Share

Bab 17 - Menjadi Model

Author: Ocean Na Vinli
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tak ada sahutan, Ali diam dengan sorot mata datar. Pria itu menatap lurus ke depan sambil menarik dan menghembuskan napas kemudian.

Melihat tak ada tanggapan, Naila tanpa sadar menelan salivanya berkali-kali.

Hening.

Hanya terdengar suara AC berdengung di dalam ruangan besar dan luas itu.

'Mengapa Ali diam ya? Apa permintaanku ini memberatkannya?'

Naila meremas ujung pakaiannya seketika, lalu menarik napas lagi.

"Al, apakah boleh?" Naila dengan suara pelan dan lembut. Berharap Ali mau menuruti permintaannya.

"Mengapa kamu tiba-tiba mau menjadi cantik?" Akhirnya Ali membuka suara.

Naila tanpa sadar menarik sudut bibirnya.

"Apa aku salah ingin menjadi cantik, Al? Mungkin ini terdengar klise di telingamu, tetapi jika aku menjadi cantik, semua orang tidak akan membuliku lagi," kata Naila, jujur.

Tidak dapat dipungkiri menjadi wanita cantik mendapatkan banyak sekali keuntungan. Wanita cantik mempunyai daya tarik tersendiri dan jarang sekali mendapatkan hinaan ataupun bulian. Pasti ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 18 - Pergi ke Korea Selatan

    Keesokan paginya, sesuai rencana Naila. Dia dan Santi telah bersiap-siap untuk pergi ke bandara.Sesampainya di ruang makan, Naila mengerutkan dahi, melihat ruangan dalam keadaan sepi. Naila bertanya-tanya apakah Ali sudah pergi berkerja atau tidak. Naila sengaja tak sarapan karena akan makan di pesawat saja nanti. Seharusnya Naila senang akan pergi ke Korea Selatan hari ini untuk memperbaiki wajahnya. Namun, entah mengapa perasaan tak nyaman merasuk ke dalam jiwanya sejak semalam. Naila begitu gelisah entah karena apa, alhasil dini hari baru bisa terlelap. "Nona." Dari belakang Santi menepuk pelan pundak Naila.Naila memutar kepala. "Iya.""Apa Nona yakin tidak mau sarapan?""Yakin Santi, tenanglah, aku akan makan jika aku lapar," jawab Naila sambil melempar senyum tipis."Baiklah, kalau mau makan katakan padaku saja Nona."Naila mengangguk cepat. "Oh ya, apa Ali sudah berangkat berkerja?" tanyanya, penasaran."Aku tidak tahu, Nona. Mungkin saja Tuan sudah berangkat, karena aku den

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 19 - Bukan Naila Yang Dulu

    Bayangan wajah Naila melintas cepat di benaknya. Dalam keadaan sadar Ali mendorong kuat dada Shakira, sehingga wanita itu tersungkur ke atas lantai. Rasa panas di tubuhnya semakin berkobar-kobar. Ali menebak ada seseorang yang sengaja menaruh obat perangsang di minumannya. Apakah Shakira? Ali menerka-nerka, sebab kemunculan Shakira sangatlah pas. "Ahk! Ali, mengapa kamu mendorongku!" Shakira meringis sesaat. "Kita tak ada hubungan lagi, Shakira! Jaga batasanmu!" Ali berseru sembari melangkah cepat menuju pintu toilet. Dengan cepat Shakira bangkit kemudian menarik ujung jas Ali."Ali tunggu! Aku bisa membuat badanmu tak panas lagi!" kata Shakira.Mendengar jawaban Shakira, Ali dapat menebak jika Shakiralah pelakunya, sebab bagaimana bisa Shakira tahu kalau badannya sedang panas. "Diam! Caramu sangat kotor, Shakira!" Dengan sorot mata tajam, Ali menyentak kasar tangan Shakira. Shakira terhuyung ke belakang hingga membentur dinding toilet. Ali bergegas keluar tanpa mempedulikan Sh

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 20 - Talitha

    Kedua mata berwarna coklat itu berkedip-kedip pelan, melihat Ali berdiri menghadap ke arahnya, dengan tatapan yang tak bisa dijabarkan sama sekali saat ini. Dia mengibaskan rambut layer panjang berwarna coklat caramelnya sejenak, lalu menatap lurus ke depan. Mengulas senyum sekilas, dia melangkah perlahan menuju pintu utama, mengabaikan perkataan dan pujian yang dilontarkan para kerumunan orang di sekitarnya. Talitha, alias Naila melirik Santi yang berdiri tak jauh darinya berada sekarang, Santilah yang berseru keras tadi. Saat ini Santi tengah bersembunyi di balik pilar sambil memberi kode padanya, memberitahu dia akan kembali ke mansion. "Tuan, apa itu Nona Naila?" Dari tadi Roni pun berdiri dengan tegap di samping Ali, ikut terkesima pada penampilan Naila. Ali tak menyahut, tengah sibuk memindai penampilan Naila dari atas sampai ke bawah. Naila tampak berbeda, balutan dress yang menempel di tubuh Naila membuat kecantikannya bertambah berkali-kali lipat. Kulit Naila ternyata berw

