Keesokan harinya Eca sedang sibuk melihat-lihat status Instagram Idol Super junior. Membuat Adit yang melihatnya geram! bukannya Suaminya di siapin baju dinas kantor eh malah Istrinya masih sibuk dengan dunianya sendiri.
"Sayang...dari tadi Kamu main hp terus sih?" Panggil Adit.
"Bentar Adit...Aku sedang sibuk" Jawab Eca.
Drttt! drtttt!
Suara notifikasi dari grup muncul.
GRUP LAMBE-LAMBE TURAH
Dewi
Woy! Yang lagi di korea jangan lupa oleh-olehnya!Caca
Iya jangan lupa!Eca
Tenang Gue bawain tanah korea mau?Dewi
Tanah buat apa anjir!Caca
Gue inginya Oppa atau Ahjussi korea Yang gantengDewi
Heh! Si Gara mau di taro dimana?Caca
Tong sampah!Eca
Astgahfirullah!Caca
Hehehe pisEca
Oke! Gue bawain oleh-oleh teoppoki aja yhaDewi
Boleh tuhAdit tanpa aba-aba l
"Iya boleh Sayang....ya udah Aku berangkat dulu yah? Bentar lagi Mami sama Bunda mau ke sini temenin Kamu.""Iya Mas hati-hati" Ucap Eca.Eca langsung mencium tangan Adit dan Adit pun mencium kening Eca saat mau pergi."Ya udah Aku berangkat dulu" Pamit Adit.Setelah Adit pergi, Eca duduk di ruang tv sembari menunggu Mami dan Bunda datang ke apartemen.GRUP LAMBE-LAMBE TURAHEcaWoy! Gue sendirinih di apartemenDewiBrisik! Gue lagi kerjaCacaMangkanya kerjaEcaKalau boleh kerjaGue udah kerja kaliDewiLo resignnyalama amat anjir!EcaNunggu Baby Boykeluar baru bisa kerjaCacaEmang Anak Lo Cowo?EcaBelum tau GueDewiLah kalau belum tahungapain di namainBaby Boy anjir!EcaYa siapa tau cowoTidak lama, suara bel berbunyi membuat Eca langsung senang. Akhirnya Mami dan
Lantas, Mereka semua langsung masuk ke dalam mobil dan mobil itu pun langsung melaju dengan kecepatan yang cukup kencang membuat Caca dan Dewi kaget.Setelah Aji menelfon Bokap Adit, ia mendapatkan alamat rumah sakit itu. Ia segera menuju ke rumah sakit yang di tunjukan oleh Pak Rangga.Mereka semua pun sampai di depan rumah sakit, Dewi segera menuju ke ruang resepsionis untuk menanyakan keberadaan ruangan Eca dimana."Ada yang bisa Saya bantu Mba?" Tanya Suster itu."Mau tanya ruangan persalinan untuk ibu hamil di sebelah mana yah?" Kata Dewi."Ohh ruangan itu....Mba lurus aja terus ada pertigaan Mba belok ke kanan di pojok itu ruangan persalinan Mba" Terang Suster yang menjaga ruangsn resepsionis."Oh makasih ya Mba.""Iya sama-sama."Mereka semua langsung segera ke ruangan persalinan yang di tunjuk Suster penjaga itu. Setelah cukup lama mencari ruangan tersebut, akhirnya ketemu saat tidak sengaja bertemu dengan Bunda Wanda y
Tiga tahun kemudian, Abi sudah beranjak umur tiga tahun ia sudah mulai lincah berjalan, berlari maupun berbicara walau tidak terlalu fasih.Abi banyak di sukai orang dari keluarga prajana atau pun, dari keluarga pihak mommynya. Apalagi, saat teman-teman Adit yaitu Gara dan Aji yang selalu menemani Abi walau sering di buatnya menangis.Dan ada juga dari teman-teman Eca yaitu, Caca dan Dewi yang selalu di buat gemas dengan tikah laku Abi.Entah kenapa Abi selalu suka dengan bibi Caca dan Bibi Dewi, ia sangat suka sekali dengan ke dua bibi tersebut. Sampai mereka pulang Abi selalu menangis, seperti tidak merelakan Caca dan Dewi pergi.Sampai-sampai Gara dan Aji di buat yakin bahwa Abi menguasai sifat Adit ayahnya, karena setiap ada laki-laki yang mendekati dirinya ia tidak suka. Tapi, saat perempuan yang mendekati dirinya ia malah sangat suka dan senang."Fiks! Gue yakin dia menguasai sifat Adit!" Bisik Gara yakin."Loh yakin, gue juga yakin" J
