Share

Pertemuan

Penulis: Alna Selviata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lima bulan kemudian, Yatri sedang membuat Roti panggang pesanan guru Difa. Toko kue Yatri lumayan di kenal, dan berjubel para pelanggan yang mengantri menanti pesanan mereka. Yatri pun telah mempekerjakan empat karyawan.

Sementara sore itu Uwa Nawi membawa Trixa jalan-jalan berkeliling taman dengan memakai kereta bayi. Di taman itu ada banyak orang yang lalu-lalang. Tiba-tiba Uwa Nawi kebelet ingin buang air kecil, bergegas ia mencari toilet terdekat. Menitipkan sejenak Trixa ke penjaga toilet. 

Namun di taman itu pula ada sosok pria yang juga memasuki toilet, namun matanya malah menyorot bayi mungil di kereta bayi itu. Perlahan ia mendekati Trixa, senyum gadis mungil itu berbinar melihat sosok pria tampan yang menyapanya.

"Hei, anak cantik, kamu kayak boneka," ucap pria itu yang tak lain adalah Rexa.

Trixa kegirangan, meracau dengan bahasa bayinya. Rexa mengusap kepala Trixa dengan lembut, teringat den

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WEDDING ON PAPER   Si kecil Trixa

    Rexa usai rapat, dia bergegas ingin ke taman lagi mencari Trixa, bayi mungil nan cantik yang buat dia jatuh hati. "Selanjutnya kita mau kemana, Bos?" tanya Gerald yang mengikuti langkah Reza keluar dari ruang rapat. "Aku mau ke taman, melihat bayi tadi," sahut Rexa mempercepat langkahnya. "Lah, emang dia siapa? itu anak orang loh, takutnya orang tuanya nanti salah paham dengan Bos," kata Gerald. "Gak ah, aku ingin ketemu." Rexa tetap ngotot, dia menyeberang jalan dengan berlari kecil. Gerald hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah aneh bosnya itu. Rex baru kali ini menyenangi anak, sebelumnya ia tak pernah tertarik pada anak kecil. Rexa langsung ke arah toilet umum di taman itu. Dia menemui penjaga toilet yang menemani anak bayi itu. "Bu, bayi tadi itu mana?" tanyanya. "Udah pulang, Pak." "Ha? tah

  • WEDDING ON PAPER   Amukan Yatri

    Tiga hari telah berlalu, seperti biasa Yatri sibuk di toko kuenya mengawasi para karyawannya, tanpa campur tangan Yatri, kue yang di buat oleh karyawannya kadang tak sesuai rasa yang diinginkan pelanggan.Bunyi bel pelanggan tiba-tiba berbunyi, dari luar ada sosok perempuan yang seumur dirinya masuk ke dalam toko sembari membawa kertas-kertas."Yat, liat deh, ini apaan," kata Lina pada Yatri seraya memperlihatkan kertas berjenis brosur itu.Yatri membacanya seksama, fotonya pun ikut terpampang di brosur itu, kata-kata ancaman yang mewakili Rexa diluapkan didalamnya."Ternyata dia masih menginginkan anak ini, bukankah dia bisa membuat anak dengan istri barunya," ucap Yatri kesal."Lalu? kamu mau bagaimana? ini juga bentuk sayembara loh, Yatri. Yang melihat kamu tentu akan memberitahu padanya, demi uang," tambah Lina.Yatri menyimpan brosur itu ke dalam lac

  • WEDDING ON PAPER   Rayuan

    Rexa menjalar lidahnya ke leher Yatri, mengisap hingga memberikan ta.da kissmark di leher jenjang itu. Leher Yatri salah satu bagian tubuh favorit Reza, aroma tubuh istrinya tak pernah berubah, selalu saja menggairahkan. Suara Yatri terdengar mendesis, dia mulai sadarkan diri, merasa ada yang menyentuh area-area sensitifnya, hangat, dan lembut. Dia merasa sangat di sayang. Yatri mengira inilah sebuah mimpi indahnya bersama Rexa. Kedua tangannya pun ikut meraba punggung pria itu. Rexa bertahan menuruni gunung kembar yang masih terisiASI Yatri. Memainkannya penuh kelembutan, sementara suara desahan Yatri mulai rutin keluar dari mulut mungilnya. "Kamu berikan ASI untuk anak kita, ya," bisik Rexa yang sedikit meminumnya. Mendengar itu, Yatri membuka matanya, dia mengerjap, melihat disekelilingnya, kamar yang begitu mewah, ada sosok pria yang menindih tubuhnya tak henti memberi ra