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 21 - Berbaur Bersama Yang Lain

    "Oh ya ampun, maafkan aku, aku salah orang, tanda lahir di lenganmu sangatlah mirip dengan seseorang yang aku kenal." Mirna tersenyum hambar, melihat wanita yang disangkanya Naila ternyata bukan. Bentuk tubuh wanita di hadapannya ini begitu kentara seperti Naila. Namun, warna matanya sangatlah berbeda, apalagi penampilan wanita ini sangat elegan dan mempesona. 'Hampir saja.'Naila membalas dengan tersenyum kaku. Helaan napas lega berhembus pula dari hidungnya pula. Beruntung sekali Naila memakai softlens berwarna cokelat saat ini, sehingga Mirna sama sekali tak mengenalinya. Akan tetapi, dia harus lebih berhati-hati lagi. Dia melirik ke bagian lengan atas kanannya seketika, melihat tanda lahir berwarna hitam terpampang dengan sangat jelas.'Sepertinya aku harus menyamarkan tanda lahirku dengan foundation." "Hehe, aku minta maaf ya, sekali lagi aku minta maaf." Saat melihat tanggapan Naila, Mirna sangat malu dan tak enak hati. Naila sengaja tak mengeluarkan suara, tengah mengatur

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 22 - Jangan Lemah!

    Mendengar suara kegaduhan di sekitar, para model dan instruktur lainnya mengalihkan pandangan ke sumber suara. "Apa? Kamu tak suka hah?!" Shakira berseru dengan sorot mata menyala-nyala.Lima menit sebelumnya, Shakira cemburu, melihat Ali dan Naila saling curi-curi pandang. Tak hanya itu barusan dia juga melihat Ali berbisik di telinga Naila, entah apa yang dibisikkan Ali. Namun, mampu membuat dada Shakira terbakar membara. Napas Naila memburu, melihat pakaiannya basah akibat disiram Shakira barusan, dengan sebotol air minuman. "Tentu saja aku tak suka! Mengapa kamu menyiramku dengan air? Apa salahku?!" Jika dulu Naila tak berani menatap ataupun melawan balik orang yang telah menindasnya. Tetapi, sekarang Naila sudah berubah. Selama sebulan mempelajari industri hiburan, modeling, Marimar mengatakan dunia modeling sangatlah keras. Pria bertubuh gemulai itu mengatakan untuk jangan lemah dan dapat melawan jika ditindas. Marimar juga memberitahu bahwa menjadi seorang model bukan hany

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 23 - Perubahan Sikap

    Jantung Ali berdebar-debar tak karuan tatkala melihat Naila ternyata tak berbusana sama sekali di dalam sana. Dalam hitungan detik dia menutup kembali pintu kamar Naila. "Oh ya ampun, mengapa kamu tidak mengetuk pintu dulu, Al!" Dari dalam kamar Naila tampak panik, pasalnya tadi dia sedang membuka pakaian, ingin membersihkan tubuhnya dan sekarang, Naila bersembunyi di gorden menutupi tubuh polosnya. Ali memegang dadanya sambil meneguk salivanya berkali-kali. Merasakan ada getaran aneh yang mulai menjalar di tubuhnya. "Aku tak sengaja. Lagipula itu salahmu, mengapa pintu tak dikunci hah!" seru Ali, tak mau disalahkan.Saat tak ada sahutan, tanpa sadar Ali menempelkan telinga ke daun pintu hendak mendengarkan apa yang tengah dilakukan Naila. Di dalam kamar, Naila bergeming di balik gorden. Dengan kening berkerut kuat, Naila tampak berpikir keras, mulai merasa aneh.'Kenapa aku berteriak, kan Ali suamiku.' Naila berkata di dalam hatinya sejenak. 'Eh tapi kan, Ali belum mencintai aku

