Beranda / Semua / Wanita yang Kembali ke Masa Lalu / 87 | Persiapan Pernikahan Gilda

Share

87 | Persiapan Pernikahan Gilda

Penulis: Rish Alra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-06 09:48:22

Jovanka ikut bersama teman-temannya membantu persiapan pernikahan Gilda. Sebisa mungkin ia tidak terlalu memikirkan Revan. Jovanka memilih menyibukkan diri supaya ia tidak teringat tentang pria itu. Mengetahui jika pria itu kini menghilang dan tidak mengabarinya lagi membuat Jovanka merasakan sakit di dadanya. Ia takut dengan kemungkinan terburuk. Revan mungkin memilih untuk menyerah dan berhenti berjuang untuknya.

Tapi, Jovanka tidak ingin kembali dibodohi oleh perasaannya sendiri. Jadi dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan Revan. Meski pria itu memang memutuskan untuk pergi, ia mencoba tidak peduli.

“Jo, menurutmu karangan bunga ini diletakkan di mana?” Hera bertanya padanya.

“Emm, menurutku-“ Jovanka menatap sekitarnya, mencoba menerka di mana benda itu akan terlihat indah jika diletakkan. “Di sana saja.” Ia menunjuk tempat yang kosong di dekat pilar.

“Baiklah.” Hera berjalan pergi dengan karangan bunga di tangannya.

Lalu suara orang lain terdengar lagi. Jovanka yang menden
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   88 | Kebimbangan Danial

    Danial merasa berat sekarang. Sejak putrinya menanyakan tentang Revan, Danial merasakan dilemma. Ia ingin mengatakan pada Jovanka, tapi ia merasa ini bukanlah waktu yang tepat. Baru beberapa hari lalu ia membirkan Revan pergi, kini jika ia memberitahu Jovanka tentang kepergian pria itu, putrinya mungkin akan meminta untuk membuat pria itu kembali.Danial tidak mungkin melakukannya karena ia masih ingin melihat usaha yang dilakukan Revan. Dia ingin melihat kesungguhan pria itu, demi putrinya.Jika Revan berhasil, maka Danial tidak akan ragu untuk membuat ia kembali pada putrinya. Akan tetapi, jika ia tidak serius menjalankan pekerjaan yang ia berikan, bukan hanya kehilangan Jovanka, Revan juga akan menerima imbas dari ketidakbecusannya dalam menangani perusahaan.Pekerjaan yang Danial berikan memang cukup sulit, tapi baginya ini sebanding dengan apa yang akan diterima oleh pria itu.Jika bukan demi Jovanka, Danial tidak akan mau merepotkan dirinya dengan memberikan kesempatan kedua unt

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   89 | Di Pesta Pernikahan

    Dengan didampingi kakaknya, Jovanka datang ke pernikahan Gilda. Ia menemui temannya itu ballroom. Ia tampak sangat memukau dengan gaun pengantinnya yang indah. Wajahnya juga terlihat jelas memancarkan kebahagiaan.Ekspresi Luis yang berdiri di sisinya juga tidak sedingin biasanya. Terkadang dia sedikit melengkungkan senyum untuk bertegur sapa dengan para tamu. Dia terlihat lebih ramah dari biasanya.“Hai, Jo!” Gilda menyapa dengan semangat saat melihat kedatangan Jovanka. Sejak tadi ia memang menunggu kehadirannya karena di antara ketiga temannya, Jovanka lah yang paling terlambat datang ke pestanya. “Aku sempat mengira kamu tidak akan datang.”“Bagaimana mungkin di hari bahagiamu aku tidak hadir?” balas Jovanka, tersenyum. Dia memeluk temannya itu dan memberinya ucapan selamat, “Untuk pernikahanmu, aku ucapkan selamat. Semoga Luis adalah pria yang tepat untukmu. Aku berharap kalian hidup dengan bahagia.”“Terima kasih.” Hati Gilda tersentuh mendengar doa yang diucapkan Jovanka untukn

