Pak RT yang tak kunjung mengusir kedua anak Firman dari rumah seorang Darwis. Pada akhirnya membuat warga berinisiatif untuk mengusir kedua anak Darwis itu secara langsung. Mungkin dengan paksaan banyak warga, kedua anak Darwis itu akan segera pergi dari kampung. Sehingga mereka bisa aman dari serangan kuntilanak yang mungkin akan menyerang mereka.Beberapa orang telah berkumpul untuk menyusun rencana. Warga lainnya pun turut dalam rombongan untuk mengusir dua anak Firman yang di anggap akan menjadi petaka bagi warga kampung. Mereka harus segera melakukan hal tersebut, jika tidak. Bukan tidak mungkin teror Kuntilanak itu akan terus menyerang warga kampung.Ketakutan para warga yang sudah memuncak, membuat mereka hilang akal. Semuanya hanya mengedepankan emosi semata, tanpa memikirkan apa yang mungkin terjadi pada mereka juga. Hati nurani mereka telah hilang. Berganti dengan amarah yang berbalut dengan rasa takut yang besar akan teror yang mungkin datang pada mereka semua.Di pimpin ol
Wati terus lari menjauhi kerumunan warga, mungkin ini cara yang ampuh bagi Wati untuk tidak di anggap provokator dalam upaya pengusiran dua anak Firman tersebut. Dia takut akan di salahkan oleh pak Kiayi sebagai dalang dari demonstrasi.Saat Wati terus berlari tanpa tujuan, dia hampir tertabrak oleh Tini yang sedang membawa sebuah mobil mewah. Ketika Wati sudah pasrah akan tertabrak oleh Tini, untung Tini dengan respon cepat. Langsung menghentikan mobilnya, hingga Wati pun akhirnya selamat dari kemungkinan tertabrak oleh mobil Tini.Wati merasa bersyukur dia tidak tertabrak oleh mobil Tini. Sementara Tini yang juga kaget dengan kemunculan dari Wati. Terlihat begitu marah, sehingga dia langsung turun dari dalam mobilnya. Tini tidak sabar untuk memarahi Wati yang hampir tertabrak oleh mobilnya."Kamu itu gak ada mata atau apa!" Tini menggerutu.Wati yang takut dengan amukan dari seorang Tini, hanya bisa menunduk. Dia tak mampu menatap wajah Tini yang terlihat begitu marah pada dirinya.
Dengan pakaian yang super modis, Baim mendatangi Lutfhi dengan motor baru. Motor itu langsung Baim parkir di halaman rumah Lutfhi yang begitu luas. Baim terlihat gagah dengan sebuah jaket kulit serta topi berwarna coklat. Dia turun dari motornya dengan perasaan penuh bangga. Mungkin motor baru yang di milikinya yang membuat seorang Baim terlihat begitu bangga.Seorang pegawai baru di rumah Tini menyambut kedatangan Baim dengan begitu ramahnya. Dia membawa Baim ke ruang tamu, tempat di mana Baim bisa bertemu dengan Lutfhi. Baim dengan wajah yang penuh senyuman, berjalan masuk ke dalam rumah Lutfhi yang luas tersebut.Tatapannya begitu penuh keyakinan. Cara jalan seorang Baim juga begitu berbeda, mungkin Baim yang sekarang sudah menjadi seorang mandor. Memiliki kebanggaan tersendiri bagi dirinya. Apalagi Baim sebelumnya sudah lama menganggur. Sehingga ada rasa tersendiri saat dia di tugaskan sebagai seorang mandor. Rasa bangga dan beruntung bisa kembali menjabat sebagai seorang mandor d
