“Ibu, kau tak akan percaya dengan kabar yang aku bawa saat ini!” Rebecca yang baru kembali dari pesta langsung menemui ibunya dengan tergesa.Nyonya Maria yang tadinya tengah bersantai menonton televisi langsung mengalihkan perhatiannya ke arah sang putri.“Ada apa? Kau baru pulang sudah membuat heboh dirumah.” Ucap nyonya Maria dengan datar tampak tak begitu tertarik dengan berita ini.Namun, kabar dari Rebecca akan membuatnya muntah darah akibat terkejut.Rebecca menyeringai, "Ternyata Matteo Filcher memiliki kekasih baru, dan bukan sembarang kekasih. Ini sangat mengejutkan, Ibu. Kau harus mendengarkan lebih lanjut."Nyonya Maria mengernyit, "Aku tak terlalu tertarik dengan urusan asmara anak-anak muda. Ceritakan saja secara singkat."Rebecca kemudian mengungkapkan bahwa Matteo Filcher dikabarkan memiliki kekasih yang tidak lain adalah Alesha, anak tiri nyonya Maria. Nyonya Maria terkesiap dan langsung mengeluarkan komentar, "Apa? Bagaimana mungkin anak itu terlibat dengan Matteo Fi
Satu minggu berlalu dengan cepat, Alessia yang sudah mempersiapkan kehidupannya setelah keluar dari kehidupan Matteo mulai membangun bisnisnya.Bisnisnya masihlah tergolong kecil, karena dia hanya menjual prototipe mobil canggih pada perusahaan-perusahaan terkemuka dengan bayaran tinggi.Kali ini dia sudah menyelesaikan rancangan mobil yang akan dia jual, target utama adalah perusahaan Manteo. Karena dia sudah melihat historis perusahaan itu sepertinya mampu membayarnya dengan harga yang tinggi dibanding perusahaan lain, namun dia tak menutup kemungkinan menjualnya ke perusahaan saingan Matteo jika harga yang mereka tawarkan cukup memuaskannya.Dia sudah bergabung di salah satu forum desainer mobil yang terkenal dengan anggotanya yang cakap, masuk ke dalam forum tersebut bukanlah hal yang mudah karena dia harus menjalani beberapa tes yang cukup sulit jika itu dialami oleh pemula. Namun, dia sudah berkecimpung di dunia ini lebih dari dua belas tahun sehingga baginya bukan hal yang suli
“Nona, saya sangat senang anda mentraktir saya disini. Saya belum pernah makan malam di restoran semewah ini.” Ucap Vivi dengan senang karena malam ini Alessia mengajaknya makan malam di salah satu restoran mewah yang ada di ibukota.Bahkan Alessia memberikan gaun yang indah hanya untuk makan malam disini, “Kau pantas mendapatkannya, karena bantuanmu aku bisa sedikit kabur dari pria itu.” Ucap Alessia dengan tenang.“Seharusnya anda tak perlu seperti ini nona, karena saya membantu anda dengan tulus.” Ucap Vivi dengan haru.Keduanya melanjutkan makan malam mereka di tengah gemerlapnya restoran yang penuh dengan ornamen mewah. Alessia ingin memberikan pengalaman yang berbeda untuk Vivi, sebagai bentuk apresiasi atas setia kawannya itu.Hingga tiba-tiba seorang pria datang menghampiri mereka, tak hanya satu tapi dua orang pria.Alessia yang tengah menikmati makan malamnya merasa terganggu dengan kehadiran mereka.“Apakah kita bisa berkenalan, nona?” Ucap salah satu pria disana.Alessia t