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   90 | Hamil

    Danial sampai di rumah sakit, tepat saat dokter selesai memeriksa kondisi putrinya.“Bagaimana keadaannya?” tanya Danial. Dia bahkan baru sampai dengan napas yang tampak terengah-engah. Danial berjalan secepat mungkin ke ruangan tempat putrinya dirawat hanya karena ingin segera memastikan kondisinya.“Dia baik-baik saja, Tuan.” Dokter itu menjawab. “Dia hanya kelelahan. Untuk Ibu yang sedang mengandung, memang tidak baik membiarkannya mengikuti acara seperti ini. Terlebih, dia berada di trimester pertama.”“Syukurlah.” Danial menghela napas lega.Tapi sesaat kemudian ia tercenung.“Mengandung?” Itu suara Razka yang bertanya penuh kebingungan.Lalu suara pekikan Ibunya menyusul, “Putriku hamil!?” Dia terlihat sangat bahagia.Danial sendiri tidak bisa berkata-kata. Ia bahkan tidak pernah mengira akan mendengar kabar ini.Ini terlalu mengejutkan.“Benar. Nona Jovanka sedang hamil saat ini. Usia kandungannya hampir menginjak satu bulan. Saya sarankan untuk tidak membiarkan dia terlalu ban

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   91 | Kejujuran Danial

    Danial menghampiri putrinya yang saat ini masih berbaring di ranjang rumah sakit. Ia sudah meminta pada Razka dan Mona untuk memberi waktu padanya supaya ia bisa bicara dengan putrinya tanpa gangguan.“Bagaimana perasaanmu sekarang?” Danial bertanya seraya mendudukkan dirinya di kursi tepat di samping ranjang putrinya.“Seperti yang Ayah lihat, tubuhku masih terasa sangat lemas,” jawab Jovanka terkekeh.Ia bahkan bisa tersenyum sekarang. Senyum dan tawa yang tidak terlihat palsu. Dia benar-benar bahagia.“Tapi, perasaanku sangat baik meski tubuhku tidak begitu baik.”“Bersabalah.” Danial mengusap kepala putrinya itu dengan sayang. “Ini hanya berlangsung selama beberapa minggu.”“Aku tahu,” balas Jovanka mengangguk. Dia meletakkan tangan di perutnya. “Aku akan menjaganya sampai dia terlahir dengan selamat.”Danial semakin merasa sesak saat melihat ketegaran putrinya. Seharusnya di saat seperti ini putrinya tidak sendirian. Melainkan ada suaminya yang menemaninya.Danial menghela napas

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   92 | Teman-teman yang peduli

    Saat ini Jovanka mendapat kunjungan dari teman-temannya. Dia merasa sedikit terhibur dengan adanya mereka. Terkadang, jika hanya bersama keluarganya, tidak banyak topik yang bisa ia bicarakan. Keluarganya hanya memberi terlalu banyak perhatian. Tapi tidak begitu bisa diajak melakukan obrolan yang menyenangkan.“Aku tidak percaya kamu benar-benar hamil.” Gilda sangat terkejut mendengar kabar ini pertama kali. Ia bahkan sempat mengira Jovanka berbohong padanya. Tapi saat ia melihat sendiri bagaimana kondisi temannya itu, ia mulai percaya dengan apa yang ia katakan. “Kapan kalian melakukannya?”“Itu juga yang ingin aku tanyakan,” timpal Kate.Hal yang paling mengherankan dari semua itu memang alasan mengapa Jovanka bisa sampai mengandung anak Revan, sedangkan Jovanka sendiri sebelumnya sangat enggan berhubungan dengan pria itu.Mereka jadi curiga, apa Revan memperkosa Jovanka?“Jangan berpikir yang tidak-tidak.” Jovanka sepertinya bisa menebak apa yang teman-temannya pikirkan, karena ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   93 | Ngidam