Uang dengan jumlah besar kembali Lutfhi berikan pada seorang Baim. Uang itu sebenarnya Lutfhi maksudkan untuk membeli bahan bangunan. Tapi Baim dengan sengaja menilap sebagian uang itu untuk kepentingan dari dirinya sendiri. Itu yang coba di lakukan oleh Baim dalam melakukan korupsi di proyek tersebut.Usai mendatangi sebuah toko material bangunan, Baim melintir untuk membeli beberapa perhiasan yang akan di gunakan oleh istrinya. Mungkin ini akan jadi kado ulang tahun pernikahan yang sangat istimewa untuk dirinya dan istri. Mengingat kado berupa perhiasan akan menjadi simbol cinta dari Baim pada seorang Kinasih, istrinya.Baim pun terlihat begitu asyik memilih perhiasan yang akan di berikan pada istrinya. Dia sangat teliti dalam memilih model perhiasan yang akan di berikan pada istrinya. Mungkin perhiasan itu akan menjadi sebuah kado yang paling manis dari seorang Baim pada istrinya tersebut.Di toko itu Baim bertemu dengan Ima yang hendak membeli sebuah cincin untuk salah seorang ana
Kinasih begitu bahagia saat Baim memberikan dirinya sebuah kalung perhiasan bertuliskan inisial namanya. Dia terus tersenyum bahagia saat Baim mengenakan kalung itu di lehernya. Kinasih benar-benar bahagia dengan apa yang kejutan yang di berikan oleh Baim pada dirinya.Kinasih langsung mencium kedua pipi Baim saat Baim telah memasangkan kalung itu di lehernya. Kinasih benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa lagi untuk membalas cinta seorang Baim. Dia bahagia dengan apa yang di lakukan oleh Baim pada dirinya. Mungkin ini menjadi sebuah cinta suci dari seorang Baim pada seorang Kinasih.Kinasih merasa perhiasan yang di miliki oleh dirinya harus di lihat banyak orang. Perhiasan emas ini memiliki berat yang cukup besar. Sehingga mungkin saja ini akan menjadi perhiasan emas yang akan membuat seorang Kinasih menjadi pusat perhatian warga.Dia meminta izin pada seorang Baim untuk pergi ke warung. Sebenarnya tidak ada bahan atau bumbu dapur yang hendak dia beli. Mungkin saja dengan Kinasi
Selepas pulang dari warung, Tini langsung menemui Lutfhi yang baru saja menyelesaikan sebuah ritual. Tini membuatkan Lutfhi segelas kopi untuk Lutfhi. Di mana dia juga mengajak Lutfhi untuk mengobrol perihal Baim yang di percaya oleh Lutfhi untuk menjadi mandor di proyek perumahan yang akan di buatnya.Tini yang lebih dulu berada di sofa, sudah tidak sabar menunggu kedatangan seorang Lutfhi. Tentu kedatangan dari seorang Lutfhi akan membuat suasana ruang keluarga semakin hangat lagi. Apalagi Tini ingin menanyakan beberapa hal yang mungkin di ketahui oleh seorang Lutfhi perihal Baim.Begitu Lutfhi datang ke sofa, Tini langsung meminta Lutfhi untuk duduk di sampingnya. Lutfhi yang terlihat lelah, langsung duduk di samping seorang Tini. Dia menyenderkan kepalanya di sofa tersebut. Kemudian dia mulai bertanya, apa yang membuat Tini ingin mengobrol serius dengan seorang Lutfhi."Apa kamu tidak melihat sesuatu pada diri si Baim itu?" tanya Tini dengan wajah penuh kecurigaan.Lutfhi mengambi
Sandi adalah anak sulung dari Firman, saat ini Sandi duduk di kelas 1 SMP. Sejak berita Firman sebagai seorang yang melakukan pesugihan tersebar ke segala penjuru di kampungnya. Tidak ada satu pun orang yang mau berteman dengan Sandi. Sehingga Sandi malu untuk pergi ke sekolah.Ima sempat menawarkan Sandi untuk pindah sekolah. Mungkin dengan cara itu, Sandi akan kembali mau bersekolah. Namun di sekolah baru, Sandi tetap menjadi bahan bulian teman-temannya. Sehingga Sandi tetap menolak untuk sekolah kembali.Sandi pun kini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game online di handphone-nya. Padahal remaja seperti Sandi seharusnya lebih banyak melakukan interaksi dengan rekan sebayanya. Bukan berada di dalam rumah seharian.Sejak rahasia ayahnya terbongkar itu pula, Sandi menjadi seorang pemalu. Dia tak berani keluar rumah, dia takut orang-orang akan mengatakan hal buruk pada dirinya. Sehingga Sandi butuh untuk sendiri. Di mana tidak ada orang yang akan melakukan umpatan jahat
