Beranda / Romansa / WEDDING ON PAPER / MORNING SICKNES

Share

MORNING SICKNES

Penulis: Alna Selviata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi-pagi sekali, Yatri bangun lalu belari ke kamar mandi, dia mengeluarkan semua isi lambungnya lagi, rupanya 'morning sicknes' akan rutin menemani masa ngidamnya.

Rexa yang mendengar suara mual Yatri, berlari ke kamar mandi pula, meski agak jijik dengan kotoran yang seperti itu, tetapi dia berusaha menahan diri demi menemani proses Yatri di saat berjuang mengandung anaknya. Rexa menyeka rambut Yatri, memijit-mijit lehernya, mengusap minyak angin yang tadi malam di belikan oleh Bu Yat.

"Kamu kuat ya," kata Rexa tak tega. "Kita le rumah sakit," lanjut Rexa.

"Ti-tidak usah, ini su-sudah biasa kalau ngidam," sahut Yatri gagap.

Setelah merasa lebih enakan, Yatri di gendong Rexa ke tempat tidur lagi. Dia membaringkan istrinya dengan penuh kelembutan. Yatri pucat, darah seakan tak mengaliri area wajahnya, tentu Rexa panik. Dia menelpon Derald agar memamggil dokter Hari ke rumah lagi memeriksa Yatri.

"Kamu kenapa tidak mau k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WEDDING ON PAPER   Rambu-rambu posesif

    Dokter Hari keluar dari kamar mereka, Rexa teramat kesal melihat keramahan Yatri pada dokter yang juga dari kalangan konglomerat itu. "Hem, kau sepertinya sudah sehat," ketus Rexa. "Iya, Pak. Saya sudah agak baikan," sahut Yatri yang sudah pulih. Rexa menatap nanar ke Yatri, dia benci bila mata perempuan yang ia jadikan istri itu malah mengangumi ketampanan orang lain. Bagi Rexa, Yatri sudah sah menjadi istrinya, memiliki hak sepenuhnya pada perempuan itu. Dengan hati yang berkecamuk, dia menjatuhkan tubuhnya di samping Yatri, merogoh sendiri ke dalam celananya lalu memainkan kemaluannya. Yatri terkejut melihat aksi mesum Rexa yang tiba-tiba, dia mengalihkan pandangan seolah-olah tak melihat kelakuan binal pria itu. Sementara tangan kanan suaminya mengocok pelan rudal yang ingin membuas di tempat hangat dan lembab. "Bukalah, celanaku, ma .." bisik Rexa. Yatri termangu, kata panggilan 'mama' terucap lagi da

  • WEDDING ON PAPER   Menjalin keakraban

    Siang hari Yatri mendapat telpon dari Difa di ponsel Bu Yat. Anaknya memberitahu Bu Yat bahwa hari ini dia sudah bisa pulang ke rumah. Bu Yat akan menyampaikan itu, meski Difa agak kecewa karena tak dapat berbicara langsing dengan ibunya, namun ia berusaha mengerti bahwa ibunya sedang banyak urusan. Yatri yang selalu di awasi Rexa di dalam kamar tak bisa leluasa melakukan apapun, sudah sejam ia hanya menonton tv dan film yang Rxea sediakan untuk menghilangkan rasa bosannya. Rexa sedari tadi hanya bermain game, tak berniat melakukan apapun selain di kamar menjaga Yatri. 'Kapan ya, Pak Rexa keluar dari kamar ini, aku ingin sekali menelpon Difa dan Kesang,' keluh Yatri dalam hati. Rexa menangkap gelagat Yatri yang gelisah, juga sesekali melirik ke arahnya. "Kau kenapa? bosan?" tanya Rexa menebak. Yatri mengangguk, rasnaya dia ingin meminta ponselnya di kembalikan tapi wajah Rexa terlihat dingin buat nyalinya menciut.

