Share

Oppa Korea

Penulis: Sugar Baby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-28 19:33:53

Anna masih mengerutkan dahinya. Di cerna lagi ucapan Aditya barusan.

"Maksudnya, kamu yang seharusnya di salahin itu bagaimana ya, Mas?" ulang Anna dengan polosnya.

"Yang kamu lakukan hanya menuruti apa yang kamu rasakan, Anna. Jangan kamu bohongi dirimu sendiri. Kamu harus jujur, jangan pernah pungkiri setiap apa yang kamu rasakan."

"Ma maksudmu, Mas?" Anna memiringkan kepala sambil satu alisnya naik. Anna memang benar-benar tidak mengerti.

"Kamu juga mencintaiku, iya kan Anna? Kenapa sulit sekali bagimu mengatakan hal itu padaku, hah? It's just a simple thing, Anna. You just say Yes I love you too, Aditya. That's all!"

Nada bicara meninggi sekaligus geregetan dari Aditya, justru buat Anna cemberut.

"Mungkin bagimu sesimple itu, tapi tidak bagiku, Mas!" sahutan kesal Anna.

"It's simple, Anna. Kita bisa pikirkan bersama apa yang harus kita lakukan selanjutnya, dengan adanya masalah-masalah yang akan kita hadapi nantinya." Aditya yang sudah berpengalaman berumah tangga, jadi sudah tahu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Kedua   Masih Belum Menyerah

    Di dalam kamar sebuah unit apartment.Setelah berhasil keluar dari unit kondominium milik Aditya, Anna duduk di tempat tidurnya, tetap saja tak dapat memejamkan mata. Kedua kakinya menekuk, dagunya di sandarkan pada kedua lututnya, kedua tangannya melingkar memeluk lututnya. Di depannya terpampang sebuah brosur perjalanan ke Korea yang di berikan Aditya.Anna tidak habis pikir, bagaimana Aditya bisa nggak ngerti-ngerti juga kalau dirinya sudah menolak cintanya secara terang-terangan. Tapi justru sekarang Aditya menawarinya untuk bepergian ke Korea, dan boleh saja mengajak temannya, Vani.Anna tidak heran bilamana Aditya beranggapan Vani adalah teman dekatnya, karena memang itu keahlihannya. Dengan kontak mata dan senyuman antara dirinya dan Vani saat itu, membuat Aditya berkesimpulan kalau mereka berdua adalah teman dekat. Aditya memang mempunyai kemampuan analisa yang kuat."Kenapa perjalanan bisnisnya pake ngajak-ngajak? Memangnya aku sekretarisnya? Dan mengapa di suruh ajakin Vani

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Wanita Kedua   Pengen Tapi Gengsi

    "Korea ... Gengsi ... Korea ...Gengsi. Pengen ke Korea tapi gengsi."Anna merutuki dahi dengan jari-jari tangan kirinya pada meja kerja, menimbang-nimbang keputusan apa yang akan di ambil dengan tawaran Aditya. Hati berkeinginan agar tetap teguh pada pendirian, tidak akan mau di dekati laki-laki yang masih beristri itu. Tapi pikirannya juga nggak bisa lepas dari bayangan bertemu oppa-oppa korea langsung di negaranya."Dia kan menyebutnya sebagai reward, jadi bukan sepenuhnya di sebut sogokan biar aku berubah pikiran, kan?" Anna terus menimbang-nimbang."Tapi apa anggapannya nanti? Di kasih iming-iming seperti begini, aku langsung luluh. Nanti dia berpikir kalau hatiku cuma seharga negara korea? Tapi masalahnya, aku juga mau kesana?"Di ambil ponselnya, berencana menanyakan langsung pada Aditya, dicari namanya 'Cowok Judes'.Di timang-timang ponselnya sendiri. Anna masih bimbang dengan kata-kata yang akan di ucapkannya pada lelaki itu. Membayangkan mendengar Aditya baru berkata 'Ada ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Wanita Kedua   Aditya Atau Oppa-Oppa Korea?