    Jovanka sudah melalui beberapa bulan kehamilannnya. Awalnya memang terasa merepotkan. Terlebih, ia mengalami morning sickness di bulan kedua kehamilannya. Dia tidak bisa mencium bau yang menyengat. Bahkan tidak banyak makanan yang bisa ia konsumsi. Rasanya segala macam makanan yang biasa ia makan sebelum hamil tidak bisa lagi diterima perutnya. Jovanka paling-paling hanya mengkonsumsi buah dan biskuit. Untuk memastikan ia tidak kekurangan nutrisi, Jovanka juga rutin mengkonsumsi vitamin yang diresepkan dokter, juga tidak lupa meminum susu ibu hamil.Setiap bulan ia akan melakukan pemeriksaan kandungan, di mana saat itu keluarganya selalu berebut untuk mengantarnya ke rumah sakit. Alhasil, Jovanka berangkat bersama mereka semua.Saat ini usia kandungannya sudah menginjak trimester kedua. Banyak makanan yang ia inginkan, dan kakaknya selalu berjuang untuk mendapatkannya, sekali pun itu sulit. Hingga ia harus mengerahkan banyak anak buahnya untuk berpencar.Baru kali ini fenomena ibu ham

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   94 | Kelalaian Mona

    Saat ini Jovanka sedang berada di Mall. Ia bersama Ibunya tengah berbelanja kebutuhan bayi. Dimulai dari pakaian juga perlengkapan lainnya. Banyak barang yang dibeli olehnya. Tentu bukan Jovanka yang meminta, tapi Ibunya yang membeli semua itu, semua barang yang sebenarnya hanya bisa dipakai selama beberapa bulan. Apakah dia lupa jika seorang bayi akan mudah tumbuh besar? Jovanka sampai sakit kepala melihat Ibunya yang begitu antusias membeli semuanya.“Ibu, sudah cukup. Ini saja sudah banyak.” Jovanka mencoba menghentikan Ibunya. Saat ini barang di tangan pengawal yang ikut bersama mereka sudah terlihat begitu menumpuk. Padahal mereka hanya membeli kebutuhan untuk seorang makhluk kecil, kenapa belanjaan mereka bisa sebanyak ini? Jovanka sendiri tidak habis pikir.“Tapi kita masih belum membeli semuanya. Lihat! Kita bahkan belum membeli ranjang untuk cucuku,” seru Mona. Dengan semangat ia pergi ke bagian furniture dan mencari ranjang bayi di sana.Jovanka menghela napas. Ibunya bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   95 | Masuk Rumah Sakit Lagi

    Jovanka terjaga. Dia melihat tempat ia berada saat ini. Ia berada di rumah sakit. Rasanya tidak mengherankan, karena sejak ia mengandung, tempat ini menjadi lebih sering ia kunjungi.“Bagaimana keadaanmu, nak?”Suara Ayahnya mengejutkannya. Dia melihat pria itu mendekat.“Aku baik-baik saja, Ayah,” jawab Jovanka seadanya.“Ibumu sudah ku beri peringatan.” Danial sedikit menyesal membiarkan Jovanka pergi bersama Mona. Seharusnya ia saja yang menemani putrinya berbelanja. Meski antusias menyambut cucu pertamanya, Danial tidak mungkin sampai melupakan kondisi putrinya sendiri.“Aku tidak apa-apa, Ayah. Jangan marah pada Ibu,” ucap Jovanka menenangkan. Dia tidak ingin hubungan Ayah dan Ibunya memburuk hanya karena dirinya. Jovanka ingin saat anak pertamanya lahir, semua orang bisa menyambutnya dengan gembira. Dia tidak ingin ada masalah yang terjadi sebelum itu semua.Lagi pula ia mengerti, Ibunya hanya terlalu bersemangat menyambut cucu pertamanya.“Dia sudah keterlaluan, Jovanka. Jangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08

