Home / Rumah Tangga / Wanita yang Kau Hinakan. Season 2. / Bab 196. Kedatangan Mbak Desi.

Share

Bab 196. Kedatangan Mbak Desi.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2025-03-10 10:53:16

"Astaghfirullahaladzim ... nanti, Ibu, akan tanyakan pada Wira. Kasihan sekali Dina. Bru lahiran sudah memikirkan banyak utang begitu. Wira ini benar-benar gaya hidupnya ngikutin kakak-kakaknya yang enggak benar," jawab Ibuku. Beliau terlihat sangat marah.

“Ita, panggilkan Wira datang ke sini. Ibu mau bicara dengan dia."

“Tapi, Bu, tidak sekarang karena lagi banyak orang. Aku enggak enak kalau misalnya bilang sama Wira sekarang. Dia itu kan, hobinya ngamuk."

“Tapi, Ibu sudah tidak tahan lagi, Ta, Ibu ingin bicara dengan dia."

“Ya sudah, tapi nanti, ya? Sekarang Ibu tenangin hati dan pikiran dulu baru bicara dengannya. Ini minum dulu biar adem. Aku juga mau cerita sesuatu pada Ibu." Ibuku mengangguk.

“Mbak Fitri, Mbak Wulan, kalian serius sekali kerjanya padahal kan, sudah ada tukang masak. Santai aja Mbak!" tegurku kepada mereka yang terlihat sangat serius sedang memotong sayuran.

“Eh, enggak, kok, Ita, ini juga santai. Santai banget malah. Kita sambil cerita masa sekolah dulu terny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 197. Kabur.

    "Ada apa ini ribut-ribut di rumah orang?” tanyaku pada mereka yang sedang adu mulut dengan Desi dan anak buahnya.“Akhirnya tuan rumah keluar juga. Apa seorang tamu tidak dipersilakan masuk, Nyonya Ita?” tanya Mbak Desi.“Oh, ya, silakan masuk, Mbak!" jawabku. Mbak Desi dan anak buahnya masuk ruang tamu sementara Wira dan suami kakak-kakakku menunggu di teras.“Apa kabar Ita, terakhir bertemu sekitar 3 bulan yang lalu?” tanya Mbak Desi ramah.“Alhamdulillah ... aku baik-baik saja, Mbak. Seperti yang Mbak lihat semoga Mbak Desi pun begitu,” jawabku.“Syukur Alhamdulillah aku dan anakku juga baik-baik saja. Oh, ya, sepertinya mau ada acara ramai sekali orang datang ke rumah kamu. Kebetulan dong, aku datang ke sini,” ucap Mbak Desi lagi dia memindai setiap orang yang ada di sini.“Alhamdulillah ... iya, Mbak, mau ada acara kumpul keluarga sekalian mau tujuh bulanan kehamilan Mbak Asih. Kalau Mbak Desi ada waktu boleh berkenan datang untuk mendoakan kami agar menjadi keluarga yang selalu

    Last Updated : 2025-03-10
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 198. Ada apa dengan Wira?

    "Mbak Desi beneran ada perlu dengan Wira? Biar aku panggilkan istrinya saja biasanya suami istri kan, selalu tahu,” kataku memberikan solusi.“Oh, ada anak dan istrinya juga di sini? Kalau tidak merepotkan tidak apa-apa bawa saja istrinya ke sini,” jawab Mbak Desi.“Tunggu sebentar, ya, Mbak! Silakan tehnya diminum dan camilannya dicicipi aku ke dalam dulu,” pamitku. Kulihat Dina sedang menyusui anaknya sampai tertidur. Dina memang cantik, kulitnya bersih dan terawat, tapi ada yang membuat aku heran dulu sewaktu belum menutup aurat baju-baju dia bagus-bagus, branded. Sekarang dia sudah menutup aurat, tapi bajunya biasa saja bahkan terkesan lusuh.Tidak apa kita memakai baju harga murah yang penting nyaman dan tidak lusuh, kalau yang Dina pakai ini dan sepertinya memang cuci pakai. Bawaan dia pun tidak banyak padahal dia punya bayi, sedangkan kakak-kakakku yang lain aja sampai bawa baju dua koper. Ini Dina satu ransel itu sudah mencakup baju dia dan baju anaknya. Apakah kebutuhan

    Last Updated : 2025-03-10
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 199. Praduga!

