Seorang pria dengan tinggi sekitar 178 cm. Memiliki tubuh tegap atletis, bentuk dagu tegas. Netranya hitam pekat dan dihiasi alis yang tersusun tebal. Pria ini memiliki sorot mata yang tajam. Wajah paripurnanya juga dihiasi dengan jambang tipis yang dicukur rapi. Tubuh atletisnya diselimuti dengan setelan jas berwarna cream dan celana senada sedang berjalan tergesa sambil membawa sebuah map. Terlihat dia sedang berbicara dengan seseorang menggunakan eraphone yang sudah terpasang di telinganya.
"Aku kembali sebentar karena ada yang ketinggalan. Tenang saja aku tidak akan terlambat sampai disana. Kau tahu tidak ada kata terlambat dalam kamus hidup seorang Mahendra," ucapnya sebelum mengakhiri telponnya.
Seseorang bernama Mahendra itu kemudian keluar dari pintu masuk basement apartemen menuju basement tepat disaat mobil yang membawa kru salah satu stasiun televisi turun dan lari terburu-buru. Memasuki pintu lobi.
Mahendra sempat melirik sekilas dan tersenyum sinis. Hidup dengan mengusik kehidupan orang lain. Benar benar mengganggu. Siapa yang bisa betah dengan para pencari berita itu. Pikir Mahendra sambil menuju mobilnya yang sedang terparkir.
Ketika menekan kunci hendak membuka kunci mobil. Mahendra menyadari kalau dia lupa mengunci mobilnya. Untunglah kawasan Apartemennya termasuk kawasan mewah yang dijamin aman dengan CCTV yang terpasang hampir disemua bagian bahkan di basement. Selain itu untunglah dia tidak meninggalkan barang berharga di mobil.
Dia segera menyalakan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan basement. Dia sedang tergesa-gesa. Dia harus segera mengambil jalur bebas hambatan untuk dapat segera sampai ke tempat pertemuan.
***
Alexa yang berjongkok di dalam sebuah mobil menyadari kalau tempat persembunyiannya sedikit bergerak tapi dia belum bisa keluar sekarang, dia harus keluar dari kawasan apartemennya lebih dahulu untuk memastikan kalau dia aman. Begitu aman, dia akan keluar, dia akan sangat berterima kasih pada penyelamatnya ini.
Sambil berjongkok Alexa masih dapat memperhatikan jalanan yang dilewati si pengendara yang tidak diketahuinya. Begitu mobil memasuki kawasan bebas hambatan secara perlahan Alexa mulai mengangkat kepalanya. Dia masih menutup kepalanya dengan hoodie miliknya
“Permisi Mas…,” ucap Alexa dengan sangat pelan dan sopan.
Mobil mengerem mendadak membuat kepala bagian depan Alexa terbentur dengan kursi yang ada didepannya. Karena tidak memiliki pijakan yang tepat, tubuh Alexa terpelanting ke belakang dan kepalanya lagi-lagi membentur bagian belakang mobil.
Brengsek… aku akan menuntutnya karena sudah membuat kepalaku cedera. Umpat Alexa dalam hati.
Alexa segera bangun dan membenarkan posisinya. Ketika kepalanya muncul seorang yang mengendarai mobil itu sedang menatapnya tajam.
“Kamu Mau Maling,” ucap pria itu dengan sangat kasar.
Alexa terkejut. Apa?? Dia bahkan hampir membuat kepala seorang artis terkenal cedera. Bukannya minta maaf malah menuduhnya maling. Umpat Alexa. Alexa merasa darahnya mendidih dia siap memarahi si empunya mobil karena tidak becus mengendarai mobilnya sampai membuat penumpangnya hampir cedera.
Alexa menatap Mahendra dan merasa terpesona dengan penampilannya.
Seorang pria dengan hidung tinggi dan mata tajam yang dilindungi alis tebalnya dengan sempurna membuat ketampanan pria itu menjadi paripurna. Boleh juga nih cowok. Batin Alexa begitu memperhatikan penampilan Mahendra. Rasa marahnya tiba-tiba menghilang. Dia merapikan hoodienya dan memberikan senyuman manisnya pada Mahendra.Mahendra seorang pria berumur 32 tahun. Memiliki wajah tampan dengan rahang tegas dan hidung tingginya dihiasi netra hitam pekat. Alisnya yang tebal membuat perawakannya nampak sedikit tegas. Membuat siapapun yang melihatnya akan langsung jatuh hati.
