Share

Aditya dipecat

Author: Vonny Elyana
last update Last Updated: 2023-03-11 09:16:14

Setelah tiga hari berbulan madu, Bima dan Dahlia pulang ke ruko salon baru Dahlia. Bima dan Dahlia sepakat untuk tinggal di situ, sambil menunggu Bima akan mencari lokasi yang tepat dan membangun rumah yang sesuai dengan impian mereka.

Bima dan Dahlia mulai mengisi lantai dua ruko itu dengan perabotan yang mereka perlukan, seperti lemari pakaian, meja rias, tempat tidur, sofa, meja makan, dan perlengkapan dapur.

"Lia, besok kita harus kembali bekerja. Kembali ke kehidupan nyata," kata Bima.

"Tentu saja. Kita harus semakin semangat bekerja, supaya bisa liburan lagi nanti," Dahlia tersenyum.

"Iya, tapi aku masih ingin menikmati banyak waktu denganmu,"

Bima membaringkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya di pangkuan Dahlia. Dahlia tersenyum dan membelai rambut Bima.

"Sekarang kita memang selalu bersama, Mas. Bertemu setiap hari, dari bangun pagi sampai malam hari. Aku justru kuatir nanti kamu bosan padaku," ucap Dahlia.

"Mana mungkin bosan? Sekarang aku justru aku merasa aku benar-b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Teror 1

    Akhir pekan menjadi hari yang menyenangkan untuk pasangan pengantin baru, Dahlia dan Bima. Bima tidak perlu ke kantor, dan Dahlia membuka salonnya lebih siang dari biasanya. Dahlia juga tidak harus selalu ada di salon, ada karyawan yang menjaga salonnya dan melayani pelanggan yang datang. Dahlia akan turun ke salonnya saat siang atau sore hari. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama dengan Bima. Mereka bersantai, menonton film atau beristirahat seharian. Di sore hari, Dahlia akan mengunjungi salon di rumah ibunya. Setelah itu mereka akan makan malam bersama, atau berjalan-jalan dengan bahagia. Hari Minggu siang itu, seorang karyawan salon naik ke lantai dua dan mengetuk pintu. Dahlia memang meminta kepada tukang supaya akses ke lantai dua dibatasi dengan tangga dan sebuah pintu, supaya ia dan Bima lebih memiliki privasi. Orang yang dari bawah akan naik ke atas tidak bisa langsung masuk, harus melalui pintu itu. Dahlia membukakan pintu itu, dan melihat karyawannya membawa se

    Last Updated : 2023-03-11
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Asisten Rumah Tangga Baru

    Bima sangat mencemaskan keadaan Dahlia, apalagi jika ia sedang bekerja dan tidak berada di rumah. Bima langsung memasang CCTV di dalam salon dan sekitar halaman ruko itu. Pagi itu Bima sedang bersiap-siap berangkat ke kantor. "Sayang, apa kamu sudah mendapatkan asisten rumah tangga yang kita butuhkan?" tanya Bima sambil memakai dasinya. "Ibu sedang mencarinya, Mas. Ibu menawarkan pekerjaan itu ke beberapa orang di sekitar rumah ibu. Aku lebih tenang jika sudah mengenal orang yang akan bekerja dengan kita, Mas. Namun sepertinya ibu belum menemukan orang yang tepat. Ada yang masih memiliki anak kecil, sehingga belum dapat bekerja. Ada juga yang sedang sakit," jawab Dahlia. "Iya, kamu harus segera mendapatkan asisten rumah tangga itu. Supaya aku lebih tenang saat harus bekerja di luar rumah. Cari saja orang yang cocok denganmu, baik, jujur, dan bertanggung jawab. Terutama yang bisa datang di pagi hari, dan pulang malam, setelah aku tiba di rumah. Jika aku harus ke luar kota, sebaikny

    Last Updated : 2023-03-12
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Teror 2