  • WEDDING ON PAPER   Tamu tak di undang

    Seminggu kemudian, Yatri sudah berpakaian rapi di teras rumah, hari ini dia di jadwalkan untuk ke dokter kandungan, Rexa sedang di perjalanan menjemputnya. Namun tiba-tiba ada mobil yang memasuki halaman rumah itu, bukan mobil Rexa, tetapi ada seorang pria dan ibu-ibu di dalamnya. Yatri mengamati hingga kedua orang itu keluar dari mobil. Dia Pak Dani dan Bu Wanda yang datang ingin bersilatuhrahmi pada menantunya. Melempar senyum tipis, keduanya melangkah ke arah Yatri. "Bagaimana kabarmu, menantu cantikku?" tanya Bu Wanda berusaha menghangatlan diri. Sejujurnya dia membenci Yatri, karena kehadiran Yatri dan bayi di kandungannya, dia tak akan dapat warisan dari Pak Yahya. "Alhamdulillah baik, Bu," sahut Yatri. "Silahkan masuk," ujar Yatri kembali. Pak Dani dan Bu Wanda masuk ke dalam rumah Rexa yang tak pernah di sambut ramah sebelumnya. Keduanya tahu akan bebas mengorek informasi pada Yatri karena Rexa se

  • WEDDING ON PAPER   Kencan

    Yatri dan Rexa di perjalanan menuju ke rumah sakit, di dalam mobil, keduanya masih membisu satu sama lain, sesekali sepasang mata mereka melirik diam-diam ka arah kaca spion tengah.Rexa yang mengingat pembelaan Yatri padanya, dia merasa utang budi pada istrinya itu."Terima kasih karena sudah membelaku tadi," ucap Rexa memecah kegamangan."Pak Rexa suamiku, meski hanya kontrak, tapi sebagai istri aku harus membela suamiku," kata Yatri.Rexa melipay bibir menahan senyum, kalimat Yatri membuatnya terenyuh lagi. Sosok suami memang di dewakan oleh istri yang baik, termasuk itu Yatri yang melakoninya."Setelah dari dokter, kamu mau kemana? kita free hari ini, bebas mau kemana sampai malam nanti," ujar Rexa memberi kebebasan Yatri untuk memilih. Tetapi Yatri berat bila harus mengutarakan keinginannya, biarlah pilihan itu di tentukan oleh Rexa sendiri, pikir Yatri."Terserah, Pak Resa saja, aku kurang tah

  • WEDDING ON PAPER   Rasa sayang

    "Sudah kenyang?" tanya Rexa."Sangat, aku tiba-tiba ngantuk," sahut Yatri sembari menguap."aku bayar dulu, kamu tunggu disini."Rexa membayar di kasir, saat ingun kembali ke Yatri, dia mendapat telpon dari kakeknya."Iya, Kek. Ada apa?""Kamu dimana? Kakek besok akan ke rumahmu, tunggu kakek besok, jangan menolak durhaka kamu, " kata Pak Yahya."Baguslah, kek. Lebih baik begitu, dari pada harus Rexa ke rumah, aku tidak mau ketemu mereka, parasit kakek.""iya, kakek juga ingin lebih dekat dengan istrimu, katanya dia hamil.""Iya, kek. Sekarang aku mau pulang dulu, soalnya aku sedang di resto, " ucap Rexa menutup panggilannya.Yatri dan Rexa keluar dari restoran itu, menggandeng tangan istrinya seakan menunjukkan kepemilikannya pada setiap pasang mata yang

  • WEDDING ON PAPER   Khawatir Rexa

    Keesokan harinya, Rexa akan pergi ke kantor, ada banyak pertemuan hari ini dengan para koleganya. Yatri yang sedari tadi menunggu dia berpakaian, duduk menepi di sofa kamar. Setelah rapi, Rexa menuju ke arah Yatri."Kamu tetaplah di rumah, akan ada kakek datang nanti, jika dia bertanya kita kenal dimana, pacaran berapa lama, dan ketemu dimana, jawab saja 'kami baru kenal tapi langsung nikah', setelah itu semua jawaban tergantung kamu," jelas Rexa."Iya, aku mengerti."Mereka berdua turun ke bawah, memulai sarapan seperti biasanya, kemarin keduanya mulai sepekat untuk menjalani hari-hari selama satu tahun selayaknya suami istri sungguhan, tak ada rasa kaku ataupun aturan kontrak yang bisa menekan batin Yatri yang sedang hamil."BU Yat, siang nanti Yatri harus makan yang nutrisinya harus lengkap, dan buah tercukupi, susu juga. Jika dia tidak mau, aku akan pulang menyuapi dia," kata Rexa sengaja agar Yatri mendengarnya pula.