Menatap mata indah yang terpejam itu entah mengapa membuat hati Matteo melunak, entah sejak kapan dia selalu menyukai tidur dengan wanita itu seolah berada di sampingnya tubuhnya akan selalu hangat.Meskipun dia harus menahan ketidaknyamanan saat lampu kamar harus tetap menyala, namun hal itu bukanlah masalah besar.“Aku sudah melihat latar belakangmu yang baru, tapi mengapa kau terlihat sangat berubah drastis? Kau dulu pemalu, penakut dan tak berani mengambil keputusan atas hidupmu sendiri. Tapi saat aku mengenalmu kau beda jauh dari itu, kau wanita yang pemberani, penentang, dan terlihat sebagai wanita yang tak suka diatur terlebih kau independent. Jadi sifatmu yang mana yang menunjukkan dirimu?” Gumam Matteo sambil melihat ke arah Alessia yang tertidur pulas."Entahlah," gumam Matteo sendiri. "Mungkin kita semua memiliki sisi yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan waktu. Mungkin kau dulu hanya menunjukkan satu sisi dari dirinya yang dia rasa aman untuk ditampilkan. Sekarang,
“Kita harus memberikan keyakinan pada tuan Theo agar dia berpihak pada kita, kau tahu kan dukungan Alesha sangat kuat? Harapan kita adalah saudaranya, tuan Theo.” Ucap Rebecca dengan serius pada kekasihnya tersebut.Mereka membicarakan hal ini di sebuah club malam, di bawah musik yang derdetum dengan keras mereka memikirkan strategi yang matang untuk membuat Alesha tak dapat menyentuh mereka.“Itu sangat sulit, tuan Theo lebih beringas dari tuan Matteo, dan tuan Matteo lebih berpower. Hanya mengandalkan tuan Theo belum cukup, sayang.” Troy mengatakannya dengan logis sambil meneguk wine di tangannya.“Lalu kita hanya diam saja saat Alesha akan membuat perhitungan dengan kita nanti? Kau tahu bukan jika dia bisa mengambil hati tuan Matteo kita bisa habis karena telah menjualnya ke madam rose.’ Ucap Rebecca dengan serius.Troy mempertimbangkannya dengan matang, namun pilihan untuk membuat tuan Theo berada di pihak mereka adalah sesuatu yang kurang untuk melindungi kita.“Dibanding dengan
“Bagaimana pemeriksaannya?” Matteo bertanya dengan serius pada dokter Anderson yang mana dia utus untuk menyembuhkan penyakit demensia Alessia saat ini.Dokter Anderson menjawab dengan penuh keyakinan, "Pemeriksaan yang saya lakukan menunjukkan adanya tanda-tanda demensia yang cukup mengkhawatirkan pada nona Alessia. Namun, saya akan meresepkan beberapa obat dan memberikan saran perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengatasi gejala-gejalanya."Matteo menatap dokter dengan serius, "Saya ingin memastikan bahwa Anda melakukan segalanya untuk membantu Alessia. Apa yang bisa saya lakukan untuk mendukungnya?"Dokter Anderson merespons, "Kehadiran Anda sendiri adalah dukungan yang besar. Selain itu, pastikan Alessia mengikuti rencana pengobatan dan menghindari stres berlebihan. Serta, penting juga bagi Anda untuk memahami kondisinya agar dapat memberikan dukungan yang optimal."Matteo mengangguk, "Saya akan melakukan yang terbaik untuknya. Terima kasih, Dokter."Setelah dokter pergi, Mat
“Tuan, ada yang ingin bertemu dengan anda.” Ucap Jack pada Theo yang saat ini sedang bersantai di ruang kerjanya.Theo langsung melirik ke arah Jack, “Aku tak ada janji dengan siapapun hari ini, siapa yang datang?” Tanya Theo dengan dingin.“Tuan Troy Marteen dan nona Rebecca.” Ucap Jack dengan sopan.Theo mengerutkan dahinya, “Siapa itu? Aku merasa tak pernah mengenal mereka.” Ucap Theo dengan datar, tatapan dingin mengarah ke arah Jack.Jack mencoba memberikan penjelasan, "Tuan, mereka adalah pasangan yang baru-baru ini cukup dikenal dalam dunia bisnis. Tuan Troy Marteen adalah pengusaha di bidang teknologi dan investasi, sedangkan nona Rebecca adalah kekasihnya."Theo mendengus, "Apa urusanku dengan mereka? Aku sibuk."Jack menjelaskan lebih lanjut, "Mereka ingin mengadakan pertemuan dengan tuan untuk membahas potensi kerjasama di masa depan. Sepertinya mereka memiliki tawaran bisnis yang menarik."Theo memandang Jack dengan tajam, "Tawaran bisnis? Baiklah, biarkan mereka masuk."J