“Bukan Mas,,, saya bukan maling, tapi saya seseorang yang butuh bantuan,” Ucap Alexa kemudian.
“Bantuan apa? Kamu hampir membuat saya celaka,” ucap Mahendra Emosi.
Bukannya aku yang seharusnya bicara begitu? Kepalaku bahkan terbentur cukup keras. Untung saja dia tampan kalau tidak aku pasti akan menuntutnya. Batin Alexa. Dia masih berusaha mengendalikan perilakunya karena sadar kalau dia yang salah naik ke dalam mobil itu tanpa permisi. Jadi dia tetap menampilkan wajah penuh senyuman dengan sedikit memohon.
“Kamu siapa?” Tanya Mahendra ketus.
“Bisakah aku menumpang sampai ke GGM entertainment. Kulihat arah kita sama," ucap Alexa bersikap sopan walaupun dia sangat ingin marah sekarang. Tapi dia sadar bahwa dia yang salah masuk mobil orang sembarangan.
Mahendra nampak mengerutkan keningnya. Dia tidak tahu tempat apa itu.
"Glint Gold Manajemen?" Ucap Alexa memperjelas tujuan yang dimaksud.
Ohhh.. kalau itu aku tahu. Apa yang dilakukan wanita ini di mobilku? Pikir Mahendra.
"Aku sungguh bukan maling. Aku bisa menjelaskannya bila kau bersedia mengantarku," ucap Alexa.
"Aku bukan sopir pribadi," ucap Mahendra ketus.
"Apa kau akan menurunkanku di jalanan," tanya Alexa panik. “aku mohon bantu aku," lanjut Alexa. Dia takut pria ini akan menurunkannya di jalan bebas hambatan. Akan sangat sulit mencari tumpangan lain. Selain itu dia takut wajahnya akan terekspos.
"Aku bukan sopir pribadimu, jadi pindahlah ke depan," ucap Mahendra mulai membuka kunci mobilnya.
Mendengar itu Alexa tersenyum dan langsung keluar dari mobil untuk pindah ke sisi pria yang tidak dikenalnya. Setidaknya sekarang dia aman dari paparazi berkat pria itu. Mungkin mereka bisa berkenalan nanti.
Untuk beberapa lama hanya alunan lagu milik Maroon 5 yang terdengar di dalam mobil. Baik Mahendra dan Alexa hanya bisa membisu.
"Mungkin kau tidak mengenalku karena penampilanku yang biasa ini, tapi aku seorang artis yang cukup sering tampil di televisi," ucap Alexa membuka kebisuan sambil merapikan rambutnya ke belakang telinga.
"Aku baru tahu ada artis yang bahkan harus menumpang mobil orang lain untuk ke agensinya, mungkin sebaiknya kamu ganti agensi," ucap Mahendra memberikan saran namun terkesan tidak peduli. Entah mengapa ucapan itu seperti sebuah sindiran ditelinga Alexa membuatnya tanpa sadar menggertakkan giginya. Dia harus sabar karena dia yang membutuhkan pertolongan saat ini.
Dasar sombong. Batin Alexa. Sepertinya kesan tampan dan terpesonanya saat pertama kali bertemu Mahendra tadi berkurang setelah mendengar ucapan pria itu barusan.
"Kamu sungguh tidak mengenaliku?" Tanya Alexa berusaha tetap ramah sambil merubah posisinya menghadap Mahendra dan memberikan senyuman termanisnya.
"Televisi di apartementku hanya hiasan, aku tidak pernah menggunakannya. Jadi tidak perlu khawatir. Aku tidak akan mempublikasikan penampilanmu saat ini," ucap Mahendra tanpa sedikitpun melepaskan pandangannya dari jalan. Bahkan dia melajukan mobil itu sedikit kencang karena dia harus mengantar penumpang gelapnya dulu sebelum akhirnya pergi ke rapat. Dia harus tiba di rapat perusahaan tepat waktu.