Bab terbaru

  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   100 | Akhir

    Setelah badai, selalu ada pelangi. Jovanka pikir, kata-kata itu hanya omong kosong belaka. Karena sejak dulu kehidupannya selalu menyedihkan, tanpa ada setitik pun cahaya kebahagiaan di dalamnya. Tapi sekarang, setelah melalui semuanya, Jovanka sadar, memang semua ada saatnya. Ia yang telah lama berkubang dalam luka, berteman dengan rasa sakit, kini memiliki banyak kebahagiaan yang patut untuk disyukuri. Kehidupannya menjadi lebih indah. Di cuaca yang gelap sekali pun, ia selalu merasakan suasana hati yang cerah. Perceraian itu tidak pernah terjadi. Akhirnya setelah berhasil membuktikan kesungguhannya, Revan kembali padanya. Pria itu memperlakukan Jovanka dengan sangat baik. Ia memberikan begitu banyak cinta dan perhatian, hingga Jovanka merasa ia diperlakukan seperti perempuan paling istimewa. Pria itu terlalu sering memeluknya, dan kerap kali mencium keningnya. Revan tidak pernah absen melakukan hal kecil itu setiap hari. Tapi hal itu membuat perasaan Jovanka menghangat. Setiap h

  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   99 | Kembali

    Sudah tiga jam, tapi pembukaannya sama sekali tidak bertambah. Jovanka masih bertahan dengan rasa sakitnya. Sebisa mungkin ia berusaha menahan, tapi rasanya membuat ia semakin ingin melarikan diri dari rasa sakit ini.“Aku tidak tahan,” ucapnya dengan nada tertahan.“Bersabarlah, Nona. Ini sudah biasa dilalui setiap Ibu hamil. Sebentar lagi Anda akan segera menemui bayi kecil anda.” Seorang perawat yang bersamanya berusaha menghibur dan menenangkan.Meski begitu, Jovanka tidak merasa terbantu. Mereka semua yang berada di sana seolah tidak peduli pada rasa sakitnya. Andaikan saja di sini ada suaminya, Jovanka pasti akan sedikit memiliki kekuatan untuk melalui semua ini.“Sakit,” ringisnya.“Jika terlalu lama, kita terpaksa menyuntikkan obat perangsang supaya pembukaan bergerak dengan cepat. Tapi, rasa sakit yang Anda rasakan akan semakin kuat.” Seorang dokter yang menanganinya bertanya dengan keputusannya.Tapi, Jovanka tidak bisa memberikan jawaban. Ia malah ingin menangis. Ia memang

  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   98 | Melahirkan (2)

    “Tuan Razka.”Razka menyorot tajam seseorang yang menerobos masuk ke ruang kerjanya tanpa permisi. Ia bahkan tidak mendengar suara ketukan pintu sebelumnya.“Kamu pikir ini rumahmu? Bisa seenaknya saja masuk sembarang.”“Maafkan aku, tuan.” Anak buahnya itu menunduk merasa bersalah. Ia juga takut akan menerima murka tuannya itu. Tapi saat ini ia terlalu panik hingga tidak bisa memikirkan apa yang ia lakukan. Ia berharap tuannya tidak mempermasalahkan kesalahan kecil yang ia lakukan ini. “Aku … membawa kebar penting.”“Kabar apa?” Razka bertanya dengan wajahnya yang masih menunjukkan kekesalan. “Jika tidak benar-benar penting menurutku, maka bersiaplah kehilangan pekerjaanmu.”Keringan dingin langsung bercucuran di wajah pria itu. Ekspresi wajahnya bahkan sudah sangat pucat.“Aku-““Bicaralah sebelum kesabaranku habis!” bentak Razka. Ia sudah sangat kesal dengan sikap anak buahnya itu, dan sekarang ia masih harus diuji kesabaran dengan mendengar nada bicaranya yang mendadak gagu.“No-n

  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   97 | Melahirkan?