"Bibi Dewi? Boleh sini" Suruh Abi sambil melambai-lambaikan tanganya ke arah Dewi.Akhirnya, bibi Dewi pun mengajak Abi untuk bermainan mobil-mobilan dan robot-robotan. Dari raut Abi yang Dewi lihat, Abi akan mengikuti sifat ayahnya nanti.Empat tahun kemudian.Empat tahun berlalu semua teman-teman Eca, sudah mulai menikah begitu juga dengan teman-teman Adit.Kini Eca sudah jarang bertemu dengan mereka berdua. Ia sangat rindu sekali dengan ke boborokan mereka atau pun canda tawa mereka. Sungguh, Eca merindukan hari-hari itu.Sekarang Eca sedang bersiap-siap mengantarkan Abi yang akan pergi ke sekolah TK. Pertama kali Abi, masuk ke sekolah taman kanak-kanak pertama Abi tidak ingin berangkat ke sekolah. Tapi...saat Adit membujuknya untuk membelikan mainan baru, Abi mulai luluh dan terbujuk."Kamu siap sayang?" Tanya Eca sambil memegang tas Abi yang bergambar robot-robotan itu, menaiki mobil berwarna hitam.Abi mengangguk-angguk ce
Eca pun keluar dari ruangan itu sambil, lari menahan isak tangis yang mulai membendung di pelupuk mata. Adit yang melihat Eca lari langsung mengejarnya "Sayang!" Teriak Adit.Tetapi, Eca semakin menjauh membuat Adit menghela nafas kasar "Sayang!" Panggil Adit lagi ke dua kalinya.Setiap Eca lari kencang pasti Adit bisa menangkapnya dengan cepat. Buktinya, Adit bisa menangkap tangan Eca dengan lihai "Sayang, kenapa kamu lari sih?" Tanya Adit.Eca yang ke tangkap oleh tangan Adit, cuma bisa diem menahan tangis yang sudah membanjiri pelupuk matanya "Kamu tanya aku kenapa? Setelah kamu tahu ini semua, kamu masih bilang aku kenapa?" Tanya balik Eca dengan menekan kata-kata.Adit cuma bisa terdiam, bingung cara menjelaskan dari mana dulu "Sayang...aku...aku" Jawab Adit gugup.Eca yang mendengar jawaban Adit gugup, tersenyum kecut "Kenapa? Kamu tidak bisa menjawabnya kan, berarti selama dugaan aku selama ini benar."Adit langsung mengerutkan kening
Eca pun mengerutkan keningnya bingung “Maksud kamu apa? Aku gak mengerti ucapan kamu tadi” Kata Eca bingung.“Kamu mau selingkuh dari aku iya? Sampai-sampai kamu ingin peluk-pelukan sama laki-laki lain?” Jelas Adit, membuat Eca langsung menggeplak tangan Adit cukup keras “Akhh! Sakit tau!” Kata Adit meringis kesakitan.“Mangkanya! Kalau ngomong di saring dulu! Nggak usah fitnah aku selingkuh sama laki-laki lain!” Jawab Eca, sambil menekankan semua kalimatnya tadi.“Iya-iya maaf sayang, aku kan Cuma takut kalau kamu selingkuh” Sambil mengusap-ngusap tangannya yang mulai memerah “Sekarang kamu mau kan, memaafkan aku yang tadi?” Tanya Adit sekali lagi. Jujur Adit tidak tenang kalau istri kecilnya itu marah dengan dirinya. Ya....kalau di ibaratkan, seorang ceo yang takut dengan istrinya sendiri atau...suami takut istri.Eca masih terdiam, membuat Adit kewalahan. Semoga aja....Eca mau mema