  • WEDDING ON PAPER   Menunggu Yatri

    Rexa bahagia mendapat respon dari Yatri. Dia mengusap kepala Yatri yang bermain cerdas di bawah sana. Perempuan yang ia nikahi setahun lalu itu masih memiliki permainan ranjang yang baik."Aku semua yang ada pada dirimu, sayang.." lirih Rexa.

  • WEDDING ON PAPER   Berharap tanpa henti

    Pagi hari Rexa mendapatkan info dari orang-orang suruhannya tentang alamat beserta toko kue milik Yatri. Semua itu sudah ada di genggaman Rexa, usai rapat ia akan ke tempat Yatri untuk melihat Trixa untuk pertama kalinya. Namun di luar sekertaris Risa mengetuk pintu. Kata perempuan berdarah Manado itu ada tamu yang ingin menemui Rexa. Ternyata itu Bu Anne yang ingin membuat Rexa berhenti menemui Yatri. "Rexa, jika kamu memiliki waktu luang, tolong antar Mami ke Singapura untuk berobat," pinta Bu Anne. Rexa menutup laptopnya yang menyimpan foto-foto Yatri."Mami akan di temani oleh Risa dan Hani, maaf, Rexa banyak urusan," sahut Rexa. "Mami maunya di temani juga sama kamu, anak macam apa sih kamu,ini?" Rexa menghela nafas berat, dia paling tidak suka di paksa dalam hal apapun tapi ini menyangkut kesehatan maminya tentu dia harus mengalah kali ini.

  • WEDDING ON PAPER   Sulit bersatu

    Beberapa menit kemudian, Uwa Nawi telah datang membawa Trixa. Dari jauh mata Rexa tak berkedip melihat Uwa Nawi menggendong bayi mungil yang tak asing baginya. Sementara Uwa Nawi imut terhenyak melihat kehadiran Rexa bersama Yatri. Langkahnya sempat terhenti namun lirikan mata Yatri meyakinkan dia dari jauh.Semakin dekat, Rexa semakin melihat jelas wajah putri kecilnya. Betapa terkejutnya dia setelah melihat Trixa adalah bayi yang ia temukan di taman. Bayi yang membuatnya jatuh hati seketika setelah melihat senyumannya. Bayi yang sempat ia cari-cari karena mengingatkannya dengan anak yang di kandung oleh Yatri."Ternyata anak itu anakku, Trixa .." lirih Rexa.Yatri mengambil alih menggendong Trixa dari Uwa Nawi. Sekejap Uwa Nawi melempar senyum ke Rexa.Rexa perlahan mendekati Yatri, mengusap kepala Trixa untuk kedua kalinya. Matanya berkaca-kaca, wajah anak yang selama ini ia gambarkan di siluet saja, kini t

  • WEDDING ON PAPER   Tak dapat restu

    Randy keluar dari mobilnya, melihat Bu Wanda sedang menunggu di teras rumah, ibunya itu terlihat memasang wajah yang sedang marah. Sebagai anak yang paling lembut bersikap, Randy hanya mengukir senyum untuk ia layangkan ke ibunya. "Udah malam, Bu. Kok masih di luar saja?" "Ibu dari tadi menunggu mu, kamu dari mana? selama ini selain mengurus bisnismu, apa lagi yang kau urus?" tanya Bu Wanda menyerang Randy dengan berbagai pertanyaan yang sulit membuat Randy jujur. Randy memeluk ibunya, menenangkan hati yang sedang di balut amarah itu. "Jangan marah, Bu. Apapun yang di lakukan Randy itu semata hal baik," ujarnya. Bu Wanda melepas diri dari pelukan anaknya. Amarahnya tak terbendung lagi. "Kamu pikir Ibu tidak tahu apa yang kamu lakukan di luar sana? Ada hubungan apa kamu dengan mantan istri Rexa itu?" Randy yang tak mau berdebat