    'Lee Min Ho ... Ji Chan Wook ... BTS... beginikah rasanya ...'Bayangan aktor-aktor Korea pujaannya langsung terlintas. Selama ini, Anna hanya bisa membayangkan seandainya jadi lawan main di drama yang mereka bintangi.Dengan posisi kedua tangan bersentuhan langsung dengan dada Aditya, Anna dapat merasakan detak jantung Aditya yang seperti kuda berlari."Kamu menerimakukan Anna?" tanya Aditya lagi dengan suara lembut sembari tersenyum.Gagap Anna langsung naik stadium."A ... aku ... pengen pipis." Dengan rasa takut, Anna menatap Aditya, berharap dengan wajah memelas dan keadaan mendesak seperti ini, laki-laki itu mau melepas kunciannya."Bohong! Jawab dulu pertanyaanku," serang Aditya. Di rengkuhnya Anna lebih erat, lebih dekat dengannya, kali ini dengan lembut.Karena gerakan Aditya semakin dekat, dari bagian tubuh atas hingga ke bawah, membuat tangan Anna berkeringat dan luutnya lemah serasa tak bertulang. Konsentrasi hormon Norepinehimnya meningkat sehingga meningkatkan adrenalinn

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Wanita Kedua   Penguntit

    Setelah beberapa saat. Penjemputan oleh Rama, hingga berada dihotel. Anna dan Vani mempersiapkan penampilan baru mereka.Pintu lift terbuka, Anna dan Vani keluar ke lantai dasar."Kata mas Rama tadi, kita temui mereka di lobby lounge. Pak Aditya masih ada tamu, tapi cuma bincang santai jadi kita nggak bakal nunggu lama. Mereka berdua sejak dari kemarin disini, hari ini pertemuan terakhir dengan para koleganya," jelas Anna dan di respon anggukan oleh Vani.Malam itu Anna bergaya santai, mengenakan T-shirt berlengan panjang dengan kerah turtle neck warna maroon dengan bawahan rok tartan merah dengan kotak-kotak putih beserta legging warna hitam, tidak lupa dipadukan dengan low boots, sehingga penampilannya mirip anggota girl band.Sedangkan Vani memakai t-shirt yang sama dengan Anna, tetapi berwarna hitam, di padu celana jeans dan juga low boots. Mereka juga telah mengubah penampilan rambut mereka, Anna dengan model layer berponi, dan Vani meluruskan rambut keritingnya."Kita niat bange

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Wanita Kedua   Aku Akan Menikahimu!

    Tarian air mancur berwarna di Banpo bridge masih berlangsung.Anna membuka matanya perlahan-lahan."Gotcha! Kena kau Anna! Sekarang aku sudah tahu jawabannya!" sergap Aditya.Anna tertawa, dia teringat itu adalah kata-katanya saat ingin membalas perlakuan Aditya yang membuat dirinya kesal sewaktu di mall beberapa waktu yang lalu.Aditya semakin merengkuhnya, bersama menikmati tarian warna air mancur di jembatan Banpo. Annapun terbawa suasana yang emosional ini. Tidak menyangka pria di hadapannya mewujudkan impiannya, merasakan seperti dalam drama yang sering di tontonnya.Anna juga mengingat perkataan Aditya sewaktu dia datang ke kantornya. Bahwasannya dia tidak tahu pasti apakah mencintainya pada pandangan pertama, pertemuan kedua, ketiga atau seterusnya, tapi yang pasti saat bersamanya, dunianya yang lalu terasa hilang, hanya ada dia di hadapannya sekarang. Untuk sementara ini, pikiran itu cukup baginya.'Aku benci kehadirannya. Tapi keberadaannya membuatku mencintainya setengah mat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Wanita Kedua   Sekali Nggak Ya Nggak!

    Korean Culture Street Bandara Incheon, Korea.Anna, Vani, dan Rama sedang menyaksikan atraksi budaya yang menampilkan tarian Buchaechum. Tarian tradisional khas dari Korea.Anna sempatkan melirik ke arah Aditya, yang sedang menunggu mereka di Paviliun Biseonru, sedang memperhatikan ponselnya dengan ekspresi muka serius, sehingga membuat Anna jadi terusik ingin cari tahu apa yang sedang di lihat oleh Aditya, yang sekarang resmi menjadi kekasihnya sejak semalam karena jawaban melalui balasan ciuman Aditya padanya di jadikan Aditya sebagai suatu awal dari sebuah keseriusan hubungan.Anna sengaja berjalan ke arah belakang posisi tempat yang diduduki Aditya saat kekasihnya ini masih menurunkan wajah dan sedang serius dengan ponsel yang ada di hadapannya. Bukan Anna namanya, kalau nggak keponya pake banget."Hai, serius sekali. Memangnya lihat apaan, sih?! Aku boleh tahu, nggak?" tanya Anna setelah berada di belakang punggung Aditya.Aditya terkejut dengan kehadiran Anna yang tiba-tiba suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Wanita Kedua   Aku Bukan Pelakor