    Esok paginya, Bima sedang sarapan dan sebentar lagi akan berangkat bekerja. Bi Inah baru saja datang sesuai janjinya kemarin. Dahlia memperkenalkan Bi Inah pada Bima. "Mas, ini Bi Inah yang akan bekerja di rumah ini," kata Dahlia. Lalu Dahlia beralih pada Bi Inah, "Bi, ini suami saya, namanya Bima,"Bi Inah tersenyum dan menganggukkan kepala dengan sopan pada Bima. Sementara Bima menatap Bi Inah dan seperti menilainya. "Selamat bekerja, ya Bi. Tolong bantu istri saya melakukan pekerjaan rumah, dan temani istri saya sampai saya pulang ke rumah. Bibi jangan pulang dulu sebelum saya sampai di rumah," pesan Bima. "Baik Mas, saya mengerti," kata Bi inah. Dahlia mengajak Bi Inah ke dapur dan mulai memberitahu tugas-tugas yang harus dilakukan oleh Bi Inah setiap harinya. Lantai dua ruko itu tidak terlalu luas, jadi pasti Bi Inah tidak akan terlalu lelah dan menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas. Bi Inah mulai menyapu dan membersihkan ruangan. Dahlia kembali menemani Bima d

    Last Updated : 2023-03-12
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Mencari Pelaku Teror

    Dengan bergandengan tangan Dahlia dan Bi Inah segera naik ke lantai dua dan mengunci pintu. Dahlia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Bima. "Mas, dimana?" tanya Dahlia dengan suara yang bergetar. "Aku baru mau pulang, Sayang. Ada apa?" tanya Bima. "Mas, ada orang yang melempar batu dan memecahkan kaca salon. Ada surat ancaman juga. Aku takut, Mas. Cepat pulang, Mas," jawab Dahlia."Apa?! Beraninya dia. Kamu masih bersama dengan Bi Inah, kan?" tanya Bima. "Masih," jawab Dahlia. "Kamu tunggu di lantai atas dan kunci pintu! Jangan membuka pintu untuk siapapun sebelum aku pulang. Aku akan pulang secepatnya!" kata Bima. "Iya, kamu hati-hati ya Mas," ujar Dahlia. Dahlia menutup telepon itu, dan menunggu Bima pulang ke rumah. Rasa takut dan gelisah membuat waktu berjalan sangat lama. Bima mendengus kesal, ia tidak menyangka orang iseng itu akan membuat ulah lagi. Bima tidak bisa menunggu lagi, ia harus segera menemukan pelakunya. Bima mengemudikan mobilnya dengan cepat. Ia sa

    Last Updated : 2023-03-12
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Siapakah Nona X?

    Udin mulai terlihat ketakutan, wajahnya pucat dan ia terlihat panik. "Siapa wanita itu?" tanya Bima. "Dia.. Dia.. Sa-saya tidak tahu pasti siapa dia, Pak," jawab Udin dengan gagap. "Bicara yang jelas! Siapa dia? Dimana rumahnya? Kita ke rumahnya sekarang!" desak Bima. "Sa-saya juga tidak tahu dimana rumahnya. Saya hanya sekali berjumpa dengannya. Setelah itu komunikasi kami hanya melalui ponsel." ucap Udin. "Mana nomor ponselnya?" tanya Bima. Dengan gemetar Udin mengambil ponsel dari sakunya. Udin menunjukkan percakapannya dengan wanita misterius itu. Udin menamai kontak wanita itu di ponselnya dengan nama Nona X. "Bagaimana kita bisa mengetahui identitas wanita itu sebenarnya?" tanya Bima pada ketua RT dan orang-orang di sekitarnya. Mereka berpikir keras dan mencoba mencari cara yang tepat untuk menangkap basah orang tersebut. "Saya juga tidak tahu, Pak. Dia tidak memasang foto pada profilnya. Saat berjumpa dengan saya, dia juga memakai masker," jawab Udin. "Apa tujuannya m

    Last Updated : 2023-03-13
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Pelaku teror ditangkap polisi

