Share

BAB 49 B

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-23 21:38:33

WANITA KEDUA 49 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Ketika jarak semakin dekat, Ezra dengan cepat menyambut dan menyapa seperti seorang teman yang lama tidak bertemu.

"Hai, Yula, Thifa ... senang sekali bisa bertemu di sini," sapa pria yang tidak berhenti merekahkan senyuman.

Athifa sendiri hanya terdiam melihat pria yang kini berdiri di hadapannya. Ia perlahan mulai mengingat sebuah nama yang dulu pernah menjadi daftar temannya di bangku sekolah menengah atas. Ya, meskipun berada di kelas dan angkatan berbeda.

"Ka-kamu ... E-ezra?" tanya wanita yang mendadak gugup. Sedangkan Yula hanya bisa melihat kecanggungan di antara mereka.

"Kamu apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu. Kamu baik-baik saja, kan?" Ezra sengaja bertanya kembali untuk mencairkan suasana.

"A-aku baik," jawab Athifa yang masih belum bisa menghilangkan keterkejutannya.

Yula yang tahu niat tersembunyi seorang Ezra seketika memotong obrolan. "Ngobrolnya jangan di di sini. Takut mengganggu pengunjung. Mending k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WANITA KEDUA   BAN 50 A

    WANITA KEDUA 50 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapatkan cinta dari perasaan wanita yang tengah berada pada tahap pendekatan memang membutuhkan lebih banyak kesabaran. Selain itu juga memerlukan keyakinan besar agar tetap berjuang mengejar meski banyak rintangan yang menghalangi. Termasuk luka dan masa lalu. Pria yang baru saja memulai langkahnya untuk berjuang masih terus menatap punggung Athifa hingga tidak terlihat. Entah kenapa Ezra ingin bertanya sedalam apa lukanya sampai membuat bunga cinta itu mati. "Sebenarnya lukamu sedalam apa? Kenapa bibirmu bisa begitu mudah berkata mati? Apa ada hal selain omongan yang menyebutmu menjadi wanita perusak rumah tangga orang lain?" tanya Ezra pada dirinya sendiri, tetapi tidak menemukan jawaban. "Tapi apa pun itu, aku tidak akan menyerah," ucapnya lagi, lalu pergi menuju roda duanya untuk kembali pulang ke rumah pria yang memberikan jalan berdekatan dengan seorang Athifa Arsyana. Sementara wanita yang belum bisa membuka hat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • WANITA KEDUA   BAB 50 B

    WANITA KEDUA 50 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Setelah melakukan beberapa ritual saat malam datang menjemput, yakni menunaikan tiga dan empat rakaatnya sesuai waktu, Athifa berusaha memejam untuk mengistirahatkan tubuh juga pikirannya. Kejadian yang terjadi hari ini seakan menyedot tenaganya hampir lebih dari setengah. Sementara di tempat lain, pria yang beberapa waktu lalu mendapat penolakan secara terang-terangan sedang duduk di alun-alun kota. Setelah bertemu wanita pujaan, Ezra memilih mencari udara segar untuk menyejukkan hatinya yang masih berdebar. Ia bahkan sengaja menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim di masjid yang tidak jauh dari alun-alun. "Kenapa mendekatimu malah menjadi semakin membutuhkan nyali, Thifa? Padahal aku menaruh harap kali ini bisa berhasil memperjuangkanmu. Tapi, ternyata kebalikannya," batin Ezra yang merasa keberuntungan belum berpihak padanya. "Aku jadi iri melihat keindahan cahaya lampu-lampu itu. Kapan kisahku dengan Athifa bisa seinda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • WANITA KEDUA   BAB 51

    WANITA KEDUA 51 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mengetahui ada perubahan sikap dari orang dekat pasti membuat pikiran dipenuhi tanda tanya. Apalagi berubah dalam waktu yang begitu tiba-tiba. Hal itu tentunya mengundang keingintahuan dan kecurigaan sekaligus. Ezra berusaha fokus menatap seorang Lian Erza—pria yang menurutnya sempurna dari berbagai sudut pandang. Bibirnya ingin sekali bertanya kenapa dirinya harus mengambil jeda untuk mendekati wanita pujaan. "Om tidak salah bicara, kan? Baru kemarin memberi dukungan, kok, sekarang malah menyuruh membiarkan Thifa dengan lukanya?" tanya pria yang sudah tidak bisa lagi membendung rasa ingin tahunya. Lian sengaja mengembuskan napas secara perlahan dan menjawab, "Om akan selalu mendukung kamu jika itu hal baik. Tapi, masalahnya sekarang bukan waktu yang tepat. Kamu tahu sendiri kalau keadaan hati dan jiwa Athifa mungkin sedang tidak baik-baik saja, atau mungkin lebih parah dari yang kita tahu." Ezra mendadak menunduk. Ia meny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • WANITA KEDUA   BAB 51 B