    Setelah mendapatkan jawaban kaku dari Aditya, Annapun pulang sendiri tanpa di antar Aditya. Hal ini di karenakan, Anna hanya mengatakan kalau ke Korea bersama teman-teman kantor, bukan karena pergi hanya ber empat saja dengan Aditya, Vani, dan Rama. "Ibuuu ... Al ... aku pulang!" Teriak Anna setelah masuk ke dalam unit apartment. Dua orang yang dia cintai yang di tuju. Wajahnya ceria, berbeda sekali ketika akan berangkat ke Korea. Waktu itu Anna banyak melamun, dan kelihatan tidak terlalu antusias. Tapi saat ini aura bahagia menghiasi wajah Anna. Dua orang di maksud Anna sedang duduk di meja makan. Mereka berdua memandang Anna dengan tatapan diluar dugaannya. "Aku datang ... apa nggak ada yang menyambutku?" Anna menaruh koper dan tas yang di bawanya, lalu mendekat ke ibu dan adiknya. "Tapi kenapa ekspresi kalian seperti itu?" Anna menatap ibu kemudian ke adiknya, bergantian hingga berkali-kali. "Ibu ... Al?" tanya Anna sekali lagi. "Duduklah. Ibu mau tunjukkan sesuatu padamu,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Wanita Kedua   Aku Akan Menikahimu

    Dalam kegalauan ini, Anna yang sebenarnya masih sangat lelah karena baru saja sampai di rumah, namun sudah mendapat sambutan yang sangat tidak dia harapkan.Setelah mengambil napas panjang, Anna bangkit dan membuka pintu kamar, di ambilnya sesuatu dari laci dan keluar dengan baju yang belum ganti, tanpa berkata apa-apa atau berpamitan pada ibunya yang masih berada di dalam kamar.*Di bagian lain gedung apartemen.Aditya duduk di sofa di depan TV sambil merenung. Acara TV sepakbola yang riuh tak membuat Aditya tertarik untuk melihatnya. Justru jendela kaca di hadapannya yang jadi pusat perhatian Aditya. Bukan jendela itu secara langsung, tapi pada momen beberapa hari yang lalu, dimana dia sedang berbicara dengan seseorang di sana.Kemudian, Aditya teringat akan sesuatu, sehingga segera saja di ambil ponsel yang tergeletak di atas meja.Aditya memandangi apa yang sebenarnya sudah dia lihat beberapa menit yang lalu. Sesekali alisnya mengkerut. Ditatap terus layar ponselnya tersebut. Adi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28

Bab terbaru

  • Wanita Kedua   Bagaimana Ivan Tahu?

    Perkataan Ivan mempunyai dua sisi baginya. Pertama, sebagai sanjungan pertama yang di dengarnya selama di rumah ibunya Aditya, yang kedua berkaitan dengan emosi Aditya, yang akan bertambah sinis pada Ivan.Anna menatap terang-terangan ke arah Aditya yang tercengang dengan ucapan Ivan.'Hei singa, tenanglah! Dia hanya memujiku, bukan mau merebutku!'Aditya bergerak, sedikit memundurkan letak duduknya, mengendalikan rasa tidak nyaman."Iya, tentu saja. Karena dia istriku," tegasnya tanpa ekspresi. Anna mengira Aditya memang tidak berniat menampakkan ekspresi apa-apa, hanya bersikap dingin seperti biasanya.Pandangan Ivan beralih pada Anna, dan langsung di balasnya dengan senyuman. Rasanya naif buat Anna kalau tidak tersenyum pada pria itu, karena dia benar-benar seperti cowboy Texas dengan garis wajah old westnya yang tampan."Anna, kamu bekerja di perusahaan bidang apa?" tanya Ivan berat dan dalam. Ivan merasa mendapat peluang mengambil alih pembicaraan, yang tadi hanya di isi percakap

  • Wanita Kedua   Boomerang Dari Ucapannya Sendiri

    Selama perjalanan menuju ke rumah Ivan. Masih saja terjadi adu argumentasi antara Anna dan Aditya. Hal yang masih mengganjal pada pikiran, selalu saja segera di ungkapkan. "Apa pentingnya kamu bertemu dengan Fita?" tanya Aditya seketika. Merasa heran, karena Anna terlihat sangat ingin melakukannya, bahkan seperti memaksakan diri. "Dia orang pertama yang menyadarkanku suatu hal," sahut Anna mencoba memberi jawaban masuk akal buat Aditya yang rasional person. Memang benar, selama di pesawat menuju ke tempat Aditya berada saat ini, Anna banyak mengobrol dengan wanita itu. Seornag wanita yang sudah menikah tiga kali dan kemudian menyadari kalau pernikahan tidak hanya sebuah skin to skin relationship, tapi juga pengorbanan. Pengorbanan yang tidak hanya satu, dua, tapi bisa mengorbankan banyak hal, dengan harapan mendapatkan imbalan yang manis, dan itulah yang ingin di dapatkan dalam sebuah pernikahan. "Apa itu?" sahut Aditya sangat ingin tahu. Anna menghela napas dalam-dalam sebelum