    Bima menggelengkan kepalanya, ia tidak pernah menduga bahwa pelaku teror yang meresahkan selama ini adalah Monica. "Kamu sudah gila? Berulang kali sudah kukatakan bahwa aku tidak menyukai kamu. Sekarang aku sudah sah menikah dengan Dahlia," tegas Bima. "Iya, aku memang gila. Aku gila karena kamu, Mas. Aku tidak pernah bisa merelakan kamu menikah dengannya," Monica menatap Dahlia dengan sinis. Orang-orang yang ada di situ menatap Monica dengan heran, mereka baru mengerti jika masalah ini disebabkan oleh urusan percintaan. "Kita langsung bawa saja dia ke kantor," kata seorang polisi yang ada bersama dengan mereka di ruangan itu. "Tunggu, aku belum selesai. Aku mau bicara dengannya," Monica menunjuk Dahlia dan ingin menghampirinya. Bima melindungi Dahlia di belakang tubuhnya, ia tidak membiarkan Monica menyentuh Dahlia. Orang-orang di sekitar mereka juga berusaha memegang Monica. Monica berteriak karena tidak berhasil mendekati Dahlia. "Kamu jahat! Kenapa kamu mengambil Mas Bima

    Last Updated : 2023-03-13
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Kisah Aditya dan Ratih

    Setelah menikah, Aditya dan Ratih tinggal di sebuah rumah milik orang tua Ratih. Aditya masih merasa terpukul dan kecewa karena dipecat dari perusahaan oleh Bima.Sudah beberapa hari Aditya hanya tinggal di rumah, tanpa tahu harus berbuat apa. Ratih yang tadinya diam, akhirnya bersuara karena tidak mampu lagi menahan diri. "Mas, apa Mas ga berusaha mencari pekerjaan lagi? Tidak enak dilihat tetangga kalau Mas hanya di rumah saja, sementara aku yang bekerja. Bagaimana kalau orang tuaku tahu, Mas?" protes Ratih. "Kamu ga rela membiayai kebutuhan kita sekarang ini? Bukankah kita harus saling mendukung dan melengkapi? Aku sedang berusaha mencari pekerjaan baru. Tapi kamu tahu kan? Mencari pekerjaan sekarang sulit," jawab Aditya. "Aku bingung deh, bagaimana bisa Mas dipecat karena sikap dan tindakan Ibu? Lalu bagaimana hidup kita selanjutnya?" keluh Ratih. "Kamu ini cerewet sekali? Aku juga tidak ingin dipecat. Aku sudah memohon kebijakan dari atasanku, tapi apa dayaku? Pak Bima tetap

    Last Updated : 2023-03-13
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Kunjungan Mertua

    "Neng, orang yang mengirim paket dan melempar batu sudah ditangkap?" tanya Bi Inah. "Sudah, Bi. Pelaku dan orang yang memberi perintah itu sudah diamankan," jawab Dahlia. "Syukurlah, Neng. Bibi jadi tenang sekarang. Bibi sampai terpikir untuk berhenti bekerja. Bibi merasa sangat takut, Neng," kata Bi Inah sambil mencuci piring. "Iya, Bi. Saya juga takut, apalagi kalau suami tidak di rumah. Selain saya cemas kalau ada orang yang datang kemari dan berbuat aneh lagi, saya juga cemas dengan keadaan suami saya di liat rumah," ucap Dahlia. "Iya, Neng. Tapi siapa orang yang memberi perintah untuk melakukan itu?" tanya Bi Inah. "Mm.. Ternyata kami sudah mengenal dia, Bi. Dia adalah wanita yang menyukai suamiku," jawab Dahlia. "Apa? Seorang wanita? Mengapa dia bisa berbuat seperti itu?" Bi Inah terlihat tidak percaya. "Kami juga terkejut, Bi. Tapi memang wanita itu sangat terobsesi dengan Mas Bima. Dia sering melakukan hal yang nekat jika keinginannya tidak tercapai," beber Dahlia. "Ya

    Last Updated : 2023-03-14

Latest chapter

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Apakah masih ada harapan?