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 24 - Saingan Bertambah

    Semenit yang lalu, Roni tak sengaja menekan tubuh Santi, berakhir Santi kehilangan keseimbangan dan tersungkur ke depan. "Aduh, sakit Ron!" Santi meringis kesakitan di atas lantai. Wajah Roni tampak panik sekarang. "Santi, cepatlah berdiri." Tapi Santi malah sibuk mengelus pelan kakinya sekarang. Kala mendengar suara kegaduhan di sekitar, Naila membuka mata cepat dan melihat Ali tengah berusaha mengapai bibirnya. Secepat kilat ia mendorong kuat dada Ali. Naila tak mau Ali sampai menyentuh bibirnya, sebelum Ali melupakan bayang-bayangan masa lalunya. Terkejut, Ali terhuyung ke belakang dan menahan tubuhnya dengan kedua kakinya seketika. "Roni! Santi! Kemari kalian!" Ali memekik tiba-tiba. Kedua tangan Ali terkepal erat, amarah terpancar jelas dari bola matanya sekarang. Naila menghela napas, kesalahannya barusan membuat Santi dan Roni akan mendapatkan hukuman. Santi terlihat gelagapan, dengan cepat bangkit berdiri dan melangkah bersama Roni, mendekati pasangan suami-istri itu.

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 25 - Rencana Naila

    "Siapa Ma?" Shakira menatap seksama Anya, berharap wanita yang selalu berpihak padanya itu mengenali Talitha."Mama tidak kenal, Sayang, walaupun cantik sepertinya dia mengubah wajahnya." Anya menebak, Talitha mengubah wajahnya menjadi cantik sehingga dia terkesima sejenak tadi. Sebagai seseorang yang pernah mengubah sedikit wajah atau tubuhnya, Anya jelas tahu, bahwa Talitha telah mengoperasi wajahnya."Ish, aku pikir Mama kenal, habisnya Mama bilang astaga." Shakira masih manyun.Mendengar hal itu pecahlah tawa Anya tiba-tiba."Maafkan Mama, sayang, soalnya Mama begitu takjub dengan operasi wajah Talitha, terlihat natural dan sangat bagus sekali, Mama jadi pengen deh tanya sama dia, operasi di mana?" kelakarnya sambil menyerahkan kembali ponsel Shakira. "Mama mah!" Shakira mengambil cepat dari tangan Anya lalu meletakkan dengan kasar ponselnya di atas meja. Shakira tampak kesal, mendengarkan pujian Anya terhadap Talitha barusan. Melempar senyum sekilas, Anya berkata,"Mama cuma ber

Latest chapter

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 124 (AA) - Membuktikan Padamu

    "Jangan pergi! Jangan mengucapkan kata-kata pergi, Anna!" Adnan memeluk erat Anna dari belakang. Mendengar kata pergi yang terucap dari bibir Anna, membuatnya resah. Adnan tak akan mau hal itu terjadi.Anna membalik cepat. Lalu menatap tajam. Tampaknya kekesalan Anna belum mereda. "Iya, kalau kamu tidak membuktikan perkataanmu, maka aku akan pergi!"Adnan langsung mendekap tubuh Anna dengan sangat erat. "Tidak, tidak Sayang, percayalah padaku, aku akan membuktikannya, kamu lihat saja nanti," ucapnya sambil berkali-kali melabuhkan kecupan di kening Anna."Iya, awas saja kamu berulah, bukan hanya Damar yang akan aku remukkan, tubuhmu pun aku akan hancurkan dengan teflon!" kata Anna, ketus.Adnan malah terkekeh-kekeh. Teringat dengan malam di mana Anna memukul-mukul sang wanita malam dengan teflon. "Iya, iya Sayang, itu kan kalau berulah, aku akan membuktikannya padamu, lihat saja nanti."Anna mendengus lantas melirik tajam Adnan. Namun, di mata Adnan, wajah Anna nampak menggemaskan."Say

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 123 (AA) - Aku Mencintaimu

    Mata Anna melebar kala Adnan menangkup kedua pipinya dan membungkamnya dengan sebuah kecupan. Dia hendak memberontak. Namun, tubuhnya mendadak lumpuh. Anna tak mengerti dengan situasi saat ini. Tadi, Adnan memarahinya. Tetapi, sekarang malah menciumnya. Dengan mata masih terbuka, Anna dapat merasakan Adnan menjelajahi isi mulutnya dengan melilitkan lidahnya perlahan-lahan. Dalam hitungan detik, Adnan menurunkan tangan lalu mendekap tubuh Anna. Anna terdiam, sambil mendongak, menatap Adnan dengan air mata masih mengalir pelan di pipi. "Siapa nama pria yang menyentuhmu, Anna? Apa kamu sangat mencintainya?" Kali ini suara Adnan terdengar lebih lembut, sinar matanya pun tak berapi-api seperti tadi.Anna hendak memberitahu namun sebenarnya dia pun tidak tahu siapa nama asli pria tersebut. "Apa nama samarannya Mr. D?" tanya Adnan lagi sambil menempelkan keningnya ke kening Anna.Dahi Anna langsung mengerut kuat. "Bagaimana kamu bisa tahu nama samarannya? Iya, aku sangat mencintainya, di