  • Wanita Kedua   Lebih Buas Daripada Kandang Singa

    Anna menatap sebuah benda dalam jepitan kedua jarinya dengan perasaan campur aduk. Sebenarnya, Aditya yang berniat membuangnya, tapi karena rasa ingin tahunya lebih besar dari rasa jijiknya, jadi Anna ngotot minta dia saja yang membuangnya. "Owh, jadi begini?" ucapnya pelan, lalu segera di buang cepat-cepat ke tempat sampah. Tanpa di sadari, Aditya telah membuntutinya dari arah belakang. Laki-laki itu tertawa tak tertahankan. "Sekarang kamu tahukan?" candanya, masih dengan tawanya. Anna berlari kecil melewati Aditya, "Aku nggak mau tahu lagi!" balas Anna, kedua tangannya melambai, ekspresi wajahnya cemberut. Aditya menyeringai. "Nggak mau tahu, tapi dianya yang ngebet duluan!" Setelah membersihkan diri bersama, masih menggunakan handuk mantelnya, Anna berlari ke arah lemari dan memilih baju yang akan di kenakan nanti. "Kalau kamu nggak mau datang, tak apa, aku janjian sama Fita aja," seru Anna sesaat setelah berpakain dan sambil menyiapkan hair dryer, mengeringkan rambu

  • Wanita Kedua   Cinta Timbal Balik

    Anna kemudian turun dari mobil secara enggan dan perlahan. Bertemu anak-anak saudara ibu Aditya di jadikan Anna sebagai kamuflase rasa canggung yang masih di rasakannya ketika harus berhadapan dengan adik-adik dari mendiang ibu Aditya. Anna berusaha mengajak mereka mengobrol di selingi canda."Jadi, kalian akan pulang sekarang? Tante juga akan pulang besok," ucapnya memulai pembicaraan, berjongkok dengan satu kaki menekuk, juga menggandeng si kembar. Mereka berdualah yang paling syok saat dirinya teriak kala bersama Aditya menjalin pelukan di bawah selimut pagi itu."Tante sama Om nanti ke sini lagi, kan?" tanya Kiki."Tentu saja. Tante bahkan sekarang sudah tahu mana yang Kiki dan mana yang Koko, kalian di bedakan dari garis panjang seperti lesung pada pipi kiri saat tersenyum, yaitu padamu Koko." balas Anna, lalu beralih cepat ke arah Koko, dan anak itu tersenyum setelah di kejutkan Anna yang di lakukannya secara sengaja itu.Kiki lebih cerewet dan banyak tanya, sedang Koko lebih ba

  • Wanita Kedua   Heyna Pilihan Singa

    Ketidaktahuan cerita yang sebenarnya, membuat Anna berusaha bijak. "Para singa berasal dari kumpulan yang sama, apa kau tega membiarkan kami para heyna betina kelaparan?" sahutnya dengan melingkarkan kedua tangannya pada lengan Aditya dengan manja, membuat Fita jadi terkekeh, Ronny dan Ivan yang menyaksikan juga jadi tersenyum. Urat syaraf pada kening Aditya berdenyut, dia berpikir sejenak menentukan apa jawabannya sebelun akhirnyapun menjawab. "Lebih baik kau siapkan tidak hanya satu daging, karena itu tidak cukup bagi seorang singa yang mudah marah," balas Aditya diplomatis, lalu dia menarik tangan Anna mengajaknya meninggalkan area pemakaman dan orang-orang yang di temui setelah berpamitan.Setelah keduanya berjalan menjauh, Adityapun melanjutkan isi dalam pikiran yang belum di utarakan semua. "Singa dan heyna tidak pernah akur. Lain kali, sepertinya aku harus berhati-hati dengan wanita yang menganggap dirinya heyna betina di sampingku ini, kalau tidak aku akan menerkamnya terleb