Alexa cukup terkejut mendengar jawaban pria disampingnya. Ternyata manusia dari zaman batu masih belum punah. Pikir Alexa
"Aku Alexa,,, karena kau tidak mengenalku. aku merasa perlu memperkenalkan diri. Maybe someday kita ketemu lagi," ucap Alexa sambil mengulurkan tangannya.
"Mahendra," jawab Mahendra tanpa melepaskan tangannya dari kemudi. Dia membelah jalanan dengan kecepatan maksimal yang diperbolehkan di jalanan bebas hambatan. Dia sedang terburu-buru sehingga memilih untuk tidak peduli.
Alexa yang sadar tangannya hanya dicuekin mengeluarkan muka masam dan menatap tangannya dengan kesal. Tiba-tiba mobil yang ditumpanginya itu berhenti. Sontak membuat Alexa terkejut. Dia hampir saja menabrakan kembali kepalanya pada dashboar mobil Mahendra.
"Turunlah… tujuanmu sudah sampai," ucap Mahendra mengusirnya tanpa menatapnya sedikitpun.
Alexa yang tersadar kemudian menatap gedung menjulang tinggi yang ada di hadapannya dan pria di sampingnya bergantian.
Walaupun sangat kesal dengan perlakuan penyelamatnya ini tetapi dia juga sangat berterima kasih. Tanpa bantuan Mahendra mungkin dia akan tertangkap oleh awak media tadi. "Terimakasih banyak sudah mengantarku, semoga kita bisa bertemu lagi," ucap Alexa sambil membuka pintu mobil dan turun dari mobil Mahendra.
"Sebaiknya jangan," ucap Mahendra begitu Alexa turun dari mobilnya dan langsung tancap gas meninggalkan Alexa yang hanya bisa menganga mendengar jawaban dan perlakuan Mahendra kepadanya.
Harga dirinya sedikit terluka karena pria itu. Bagaimana bisa pria itu tidak mengenali artis nasional yang memiliki lebih dari 15 juta pengikut di i*******m. Alexa yakin kalau pria itu hanya pria aneh dan kurang gaul.
Alexa memasuki gedung GGM Entertainment dengan santai sambil menyapa beberapa karyawan yang berpapasan dengannya. Dia sedang menuju ruangan manajernya Pak Wiliam Han, Orang yang bertanggungjawab untuk semua kebutuhan artisnya. Seseorang tiba-tiba menghampirinya. Jika dilihat dari bajunya, sepertinya seorang kurir. "Nona Alexa, ada kiriman paket untuk anda," ucap pria kurir itu sambil menyerahkan sebuah kotak berbungkus kado teddy bear dan sebuah kertas dan bolpoin untuk ditandatangani Alexa. "Terima kasih," ucap Alexa setelah tanda tangan dan menerima paket itu kemudian berlalu meninggalkan kurir itu. Dia harus segera bertemu dengan manajernya membahas masalah pagi ini. Alexa langsung masuk setelah membuka pintu ruangan pak Wiliam. Seorang pria berumur sekitar 40 tah
Alexa berada di dalam mobil yang terparkir di basement apartmennya sambil memegang boneka tedy bear yang didapatkannya tadi pagi. Hari sudah cukup larut tapi dia belum berani masuk ke apartemennya karena khawatir awak media bisa saja tiba-tiba mengerumuninya. Dia sudah mengutus Toby untuk memeriksa kondisi di lantai apartemennya. Sementara Alexa menunggu di mobil sambil asik berselancar di dunia maya. Mungkin sebaiknya aku mengambil beberapa foto. Pikir Alexa sambil mulai menyalakan kamera ponselnya dan mengambil beberapa gaya imut, cantik dan sedikit centil. Tidak lupa dia mengambil fotonya bersama boneka teddy bear ukuran kecil berwarna putih itu. Setelah puas berswafoto, Alexa mulai memilih beberapa foto untuk di editnya sebelum akhirnya di posting ke sosial media. Menunggu sungguh melelahkan
Alexa sudah berada di ruang pak WIliam. Begitu berita mengenai Alexa yang diantar seorang pria beredar di media, Pak Wiliam langsung memintanya untuk datang ke kantornya. Alexa sudah bisa menebak dengan pasti pak tua ini akan mengomeli habis-habisan.Alexa menceritakan kejadian kemarin secara detail pada manajernya. Namun Alexa kebingungan, karena bukannya mengomel, pak William sejak tadi hanya duduk di kursinya sambil mengatupkan kedua tangannya di atas meja. Seperti sedang berpikir keras. Meski begitu Alexa cukup lega daripada harus mendengar omelan manajernya sepagi ini.“Aku sudah menceritakan semuanya pak Wil,, Aku sungguh tidak mengenal pria itu,” Ucap Alexa berusaha meyakinkan Pak William.Pak Wiliam merubah posisinya dengan menundukkan kepalanya berpikir keras. Meski terlihat seperti tidak mendengar tapi William tetap memperhatikan setiap ucapan Alexa dan berusaha mencernanya.“Aku justru ingin berterima kasih kepadanya. Bila bukan karena dia, para awak media pas