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 122 (AA) - Murka

    Lima menit sebelumnya, Adnan mendapat panggilan dari Bruno, sang sekretaris, bahwa akan diadakan rapat di restaurant. Adnan pun bergegas turun ke bawah, melihat sosok yang amat dia kenali bersama seorang pria. Saat ini, Adnan dapat merasakan dadanya terbakar membara, menahan cemburu, melihat tangan Anna disentuh oleh seorang pria. 'Siapa pria itu? Apa dia yang menyentuh tubuh Anna!' Tanpa pikir panjang, Adnan melangkah cepat hendak melihat apa yang dilakukan Anna. Dengan jarak aman, Adnan melirik-lirik ke depan. Memandang Anna dan sosok itu berjalan cepat ke bangunan di samping. Adnan terpaksa bersembunyi di balik pilar sambil sesekali menyembulkan kepala hendak mengintip.'Apa yang mereka bicarakan?'Di ujung sana, Adnan dapat melihat Anna dan pria tersebut terlibat pembicaraan serius. Adnan menajamkan pendengaran tapi karena suara kendaraan di jalan raya, menghalanginya. 'Sial, hampir saja!'Dengan buru-buru Adnan menggerakkan kepala kala matanya sedikit lagi bertemu dengan mata

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 121 (AA) - Cemburu

    Anna begitu ketakutan, melihat ayahya berdiri dengan raut wajah merah padam. Sementara Adnan mundur beberapa langkah kala mendengar Anna memanggil pria paruh baya di belakang dengan sebutan ayah. Anna berdiri sambil mengusap pelan bibirnya sesaat."Mengapa Ayah ada di sini?"Sebuah pertanyaan bodoh meluncur bebas dari bibir Anna tiba-tiba. Wanita itu lupa bila ayahnya terkadang akan datang ke apartment sekadar menengok keadaannya. "Kamu belum menjawab pertanyaan ayah barusan! Siapa yang hamil dan siapa pria ini hah!" tanya Ramdan sambil melirik Anna dan Adnan secara bergantian.Anna tak langsung menjawab tengah mencari kata-kata untuk bisa berkilah. Akan tetapi, belum sempat dia menanggapi, Adnan terlebih dahulu membuka suara hingga membuat mata Anna terbelalak."Saya suami Anna, Pak. Tadi saya hanya memberi pendapat saja jika Anna siapa tahu saja sedang hamil," jelas Adnan, dengan raut wajah datar. "Apa?!"Ramdan amat terkejut. Kedua tungkai kakinya mulai lemah. Lantas dengan perl

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 120 (AA) - Kedatangan Seseorang Tak Terduga

    Adnan semakin mendekat hingga membuat Anna panik setengah mati. Bagaimana tidak, tatapan pria itu seakan ingin memangsanya. Tanpa sadar Anna meneguk ludah berulang kali kala melihat otot-otot perut Adnan terlihat menggoda saat ini. 'Astaga, apa kamu sudah gila, sadarlah dia pria brengsek yang suka celap-celup!' Anna menggeleng cepat, mengusir pikiran nakalnya sesaat. Lalu, menyilangkan tangan di depan dada berusaha menyembunyikan buah dadanya yang tak mengenakan dalaman sama sekali. "Hei, pria mesum! Berhenti atau aku akan menendang burungmu itu!" seru Anna tiba-tiba. Adnan mengindahkan perkataan Anna, malah menyeringai tajam. "Jangan sok jual mahal, Anna. Kamu yang membuat aku seperti ini. Lagipula aku ini suamimu, jadi wajar-wajar saja jika aku menyentuh tubuhmu.""Cih! Aku tak sudi tubuhku disentuh oleh pria mesum sepertimu, tubuhku hanya boleh disentuh oleh pria yang pertama kali menjamah tubuhku!" Perkataan Anna membuat dada Adnan bergemuruh. Langkahnya terhenti seketika. "