Abi mulai berpikir mencerna kata-kata Tasya tadi. Benar juga kata Tasya, saat pelajaran tadi, Guru Abi menjelaskan boleh berteman sama semua orang yang penting, jangan berteman sama penjahat karena....berteman sama penjahat tidak baik “Benel juga kata kamu, oke! Abi mau berteman sama Tasya” Jawab Abi tersenyum.Saat Abi mengatakan hal itu, membuat Tasya tersenyum senang “Yang benel? Abi mau belteman sama tasya?” Tanya Tasya sekali lagi, membuat Abi mengangguk cepat.“Ia Tasya, Abi mau belteman sama Tasya selamanya” Jawabnya.“Oke! Janji yah Abi?” Kata Tasya.“Ia janji” Jawab Abi.Mereka berdua pun, bersalaman mengucapkan janji untuk peresmian sebagai teman selamanya atau sahabat selamanya membuat mereka berdua, saat bersalaman tertawa senang dan ceria. Membuat Abi yang tadinya menangis karena tidak punya teman, sekarang bisa tertawa berkat Tasya. Yang menawarkan dirinya untuk berteman deng
“Sekarang bagaimana? Istri saya sudah marah besar sama saya? Kalau kamu ingin di maafkan bantu saya untuk membujuk istri saya lagi bagaimana, mau tidak!” Tawar Adit.Sekretaris Xiao jin pun, langsung mengangguk cepat setuju. Karena, ini kesempatan besar bagi dirinya untuk selamat dari cengkeraman maut tuannya itu.“Bagus” Kata Adit sambil menepuk-nepuk pundak sekretaris Xiao jin “Sekarang bagaimana? Sudah ada ide buat membujuk istri saya Eca?” Kata Adit lagi.“sebentar tuan” Xiao jin pun, langsung memikirkan caranya agar bisa membujuk hati nyonya Eca luluh lagi ke tuan Adit “Saya sudah ada tuan.”“Apa idenya?” Tanya Adit penasaran. Lalu, sekretaris Xiao jin pun membisikan idenya di telinga direktur Adit. Direktur Adit pun, setuju dengan ide sekretaris Xiao jin itu “Ide yang bagus” Katanya.“Jadi, kapan kita buat rencananya pak?&rd
Empat bulan berlalu. Abi, bulan ini akan masuk sekolah dasar kelas satu. Ia sudah sangat bersemangat untuk hari pertama masuk sekolah dasar. "Wahh, cucu nenek ganteng sekali" Kata bunda Wanda. Ya! Kali ini, keluarga Prajana dan keluarga Eca sedang berkumpul. Untuk, sekedar melihat calon bayi dan cucuk kesayanganya masuk sekolah dasar. "Iya dong nenek wanda, kan sekarang Abi sudah gede jadi tambah ganteng" Ucapnya, membuat semua orang yang ada di sana, tertawa lepas dengan jawaban Abi. Sekarang Abi, sudah fasih berbicara huruf R dan sudah lancar dengan ucapannya. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu, membuat suasana ketawa menjadi terdiam, saat ada orang yang mengetuk pintu di depan. "Sebentar ya...." Kata Eca. Eca pun, yang tadi sedang duduk di sofa. Langsung, bangun dan berjalan ke arah pintu tersebut. Untuk membukannya. Cklekk! (Suara pintu di buka) Saat Eca membuka pintu depan, ia langsung terke
"Kalau adiknya perempuan gimana?" Tanya Ilma lagi.Abi, mulai berpikir sejenak ia. Sangat bingung untuk menjawab pertanyaan ini."Ehmm.....coba Abi pikil dulu" Jawab Abi.Lantas, Abi mulai terdiam memikirkan apakah dirinya mau punya adik perempuan? Apakah sebaliknya ia tidak menyukainya? Setelah itu. Abi mulai menjawabnya lagi."Tidak mau!" Jawab Abi cepat.Ilma, langsung mengerutkan keningnya bingung."Kenapa tidak mau?" Tanyanya."Kalena, Abi jadi tidak punya teman untuk, main bola mba ilma" Jawab Abi.Ilma cuma bisa mengangguk-angguk mengerti. Dengan jawaban Abi itu."Hmm, begitu yah."Abi menjawab dengan anggukan "Iya."Di sisi lain,Eca sedang menyiram tanaman miliknya, yang ada di belakang rumah. Saat itu, Abi berlari ke arah Eca sambil memanggilnya."Mommy!" Panggil Abi sambil berlarian.Eca lantas, menengok ke arah Abi saat Abi memanggilnya tadi."Eh sayang, ada apa?" Tan