Hari itu Alexa syuting untuk sebuah produk ponsel pintar yang sudah setahun ini mendaulatnya menjadi brand ambassador. selama proses syuting, Alexa mengikuti arahan dari pengarah gaya dengan baik. bahkan dari balik layar, Alexa tampak sangat memukau. Dari kabar yang di didengarnya di GGM kemarin, perusahaan ponsel ini adalah satu dari tiga perusahaan yang terikat kontrak dengannya yang ingin merevisi kontrak kerja setelah berita mengenai dirinya yang mabuk tersebar. Karena itu Alexa akan membuktikan kepada mereka kalau dia tetap gadis cantik dengan pesona alami yang dapat menghipnotis siapa saja. Dia adalah seorang artis profesional yang tidak akan terpengaruh oleh skandal murahan tentang dirinya. Dia akan membuktikan jika dia masih layak dipertahankan. Proses syuting yang cukup panjang dilalui Alexa dengan sangat baik. Beberapa crew dari tim produksi b
Pagi ini Alexa nampak memilih pakaian yang akan dikenakannya. Ranjangnya terlihat berantakan dengan tumpukan pakaian. daripada memikirkan kondisi ranjangnya, dia lebih memikirkan akan berpenampilan seperti apa pagi ini. Bagaimanapun dia harus tampil cantik, anggun dan menawan untuk pertemuan dengan general manager produk kosmetik Lovable. dia harus memberikan kesan terbaik di awal pertemuan mereka. bukankah itu salah satu alasan dia memiliki berbagai barang dari Brand ternama untuk menunjang penampilannya terlihat modis dan berkelas. semua itu semata demi citranya sebagai seorang artis. Setelah memilih outfit yang cocok, dia mulai memoles wajahnya dengan berbagai produk kecantikan, mulai dari serum, foundation, bedak, hingga highlighter untuk memberikan kesan glowing pada wajahnya. Dia memoleskan satu persatu dengan teliti untuk mempercantik pe
Mahendra membuka pintu ruang pertemuan dimana tiga orang tamunya sedang menunggu. Dia tidak sabar ingin melihat reaksi artis nasional itu yang hanya menganggapnya sebagai pengawal pribadi. Itu merupakan sebuah hinaan bagi Mahendra Guinandra. Mahendra berjalan menghampiri mereka dan dari sudut matanya dia dapat melihat ekspresi terkejut Alexa. Mahendra tersenyum karena menyadari kejutannya cukup berhasil. "Selamat pagi,, maaf sudah membuat kalian menunggu,, silahkan duduk," ucap Mahendra sambil menjabat tangan pak william dan mempersilahkan mereka duduk. "Tidak masalah. Anda adalah orang yang sangat sibuk, kami sangat maklum sekali," ucap pak William masih dengan senyum yang mengembang. Sementara Alexa masih cukup terkejut dengan penglihatannya. Dia bahkan hanya mempe
Alexa berjalan gontai menuju lift. Dia sedang menunggu lift yang akan mengantarnya ke lantai apartemennya setelah itu dia akan memanjakan dirinya dengan berendam air hangat sebelum pergi tidur. Rencana yang sempurna untuk menutup hari yang begitu melelahkan ini.Lift akan tertutup ketika seseorang menahannya dengan tangannya dan masuk. Alexa nampak terkejut karena orang itu adalah Mahendra. Sekarang lift benar-benar tertutup dan hanya ada mereka berdua. Alexa berdiri di pojok belakang lift sambil memperhatikan punggung Mahendra yang tampak menjulang. dia masih ragu akan menyapa Mahendra atau tidak.Tidak ada yang memulai pembicaraan untuk beberapa lama. Karena merasa terintimidasi dengan tinggi Mahendra, Alexa mengalihkan pandangannya memperhatikan tombol angka pada lift yang entah mengapa terasa begitu lama membawanya ke lantai apartemennya.