  • WEDDING ON PAPER   Cerita hidup Rexa

    Di rumah Yatri sengaja turun ke dapur untuk menemui Bu Yat, seharian di kamar menonton buat dia jenuh, dia butuh sosok teman cerita yang bisa menghilangkan rasa bosannya.Bu Yat sedang asyik memoting semua bahan masakan untuk makan malam penyambutan Pak Yahya nanti. Yatri yang ingun membuang keringat sedikit membantu Bu Yat."Tidak usah, Non. Non Yatri duduk saja," kata Bu Yat."Tidak apa kok Bu Yat, lagi pula orang hamil harus lebih banyak bergerak agar aliran darahnya lancara," serfah Yatri."Ya sudah, Non. Kerjanya yang gampang-gampang saja."Yatri memilih mengupas kentang, dia sedikit ingin tahu bagaimana kondisi keluarga Rexa yang sesungguhnya, dia penasaran dengan sikap ayah mertua dan ibu tiri mertuanya kemarin yang begitu menghardik Rexa."Bu Yat sudah lama 'kan kerja dengan Rexa, kenapa ayah dan ibunya begitu ya?" tanya Yatri.Bu Yat menghela nafas, bila dia merenungkan nasib Rexa yan

  • WEDDING ON PAPER   Makan malam

    Rexa naik ke kamar Yatri, tetapi sosok pemilik kamar tak ada disana, dia mengelilingi sekitar lantai dua dan tiga, namun Yatri di ketemukan. Saat melewati kamar pribadinya, Rexa membuka pintu kamar itu, betapa leganya dia ketika melihat sosok yang ia cari ada di atas tempat tidurnya. Yatri tertidur pulas sembari memeluk baju bukas pakai Rexa."Yatri, kamu buat aku panik," gumam Rexa.Rexa melepas sepatu dan kemejanya, dia memeluk Yatri dari belakang melepas rindu karena seharian tak bersama. Tangan Rexa meraba perut Yatri, ungkalan menepati janji karena pulang tak selarut yang di jadwalkan."Papa sudah pulang, Nak. Kamu tidak usahakan mama 'kan?" tanya Rexa berbisik di perut Yatri.Yatri belum juga bangun dari tidurnya, Rexa meropol Yatri dengan ciuman, pipi, jidat, dagu, leher, dan hidung jadi sasaran keisengan Rexa. Rasa geli dan nikmat buat Yatri mengerjap."Papa, sudah pulang," kata Yatri memeluk Rexa.

Bab terbaru

  • WEDDING ON PAPER   Akhir derita

    Dua hari kemudian, Rexa dan Yatri kembali ke rumah sakit tahanan. Meski saat itu Yatri sedang mengalami fase mual, namun tak mengurungkan niatnya ingin menjaga Bu Anne."Sayang, seharusnya kamu itu di rumah, istirahat, kasihan bayi kita," ujar Rexa."Tidak, aku akan menemanimu kamu, oh ya, para keluarga korban tigak diantara mereka menyetujui itu, hanya dua lagi harus kita bujuk," papar Yatri.Rexa tak menyangka istrinya bisa sekuat itu melakukannya, dia terharu lalu memeluk Yatri."Maafkan keegoisan kami," ucapnya."Yang, seharusnya ini yang kita lakukan semenjak bulan yang lalu," sahut Yatri. Meski ia tahu tindakan itu malah akan beresiko.Bu Anne siuman, Rexa masih tetap menjaganya dari luar. Suster segera menghampiri Rexa untuk memberitahu keadaan maminya."Bu Anne sudah siuman, Pak. Sepertinya dia ingin bicara dengan anda," kata suster itu.Rexa masuk seorang diri di ruang ICU, dia menda

  • WEDDING ON PAPER   Keputusan menyeramkan

    Malam telah tiba, Rexa meringkuk di balik selimut dengan Yatri. Ada banyak obrolan yang mereka perbincangkan termasuk kondisi Bu Anne."Kabar Ibu bagaimana?" tanya Yatri. Dia tahu Rexa tak membahas kasus Bu Anne karena menjaga perasaannya."Dia baik-baik saja," sahut Rexa. Dia berusaha agar Yatri tak dapat menebak kondisi kekhawatirannya.Namun bukanlah seorang istri namanya bila tak memiliki kontak batin, Yatri sangat tahu bahwa suaminya sedang berbohong. Semenjak penangkapan Bu Anne, sebagai menantu dia pun merasa kasihan pada mertuanya, tetapi jika dia mengeluarkan Bu Anne dari penjara, apakah dia dan keluarganya akan tetap baik-baik saja? ia pikir, belum tentu.Yatri pun juga tak tega melihat suaminya seringkali menyembunyikan kesedihan. Meski berat, namun kebahagiaan pasangan ingin ia utamakan."Sayang, kita bantu mami ya, supaya hukumannya lebih ringan, maksudku kita buat keluarga almarhum karyawan ku