    Benar dugaanku ternyata memang Wira yang ditelepon oleh Mbak Desi. Semoga saja hubungan mereka hanya sebatas utang piutang dan tidak ada hubungan lainnya.“Em, apa Mbak, dengan suami saya ada hubungan khusus?” tanya Dina, matanya mulai berkaca-kaca. Ya, Allah, aku takut sekali apa yang aku pikirkan akan terjadi.“Ada. Sebenarnya aku tidak ingin membicarakan ini kepada kamu, Dina, tapi karena kamu menginginkan, kita berbicara, ya, sudah tidak apa-apa, kalau aku akan katakan semuanya padamu. Aku berharap tidak ada kesalahpahaman di sini antara kamu dan aku bagaimana apa kamu setuju?” tegas Mbak Desi.“Iya, aku setuju!” jawab Dina lirih.“Jadi begini, Ita, Dina, ini adalah buku catatan utang piutang milikku. Di sini ada banyak sekali nasabah-nasabahku dari yang kaya sampai yang miskin,” ucap Mbak Desi seraya membuka-buka lembaran demi lembaran buku hutang piutangnya.Dina memegang jari jemariku erat. Aku tahu dia pasti sangat gelisah. Sangat kentara sekali dengan tangannya yang dingin d

    Last Updated : 2025-03-10
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 200. Utang Wira.

    “Iya, Dina. Aku ini tidak menyalahkan kamu justru aku tak enak padamu. Aku ini benar-benar kesal sekali pada Wira! Lihat saja, begitu dia melihat Mbak Desi datang ke sini langsung tancap gas pergi entah kr mana!"“Entahlah, Mbak, aku juga bingung Mas Wira itu maunya seperti apa? Dia itu selalu mengungkit-ungkit aku, Mbak. Aku kerja duitnya ke mana gitu padahal kan, di kebon sawit sebisaku karena aku punya bayi. Tidak mungkin aku membawa banyak sawit yang akan membuat aku kesusahan."“Memang kurang ajar yang namanya Wira, semuanya sendiri! Awas saja kalau sampai anak buahnya Mbak Desi menemukan dia, aku pun tidak akan pernah mau diam. Akan kuberi pelajaran dia!”“Iya, Mbak, sebenarnya kalau aku tidak ingat melawan suami adalah durhaka, aku sudah tentu marah-marah dengan Mas Wira dan mungkin aku sudah meninggalkan Mas Wira. Sakit hati, kalau suami tidak jujur pada kita. Rasanya kita seperti benar-benar tidak dihargai. Padahal yang melayaninya setiap hari adalah kita, istrinya. Yang me

    Last Updated : 2025-03-10
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 201. Ancaman.

    "Iya, aku, tahu kalau Wira itu tidak punya pekerjaan tetap, tapi dalam sistem hutang piutang yang aku jalankan ini aku tidak peduli dia punya pekerjaan tetap atau tidak yang penting adalah dia mampu bayar angsurannya,” jawab Mbak Desi.Benar juga sih karena Mbak Desi bukan sistem seperti di bank jadi apa pun profesinya jika butuh uangnya maka Mbak Desi akan memberikan utangan itu.“Jadi, hutang pokok Mas Wira itu 40 juta ditambah dengan bunganya sama semuanya 55 juta, ya, Mbak?” tanya Dina. Mbak Desi mengangguk mantap.“Iya, begitu. Semua utangnya si Wira karena selama ini dia tidak pernah menyicil 1 bulan pun makanya terpaksa aku mendatangi dia dan menelepon dia. Sebenarnya waktu aku 3 bulan yang lalu datang ke sini itu ingin memberitahukan bahwa Wira punya hutang padaku, tapi berhubung terjadi sesuatu antara Aku dan Ita dan juga saudara iparnya, aku jadi malas mau jelasinnya,” jawab Mbak Desi.“Jadi, apa konsekuensinya? Mbak, kalau misalnya Wira tidak bisa bayar hutang?” tanyaku pa

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 202. Wira jual diri.