    “Awalnya memang sangat mengecewakan. Aku bahkan sempat berpikir dia tidak akan berhasil. Tapi sedikit demi sedikit dia mulai berubah. Dia mulai mengerti dan mau berusaha. Pekerjaannya menjadi semakin baik.”Danial mendengarkan laporan dari anak buahnya yang ia kirimkan untuk berada di sisi Revan. Dari orang itulah ia bisa mengetahui tentang perkembangan Revan.Bukan hanya membantu dan mengawasi, pria itu juga bertugas mengajari Revan tentang semua hal yang tidak ia ketahui. Dia dituntut untuk membuat Revan berkembang.“Berapa lama waktu yang ia butuhkan?” tanya Danial memastikan. Meski ia terlihat santai, bukan berarti dia tidak memikirkan putrinya. Danial pun mengawasi secara ketat tentang perkembangan Revan di sana. Ia juga ingin pria itu segera menyelesaikan pekerjaannya dan kembali ke sini untuk menemani putrinya.“Sejauh ini, semua sudah ditangani dengan baik, Tuan. Perusahaan sudah berjalan dengan normal seperti semula.”Senyum di wajah Danial terlukis. Ia benar-benar lega mende

  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   96 | Kapan Dia Kembali

    Razka membuka pintu ruang kerja Ayahnya dengan kasar. Suara yang ia timbulkan bisa membuat orang yang mendengarnya terkejut. Tapi Danial yang berada di dalam tidak terlihat terusik sedikit pun. Ia masih berkutat dengan pekerjaannya.“Ayah.” Razka memanggil. Dia meletakkan kedua tangannya di meja, tepat di depan pria itu. Pandangannya terlihat menahan marah. Sepertinya Razka datang dalam suasana hati yang tidak begitu baik.“Ada apa?” sahut Danial terdengar dingin.“Kenapa Ayah masih bisa santai seperti ini?” tanya Razka geram. Ia mencoba menahan diri untuk tidak melempar semua benda yang ada di meja kerja Ayahnya itu. Namun, entah sampai kapan ia akan kuat menahan emosinya.“Memang aku harus bagaimana?” Danial menyahut dengan santai. Dia melepas kaca mata di wajahnya, dan mengelapnya sebentar. Dia melirik ke arah Razka yang masih tampak sangat marah.Putra sulungnya itu mendengus kasar.“Ini sudah berbulan-bulan, dan Adikku sebentar lagi akan melahirkan. Apa pria brengsek itu masih be

  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   95 | Masuk Rumah Sakit Lagi

    Jovanka terjaga. Dia melihat tempat ia berada saat ini. Ia berada di rumah sakit. Rasanya tidak mengherankan, karena sejak ia mengandung, tempat ini menjadi lebih sering ia kunjungi.“Bagaimana keadaanmu, nak?”Suara Ayahnya mengejutkannya. Dia melihat pria itu mendekat.“Aku baik-baik saja, Ayah,” jawab Jovanka seadanya.“Ibumu sudah ku beri peringatan.” Danial sedikit menyesal membiarkan Jovanka pergi bersama Mona. Seharusnya ia saja yang menemani putrinya berbelanja. Meski antusias menyambut cucu pertamanya, Danial tidak mungkin sampai melupakan kondisi putrinya sendiri.“Aku tidak apa-apa, Ayah. Jangan marah pada Ibu,” ucap Jovanka menenangkan. Dia tidak ingin hubungan Ayah dan Ibunya memburuk hanya karena dirinya. Jovanka ingin saat anak pertamanya lahir, semua orang bisa menyambutnya dengan gembira. Dia tidak ingin ada masalah yang terjadi sebelum itu semua.Lagi pula ia mengerti, Ibunya hanya terlalu bersemangat menyambut cucu pertamanya.“Dia sudah keterlaluan, Jovanka. Jangan