  • WEDDING ON PAPER   Awal mula kebahagiaan

    Hari itu Rexa menghadiri sidang maminya, saat itu Yatri tak ia perbolehkan ikut, karena ia tahu maminya akan memberontak bila melihat Yatri bersamanya.Di persidangan, jaksa membacakan tuntutan yang cukup menggemaskan untuk Bu Anne, mendengar itu Rexa bergetar, meski ia sudah menyiapkan tim pengacara hebat buat maminya akan tetapi hukum akan tetap berada di jalan keadilan.Bu Anne berdiri dari kursi terdakwanya, dia menentang semua yang dibacakan oleh jaksa."Itu semua bohong, saya hanya di jebak oleh Asdar, dia otak dalam ledakan itu."Rexa sangat malu dengan tingkah maminya, para pengacara Rexa saat itu mencoba menenangkan Bu Anne.Setelah semua lebih tenang, hakim memutuskan untuk menunda lagi persidangan hingga minggu depan. Rexa menghampiri maminya, tetapi Bu Anne malah membuang wajah."Mami jangan lain kali begitu, itu hanya akan memberatkan Mami," ujar Rexa. Tapi Bu Anne yang masih marah p

  • WEDDING ON PAPER   Pernikahan

    Bu Wanda dan Ray kembali ke rumahnya, Ray yang masih khawatir karena rencana pernikahan itu belum diketahui oleh Randy."Kok kamu dari tadi diam?" tanya Bu Wanda.Ray menghela nafas berat, "Bu, kita sudah melangkah sejauh ini tapi kak Randy belum Ibu beritahu, emang Ibu yakin kakak bakalan tidak menolak?"Bu Wanda hanya tertawa lalu berlalu ke kamar Randy. Baginya hari itu waktu yang tepat untuk mengatakan pada anak sulungnya itu. Saat itu Randy baru saja dari restauran miliknya, kedua perawat laki-laki bersama Randy sibuk memeriksa denyut nadinya."Ibu mau bicara sesuatu," kata Bu Wanda.Kedua perawat itu keluar dari kamar Randy, Bu Wanda mengambil ponselnya lalu memperlihatkan ke arah Randy."Bagi kamu dia cantik tidak?" tanya Bu Wanda memperlihatkan gambar Hani yang tadi siang."Itu 'kan Hani, Bu. Iya, dia cantik," sahut Randy bersikap biasa-biasa saja."Dia calon istri kamu, dan min

  • WEDDING ON PAPER   Dilema

    Yatri belum bangun, tapi Rexa telah bersiap-siap untuk keluar rumah secepatnya. Dia tak ingin pertanyaan semalam membuat beban pikiran pada istrinya. Rexa akan berusaha menjaga agar istrinya tidak terlibat lagi sama urusan Bu Anne. Dia menganggap, maminya yang salah sepenuhnya pada orang-orang disekitar Yatri.Setiba di kantor polisi, Rexa menuggu Bu Anne di ruang kunjungan. Bu Anne di gotong oleh dua aparat kepolisian."Mami," gumam Rexa. Dia menahan air matanya agar tak menangis didepan maminya.Bu Anne memandang anaknya penuh amarah. Dia membenci Rexa karena membiarkannya mendekap didalam penjara."Mami sudah makan? Rexa bawakan makanan untuk Mami," ujar Rexa mencairkan suasana tegang diantara mereka.Bu Anne malah mendorong makanan itu hingga jatuh ke lantai."Saya tidak butuh makanan dari anak durhaka sepertimu!"Rexa mengusap wajah dengan kasar, memang hati perempuan yang melah