    “Wow, luar biasa sekali kamu, Ita! Tak kusangka ternyata kamu tidak sayang keluargamu,” jawab Mbak Desi lagi.“Bentuk sayangku pada keluarga bukan semata-mata aku memberikan bantuan cuma-cuma pada mereka. Hutang tetap hutang, bantuan tetap bantuan, sedekah tetap sedekah tidak bisa dicampur adukan menjadi satu, Mbak. Maaf sekali aku tidak akan mau menalangi hutangnya Wira. Maksud Mbak Desi datang ke sini agar aku mau menalangi, kan?” tebakku, Mbak Desi terlihat terkejut lalu kemudian dia menggeleng-gelengkan kepalanya.“Tidak-tidak juga begitu, Ita. Awalnya sih, aku pikir kamu mau bantu Wira, tapi setelah tahu pendirian kekeh kamu begini, ya, apa boleh buat?! Aku pun tidak bisa memaksakan karena kamu dan aku tidak ada sangkut pautnya mungkin jalan satu-satunya sebagai bentuk konsekuensinya perjanjian kami Wira masuk penjara itu saja, sih!” jawab Mbak Desi.“Baguslah kalau gitu! Kita tunggu Wira semoga saja anak buahnya Mbak Desi bisa menangkap dia.”“Iya, semoga saja anak buahku bisa

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 203. Gaya hidup.

    “Jadi selama ini Mbak Desi dan suamiku sudah selayaknya suami istri?” tanya Dina.Dia sudah menangis sesenggukan sejak tadi. Aku pun bingung harus bagaimana. Aku tahu Dina sakit hati dan pasti sakitnya akan terkenang sampai mati. Wira benar-benar keterlaluan aku harus memberi dia pelajaran.“Ya, kan, aku tadi sudah katakan pada kamu Dina kalau aku dan wira sudah bolak-balik melakukan hubungan suami istri. Kamu tidak perlu risau kalau nanti aku hamil. Aku tidak akan minta tanggung jawab dari Wira. Aku bisa membesarkan anakku sendiri, tapi ya, kamu memang perlu tahu agar ke depannya misalnya ada masalah antara Aku dan Wira, kamu tidak kaget lagi begitulah kira-kira Dina,” jelas Mbak Desi lagi.“Iya, aku paham. Ternyata pengorbananku selama ini sia-sia. Aku merasa tertipu sekali oleh suamiku sendiri. Aku kira dengan aku berubah jadi lebih baik, maka suamiku pun akan ikut, tapi nyatanya dia sudah berkhianat padaku bukan hanya hatinya saja, tapi jiwa dan raganya juga,” ucap Dina seraya men

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 204. Ibu syok!

    "Astaghfirullahaladzim ... Astaghfirullahaladzim .... Kamu benar-benar sudah membuat Ibu murka. Haruskah Ibu memaafkanmu lagi. Ibu benar-benar malu, kamu bukan hanya menelantarkan anak istrimu, tapi juga mempermalukan kami sebagai orang tuamu,” rintih ibu.“Ibu, sudah ... kita mau mengeluh dan meratapi bagaimana pun itu tidak akan pernah mengubah keadaan menjadi seperti semula. Sudahlah, Bu, kita harus ikhlas mau Mas Wira dipenjara atau dibunuh atau dinikahi sekalian oleh rentenir ini, aku tidak peduli lagi. Aku sudah capek hidup dengan Mas Wira. Aku mohon pada Ibu agar Ibu mau menasihati Mas Wira untuk melepaskan aku dengan cara baik-baik, aku capek, Bu?” ucap Dina.“Astaghfirullahaladzim maaf, aku bicara seperti itu. Hatiku capek, tapi pernikahan itu bukan hanya tentang ujian ekonomi ataupun yang lain, tapi tentang kejujuran. Aku sudah sangat capek dengan Mas Wira segala rasa sudah aku korbankan, tapi balasannya apa? Bahkan dia rela menjual dirinya demi kesenangannya sendiri, sak

    Last Updated : 2025-03-11

Latest chapter

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 237. Ending.