Lutfhi dan Tini belum puas, jika mereka masih melihat dua anak Firman masih berada di rumah Darwis. Mereka berdua berharap kedua anak Firman yang akan menanggung semua kebejatan yang selama ini di lakukan oleh Firman kepada dirinya. Sehingga Lutfhi berharap kedua anak Firman tersebut akan semakin menderita di buat oleh keduanya.Tini dan Lutfhi mulai melakukan hal yang mungkin akan membuat kedua anak Firman itu akan segera di usir dari kampung. Cara yang paling ampuh tentu adalah melakukan teror baru untuk membuat warga ketakutan. Jika teror yang datang pak RT masih belum bisa membuat kedua anak Firman di usir dari kampung. Mungkin teror pada seluruh warga kampung akan jauh lebih efektif. Sehingga para warga akan semakin yakin untuk mengusir dua anak Firman dari kampung mereka.Ritual pemanggilan Genderuwo di lakukan oleh seorang Lutfhi. Tini pun turut berada dalam ritual yang ada di salah satu kamar di rumah Lutfhi. Dia terlihat begitu menghayati setiap ajian yang di bacakan oleh Lut
Sehari sebelum Sandi kembali ke sekolah. Lukas sudah menyempatkan diri untuk datang ke sekolah. Kedatangan dari Lukas tak lain adalah untuk membuat semua teman-teman Sandi tidak memojokkan seorang Sandi. Lukas mengatakan jika Sandi sangat berusaha untuk bisa keluar dari tekanan yang di hadapi olehnya saat ini.Lukas begitu berharap para guru serta seluruh siswa bisa menerima seorang Sandi sebagai teman mereka. Tidak mengingatkan Sandi akan ayahnya. Sehingga Sandi bisa sekolah dengan baiknya. Tidak akan ada tekanan yang besar untuk Sandi.Seluruh guru tentunya setuju dengan apa yang di minta oleh seorang Lukas. Begitu juga para murid yang siap menerima seorang Lukas apa adanya. Tidak ada yang akan mengingatkan seorang Sandi akan apa kesalahan dari ayahnya. Semuanya akan melupakan kesalahan yang telah di lakukan oleh ayahnya. Tidak akan ada orang yang menghina Sandi dengan apa yang di lakukan oleh Firman.Sandi yang awalnya ragu saat berada di depan gerbang sekolah. Langsung merasa sena
Baim mendatangi rumah adiknya, kedatangan dari seorang Baim tentunya untuk mengajak sang adik berdiskusi. Mungkin dengan berdiskusi dengan adiknya, tidak akan ada lagi kesalahpahaman yang mungkin akan terjadi antara Baim dengan adiknya tersebut. Ini menjadi hal yang harus di lakukan oleh Baim. Dia tak bisa memutuskan semuanya sendiri, perlu pertimbangan dari adiknya dalam memutuskan apa yang akan dia ambil.Baim duduk di teras rumah adiknya. Salah seorang keponakan Baim yang bernama Mira mulai datang menghampiri Baim dengan wajah sumringah. Dia senang dengan kedatangan dari seorang Baim ke rumahnya. Mengingat Baim yang kerap memberikan seorang Mira hadiah.Baim pun menyempatkan diri untuk bermain bersama dengan Mira terlebih dahulu. Sebelum dia meminta Mira untuk memanggil ibunya menemui Baim. Mira pun langsung melaksanakan tugas yang di berikan oleh Baim pada dirinya. Dia segera masuk kedalam rumah, untuk memanggil ibunya yang sebenarnya sedang masak makan siang.Mira menarik tangan