  • WEDDING ON PAPER   Memusingkan

    Rexa meresapi imajinasi birahinya. Yang selama ini selalu ia tahan-tahan pada perempuan lain, hanya Yatri seorang yang mampu menjadikannya pria sejati lagi. "Sayang, ayo kita lakukan lagi, menyatukan cinta kita," ucap Rexa. Tanpa sadar, di balik telepon, Yatri menganggukkan kepalanya. Hatinya menggiring alam bawah sadarnya untuk saling bersahutan. Lakon visual itu mereka ingin lakukan lagi, bahkan Yatri yang memulai lebih dulu menggebu menelpon Rexa. Sebagai pria yang sangat mencintai wanitanya, dia mengusap kening Yatri pada layar. Berharap rasa itu kembali tumbuh. Malam itu suasana panas pada kamar masing-masing membawa kepuasan tersendiri pada mereka berdua. Permainan yang memuaskan dari jauh telah mereka jadikan ladang menumbuhkan benih cinta yang hampir terkikis. Karena kelelahan, Yatri tertidur tanpa mematikan ponselnya, Rexa melihat itu tersenyum, tingkah laku istrinya tak pernah berubah, selalu saja konyol dan membu

Bab terbaru

  • WEDDING ON PAPER   Akhir derita

    Dua hari kemudian, Rexa dan Yatri kembali ke rumah sakit tahanan. Meski saat itu Yatri sedang mengalami fase mual, namun tak mengurungkan niatnya ingin menjaga Bu Anne."Sayang, seharusnya kamu itu di rumah, istirahat, kasihan bayi kita," ujar Rexa."Tidak, aku akan menemanimu kamu, oh ya, para keluarga korban tigak diantara mereka menyetujui itu, hanya dua lagi harus kita bujuk," papar Yatri.Rexa tak menyangka istrinya bisa sekuat itu melakukannya, dia terharu lalu memeluk Yatri."Maafkan keegoisan kami," ucapnya."Yang, seharusnya ini yang kita lakukan semenjak bulan yang lalu," sahut Yatri. Meski ia tahu tindakan itu malah akan beresiko.Bu Anne siuman, Rexa masih tetap menjaganya dari luar. Suster segera menghampiri Rexa untuk memberitahu keadaan maminya."Bu Anne sudah siuman, Pak. Sepertinya dia ingin bicara dengan anda," kata suster itu.Rexa masuk seorang diri di ruang ICU, dia menda

  • WEDDING ON PAPER   Keputusan menyeramkan

    Malam telah tiba, Rexa meringkuk di balik selimut dengan Yatri. Ada banyak obrolan yang mereka perbincangkan termasuk kondisi Bu Anne."Kabar Ibu bagaimana?" tanya Yatri. Dia tahu Rexa tak membahas kasus Bu Anne karena menjaga perasaannya."Dia baik-baik saja," sahut Rexa. Dia berusaha agar Yatri tak dapat menebak kondisi kekhawatirannya.Namun bukanlah seorang istri namanya bila tak memiliki kontak batin, Yatri sangat tahu bahwa suaminya sedang berbohong. Semenjak penangkapan Bu Anne, sebagai menantu dia pun merasa kasihan pada mertuanya, tetapi jika dia mengeluarkan Bu Anne dari penjara, apakah dia dan keluarganya akan tetap baik-baik saja? ia pikir, belum tentu.Yatri pun juga tak tega melihat suaminya seringkali menyembunyikan kesedihan. Meski berat, namun kebahagiaan pasangan ingin ia utamakan."Sayang, kita bantu mami ya, supaya hukumannya lebih ringan, maksudku kita buat keluarga almarhum karyawan ku