    Bima tersentak, ia juga terkejut karena baru mendengar kenyataan ini. "Jadi semua ini rencana Mama dan Sandra?" tanya Bima. "Maafkan Mama, Nak," bisik Mama Bima. "Mama.. Kenapa Mama membongkar semua ini?" teriak Sandra yang sudah berdiri di pintu masuk. Sandra terlihat marah dan kesal pada mama mertuanya itu, karena membongkar rahasia itu tanpa meminta pendapatnya terlebih dahulu. Semua mata beralih menatap Sandra. Sementara Sandra menghampiri Mama Bima dan berusaha meminta penjelasan. "San, Mama merasa waktu Mama tidak akan lama lagi. Mama harus mengatakan semua ini agar Mama bisa pergi dengan tenang. Sejujurnya Mama menyesal selama beberapa tahun ini, karena Mama telah menghancurkan hidup kalian semua," kata Mama Bima. Mama Bima terdiam sejenak, ia mengatur nafasnya yang sesak. Berbicara sejenak membuat ia sangat kelelahan. "Sekarang Mama menghancurkan hidupku. Mengapa Mama berbuat seperti itu?" tanya Sandra kesal. "Mama telah memisahkan Bima dengan Dahlia dan anaknya. Mama

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Kenyataan yang sebenarnya

    Bima akhirnya harus menikahi Sandra. Namun sejak hari itu hidup Bima berubah sepenuhnya. Ia hanya memberikan status pada Sandra sebagai seorang istri, tapi tidak pernah memberikan hatinya. Sandra tinggal dengan Mama Bima, sementara Bima tetap di Semarang. Ketika Sandra mengusulkan untuk tinggal di Semarang bersamanya, Bima menolak mentah-mentah. Bima memilih tidak serumah dengan Sandra. Sandra sadar, ia tidak pernah bisa memiliki hati dan cinta Bima saat dia dalam keadaan sadar. Bima tidak pernah mau menyentuh dirinya, atau tidur bersamanya. Hal itu membuat Sandra sangat terluka, ia melampiaskan rasa kesal dan bencinya pada Bima dengan berfoya-foya, menghabiskan uang pemberian Mama Bima. Semakin lama terlihat jelas sifat dan karakter Sandra yang sebenarnya. Ia tidak lagi menghormati Mama Bima seperti dulu. Sandra sering melampiaskan rasa kesalnya pada Bima dengan menyakiti hati mama mertuanya. Sementara itu, Dahlia berusaha kembali bangkit dan menata hatinya. Dahlia menghabiskan

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Memilih Berpisah

    Sambil menangis Dahlia memasukkan semua pakaian dan barang miliknya dan Nadine ke dalam koper. Ia tidak pernah menduga mimpi buruk itu akan datang kembali dalam hidupnya. Bima selama ini selalu penuh cinta, menyayangi, dan membela Dahlia di hadapan siapapun. Namun ternyata semua hanya kepalsuan, karena Bima menyakiti Dahlia begitu dalam. Dahlia menggantikan pakaian Nadine, lalu menggendong Nadine dengan kain gendongan. Tangan kanan Dahlia menarik kopernya. "Lia, aku tidak bisa hidup tanpamu dan Nadine. Tolong maafkan aku!" Bima memegang tangan Dahlia dan berlutut di hadapannya. "Seharusnya kamu pikirkan semua akibatnya sebelum bertindak, Mas! Kamu tahu kalau aku pernah terluka, dan tidak akan berkompromi pada masalah ini. Aku benci kamu, Mas! Silakan kamu nikahi dia! Aku tidak peduli! Aku tunggu surat cerai darimu," ucap Dahlia. "Nak, kamu bisa tetap menjadi istri pertama Bima. Biarlah Sandra menjadi istri kedua Bima. Bukankah pria bisa mempunyai lebih dari satu istri?" kata Mama