"Mommy sama daddy kok belantem?" Tanya Abi, yang sedang membawa obat untuk mommy Eca.Lantas, baik Eca maupun Adit. Langsung, menengok sama-sama ke arah Abi anaknya itu. Dengan muka terkejut."Abi?" Tanya Adit."Daddy, kenapa malahin mommy sih!" Kata Abi kesal.Adit pun, di buat bingung oleh kata-kata Abi barusan "Loh? Siapa yang marahi mommy?" Tanya Abit bingung."Itu" Tunjuk Abi ke arah Eca dengan, muka yang cemberut.Adit mengikuti, tangan Abi yang menunjuk ke arah Eca dengan seksama "Itu kenapa?" Tanya Adit, masih tidak paham yang Abi tunjukkan."Itu, raut mommy malah! Belalti? Daddy sudah malah-malahin mommy" Jawab Abi.Adit langsung menghela nafas sabar, ia sangat gemas dengan tingkah Abi anaknya itu. Sampai-sampai dirinya di buat greget."Abi? Mommy tidak marah sama daddy" Kata Eca lembut."Benelan mommy?" Tanya Abi."Iya sayang."Setelah dirinya sudah selesai makan. Abi, Eca dan Adit berjalan
Pagi ini, semua orang berkumpul di meja makan. Untuk sarapan pagi, tidak lupa Eca selalu rutin, menyuapi anaknya Abi makan. Membuat Adit yang melihatnya, di buat iri pada anaknya sendiri."Udah gede di suapin mulu. Katanya, jagoan daddy kok di suapin," Sindir Adit ke Abi.Abi yang mendengar kata-kata sindiran dari daddynya, langsung protes tidak terima."Bialin, orang mommy Abi nggak nolak ye...." Jawab Abi. Sambil, menujurkan lidahnya.Setelah itu, tidak lama perut Eca terasa mual mau munta. Ia pun, segera berlari menuju ke toilet. Yang ada di dekat dapur.Baik Abi maupun Adit, di buat bengong dan bingung. Karena Eca, tiba-tiba langsung berlari cepat begitu saja."Kan, gara-gara daddy. Mommy jadi pelgi" Rajuk Abi kesal.Adit yang melihat muka Abi, yang ngambek begitu saja, terlihat sangat lucu dan menggemaskan."Loh? Kenapa daddy yang di salahin, bukankah Abi yang buat repot mommy? Jadi, mommy pergi deh" Jawab Adit. Tidak mau
Setelah pesta atau kejutan subuh tadi, akhirnya telah selesai. Baik Eca, maupun Adit. langsung segera tidur untuk beristirahat.karena, badan mereka berdua sudah mulai merasakan kelelahan dan pegal-pegal. Karena, pesta tadi yang di adakannya larut malam.Akan tetapi, saat Eca hendak mau tidur memejamkan matanya, Adit mulai memeluk Eca dengan sangat erat. Membuat Eca tersentak kaget."Mas! Kalau Abi, kesini gimana?" Tanya Eca kaget. kepada Adit."Suruh pengurus baby sister, suruh Abi jangan ke sini dulu" Jawab Adit enteng.Eca yang mendengar jawaban dari Adit, cuma bisa menghela napas pasrah."Tapi, tetap saja Abi akan ke sini loh?" Kata Eca lagi.Seketika, Adit yang sudah gercep memeluk Eca, langsung mengurungkan niatnya. Ia pun, bangun dari tempat tidur."Sayang? Kita sudah lama enggak kaya gitu. Saat kamu, menyusui Abi kita jadi jarang loh" Jawab Adit merajuk. Sepeeti anak kecil saja."Ya tapi kan, kalau Abi liha