  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   94 | Kelalaian Mona

    Saat ini Jovanka sedang berada di Mall. Ia bersama Ibunya tengah berbelanja kebutuhan bayi. Dimulai dari pakaian juga perlengkapan lainnya. Banyak barang yang dibeli olehnya. Tentu bukan Jovanka yang meminta, tapi Ibunya yang membeli semua itu, semua barang yang sebenarnya hanya bisa dipakai selama beberapa bulan. Apakah dia lupa jika seorang bayi akan mudah tumbuh besar? Jovanka sampai sakit kepala melihat Ibunya yang begitu antusias membeli semuanya.“Ibu, sudah cukup. Ini saja sudah banyak.” Jovanka mencoba menghentikan Ibunya. Saat ini barang di tangan pengawal yang ikut bersama mereka sudah terlihat begitu menumpuk. Padahal mereka hanya membeli kebutuhan untuk seorang makhluk kecil, kenapa belanjaan mereka bisa sebanyak ini? Jovanka sendiri tidak habis pikir.“Tapi kita masih belum membeli semuanya. Lihat! Kita bahkan belum membeli ranjang untuk cucuku,” seru Mona. Dengan semangat ia pergi ke bagian furniture dan mencari ranjang bayi di sana.Jovanka menghela napas. Ibunya bahkan

  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   93 | Ngidam

    Jovanka sudah melalui beberapa bulan kehamilannnya. Awalnya memang terasa merepotkan. Terlebih, ia mengalami morning sickness di bulan kedua kehamilannya. Dia tidak bisa mencium bau yang menyengat. Bahkan tidak banyak makanan yang bisa ia konsumsi. Rasanya segala macam makanan yang biasa ia makan sebelum hamil tidak bisa lagi diterima perutnya. Jovanka paling-paling hanya mengkonsumsi buah dan biskuit. Untuk memastikan ia tidak kekurangan nutrisi, Jovanka juga rutin mengkonsumsi vitamin yang diresepkan dokter, juga tidak lupa meminum susu ibu hamil.Setiap bulan ia akan melakukan pemeriksaan kandungan, di mana saat itu keluarganya selalu berebut untuk mengantarnya ke rumah sakit. Alhasil, Jovanka berangkat bersama mereka semua.Saat ini usia kandungannya sudah menginjak trimester kedua. Banyak makanan yang ia inginkan, dan kakaknya selalu berjuang untuk mendapatkannya, sekali pun itu sulit. Hingga ia harus mengerahkan banyak anak buahnya untuk berpencar.Baru kali ini fenomena ibu ham

  • Wanita yang Kembali ke Masa Lalu   92 | Teman-teman yang peduli

    Saat ini Jovanka mendapat kunjungan dari teman-temannya. Dia merasa sedikit terhibur dengan adanya mereka. Terkadang, jika hanya bersama keluarganya, tidak banyak topik yang bisa ia bicarakan. Keluarganya hanya memberi terlalu banyak perhatian. Tapi tidak begitu bisa diajak melakukan obrolan yang menyenangkan.“Aku tidak percaya kamu benar-benar hamil.” Gilda sangat terkejut mendengar kabar ini pertama kali. Ia bahkan sempat mengira Jovanka berbohong padanya. Tapi saat ia melihat sendiri bagaimana kondisi temannya itu, ia mulai percaya dengan apa yang ia katakan. “Kapan kalian melakukannya?”“Itu juga yang ingin aku tanyakan,” timpal Kate.Hal yang paling mengherankan dari semua itu memang alasan mengapa Jovanka bisa sampai mengandung anak Revan, sedangkan Jovanka sendiri sebelumnya sangat enggan berhubungan dengan pria itu.Mereka jadi curiga, apa Revan memperkosa Jovanka?“Jangan berpikir yang tidak-tidak.” Jovanka sepertinya bisa menebak apa yang teman-temannya pikirkan, karena ia

DMCA.com Protection Status