“Ayah, aku ingin bertemu kak Sia!” Veronica sejak tadi merengek untuk bertemu dengan Alessia. Hari ini adalah hari liburnya bersekolah sehingga banyak waktu yang membuatnya bosan.“Ini masih pagi, kenapa kau begitu rewel sayang?” Tuan Henrey langsung menggendong putrinya di pangkuannya.“Aku ingin mengajak kak Sia liburan, ayah.” Ucap Nica sambil memeluk ayahnya dengan manja.Tuan Henrey menghela nafasnya lalu mengangguk, “aku akan menghubungi asisten kakakmu.” Lalu tuan Henrey memanggil asistennya untuk memberitahu tentang hal ini.Setelah beberapa saat dia kembali, “Tuan, hari ini nona Alessia akan mengikuti perjalanan bisnis dengan tuan Matteo ke swiss.” Ucap asisten tuan Henrey tersebut.“Ah, begitu ya,” sahut Tuan Henrey sambil memandang Veronica yang terlihat kecewa. “Nica, mungkin lain kali, ya? Kakakmu sedang memiliki kesibukan yang tidak bisa dihindari.”Veronica tampak kecewa, tetapi Tuan Henrey mencoba untuk menghiburnya. “Mungkin setelah kakakmu kembali dari perjalanan b
“Kau kembali begitu cepat.” Matteo menyambut Alessia dengan hangat di bandara.Pagi ini Alessia telah tiba, Matteo mengira jika wanita itu akan lama berada disana.“Aku merindukan Liam.” Jawab Alessia dengan tenang.“Aku? Apa kau juga merindukan aku, Sia?” Tanya Matteo dengan senyum manisnya.Alessia tampak tersenyum melihat itu, namun dia memilih untuk berjalan menuju ke parkiran mobil mereka.“Alessia, apa kau masih ingat penawaranku? Bagaimana? Apakah kau bisa menerimaku kembali?” Tanya Matteo dengan penuh harap.Sudah lama dia menunggu, dia tak bisa menunggu terlalu lama lagi.Alessia berhenti sejenak, memandang Matteo dengan serius. "Matteo, aku perlu waktu untuk memikirkannya dengan baik. Ini bukan keputusan yang bisa aku ambil begitu saja." Suaranya tenang, tetapi penuh dengan kepastian.Matteo menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan kegelisahannya. "Aku mengerti. Aku akan menunggu keputusanmu, Sia." Dia mencoba tersenyum, meskipun ada kekhawatiran yang tersembunyi di
“Bagaimana?” Alessia yang baru saja tiba di New York siang ini langsung menemui David untuk melakukan pengecekan terhadap sistem yang berhasil dibuat.“Ada di tanganku, ayo aku tunjukkan.” David memimpin jalan menuju ke ruangannya.Setiap langkahnya menggambarkan keraguan dan ketidaksabaran yang ketara.Hingga sampai diruangan, dia melihat sebuah alat yang benar-benar persis di bayangannya.Dia adalah sistem AI nya yang dia pasang di dalam mobil, dia adalah Lucy.Alessia menyentuh benda itu yang nantinya akan di pasang dalam mobilnya.“Apakah ii sudah berfungsi?” Tanyanya pada David.David mengangguk dengan senyum bangga. "Ya, sudah siap dan berfungsi dengan baik. Lucy dilengkapi dengan teknologi canggih yang akan memungkinkanmu untuk mengendalikan berbagai fitur mobil dari jarak jauh, mulai dari navigasi hingga pengaturan suhu."Alessia tersenyum puas, merasa lega melihat hasil kerja keras mereka. "Bagus sekali. Terima kasih, David. Kita telah mencapai titik ini berkat kerja kerasmu.