Sandi menatap wajahnya dengan penuh rasa gembira. Dia terlihat begitu bahagia akan datang ke sekolah. Mungkin sudah cukup lama Sandi tidak datang ke sekolah. Hingga Sandi pun harus mengulang kembali pelajaran yang pernah dia pelajari.Sandi berharap keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah akan menjadi keputusan yang baik. Sehingga Sandi tidak akan menyesali apa yang telah di ambil oleh dirinya. Dia akan menyukai keputusan untuk kembali ke sekolah. Tidak akan ada masalah atau apapun yang akan membuat dirinya merasa kurang nyaman dengan semuanya.Lukas menghampiri Sandi yang masih terus menatap wajahnya di depan cermin. Dia kembali meyakinkan Sandi untuk tetap yakin pada keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah. Lukas meminta Sandi untuk menebalkan telinganya. Tidak ada yang harus Sandi takutkan, semuanya akan baik-baik saja untuk Sandi. Dia tidak harus khawatir dengan semua yang mungkin akan terjadi pada dirinya. Semua itu akan baik-baik saja seperti biasanya.Sandi sema
Lutfhi masih begitu merasakan rasa sesak yang teramat di lehernya. Cekikan Genderuwo itu benar-benar membuat dia kesulitan bernapas. Hingga Lutfhi berusaha untuk menetralisir kesulitan dari dirinya itu dengan menarik napas sepanjang mungkin. Sebelum membuangnya secara perlahan.Lutfhi benar-benar kesal dengan Genderuwo miliknya sendiri. Genderuwo yang haus akan tumbal itu, tak pernah bisa bersabar. Padahal Lutfhi sedang berusaha mencari cara agar bisa menumbalkan seorang Baim untuk Genderuwo tersebut. Namun Genderuwo itu terlalu tidak sabar. Sehingga dia terus meminta Lutfhi untuk segera melakukan apa yang dia minta.Lutfhi yang terus berusaha menjadikan Baim sebagai tumbal berikutnya. Tak pernah diam, dia terus berusaha. Namun Lutfhi belum menemukan momen yang tepat untuk membuat Baim menjadi salah satu tumbal yang akan Lutfhi persembahkan pada Genderuwo miliknya. Lutfhi masih cukup berusaha untuk membuat semuanya menjadi lebih baik lagi.Tini yang melihat Lutfhi kesal, menghampiri L
Mendengar ibu dari Baim masuk rumah sakit, Darwis pun langsung mengajak seluruh anggota keluarganya untuk datang menjenguk ibu Baim. Tentu kedatangan dari Darwis dan keluarganya adalah untuk memberikan dukungan penuh pada ibu Baim yang masih terbaring lemas di atas ranjang.Baim menyambut baik kedatangan dari keluarga Darwis itu. Dia sangat senang, akhirnya ada dari pihak keluarga Kinasih yang akhirnya datang menjenguk ibunya. Mengingat istrinya sendiri yang hingga kini belum datang untuk menemui ibu mertuanya tersebut."Senang rasanya bisa melihat Kak Darwis, Kak Ima serta Lukas datang menjenguk Ibu saya. Ini benar-benar luar biasa buat Saya." ujar Baim."Kami juga senang bisa datang menjenguk ke sini. Maafkan kami baru bisa datang menjenguk hari ini." balas Darwis.Darwis pun melihat kondisi dari ibu Baim yang masih begitu lemas. Dia terlihat begitu merasakan kesakitan yang teramat besar. Hingga Darwis pun merasa iba dengan apa yang di lihatnya. Darwis benar-benar merasakan kesediha
Satu koper uang hasil dari usaha bakso yang di miliki oleh Lutfhi, di setorkan pada sebuah bank ternama. Itu hanya satu dari keuntungan yang di hasilkan oleh Lutfhi. Dia masih banyak memiliki usaha lainnya yang memiliki omzet penjualan yang begitu tinggi. Sehingga mimpi Lutfhi menjadi salah seorang terkaya di desanya pun dengan begitu cepatnya tercapai.Beberapa orang pun melihat Lutfhi dengan tatapan yang penuh kekaguman. Mereka menganggap Lutfhi adalah seorang pengusaha yang benar-benar hebat. Dia memiliki banyak uang hasil dari usahanya tersebut. Tanpa mereka tahu, jika Lutfhi selama ini di bantu oleh sosok Genderuwo berbadan besar.Lutfhi semakin sesumbar saat banyak orang yang mulai mengajak ngobrol. Di luar bank, Anton yang merupakan seorang pensiunan karyawan pabrik gula. Meminta tips pada seorang Lutfhi dalam membuka usaha. Dia ingin uang pensiun yang di miliki oleh dirinya, di gunakan untuk membuat sebuah usaha. Mungkin Lutfhi bisa memberikan sedikit saran pada seorang Anton