  • WEDDING ON PAPER   Awal mula kebahagiaan

    Hari itu Rexa menghadiri sidang maminya, saat itu Yatri tak ia perbolehkan ikut, karena ia tahu maminya akan memberontak bila melihat Yatri bersamanya.Di persidangan, jaksa membacakan tuntutan yang cukup menggemaskan untuk Bu Anne, mendengar itu Rexa bergetar, meski ia sudah menyiapkan tim pengacara hebat buat maminya akan tetapi hukum akan tetap berada di jalan keadilan.Bu Anne berdiri dari kursi terdakwanya, dia menentang semua yang dibacakan oleh jaksa."Itu semua bohong, saya hanya di jebak oleh Asdar, dia otak dalam ledakan itu."Rexa sangat malu dengan tingkah maminya, para pengacara Rexa saat itu mencoba menenangkan Bu Anne.Setelah semua lebih tenang, hakim memutuskan untuk menunda lagi persidangan hingga minggu depan. Rexa menghampiri maminya, tetapi Bu Anne malah membuang wajah."Mami jangan lain kali begitu, itu hanya akan memberatkan Mami," ujar Rexa. Tapi Bu Anne yang masih marah p

  • WEDDING ON PAPER   Pernikahan

    Bu Wanda dan Ray kembali ke rumahnya, Ray yang masih khawatir karena rencana pernikahan itu belum diketahui oleh Randy."Kok kamu dari tadi diam?" tanya Bu Wanda.Ray menghela nafas berat, "Bu, kita sudah melangkah sejauh ini tapi kak Randy belum Ibu beritahu, emang Ibu yakin kakak bakalan tidak menolak?"Bu Wanda hanya tertawa lalu berlalu ke kamar Randy. Baginya hari itu waktu yang tepat untuk mengatakan pada anak sulungnya itu. Saat itu Randy baru saja dari restauran miliknya, kedua perawat laki-laki bersama Randy sibuk memeriksa denyut nadinya."Ibu mau bicara sesuatu," kata Bu Wanda.Kedua perawat itu keluar dari kamar Randy, Bu Wanda mengambil ponselnya lalu memperlihatkan ke arah Randy."Bagi kamu dia cantik tidak?" tanya Bu Wanda memperlihatkan gambar Hani yang tadi siang."Itu 'kan Hani, Bu. Iya, dia cantik," sahut Randy bersikap biasa-biasa saja."Dia calon istri kamu, dan min

  • WEDDING ON PAPER   Dilema

    Yatri belum bangun, tapi Rexa telah bersiap-siap untuk keluar rumah secepatnya. Dia tak ingin pertanyaan semalam membuat beban pikiran pada istrinya. Rexa akan berusaha menjaga agar istrinya tidak terlibat lagi sama urusan Bu Anne. Dia menganggap, maminya yang salah sepenuhnya pada orang-orang disekitar Yatri.Setiba di kantor polisi, Rexa menuggu Bu Anne di ruang kunjungan. Bu Anne di gotong oleh dua aparat kepolisian."Mami," gumam Rexa. Dia menahan air matanya agar tak menangis didepan maminya.Bu Anne memandang anaknya penuh amarah. Dia membenci Rexa karena membiarkannya mendekap didalam penjara."Mami sudah makan? Rexa bawakan makanan untuk Mami," ujar Rexa mencairkan suasana tegang diantara mereka.Bu Anne malah mendorong makanan itu hingga jatuh ke lantai."Saya tidak butuh makanan dari anak durhaka sepertimu!"Rexa mengusap wajah dengan kasar, memang hati perempuan yang melah

  • WEDDING ON PAPER   Lamaran gelap

    Bu Wanda datang menemui Ray di kantornya, dia menceritakan keinginannya menjodohkan Randy dengan Hani. Mendengar hal itu, Ray terkejut, bukan tidak setuju, tetapi takut bila Hani tidak mencintai kakaknya dengan setulus hati."Yang benar saja, Bu. Jangan bikin perkara baru deh, apalagi Hani itu adik angkat Kak Rexa," ujar Ray."Ibu juga sudah memikirkan itu, tapi apa salahnya, toh Hani juga suka sama kakak kamu, lagipula kita 'kan ingin mempererat tali kekeluargaan."Ray terdiam, menolak pin dia tak memiliki sepenuhnya hak. Menikahkan kakaknya dengan Hani cara yang ia anggap rumit. Bagaimana bisa perempuan cantik seperti Hani mau menikahi pria yang sedang berjuang melawan penyakitnya."Terserah Ibu lah, tapi jangan sampai ide Ibu hanya buat kak Randy jadi tambah sakit," kata Ray. Dia tak ingin kakaknya merasakan patah hati untuk kesekian kalinya lagi."Kalau begitu antar Ibu ke rumah Rexa, kita akan bi