“Tuan Henrey datang menemui anda, tuan.” Josh memberikan informasi itu pada Matteo yang sedang fokus melihat dokumen perusahaan.Mendengar sang ayah ingin menemuinya, Matteo langsung melirik ke arah Josh.“Bawa dia masuk.” Ucapnya dengan dingin.Matteo menarik napas dalam-dalam. Dia menyadari bahwa pertemuan ini mungkin akan membawa banyak ketegangan, mengingat hubungan yang rumit antara mereka.Ketika Tuan Henrey memasuki ruangan, Matteo menatapnya dengan tatapan serius. "Apa yang bisa aku bantu, Ayah?" tanyanya tanpa menunjukkan ekspresi emosional apa pun.Tuan Henrey memandang anaknya dengan serius. "Aku mendengar tentang kehadiran Liam di mansionmu. Kau tidak memberitahuku bahwa anak itu disana," ujarnya dengan nada yang dingin.Matteo tetap tenang meskipun dihadapkan pada pertanyaan ayahnya yang mengejutkan. "Aku tidak melihat alasan untuk memberitahumu. Liam adalah urusanku, bukan urusanmu," jawabnya tegas.Tuan Henrey mengangguk dengan serius. "Namun, kau harus mempertimbangkan
“Tuan, ada nyonya besar dan nona muda.” Bisik Josh pada tuannya yang saat ini saat mereka sedang makan malam bersama.Matteo yang mendengar itu terdiam lalu melirik ke arah Alessia yang berada di sebelahnya.“Siapa?” Tanya Alessia ketika melihat Matteo meliriknya.“Ibu tiri.” Jawabnya dengan singkat.Alessia yang mendengar itu mengangguk.“Bawa dia masuk, kenapa kau malah diam?” Tanya Alessia dengan bingung.Matteo mengangguk dan memberi isyarat kepada Josh untuk mempersilakan tamu-tamu tersebut masuk. Dengan sigap, Josh meninggalkan meja makan untuk membuka pintu.Beberapa saat kemudian, seorang wanita paruh baya dengan penampilan yang anggun dan elegan memasuki ruangan, diikuti oleh seorang gadis cantik di belakangnya. Wanita paruh baya tersebut adalah nyonya Irish dan Veronica."Kak Alessia!” Veronica langsung berlari menghampiri Alessia yang tak pernah dia temui begitu lama.Alessia berdiri dan menangkap pelukan Veronica dengan hangat.Nyonya Irish tersenyum dan menghampiri mereka
Di ruang kerjanya yang begitu sunyi, Reygan tampak tenang mengerjakan dokumen perusahaannya.Ada begitu banyak disini, meskipun bisa dikerjakan besok entah mengapa perasaannya malam ini menjadi tidak terlalu nyaman.Dalam setiap jam Gara selalu melaporkan perkembangan Matteo dalam mencari Liam, namun sejak dua jam terakhir tak ada kabar dari asistennya yang membuatnya merasa aneh.Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi, hari sudah sangat larut dan bahkan sebentar lagi fajar akan muncul.“Apa dia ketiduran?” Gumamnya.Hingga tak berapa lama suara dentuman keras terdengar dari luar mansion, seperti ada ledakan dan detik berikutnya lampu semua padam.“Apa ada yang konslet?” Pikirnya dengan heran.Tanpa berpikiran buruk lain, dia mulai berjalan keluar dari kegelapan, tapi sebuah bogeman mentah tiba-tiba menyerang dirinya.BUG! BUG!“Siapa kau?” Reygan berusaha melawan orang yang sedang menyerangnya dengan brutal itu dengan kekuatan yang dimilikinya.Namun, dia tak berpikir jika ini sangat k