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Kembali Terluka

    Selama beberapa hari terakhir ini, Dahlia merasa suaminya banyak berubah. Bima sering melamun dan lebih pendiam. Berkali-kali Dahlia melihat raut wajah suaminya yang sendu. Dahlia mencoba bertanya apa yang sedang terjadi, tetapi Bima hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Bima belum mau menceritakan masalah yang terjadi. Dahlia berpikir suaminya mungkin hanya merasa lelah, atau ada masalah dalam pekerjaannya. Bima yang biasanya ceria, selalu memeluk Dahlia dengan hangat, bermain dengan Nadine, kini mendadak murung. Seperti ada beban yang berat yang sedang dialami oleh Bima. "Mas, koq malah melamun?" tanya Dahlia. Mereka sedang di meja makan untuk makan malam bersama. Dahlia sudah mengambilkan makanan untuk suaminya dan dirinya sendiri."Oh, tidak apa-apa, Sayang. Ayo kita makan!" jawab Bima. "Sebenarnya ada masalah apa, Mas? Biasanya Mas selalu menceritakan apapun padaku," kata Dahlia. "Hanya masalah pekerjaan, biasa saja koq. Kamu tenang saja, ya. Jangan cemas!" ujar Bi

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Firasat

    Bima meminum teh manis hangat yang dihidangkan oleh Sandra. Setelah itu ia kembali menghubungi mamanya, tetapi tidak ada jawaban. "San, aku pulang saja, ya. Nanti sampaikan pada mama kalau aku datang kemari," kata Bima. Bima baru saja akan bangkit berdiri, tetapi tiba-tiba ia merasa kepalanya sangat berat dan sangat mengantuk. Detik terakhir ia melihat Sandra tersenyum dan mendekatinya. Bima tak sanggup membuka matanya lagi, ia terkulai di sofa. Sandra segera menopang tubuh Bima. "Mas, kamu kenapa? Kamu lelah, ya? Ayo aku bantu kamu ke kamar," bisik Sandra. Sandra melingkarkan tangan Bima di atas bahunya, lalu memapah Bima. Sandra menghempaskan tubuh Bima ke kasur, lalu sejenak memastikan bahwa Bima sudah benar-benar lelap. Sandra tersenyum senang, rencananya berhasil. Ia harus bergerak cepat sebelum Bima bangun dan sadar. Sandra melepas pakaian Bima, lalu pakaiannya sendiri. Sandra juga mengambil ponselnya dan mengambil foto yang menunjukkan seolah dirinya dan Bima tidur bersam

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Jebakan

    "Jangan bergurau, Ma! Bima tidak akan mau mengkhianati Dahlia," kata Bima. Mama Bima hanya diam dan melemparkan pandangan ke luar jendela mobil itu. "Ma, besok Bima tidak bisa mengantar Mama ke pemakaman Mama Sandra," ucap Bima. "Kenapa, Nak? Hubungan kita sangat dekat dengan keluarga Sandra. Kita harus menghadiri acara pemakaman itu," kata Mama Bima. Bima harus bekerja, Ma. Besok ada pertemuan penting dengan klien. Kalau Mama memang mau datang, Mama naik taksi saja," ucap Bima dengan nada suara yang mulai meninggi. Mama Bima kembali bungkam, ia sadar sepertinya percuma kalau ia memaksakan kehendak pada Bima. Bima dan mamanya akhirnya sampai di rumah."Ma, Bima langsung pulang, ya," kata Bima sebelum mamanya turun dari mobil. "Hati-hati, ya,"Sepanjang jalan Bima terus memikirkan semua yang terjadi, dan perkataan mamanya. Bima tak habis pikir, mengapa mamanya bisa memberikan ide padanya untuk menikahi Sandra. 'Itu tidak mungkin terjadi! Aku sudah punya Dahlia dan Nadine. Aku s