  • WEDDING ON PAPER   Lamaran gelap

    Bu Wanda datang menemui Ray di kantornya, dia menceritakan keinginannya menjodohkan Randy dengan Hani. Mendengar hal itu, Ray terkejut, bukan tidak setuju, tetapi takut bila Hani tidak mencintai kakaknya dengan setulus hati."Yang benar saja, Bu. Jangan bikin perkara baru deh, apalagi Hani itu adik angkat Kak Rexa," ujar Ray."Ibu juga sudah memikirkan itu, tapi apa salahnya, toh Hani juga suka sama kakak kamu, lagipula kita 'kan ingin mempererat tali kekeluargaan."Ray terdiam, menolak pin dia tak memiliki sepenuhnya hak. Menikahkan kakaknya dengan Hani cara yang ia anggap rumit. Bagaimana bisa perempuan cantik seperti Hani mau menikahi pria yang sedang berjuang melawan penyakitnya."Terserah Ibu lah, tapi jangan sampai ide Ibu hanya buat kak Randy jadi tambah sakit," kata Ray. Dia tak ingin kakaknya merasakan patah hati untuk kesekian kalinya lagi."Kalau begitu antar Ibu ke rumah Rexa, kita akan bi

  • WEDDING ON PAPER   Rindu yang terbayarkan

    Yatri sudah membereskan semua kamar tidur anaknya, Difa dan Kesang sudah mulai menyambut malam dengan berleha-leha di atas kasur empuknya, sementara Trixa di jaga beberapa baby sitter yang di khususkan oleh Rexa.Dia menuju ke kamarnya, mengganti pakaian yang begitu banyak disediakan oleh para pelayan yang Rexa siapkan untuk istrinya itu."Kalian boleh keluar, aku mau istirahat dulu," pinta Yatri pada keempat pelayan itu.Pelayan itu keluar dengan kepala menunduk, mendapat penghormatan seperti itu, Yatri malah jadi risih. Dia tak habis pikir dengan cara Rexa memanjakannya, bagi Yatri ini sangat berlebihan. Ia sadar diri, dirinya bukan seorang putri raja yang setiap saat di awasi oleh para dayang istana. Tanpa terasa matanya ngantuk hingga buaian bantal membuat ia terlelap.Sejam ia tertidur, Yatri birahinya memuncak, tubuhnya tiba-tiba hangat dan bergairah, selangkangannya terkoyak oleh usapan lembut. Matanya begitu berat untuk ter

  • WEDDING ON PAPER   Menyambung Silaturahmi

    Rexa mengusap air matanya, dia tak menyangka jika Ray mampu bertindak demikian. Rexa bahkan berulangkali membaca email Ray, tetap saja keluhan air matanya menetes sedikit demi sedikit."Ada apa, Kak?" tanya Yatri mengangetkan dari belakang."Hm, ini email dari Ray," sahutnya seraya menghapus lelehan air matanya."Kenapa? dia berulah lagi?""Tidak sayang, justru sebaliknya, ini kamu baca," kata Rexa memperlihatkan isi email Ray pada Yatri.Membaca itu, Yatri menghela nafas berat. Dia menggenggam erat tangan Rexa. Yatri memberi isyarat kasih pada suaminya itu."Iya, aku paham maksud kamu. Aku akan bertemu mereka," ujar Rexa menyetujui semua yang diinginkan Yatri.Rexa segera ke rumah ditemani para bodyguardnya. Meskipun saya itu pikirannya berkecamuk karena kasus yang menimpa maminya, namun Rexa berbesar hati sebab kebaikan mulai menyeringai pihak Bu Wanda.Setiba di rumah sakit, Re

  • WEDDING ON PAPER   Memperbaiki kembali

    Dua Minggu kemudian, rumah lama Rexa digerebek oleh polisi. Rupanya polisi sudah menemukan bukti tentang peledakan toko Yatri. Para anak buah Asdar pun telah ditangkap, namun Asdar berhasil melarikan diri pada saat itu. "Bu Anne Strovert, anda ditangkap sebagai tersangka utama dari peledakan toko Ini Yatri," kata letnan saat itu. Bu Anne berusaha berlari ke atas kamarnya, namun suara tembakan dilayangkan ke udara. Bu Anne menunduk menangis. Kedua polisi memborgolnya. "Kalian salah tangkap, yang menyuruh mereka itu Wanda, bukan saya," ucapnya membela diri. "Jelaskan saja di kantor polisi," kata polisi mengajak Bu Anne masuk kedalam mobil patroli. Bu Anne meronta ingin dilepaskan, didalam mobil dia tak henti mengumpat membanggakan kekayaannya. "Kalian tidak tahu, jika Rexa keluar nanti, dia akan menyewakan pengacara hebat untukku," kata Bu Anne. Polisi itu hanya tertawa mendengarnya. Bu Anne tak meliha

DMCA.com Protection Status