    Wak Tono melotot begitu juga dengan istrinya. Pasti mereka benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan nekat seperti ini mempolisikan mereka berdua.“Sabar Ita, sabar dulu. Kita dengarkan dulu penjelasan Wak Tono. Barangkali itu memang bukan barang milik Wak Tono atau mungkin memang punya dia, tapi tidak untuk dipakai mencelakai kamu ataupun Danu,” bela Mbak Ning.“Kalau tidak tahu apa-apa enggak usah banyak komentar Mbak. Lama-lama mulut Mbak Ning, aku sumpel pakai paku ini. Aku tidak butuh saran dari Mbak Ning dan Mbak Ning tidak usah mencampur urusan rumah tanggaku. Aku sudah benar-benar kesal dan batas ambang sabarku sudah habis, Mbak! Pokoknya aku mau kita selesaikan ini secara hukum. Wak Tono dan istrinya harus benar-benar dihukum dengan setimpal karena ini membahayakan nyawa orang lain,” tegasku. Mbak Ning diam saja mungkin dia takut akan aku masukkan ke penjara juga jika membantah ucapanku.“Benar sekali apa yang dikatakan oleh Ita. Baik Wak Tono maupun istrinya harus kita pro

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 236. Terungkap.

    "Hentikan! Tolong hentikan dan jangan kamu pukuli suamiku!” sela istri Wak Tono seraya memukul-mukul punggung Mas Danu. Aku yang geram pun langsung mendorong tubuh tua istri Wak Tono hingga dia tersungkur tepat di bawah kaki suaminya.“Jahat! Kalian jahat!” teriak istri Wak Tono lagi dan berusaha bangun untuk menyerangku. Badannya yang gemuk membuatnya susah untuk leluasa bergerak sedangkan wajah Wak Tono sudah babak belur. Wak Tono diseret oleh Pak RT dan beberapa warga ke rumah kami.Istri Wak Tono terus saja meraung-raung menangisi suaminya. Semua saudara-saudara yang sudah terlelap tidur pun terpaksa bangun untuk melihat apa yang terjadi di sini, bahkan ibu mertuaku dan Mbak Lili yang berada di rumahnya pun tergopoh-gopoh menghampiri kami.“Ada apa ini, Ita? Kenapa istrinya Wak Tono menangis begitu?” tanya ibuku.“Mereka itu penjahat, Bu! Ternyata yang meneror keluarga kita selama ini adalah Wak Tono dan juga istrinya. Itu sebabnya istrinya Wak Tono menangis karena Wak Tono sudah

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 235. Tak salah.

    Aku bergegas keluar. Tak pedulikan panggilan Mamah Atik dan juga Ibuku. Rupanya mereka juga belum tidur. Mungkin sedang menyusun rencana untuk acara besok. Sedangkan Dina tadi tidak aku memperbolehkan ikut karena dia harus tetap tinggal di kamar untuk menjaga anak-anak.Teras depan langsung sepi sepertinya bapak-bapak yang ikut mengobrol tadi langsung menuju ke samping kamarku. Ya, Allah aku deg-degan sekali. Takut sesuatu terjadi pada Mas Danu karena dia jalannya saja susah agak pincang kalau dia berduel dengan orang yang mengetuk jendelaku tentu saja dia kalah.Aku yakin sekali bahwa itu adalah manusia, kalau hantu tentu saja tidak akan seperti itu. Mana bisa hantu melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh manusia. Walaupun ada itu hanya dalam cerita saja.“Wak, kenapa di luar begini? Apa Wak dengar keributan juga?” tanyaku pada istri Wak Tono, tapi istri Wak Tono diam saja justru jalannya terburu-buru menghampiri kerumunan. Rupanya dia pun penasaran sama sepertiku.Memang sih,

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 234. Tertangkap.