  • WEDDING ON PAPER   Rindu yang terbayarkan

    Yatri sudah membereskan semua kamar tidur anaknya, Difa dan Kesang sudah mulai menyambut malam dengan berleha-leha di atas kasur empuknya, sementara Trixa di jaga beberapa baby sitter yang di khususkan oleh Rexa.Dia menuju ke kamarnya, mengganti pakaian yang begitu banyak disediakan oleh para pelayan yang Rexa siapkan untuk istrinya itu."Kalian boleh keluar, aku mau istirahat dulu," pinta Yatri pada keempat pelayan itu.Pelayan itu keluar dengan kepala menunduk, mendapat penghormatan seperti itu, Yatri malah jadi risih. Dia tak habis pikir dengan cara Rexa memanjakannya, bagi Yatri ini sangat berlebihan. Ia sadar diri, dirinya bukan seorang putri raja yang setiap saat di awasi oleh para dayang istana. Tanpa terasa matanya ngantuk hingga buaian bantal membuat ia terlelap.Sejam ia tertidur, Yatri birahinya memuncak, tubuhnya tiba-tiba hangat dan bergairah, selangkangannya terkoyak oleh usapan lembut. Matanya begitu berat untuk ter

  • WEDDING ON PAPER   Menyambung Silaturahmi

    Rexa mengusap air matanya, dia tak menyangka jika Ray mampu bertindak demikian. Rexa bahkan berulangkali membaca email Ray, tetap saja keluhan air matanya menetes sedikit demi sedikit."Ada apa, Kak?" tanya Yatri mengangetkan dari belakang."Hm, ini email dari Ray," sahutnya seraya menghapus lelehan air matanya."Kenapa? dia berulah lagi?""Tidak sayang, justru sebaliknya, ini kamu baca," kata Rexa memperlihatkan isi email Ray pada Yatri.Membaca itu, Yatri menghela nafas berat. Dia menggenggam erat tangan Rexa. Yatri memberi isyarat kasih pada suaminya itu."Iya, aku paham maksud kamu. Aku akan bertemu mereka," ujar Rexa menyetujui semua yang diinginkan Yatri.Rexa segera ke rumah ditemani para bodyguardnya. Meskipun saya itu pikirannya berkecamuk karena kasus yang menimpa maminya, namun Rexa berbesar hati sebab kebaikan mulai menyeringai pihak Bu Wanda.Setiba di rumah sakit, Re

  • WEDDING ON PAPER   Memperbaiki kembali

    Dua Minggu kemudian, rumah lama Rexa digerebek oleh polisi. Rupanya polisi sudah menemukan bukti tentang peledakan toko Yatri. Para anak buah Asdar pun telah ditangkap, namun Asdar berhasil melarikan diri pada saat itu. "Bu Anne Strovert, anda ditangkap sebagai tersangka utama dari peledakan toko Ini Yatri," kata letnan saat itu. Bu Anne berusaha berlari ke atas kamarnya, namun suara tembakan dilayangkan ke udara. Bu Anne menunduk menangis. Kedua polisi memborgolnya. "Kalian salah tangkap, yang menyuruh mereka itu Wanda, bukan saya," ucapnya membela diri. "Jelaskan saja di kantor polisi," kata polisi mengajak Bu Anne masuk kedalam mobil patroli. Bu Anne meronta ingin dilepaskan, didalam mobil dia tak henti mengumpat membanggakan kekayaannya. "Kalian tidak tahu, jika Rexa keluar nanti, dia akan menyewakan pengacara hebat untukku," kata Bu Anne. Polisi itu hanya tertawa mendengarnya. Bu Anne tak meliha

DMCA.com Protection Status