Adik dari Baim terlihat terkejut saat menerima biaya tagihan rumah sakit yang harus di bayar oleh Baim. Ini terlihat seperti sebuah perampokan yang cukup besar. Biaya yang mahal harus di bayarkan oleh dirinya dalam pengobatan dari ibunya tersebut.Adik Baim itu memberikan kartu ATM dari suaminya untuk membayar sebagian biaya rumah sakit ibunya. Namun uang yang ada di kartu ATM suaminya hanya mampu membayar biaya perawatan itu 5 persen saja. Itu di bantu dengan sedikit tabungan yang di miliki oleh suaminya. Ini benar-benar jadi hari yang buruk bagi keluarga besar Baim.Adik Baim pun membawa kertas berupa biaya tagihan untuk ibundanya. Mungkin saja Baim memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit yang semakin hari, semakin membludak tersebut.Adik Baim berjalan menuju Baim yang tengah menyuapi ibunya dengan bubur. Dia terlihat begitu antusias saat menyuapi ibunya tersebut. Namun melihat ibunya yang sudah mulai kembali bersemangat. Adik Baim itu tidak langsung memberikan kertas tagiha
Itu menjadi sebuah hal mungkin berat bagi seorang Sandi. Bagaimana dia di hina dengan begitu buruknya oleh seorang Tini. Padahal Tini sendiri adalah bibi dari Sandi. Namun rasa benci seorang Tini terhadap Firman, telah membutakan rasa ibanya pada seorang Sandi. Hingga Tini dengan begitu kerasnya menghina Sandi.Sandi cukup tertekan dengan apa yang di lakukan oleh seorang Tini pada dirinya. Dia merasa Tini sangat buruk dalam memperlakukan dirinya. Padahal Sandi adalah keponakan dari Tini. Namun Tini justru malah membuat Sandi patah semangat lagi untuk sekolah.Sandi sedikit kesal pada seorang Tini. Bagaimana juga apa yang di katakan oleh Tini adalah sebuah antitesis dari apa yang selama ini Lukas lakukan. Tini membuat semangat seorang Sandi benar-benar turun. Padahal Lukas terus memompa semangat Lukas untuk terus mengebu-gebu dengan apa yang di lakukannya. Semua upaya yang di lakukan oleh Lukas adalah bagian dari apa yang Lukas sebut sebagai sebuah motivasi maju untuk Sandi."Aku pikir
Firman begitu tenang saat perawat mulai menyuapkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya. Firman pun terlihat makin bisa di kendalikan oleh perawat itu saat dia mulai berinteraksi dengan perawat itu. Apalagi perawat pria itu melayani seorang Firman dengan penuh ketulusan. Itu yang membuat seorang Firman terlihat begitu bahagia berada di dalam perawatan sang perawat.Angin entah dari mana tiba-tiba datang menghantam kaca jendela ruang perawatan Firman. Seketika angin itu mulai menerbangkan gorden yang ada di kamar perawatan seorang Firman. Hingga perawat itu sempat panik dengan gemuruh angin yang tiba-tiba datang begitu saja.Angin yang tiba-tiba datang menghantam seluruh ruangan perawatan dari Firman itu. Membawa juga sebuah bayangan hitam yang ketika di lihat dari dekat adalah sosok kuntilanak yang acap kali meneror seorang Firman. Kuntilanak dengan perawatan yang seram itu tersenyum pada seorang Firman. Memperlihatkan bagaimana giginya yang di penuhi dengan darah serta sedikit kotor