“Nona Alessia?!” Vivi yang baru saja selesai membuang sampang di luar bangunan mansion terkejut saat melihat nona yang dia layani dulu datang ke mansion bersama dengan tuan mereka.Alessia yang melihat Vivi langsung tersenyum, “Kau tambah cantik sejak terakhir aku lihat.” Puji Alessia dengan jujur.Vivi tersipu malu, namun hatinya sangat senang ketika melihat nonanya kembali.“Apakah anda sehat?”Alessia mengangguk, “Aku sehat.”Obrolan mereka berlanjut bahkan meninggalkan Matteo yang masih berada di luar.Saat dia ingin masuk mengikuti Alessia bersama pelayannya itu, Josh dengan tergesa datang ke arah Matteo dengan wajah serius.“Tuan, ada masalah besar.” Llau Josh membisikkan sesuatu tentang masalah yang baru saja terjadi.“Liam hilang??” Matteo sangat terkejut dengan berita tersebut.Josh mengangguk. “Setelah makan mala tadi tuan muda ingin berjalan-jalan di taman belakang, namun tak tahu bagaimana tuan muda menghilang begitu saja, tuan.”Matteo segera merespons dengan serius terh
Ceklek.Suara pintu terbuka membuat orang yang berada di dalam mengalihkan pandangannya dengan wajah tenang seperti air yang menyembunyikan arusnya.“Kau terlambat… Sia.” Matteo tersenyum tipis menatap wanita itu.“Dimana Liam?!” Alessia tanpa basa basi langsung mengajukan pertanyaannya segera seperti tujuannya di awal.Matteo dengan tenang mulai bangkit dan berjalan ke arah Alessia untuk menghapus jejak mereka.Dan tanpa tanda Matteo langsung memeluk wanita itu di dalam dekapannya.“Apa kau tak merindukanku?” Suara rendah itu terdengar serak.“Kita tak dalam kondisi seperti ini, Matteo.” Peringat Alessia dengan dingin.Dalam dekapannya itu, Matteo tampak tersenyum namun tak ada niat untuk melepaskan wanita itu dari pelukannya.“Tapi aku sangat merindukanmu.” Hati Alessia berdebar mendengar hal itu, namun dia segera sadar dan melepaskan pelukan itu.“Aku ingin bertemu dengan Liam.” Ucap Alessia dengan dingin.“Dia tak ada disini.” Jawab Matteo dengan santai.Alessia menaikkan alisny
“Apa kau sudah tahu berita tentang keluarga pejabat yang kaya itu? Dia tersandung kasus korupsi.” Gracia dengan semangat menunjukkan berita itu pada David.“Sudah biasa, tapi kenapa baru tercium sekarang?” Tanya David sambil memakan makanan yang dibawa kekasihnya itu.“Tak tahu juga, dan kau tahu anak bungsunya ternyata satu taman bermain dengan Liam dulu.”David yang mendengar itu langsung menghentikan makanannya.“Sangat kebetulan sekali.” Gumam David.“Tak hanya itu, pengusaha ekspor impor juga tersandung kasus ilegal. Dan lagi-lagi putranya juga satu taman bermain dengan Liam.”David melirik ke arah Gracia, tentu itu bukanlah kebetulan yang tak disengaja.“Ini sedikit aneh,”Gracia mengangguk mendengar komentar David. “Tapi aku tak melihat Liam beberapa hari ini. Kemana dia? Dan dimana kak Sia?” Tanya Gracia dengan penaaran.David menghela nafasnya saat mengingat itu, “Ada banyak masalah, dia terbang ke london jam tiga pagi tadi.”Gracia yang mendengar itu terkejut, “London? Apa
“Setelah tes DNA dilakukan hasilnya 99,9 persen jika Liam Petrova adalah putra biologis anda, tuan Filcher.” Dokter Sam memberikan hasilnya kepada Matteo.Kertas yang dipegang oleh Matteo hampir robek saat dia menggenggam terlalu kencang. Hatinya sangat terguncang mengetahui fakta itu.Saat dia berjalan keluar, dia terus melamun memikirkan bagaimana bisa hal ini tak diketahuinya sejak awal.“Bagaimana mungkin.” Gumamnya, ada rasa bersalah dan penyesalan yang tak bisa dia gambarkan.Hingga pikirannya berkelana jauh hingga di malam terakhir mereka bersama, “Darah, apa darah itu ada saat aku terlalu keras hingga melukai janinnya?” Gumamnya.Kedua tangannya mengepal dengan kuat, dirinya sangat marah mengapa dia tak menyadarinya sejak awal.“Daddy!” Suara itu menyadarkan Matteo dari lamunannya, di depannya Liam yang bersama dengan Josh tengah memakan es krim di luar parkiran rumah sakit.Senyumnya terbit, Liam putranya. Dia masih tak menyangka ternyata dia memiliki anak setampan ini tanpa