"Ada apa gadis kecil?" Ucap Mahendra ditelepon kepada seseorang."Kakak apa yang kau katakan pada kak Gio sampai dia tidak membalas satupun pesanku" ucap seseorang terdengar sedikit merajuk.Mahendra hanya dapat memutar bola matanya mendengar natalie merajuk. Nathalie adalah adik perempuan satu- satunya yang dimiliki Mahendra. Umur mereka terlampau cukup jauh. 10 tahun. Jarak yang cukup jauh, karena itu Mahendra bisa dibilang sangat protektif terhadap adiknya. Dia bahkan tidak segan untuk memarahi Nathalie bila ada perilakunya yang tidak Mahendra suka. Termasuk mengenai kriteria pria dambaan adiknya. Tapi untuk masalah yang satu ini entah mengapa adiknya begitu getol hingga membuat kepalanya pusing.Mahendra berulang kali meminta Nathalie untuk tidak mengganggu Gio, sahabatnya. Menyuruhnya untuk tidak memiliki perasaan lebih pada Gio mengingat reputasi percintaan Gio yang dilihat sendiri oleh Mahendra. Bahkan Mahendra sampai mengusulkan pada ayahnya agar a
Mahendra dalam perjalanan kembali ke kantor setelah mengantar Alexa ke lokasi syuting. Sepanjang perjalanan tadi Mahendra berusaha meyakinkan Alexa untuk membatasi komunikasinya dengan dunia maya dengan memberikan berbagai macam alasan. Mulai dari masalah privasi sang bintang hingga masalah keamanan karena kebiasaan Alexa yang terlalu terbuka di dunia maya bisa berdampak bagi keamanan gadis itu. Seseorang mungkin saja mengetahui setiap jadwal dan rutinitasnya hanya dengan menscroll akun media sosialnya. Berbagi terlalu banyak informasi dan kegiatan pribadi di akun sosial ibarat memberikan kesempatan seseorang menelanjangi kehidupan pribadi kita. Bukankah hal itu sangat mengerikan? Tapi seperti biasa, Mahendra harus siap kecewa karena gadis manis itu sama sekali tidak peduli apa yang diucapkannya.Apa Alexa tidak bisa mengambil pelajaran dari berapa banyak dia berhadapan dengan orang yang tidak dikenal yang tiba-tiba menghampiri dan menyapanya. Dari sekian banyaknya kiriman hadiah deng
Mahendra sudah memisahkan diri dari Alexa sejak dilihatnya rekan bisnisnya datang. Tapi tetap dia meminta Alexa menunggu. Karena pertemuan ini hanya penandatanganan MOU perjanjian. Dia yakin tidak akan memakan waktu lama, lagipula masih banyak pekerjaan yang harus dibereskannya dikantor. Setelah penandatanganan MOU dia akan mengantar Alexa dan kembali ke kantor.Dua orang pria menghampiri Mahendra, dengan sigap Mahendra menyambut tamu yang sudah ditunggunya. Mahendra segera mempersilahkan mereka duduk dan mulai memanggil waiters untuk mulai mencatat pesanan sarapan tamunya. Sedangkan Mahendra memilih untuk memesan kopi. Sambil menunggu kliennya selesai mengorder pesanan, diam-diam Mahendra mencuri pandang pada Alexa.Dari sudut matanya, Mahendra dapat melihat Alexa yang sedang asyik memakan sarapannya sambil memainkan handphone. Mahendra menggelengkan kepala memikirkan betapa gadis itu sedikitpun tidak bisa melepaskan diri dari gadget di tangannya. Entah keuntungan apa yang didapatnya