    “Iya, Din, Betul kata kamu. Makanya tadi pas Mbak ke sana, ya, hanya ngasih saran sekedarnya saja. Sepertinya juga Mas Roni tadi ketakutan karena aku ancam akan kupolisikan kalau masih memaksa Mbak Asih dengan kekerasan.”“Ya, Allah ngeri banget, sih! Mas Roni benar-benar nekat!” ujar Dina.“Ya, begitulah kalau orang sudah nekat pasti segala cara akan dilakukan. Sebentar, ya, Din, aku mau WA Mas Danu dulu. Tadi mau manggil dia enggak enak karena sedang ngobrol sama Pak RT dan juga bapakku.”[Mas, ada yang ketuk-ketuk jendela kamar kita. Sewaktu Dina berniat untuk melihatnya, tapi tidak ada siapa-siapa. Tolong Mas Danu awasi barangkali setelah ini akan ada ketukan selanjutnya.] terkirim dan langsung dibaca oleh Mas Danu.[Iya, Sayang! Ini Mas juga sambil ngawasin saudara-saudara kita. Karena tadi Mas seperti melihat bayangan hitam menyelinap. Mas pikir hanya halusinasi saja.][Iya, Mas. Sepertinya yang meneror keluarga kita mulai beraksi lagi, setelah tiga hari kemarin dia tidak mela

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 233. Beraksi lagi.

    "Mbak, Mbak, itu apa seperti bayangan hitam?” tanyaku pada Mbak Mala. Dia justru memegang lenganku dengan erat. Mbak Mala ketakutan.“Duh, apa, ya, aku pun tidak tahu Ita? Aku takut. Ayo, ah, kita masuk rumah saja!” ajak Mbak Mala seraya menyeret lenganku untuk segera masuk ke dalam rumah.“Itu manusia loh, bukan hantu. Kakinya saja tadi napak tanah, tapi dia tidak melihat kita. Mungkin dia terburu-buru. Ayo, Mbak, kita, intip!” ajakku pada Mbak Mala.“Enggak maulah, Ta, aku takut!” tolak Mbak Mala kemudian dia buru-buru menutup pintu aku pun mengekorinya.“Tuh, kan, Ta, semuanya sudah tidur hanya para bapak-bapak saja itu di depan yang sedang main gaple. Ayolah, kita tidur juga biar besok bisa bangun pagi! Mungkin tadi itu beneran hantu tahu, Ta. Kita sih, malam-malam kelayapan,” ucap Mbak Mala. Lucu sekali ekspresinya dia. Mbak Mala menunjukkan bahwa dia benar-benar ketakutan.“Iya, Mbak Mala tidur sana. Terima kasih infonya nanti kalau misalnya beneran ada apa-apa kita selidiki b

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 232. Bayangan hitam.

    “Mbak Asih, kamu tidak apa-apa, Mbak? Bagaimana perutmu apa sakit? tanyaku khawatir pada Mbak Asih. Mbak Asih hanya menggeleng saja mulutnya terus saja beristighfar. Kasihan sekali. Aku tidak tega melihat dia begini.“Ayo, Ibu, Mbak Lili, Mbak Mala sudah jangan hiraukan Mas Roni dulu. Kita tolong Mbak Asih. Kasihan dia sedang hamil pasti perutnya sakit karena tersungkur begini. Ini pasti Mas Roni kan, yang sudah mendorong Mbak Asih,” kataku lagi. Mereka bertiga bergegas menghampiri untuk membantu Mbak Asih berdiri dan pindah duduk ke sofa.“Iya, benar sekali ini ulah si Roni laknat itu! Padahal Asih sudah menolaknya berkali-kali ini tetap saja si Roni memaksanya untuk kembali. Asih tidak mau lalu si Roni mendorong Asih. Dia itu tidak punya otak dan pikiran padahal Asih sedang hamil besar. Ibu benar-benar benci pada dia. Kalau bisa jebloskan saja Roni ke penjara!” ucap ibu.“Mana bisa begitu, Bu, kalian tidak berhak mengatur hidupku dan juga Asih. Aku ini masih suami sahnya Asih, ja

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 231. Datang lagi.