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Pesan Terakhir Mama Sandra

    Bima segera menuju ke rumah mamanya. Perjalanan agak tersendat karena ini adalah jam pulang kerja. Bima ingin sampai secepat mungkin ke rumah mamanya, supaya bisa pulang lebih cepat. "Ma, sudah siap? Ayo kita berangkat!" kata Bima. "Iya, Nak. Sebentar Mama ambil tas dulu," ucap Mama Bima. Lalu Bima dan mamanya naik ke mobil dan menuju ke rumah Sandra. Rumah Sandra sangat ramai dan dipadati oleh para pelayat. Jenazah Mama Sandra memang belum dimakamkan, karena menunggu Kakak Sandra yang masih dalam perjalanan dari luar negeri. Rencananya Mama Sandra akan dimakamkan besok pagi. Mama Bima segera mendekati Sandra dan memeluknya. Mama Bima memang terlihat sudah akrab dan mempunyai hubungan dekat dengan keluarga Sandra. Sementara itu Bima memilih duduk agak jauh dan berbaur bersama para pelayat yang lain. Wajah Sandra terlihat pucat dan matanya sembab karena banyak menangis. Wajahnya nyaris tanpa riasan dan air mata masih membasahi wajahnya. Mama Bima mengusap lembut bahu Sandra. Sand

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Mama Sandra Meninggal Dunia

    Mama Bima dan Sandra baru saja meninggalkan rumah Bima. Dahlia langsung masuk ke kamar dan membaringkan Nadine yang sudah terlelap. Untuk sementara tempat tidur Nadine dipindahkan ke kamar Dahlia dan Bima. Sampai nanti Nadine sudah lebih besar dan bisa tidur sendiri. Dahlia tak berbicara sepatah katapun, tak bisa dipungkiri, hatinya sakit karena perkataan Mama Bima dan tingkah laku Sandra. Dahlia membaringkan tubuhnya dan menghadap ke dinding memunggungi Bima. Ia pura-pura memejamkan matanya dan tidur. Hanya dengan melihat ekspresi wajah Dahlia, Bima mengerti perasaan istrinya itu. "Sayang, kamu sudah tidur?" tanya Bima. Dahlia tidak menjawab pertanyaan Bima itu. Ia tetap memejamkan matanya dan menahan diri sekuatnya agar tidak menangis. Bima mendekat dan memeluk Dahlia dari belakang. "Sayang, aku tahu kamu belum tidur. Sekalipun kamu diam, aku mengerti perasaanmu dan rasa sakit hatimu," kata Bima. Bima menghadapkan tubuh Dahlia ke arahnya, sehingga kini mereka saling berhadapa

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Rencana Perjodohan Masa Kecil

    Hari demi hari berlalu dengan cepat. Bima dan Dahlia menikmati kebahagiaan sebagai orang tua. Mereka sangat bahagia melihat Nadine tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Pernikahan Dahlia dan Bima berjalan bahagia dan harmonis. Tanpa terasa, Nadine sudah berumur delapan bulan. Suatu hari, Mama Bima datang ke rumah bersama Sandra. Dahlia berusaha berpikiran positif dan menyambut mereka seperti tamu lainnya. Namun yang membuat Dahlia merasa tidak nyaman adalah ulah Sandra. Awalnya Sandra dan Mama Bima duduk seperti biasa di ruang tamu. "Bima mana, Lia?" tanya Mama Bima. "Oh, sebentar lagi pulang, Ma. Mungkin ini sedang di perjalanan," jawab Dahlia. Saat Dahlia mengambil minuman di dapur, ternyata Sandra masuk ke kamar Dahlia tanpa ijin dan menggendong Nadine yang sedang tidur. Sandra membawa Nadine ke ruang tamu. Dahlia terkejut dan merasa kesal, karena Nadine yang baru saja tertidur kini terbangun lagi dan rewel. Bukannya meminta maaf, Sandra malah tertawa-tawa dan menggend

DMCA.com Protection Status