"Kita mau kemana?" Tanya Alexa menatap Mahendra yang sedang melajukan mobilnya dengan fokus. Jalanan di pagi hari tidak terlalu ramai namun tetap dibutuhkan konsentrasi tinggi demi menjaga keamanan diri sendiri dan juga pengendara lain "Sarapan," jawaban Mahendra sukses membuat Alexa terkejut. Ekspresi wajah terkejut mendengar jawaban Mahendra. mengapa pria ini mengajaknya sarapan diluar."Sarapan? aku bisa melakukannya di apartemenku,” protes Alexa.“tidak ada salahnya menemani tunanganmu dan sarapan bersama, bukan?” ucap Mahendra lagi.“Kamu pasti sedang mengigau," ucap Alexa tidak percaya.Mahendra tersenyum lebar penuh misteri. Alexa diliputi berbagai pertanyaan akan dibawa kemana dirinya oleh tunangannya ini. Mahendra suka sekali mengajaknya keluar namun tidak mau memberitahukan kemana tujuan mereka. Hal itu kadang membuat Alexa kesal.Alexa dan Mahendra berakhir di sebuah restoran mewah yang di atas gedungnya terdapat sebuah hotel bintang lima. Alexa memesan French Toast with s
"Apa itu?" Tanya Mahendra sambil menatap tajam buket bunga di tangan Alexa."Bunga lily," jawab Alexa santai sambil menciumnya. Alexa selalu suka aroma dari bunga berkelopak lebar ini."Dari," Mahendra mulai berdiri dan mendekati Alexa.Alexa memperhatikan buket bunganya dan tidak menemukan pengirimnya. Baginya hal itu sudah biasa. Namun karena Mahendra bertanya dia berpura memeriksa saja. Dunianya dan Mahendra sangat jauh berbeda. Mungkin bagi Mahendra bunga dikirim saat ada acara tertentu saja."Dari fans," jawab Alexa."Wah,,, apa mereka diperbolehkan mengirim hal semacam ini hingga ke tempat tinggalmu," selidik Mahendra."Mereka tahu aku menyukai bunga Lily dan sering mengirimkan hadiah kesini atau ke kantor management. Tidak perlu khawatir," terang Alexa."Wah,,, mereka sangat perhatian sehingga mengetahui bunga kesukaanmu," nada Mahendra sedikit terdengar sinis."Begitulah. Mereka hanya mencoba menunjukkan cinta dan dukungan mereka padaku," bela Alexa."Aku merasa tersaingi kare
“katakan kamu pasti memiliki masalah dengan Gio,” ucap Alexa.Dia baru tiba di apartemennya ditemani Mahendra. Pria itu dengan sopan memaksa masuk tanpa bisa dihentikan Alexa. dia berdalih sudah lama tidak mengunjungi apartemen tunangannya.“tidak. hanya perasaanmu saja,” ucap Mahendra. Namun dia menghindari tatapan Alexa. hal itu membuat kecurigaan Alexa semakin kuat.“sepertinya aku mulai bisa memahami kebiasaanmu, aku tahu kamu berbohong sekarang,” ucap Alexa sambil berkacak pinggang.Mahendra tidak menjawab dan memilih mengalihkan perhatiannya pada hal lain."Sebenarnya ada masalah apa diantara kalian," tanya Alexa lagi."Aku tidak ingin membahasnya," balas Mahendra."Tapi aku perlu memahami situasinya, agar aku bisa menentukan sikap," Alexa bersikeras.Bagaimana Alexa tidak bersikeras membahas masalah ini, selama di kantor Lovable tadi Mahendra seolah tidak memberikan kesempatan Gio untuk membahas secara detail dengan Alexa. Selain itu nada bicara Mahendra juga dingin dan sinis t
Alexa dan William datang berkunjung ke perusahaan Lovable atas permintaan Mahendra. Ada produk baru yang akan di launching dan Mahendra meminta Alexa khusus untuk datang ke perusahaan sebelum produk resmi dijual ke publik. Mahendra bahkan menyambut Alexa di lobby kantor saat dia mengetahui tunangannya sudah berada disana. Tentu saja tindakannya membuat semua mata yang ada disana menatap dengan tatapan terkejut bercampur penasaran. Apa pemilik perusahaan mereka akhirnya menentukan pilihannya. Apa itu berarti dia tidak akan bertanggung jawab atas kehamilan Joanna yang dikabarkan juga dekat dengannya?“apa Kabar Pak Wil,” sapa Mahendra pada William sambil menjabat tangannya.“seperti biasa. aku selalu baik,” balas William hangat.“syukurlah. Mari kita naik. semua orang sudah menunggu,” ucap Mahendra mempersilahkan William untuk jalan terlebih dahulu“aku senang kamu juga datang,” ucap Mahendra sambil tersenyum.“kalau bukan karena pak Wil yang memintanya aku enggan kesini,” Ucap Alexa be