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 119 (AA) - Seatap

    Anna membuka mata seketika saat tak dapat merasakan tamparan mendarat di pipinya barusan. Ia langsung melirik ke samping, melihat Naila malah berdiri tepat di hadapan Adnan. Adnan terlihat sangat terkejut dengan pergerakkan Naila yang menurutnya sangat cepat dan tidak dapat diprediksi itu. Dengan wajah menahan kesal, ia menatap Naila. "Kenapa kamu menamparku?" tanya Adnan sambil mengusap pipinya yang pedas. "Itu karena kamu sudah menyentuh tubuh temanku, Adnan!" seru Naila.Adnan ingin menyahut. Namun, tatapan tajam Ali yang berada di belakang, membuat Adnan bungkam. Ali baru saja tiba bersama Anya.Dalam hitungan detik, Naila mengalihkan pandangan kepada Anna lalu mendekat. Anna merasa bersalah, tatapan Naila menyiratkan kekecewaan. "Naila, maafkan aku karena tidak memberitahu kamu tentang permasalahanku, aku benar-benar minta maaf."Naila membuang napas kasar kemudian memegang kedua tangan Anna. "Kamu membuatku kecewa, Anna. Padahal kita bisa mencari bersama-sama solusinya, tapi

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 118 (AA) - Menikah

    "Maksud Tante dengan kekasihku ya?"Anna memaksa tersenyum meski jantungnya sudah dag dig dug, seperti genderang perang. Dia menerka-nerka apa Anya sudah mengetahui kejadian semalam, entahlah. Anna berharap tidak.Anya tersenyum lebar, senyumannya membuat Anna panik. "Tentu saja dengan anak Tante, masa dengan kekasihmu."Anna menelan ludah berulang kali, terlihat gugup. "Tapi Tante mengapa harus menikah sama Adnan, aku punya kekasih, Tante?"Anya tersenyum penuh arti. "Kamu pikir Tante tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian semalam."Sekarang, senyum wanita paruh baya di hadapannya membuat Anna menarik napas panjang. "Memangnya semalam ada apa, Tante?"Anna masih mencoba mengelak. Meski keringat dingin menjalar di telapak tangannya saat ini. "Sudahlah, tak usah banyak tanya, ayo ikut Tante sebentar!" Tanpa mendengarkan balasan Anna, wanita yang wajahnya masih terlihat segar itu menarik tangan Anna keluar dan menyeretnya ke suatu tempat.Anna nampak panik, bertanya pada Anya mau

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 117 (AA) - Jangan Sampai

    Demi mengatasi rasa gugupnya, Anna meneguk ludah berulang kali. Bagaimana tidak, Anya sedang melayangkan tatapan menyelidik padanya sekarang. "Anna, Green, siapa yang tidur dengan Adnan?" Anya mengulangi pertanyaan kala Anna maupun Green terdiam. Anne melirik Green sekilas lalu terkekeh hambar. "Bukan Adnan anak Tante kok, Adnan kekasihku, nama belakangnya Adnan juga, hehe.""Iya, Adnan pacar Anna, Tante." Green menyenggol cepat lengan Anna sambil melempar senyum kecut pada Anya pula. Selama ini, Anya mengira Anna memiliki kekasih. Anna dipaksa Naila unfuk berbohong. Naila sangat tak setuju bila Anna menikah dengan pria seperti Adnan. Meskipun begitu, Anya kerapkali meminta Anna membawa pacarnya ke rumah sekadar ingin tahu. Dan pada akhirnya ia berbohong lagi mengatakan jika kekasihnya berkerja menjadi abdi negara di perbatasan dan hanya pulang di waktu tertentu. Semenjak saat itu, Anya tak pernah lagi bertanya."Nama kekasihmu Adnan juga, Anna?" tanya Anya."Iya, Tante," balas Anna

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 116 (AA) - Tidur Dengan Siapa?

    "Anna, kamu ada di dalam 'kan?" kata Naila lagi dari luar. Anna semakin gusar. Tampak panik sekaligus kebingungan. Mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Namun, kepalanya semakin pusing. Matanya berkeliling sejenak di ruangan, melihat dress yang dikenakan saat menghadiri bridal shower Green nampak robek. Lalu melihat juga pakaian seorang pria berserakkan di mana-mana. Siapalagi kalau bukan punya Adnan. Anna yakin bila terjadi sesuatu di antara mereka semalam. Apalagi tubuh keduanya dalam keadaan polos sekarang. Di seberang ranjang, Adnan pun terlihat bingung. Sedari tadi mengamati keadaan kamar. "Anna?" Suara Naila terdengar lagi. Lamunan Anna buyar."I-ya Naila, tunggu sebentar!" balasnya setengah berteriak. Lantas dengan cepat menoleh ke arah Adnan. Matanya langsung menutup, melihat Adnan belum menutup burungnya."Adnan, cepat sembunyi dan pakai bajumu itu!" perintah Anna lalu mengambil celana dalam Adnan sambil menahan jijik. Kemudian tanpa melihat ke belakang, dia

DMCA.com Protection Status