Eca pun, menghela nafas kasar. Saat mendengar penjelasan dari Olivia sambil memohon-mohon seperti itu. Untung saja, hati Eca selalu luluh pemaaf.Ia pun, mau memaafkan Olivia walau, hatinya masih sakit saat mengingat kejadian pada waktu itu."Baiklah, aku akan memaafkanmu. Tapi, lain kali jangan di ulangi lagi yah" Ucap Eca.Olivia yang mendengar jawaban dari Eca, ia langsung tersenyum senang. Ia sangat puas bahwa Eca mau memaafkan dirinya."Terima kasih Eca, aku janji tidak akan mengulanginya lagi" Jawab Olivia. Sambil menggoyangkan jari kelingkingnya. Untuk berjanji bahwa ia, tidak akan mengulanginya lagi."Sama-sama."Akhirnya, Eca dan Olivia saling berpelukan satu sama lain. Membuat suasana makin terenyuh karena, suasana malam yang sepi dan penuh ke hangatan.Adit yang melihatnya, cuma bisa tersenyum ikut merasakan kebahagiannya. Begitu juga, dengan sekretaris Xiao jin. Yang dengan senyuman khasnya membuat wanita meleleh dengan se
Semua sudah siap, sekretaris Xiao Jin segera langsung menghidupkan stop kontrak listrik lampu agar segera menyala ke seluruh ruangan. Akhirnya, lampu di seluruh ruangan menyala terang. Membuat mata yang melihatnya, menjadi silau seperti melihat cahaya terang benerang atau matahari yang sangat terik."Xiao Jin, kamu segera panggil Eca untuk kesini. Dengan segera" Pinta Adit."Baik tuan," Jawab sekretaris Xiao Jin, segera mengangguk mengerti.Sekretaris Xiao Jin pun, segera menuju ke ruangan atas. Untuk mengajak nyonya Eca ke ruangan bawah.Untuk memberikannya, kejutan dan permintaan maaf. Karena siang tadi, yang membuat suasananya tidak enak."Bagaimana, kalau Eca tidak memaafkan aku?" Tanya Olivia khawatir."Kamu tenang saja. Pasti, istri saya akan memaafkannya" Jawab Adit. Sambil dirinya, menenangkan ke gugupan Olivia mantan pacarnya itu."Kamu yakin?" Tanya Olivia. Untuk memastikannya lagi."Hmm" Jawab Adit. Di iringi angguka
“Sayang, dengar in penjelasan aku dulu sebentar. Aku mohon, kamu jangan kaya gini terus” Kata Adit, memohon kepada Eca. Ia benar-benar sudah frustrasi berat karena perbuatannya.Tidak lama kemudian, tiba-tiba lampu rumah mereka mati. Membuat Eca kaget kelimpungan pasalnya, Eca benar-benar sangat benci dengan suasana gelap dari sejak kecil.Lantas, Eca langsung segera mencari keberadaan sosok Adit sang suaminya “Adit! Kamu di mana? Aku takut gelap loh” Panggil Eca dengan nada ketakutan. Ia, hampir menangis karena takut suasana gelap.“Adit!” Panggil Eca lagi, kali ini ia berteriak sangat keras. Memanggil nama Adit.Tetapi, sosok Adit tidak menyahuti panggilan dari Eca sama sekali. Membuat Eca, tambah ketakutan sambil sesekali mengumpat di balik selimut tebal dengan badan gemetar.“Adit, kamu di mana?” Gumam Eca lirih di dalam hatinya.Di sisi lain,Adit sudah pergi dari kamarnya semenjak
“Sekarang bagaimana? Istri saya sudah marah besar sama saya? Kalau kamu ingin di maafkan bantu saya untuk membujuk istri saya lagi bagaimana, mau tidak!” Tawar Adit.Sekretaris Xiao jin pun, langsung mengangguk cepat setuju. Karena, ini kesempatan besar bagi dirinya untuk selamat dari cengkeraman maut tuannya itu.“Bagus” Kata Adit sambil menepuk-nepuk pundak sekretaris Xiao jin “Sekarang bagaimana? Sudah ada ide buat membujuk istri saya Eca?” Kata Adit lagi.“sebentar tuan” Xiao jin pun, langsung memikirkan caranya agar bisa membujuk hati nyonya Eca luluh lagi ke tuan Adit “Saya sudah ada tuan.”“Apa idenya?” Tanya Adit penasaran. Lalu, sekretaris Xiao jin pun membisikan idenya di telinga direktur Adit. Direktur Adit pun, setuju dengan ide sekretaris Xiao jin itu “Ide yang bagus” Katanya.“Jadi, kapan kita buat rencananya pak?&rd