha lainnya yang memiliki omzet penjualan yang begitu tinggi. Sehingga mimpi Lutfhi menjadi salah seorang terkaya di desanya pun dengan begitu cepatnya tercapai.Beberapa orang pun melihat Lutfhi dengan tatapan yang penuh kekaguman. Mereka menganggap Lutfhi adalah seorang pengusaha yang benar-benar hebat. Dia memiliki banyak uang hasil dari usahanya tersebut. Tanpa mereka tahu, jika Lutfhi selama ini di bantu oleh sosok Genderuwo berbadan besar.Lutfhi semakin sesumbar saat banyak orang yang mulai mengajak ngobrol. Di luar bank, Anton yang merupakan seorang pensiunan karyawan pabrik gula. Meminta tips pada seorang Lutfhi dalam membuka usaha. Dia ingin uang pensiun yang di miliki oleh dirinya, di gunakan untuk membuat sebuah usaha. Mungkin Lutfhi bisa memberikan sedikit saran pada seorang Anton
Adik dari Baim terlihat terkejut saat menerima biaya tagihan rumah sakit yang harus di bayar oleh Baim. Ini terlihat seperti sebuah perampokan yang cukup besar. Biaya yang mahal harus di bayarkan oleh dirinya dalam pengobatan dari ibunya tersebut.Adik Baim itu memberikan kartu ATM dari suaminya untuk membayar sebagian biaya rumah sakit ibunya. Namun uang yang ada di kartu ATM suaminya hanya mampu membayar biaya perawatan itu 5 persen saja. Itu di bantu dengan sedikit tabungan yang di miliki oleh suaminya. Ini benar-benar jadi hari yang buruk bagi keluarga besar Baim.Adik Baim pun membawa kertas berupa biaya tagihan untuk ibundanya. Mungkin saja Baim memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit yang semakin hari, semakin membludak tersebut.Adik Baim berjalan menuju Baim yang tengah menyuapi ibunya dengan bubur. Dia terlihat begitu antusias saat menyuapi ibunya tersebut. Namun melihat ibunya yang sudah mulai kembali bersemangat. Adik Baim itu tidak langsung memberikan kertas tagiha
Itu menjadi sebuah hal mungkin berat bagi seorang Sandi. Bagaimana dia di hina dengan begitu buruknya oleh seorang Tini. Padahal Tini sendiri adalah bibi dari Sandi. Namun rasa benci seorang Tini terhadap Firman, telah membutakan rasa ibanya pada seorang Sandi. Hingga Tini dengan begitu kerasnya menghina Sandi.Sandi cukup tertekan dengan apa yang di lakukan oleh seorang Tini pada dirinya. Dia merasa Tini sangat buruk dalam memperlakukan dirinya. Padahal Sandi adalah keponakan dari Tini. Namun Tini justru malah membuat Sandi patah semangat lagi untuk sekolah.Sandi sedikit kesal pada seorang Tini. Bagaimana juga apa yang di katakan oleh Tini adalah sebuah antitesis dari apa yang selama ini Lukas lakukan. Tini membuat semangat seorang Sandi benar-benar turun. Padahal Lukas terus memompa semangat Lukas untuk terus mengebu-gebu dengan apa yang di lakukannya. Semua upaya yang di lakukan oleh Lukas adalah bagian dari apa yang Lukas sebut sebagai sebuah motivasi maju untuk Sandi."Aku pikir
Firman begitu tenang saat perawat mulai menyuapkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya. Firman pun terlihat makin bisa di kendalikan oleh perawat itu saat dia mulai berinteraksi dengan perawat itu. Apalagi perawat pria itu melayani seorang Firman dengan penuh ketulusan. Itu yang membuat seorang Firman terlihat begitu bahagia berada di dalam perawatan sang perawat.Angin entah dari mana tiba-tiba datang menghantam kaca jendela ruang perawatan Firman. Seketika angin itu mulai menerbangkan gorden yang ada di kamar perawatan seorang Firman. Hingga perawat itu sempat panik dengan gemuruh angin yang tiba-tiba datang begitu saja.Angin yang tiba-tiba datang menghantam seluruh ruangan perawatan dari Firman itu. Membawa juga sebuah bayangan hitam yang ketika di lihat dari dekat adalah sosok kuntilanak yang acap kali meneror seorang Firman. Kuntilanak dengan perawatan yang seram itu tersenyum pada seorang Firman. Memperlihatkan bagaimana giginya yang di penuhi dengan darah serta sedikit kotor