    WANITA KEDUA 51 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Lian seketika tersenyum tipis, "Karena memang semuanya perlu waktu. Justru ini bisa membuat kamu lebih bisa membuktikan bahwa perasaan yang ada bukan hanya gombalan semata." "Iya, Om, iya ...," jawab Ezra yang akhirnya mengalah dalam perbedaan pendapat. "Mending sekarang sarapan. Tidak capek apa ngomongin hal yang sama?" Mayasha sengaja menengahi agar tugasnya sebagai istri lebih cepat selesai. Mereka pun memilih menikmati sarapan dengan suasana kekeluargaan yang lumayan hangat. Bahkan, keadaan rumah menjadi lebih berwarna dari sebelumnya. Ezra sendiri sengaja menghabiskan makannya lebih cepat. Sebagai karyawan baru, tentunya ingin bersikap rajin seperti yang lain. "Om, Tante, aku berangkat dulu. Takut kena peringatan sama yang punya swalayan kalau terlambat," ucap pria yang tiba-tiba bangkit dari duduknya. Lian hampir tersedak mendengar ucapan dari pria di depannya. Entah niatnya sebuah candaan atau sadar diri sebagai karyaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • WANITA KEDUA   BAB 52 A

    WANITA KEDUA 52 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Melihat dan mendengar secara langsung orang-orang membicarakan seseorang yang kita kenal tentunya membuat hati mendidih. Akan tetapi, ada satu keadaan yang memaksa menahan semua amarah itu adalah hal terbaik. Apalagi jika ucapan tersebut memanglah benar adanya. Bukankah tidak ada gunanya jika menanggapinya? Ezra berusaha mengembuskan napasnya begitu pelan saat mereka masih membicarakan wanita pujaannya. Sebab ia tahu jika kesabaran itu adalah hal yang harus dilakukannya saat ini. "Sabar ... ingat, Ezra! Ini tempat umum. Kamu jangan merendahkan diri untuk membalas ucapan mereka. Aku yakin nanti mereka akan segera melupakannya. Meski aku ingin membela Athifa, tapi yang dibicarakan mereka ada sedikit kebenaran. Bahkan mungkin memang benar," ucapnya pada diri sendiri sembari mengusap-usap dadanya. "Daripada mikir omongan mereka, lebih baik aku segera masuk swalayan dan berbaur dengan karyawan lain," ujarnya lagi, lalu memasuki swalayan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • WANITA KEDUA   BAB 52 B

    WANITA KEDUA 52 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Serena yang tidak sengaja memperhatikan gerak prianya langsung mendekat dan mencari tahu. "Kamu kenapa? Biasanya selalu berpura sibuk, tumben sekarang melamun. Apa ada sesuatu yang terjadi? Atau masih kepikiran dia setelah meminta maaf kemarin?" tanya wanita yang masih belum bisa menimbang kadar cemburu dalam amarahnya. Aksa pun mendongak, menatap wanita yang memiliki setengah takdirnya tanpa berkedip. Akan tetapi, setelahnya menyunggingkan senyuman getir. "Aku tidak apa, Rena. Dan kamu tidak perlu terlalu kentara membahas dia. Aku tidak mau jika nanti berujung perdebatan. Padahal keadaan sudah sepenuhnya seperti harapanmu," jawabnya asal. "Aku cuma ingin tahu aja. Meski sekarang kamu masih memikirkannya, aku tidak masalah. Karena mau bagaimanapun, kalian berdua memang bukan ditakdirkan bersama. Jadi, kalau boleh tahu, kamu sedang mikir apa? Kenapa sampai terlihat muram wajahnya?" tanya Serena yang selalu to the point.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • WANITA KEDUA   BAB 53 A

    WANITA KEDUA 53 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bersikap baik-baik saja untuk terlihat kuat dan merelakan yang bukan milik kita pastinya membutuhkan tekad luar biasa. Apalagi jika kenyataan yang ada membuat diri seakan berusaha sendirian. Hal itu tentunya memaksa pikiran menjadi dipenuhi banyak pertanyaan. Pria yang masih menatap seorang Athifa Arsyana dari kejauhan semakin terjebak dengan kesimpulannya sendiri. Bahkan, keakraban mereka berhasil menyadarkan bahwa wanita di sana memang bukan ditakdirkan untuk dirinya. "Meski aku tidak tahu apakah kamu juga berusaha keras melupakan dan merelakan atau tidak, tapi aku meyakini satu hal. Aku yakin kalau kamu adalah wanita kuat yang tetap berdiri meski diterpa banyak ujian hidup," ujar Aksa dalam hati sembari menahan dadanya yang perlahan penuh sesak. "Mungkin kita dipertemukan untuk saling memberi pembelajaran tentang kehidupan, bukan untuk berbalas perasaan dan hidup bersama seperti pasangan," gumamnya lagi, lalu menatap ke ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • WANITA KEDUA   BAB 53 B