Alexa turun dari mobil Mahendra dengan buru-buru. Lokasi syuting masih beberapa meter lagi. dia meminta diturunkan di sana karena tidak ingin mengganggu para kru rumah produksi yang sedang bekerja. mungkin dia harus berlari agar lebih cepat tiba.“Mbak Alexa,” sapa seorang pria membuat Alexa berbalik dan mendapati Andika. Seorang aktor muda yang menjadi lawan mainnya saat ini. dia memanggil Alexa ‘Mbak’ karena umur Alexa yang memang dua tahun lebih muda darinya.“hai, Dika, kamu juga baru datang?’ Tanya Alexa kaget karena lawan mainnya masih berkeliaran disini.“tadi aku ke mobil bentar mbak, lokasi juga masih kacau banget. kayaknya bakal ditunda 30 menit deh,” ucap Pria itu sambil menghampiri Alexa dan memeluknya.Alexa membalas pelukan itu. hal yang wajar di antara para pemain menyapa dengan berpelukan alias ‘cipika-cipiki’. selain menunjukkan kedekatan diantara pemain juga menandakan bahwa diantara mereka terjalin chemistry yang baik.“benarkah? syukurlah. aku pikir aku telat,” uc
"Bisakah kamu mengemudikan mobilnya lebih cepat," ucap Alexa panik."Bila aku menambah kecepatan lagi, kita mungkin akan ditilang," balas Mahendra tanpa melepaskan pandangannya dari jalanan."Aku bisa dimarahi sutradara bila sampai lokasi terlambat," ucap Alexa yang mengutuk dirinya."Sepertinya kamu memang pantas mendapatkannya karena melupakan syuting hari ini," balas Mahendra cuek.Mahendra langsung mendapatkan pukulan yang cukup keras di lengannya membuat pria itu sempat merintih kesakitan."Sebaiknya perhatikan jalanmu," ucap Alexa memperingatkan.Mahendra tertawa. Memangnya ucapannya salah. Tobby bahkan menelponnya beberapa kali sebelum akhirnya menelpon Mahendra dan menanyakan keberadaan gadis itu. Tentu saja Mahendra belum menemuinya karena hari masih sangat pagi.Tobby lalu menceritakan bila hari ini Alexa ada jadwal syuting dan malam sebelumnya dia menolak untuk berangkat bersama Tobby dan timnya. Dia bilang ingin membawa mobil sendiri. Setelah mendengarkan cerita Tobby, Mah
"Hai cantik, apa kabar?" Tanya Gio pada Nathalie sambil menatap layar ponselnya.Gio sedang melakukan video call dengan Nathalie yang masih berada di Sydney. Hubungan jarak jauh harus mereka lakukan sejak mereka berdua resmi menjalin hubungan. Walaupun begitu rindu ingin bertemu Nathalie, Gio berusaha tidak menampakkannya pada kekasihnya itu. Dia tidak ingin menambah beban pikiran Nathalie yang masih memikirkan restu dari kakaknya, Mahendra.Nathalie tersenyum sangat manis mendengar sapaan Gio. Sejak berhasil mendapatkan hati Gio, suasana hati Nathalie selalu berbunga setiap harinya. Sedikit gila memang. Tapi semenjak menyandang status kekasih Gio, Nathalie seolah memiliki alasan untuk lebih bersemangat kuliah. Dia ingin segera lulus dan kembali ke Jakarta agar tidak ada lagi jarak diantara mereka. Nathalie menjalani hidupnya dengan lebih berarti walaupun hal itu harus dibayar mahal dengan kehilangan keakraban dengan kakak satu-satu.Yah. Mahendra masih belum mau memberikan restunya