    Aku mengikuti Mbak Mala ke luar rumah dan terpaksa meninggalkan piring makan malamku. Untungnya tinggal sedikit lagi. Gampanglah nanti bisa aku habiskan.Malam ini rembulan memang bersinar terang sekali sepertinya memang hari ini tanggal 15, jadi bulan purnama bertengger cantik di langit malam.Sejujurnya memang dari awal Wak Tono datang ke rumah aku sudah sedikit tidak sreg dengan segala tingkah lakunya. Seperti ucapannya yang terkesan selalu ketus, selalu menyudutkanku dan Mas Danu dan juga seperti mengawasi keadaan rumahku.“Mbak Mala apa beneran tadi Wak Tono ke sini?” tanyaku pada Mbak Mala, dia hanya mengangguk dan terus menggandeng tanganku.“Iya, Ita. Tadi aku lihat Wak Tono tlewat sini terus ke arah sana, ke pohon jeruk kamu dan membakar sesuatu seperti yang aku jelaskan tadi,” jawab Mbak Mala.“Baiklah kalau gitu, ayo kita cek ke sana!” Kami berdua gegas mengecek pohon jeruk yang dimaksud oleh Mbak Mala. Aku menggunakan senter HP untuk lebih menerangi jalanan kami karena me

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 230. Wak Tono.

    "Ya, Allah ... sungguh mulia hatimu, Dina. Bapak jadi malu karena tidak bisa mengontrol emosi. Bapak begitu mendengar kabar dari Danu bahwa Wira besok akan menikah sungguh Bapak benar-benar malu. Maafkan kekhilafan Bapak Dina,” ucap bapak dengan tulus.“Iya, Pak. Aku memaafkan semua orang-orang yang menyakitiku karena aku merasa lebih tenang dan damai jika aku berbuat demikian. Sudahlah lebih baik kita jangan bahas Mas Wira lagi nanti selera makanku jadi turun kasihan kan, cucu Bapak dan Ibu, jadi asinya nanti enggak berkualitas kalau aku makannya tidak banyak.”“Iya, iya, betul. Benar apa yang kamu bilang, ya, sudah Bapak kembali ke depan untuk menemui Danu. Kamu tetap di sini dengan ibu dan juga kakak-kakakmu. Terima kasih sudah menjadi menantu Bapak yang baik hati. Terima kasih Dina,” ucap bapak lagi sebelum pergi meninggalkan kamar ini. Matanya berkaca-kaca, tangannya mengelus pundak Dina.Aku tahu Dina pun menahan gejolak yang ada di hatinya itu terbukti dari tatapan Dina yang s

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 229. Tegarnya hati.

    "Ya, Allah, Dina! Kamu yang sabar, ya, sayang? Di sini ada Bulek yang akan selalu membelamu. Apa pun yang terjadi Bulek akan menjadi garda terdepan untuk kamu. Apalagi hanya laki-laki pecundang macam Wira. Bulek akan polisikan dia, sampai bertekuk lutut padamu. Memang Tuhan itu menunjukkan siapa sebenarnya suamimu itu, Dina. Di saat kamu berhijrah ke jalan Allah menjalani hidup menjadi lebih baik justru suamimu perbuatannya makin tidak terkendali. Makin bobrok sehingga melupakan anak istrinya. Tenanglah Dina. Jangan kamu tangisi laki-laki seperti itu. Jangan pernah kamu bersedih karena ulahnya. Allah sudah merencanakan masa depanmu yang jauh lebih indah dari pada ini. Bulek yakin suatu hari nanti kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Wira. Kamu masih muda, cantik, saleha pasti banyak laki-laki yang jauh di atas Wira yang mau dengan kamu. Percayalah pada Bulekmu ini Dina, kesedihan kamu kesedihan Bulek juga. Sakitmu sakitnya Bulek juga," ucap Mamah Atik seraya memeluk Din

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status