  • Wanita Kedua   Ivan

    "Anna, aku nggak pake pengaman lagi." Suara lembut bisikan Aditya pada kuping Anna yang masih terlelap. Suaranya memang lembut tapi justru membuat Anna sontak terperanjat. Tak perlu mengumpulkan nyawa dulu untuk bangun, karena ucapan Aditya itu sudah cukup berfungsi sebagai alarm yang memekakkan telinga Anna. "Ke kamar mandi! Buang-buang!" pekik Anna. Matanya langsung terbuka lebar walaupun kesadaran belum sepenuhnya. Meski begitu, artikel yang pernah di bacanya di sebuah kolom khusus wanita itu, segera saja terlintas. Anna berlari ke kamar mandi, dan sibuk sendiri, sedang Aditya tertawa sambil menggelengkan kepala. "Sebegitunya. Anna Anna," sahut Aditya tak habis pikir. Selama Anna di dalam kamar mandi, ponsel miliknya bergetar. Aditya meraihnya yang di letakkan Anna serampangan dan di temukannya di samping bawah nakas. Dengan tubuh masih di dalam selimut, Aditya meraih dengan sedikit membungkuk. Di lihat sebuah nama kontak yang di kenalnya, tapi justru karena itu Aditya

  • Wanita Kedua   Game Yang Menyudutkan

    "Apa kau tersinggung Anna?"Pertanyaan dari Fatma membuat Anna menurunkan pandangannya lagi karena merasa tak enak. "Eh, hanya ingin mencoba jawab saja," tusukan kecil buat Anna, tapi bagaimanapun juga dia merasa sudah terlanjur mengatakannya, jadi Anna berusaha bersikap biasa saja.Anna melirik ke arah Aditya, merasa cemas karena laki-laki itu belum memberi reaksi, tidak berniat membela atau semacamnya. Aditya bahkan tidak membalas tatapannya.Tapi, meskipun tak menatap secara langsung, ternyata Aditya tersenyum dan beberapa detik kemudian baru membalas memandangnya dengan sayu. Rasanya jantung Anna berdetak seperti saat pertemuan pertama mereka saja."Aku benar-benar mencintai Anna. Memang kami belum lama berkenalan, aku sadar itu, tapi aku sangat mencintainya. Dia partner bisnis dan juga hidupku sekarang," reaksi Aditya yang benar-benar Anna harapkan terjadi.Senyuman lebarpun tak dapat Anna sembunyikan.Sejenak Anna menjadi pusat perhatian, semua mata tertuju padanya."Ehmm, aku r

  • Wanita Kedua   Wanita Satu-Satunya

    'Berhentilah menatapku seperti itu. Kamu tahu, aku benci harus mengatakannya, tapi semua ini benar adanya. Sebenarnya, meski nggak aku akui secara jujur padamu, kehadiranmu lebih indah dari integritas ambisi dan mimpiku selama ini.'Anna membatin sambil melirik lagi ke Aditya yang sedang mengemudi dengan bersiul riang. Berbanding terbalik dengan perasaannya saat ini. Integritas mimpi dan ambisi yang belum sepenuhnya terwujud, masih mambuatnya galau.Memang benar, Aditya tidak pernah memaksa secara fisik atau kata-kata kalau mengenai pernikahan yang ingin Anna sembunyikan, tapi justru argumen-argumen kecilnya selalu masuk di akal dan membuat Anna berpikir, yah, masih dalam proses berpikir.Masalahnya, Anna masih menjadi penganut setia ajaran stashing, yaitu orang yang berakting seperti seorang lajang, padahal sebenarnya sudah memiliki pasangan karena alasan-alasan yang rasional. Rasionalitas menurut Anna tentunya."Apa kau sudah putuskan?" tanya Aditya di sela-sela fokus menyetirnya, b

  • Wanita Kedua   Menikah Tapi Bohong

    'Kenapa aku jadi suka berpikir yang berlebihan ya?' Senyuman Aditya, tidak ... semua yang ada pada laki-laki itu, membuat Anna jadi seperti kehilangan akal sehat. Anna merasa selalu ada keinginan untuk menjalin malam berdua lagi dengannya. Bahkan sekarang, keinginan itu tanpa ragu lagi terang-terangan akan dia perlihatkan. Anna yakin saja, kalau tidak akan mendapat penolakan dari Aditya. "Jawab dong, nanti aku dapat lagi, nggak?" tanya Aditya manja. Anna menatap Aditya dengan suara parau, "Mas, apa perlu melakukannya sesering mungkin ya?" tanya Anna polos. Keingintahuan Anna karena hal seperti itu tak pernah terpikir olehnya. Aditya tertawa keras, tawa yang baru pertama kali Anna melihatnya pada laki-laki itu. "Kau lucu Anna. Kita ini pasangan yang sudah menikah Kalau surat nikah kita sudah aku daftarkan, aku ingin membuat rencana bulan madu, oh tidak aku rasa ... tidak perlu di rencanakan. Lebih indah kalau dadakan." Aditya terus merandai-andai, hingga rasanya Anna ingin menget

DMCA.com Protection Status