    WANITA KEDUA 53 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Athifa pun menatap pria di depannya tanpa berkedip. Selama ini ia juga tidak pernah berhenti menyelipkan doa untuk mereka. Akan tetapi, rasa perih sebab kehilangan justru lebih sakit saat malam menjelang jika keadaan sedang tidak bersahabat. "Maaf, untuk saat ini aku benar-benar tidak ingin bertemu apalagi mengunjunginya. Aku masih butuh waktu lebih lama. Dan tentang doa memang benar akan menjadi hadiah terindah, tapi bukan berarti membuat semua luka sembuh. Sebab pada kenyataannya perih itu telah mencederai kenangan dan kepercayaan ini," jawab wanita yang memang masih berusaha merangkak di titik terendahnya. "Kalau kamu ingin makan siang di sana dengan Pak Lian, silakan. Tapi, aku minta maaf tidak bisa ikut bergabung," lanjutnya lagi, lalu berbalik dan meneruskan langkah kakinya menuju musala swalayan. Sebagai sahabat yang sudah mengenal lama, Yula mencoba menerima keputusan Athifa. Ia menyadari jika memaksa bukanlah hal yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • WANITA KEDUA   BAB 56 B LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 56 B LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Ketika tengah menatap layar ponsel, tiba-tiba satu notifikasi pesan membuat hati menjadi riang gembira. Tanpa sadar, ia juga membaca dan membalas pesan tersebut dalam hitungan detik. Ezra [Sebentar, ya? Aku pasti ke sana jemput kamu.Tunggu dan jangan ke mana-mana.] Athifa tidak bisa menyembunyikan keindahan bulan sabit di kedua sudut bibirnya saat membaca pesan balasan sang pria. Entah kenapa rasanya ada sesuatu yang berdesir dalam dadanya. Mungkin bunga-bunga cinta itu mulai tumbuh di taman hatinya tanpa disadari. "Kenapa jadi deg-degan begini? Padahal sebelumnya juga biasa saja saat bertukar pesan dan mengobrol dengan Ezra. Tapi kali ini seperti banyak kupu-kupu di dalam perut," ujar wanita yang sudah mengusap dadanya berkali-kali. "Aku tunggu Ezra di ruang tamu aja lah. Sekalian aku mau bawa tas dan kadonya. Biar kalau dia datang bisa langsung berangkat," ujarnya lagi, lalu keluar kamar menuju ruang tamu. Sa

  • WANITA KEDUA   BAB 56 A LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 56 A LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Berhadapan dengan dua pilihan yang cukup menentukan sebuah jalinan memang terkadang membuat dilema. Bahkan, ada ketakutan yang memaksa hati berada di ambang kegelisahan. Ya, takut akan kesakitan dulu terulang lagi dan takut menyesal karena salah membuat keputusan. Wanita yang belum bisa membuat pilihan tersebut mencoba menatap sekeliling. Akan tetapi, hal itu justru membuat pikiran bertambah bingung. "A-aku tidak tahu harus menjawab apa. Entah besok aku berangkat sendiri atau meminta kamu datang menjemput, aku berharap kamu selalu sehat dan bahagia. Kalau begitu, aku masuk dulu. Sepertinya kita sudah cukup lama bicara. Kamu hati-hati pulangnya," ujar Athifa, lalu melangkah pergi meninggalkan pria yang tidak pernah lelah meminta dirinya. "Pokoknya besok aku menunggu keputusanmu," ucap Ezra setengah berteriak, membuat orang-orang sekitar sedikit terkejut. Kemudian meninggalkan swalayan untuk menuju rumah barunya. At

  • WANITA KEDUA   BAB 55 B 2 LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 55 B 2 LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bukannya menjawab, Athifa justru hanya berbalik menatap sang pria dan kemudian masuk ke rumah tanpa sepatah kata. Sedangkan sang pria terus mengumpulkan kesabaran hingga sampai seluas jagad raya. Dari balik pintu, wanita yang belum bisa memberikan jawaban menatap kepergian Ezra hingga menghilang dari pandangan. Setelahnya, ia membersihkan diri dan menunaikan kewajiban empat rakaatnya. Athifa tidak pernah lupa menyelipkan doa untuk orang-orang tercintanya dan juga dirinya sendiri. "Ya Tuhan, berikan hamba kerelaan seluas samudera untuk semua keadaan yang Engkau takdirkan. Tolong jadikan hamba menjadi jiwa yang bisa memaafkan orang lain. Dan berikan kedua orang tua hamba tempat yang terbaik di sisi-Mu," doanya dalam hati, lalu mengisi tenaganya yang seharian terkuras karena pekerjaan. Ezra sendiri juga melakukan hal yang sama setelah sampai di rumah. Pesanan Om Lian pun tidak lupa diberikan pada pemilik rumah.

  • WANITA KEDUA   Bab 55 A 2 LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 55 A 2 LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Menerima dan menjalin ikatan baru akan terasa lebih sulit saat keadaan hati sedang tidak baik-baik saja. Apalagi jika ada luka yang menggores dalam hingga menumbuhkan trauma. Hal itu tentunya membuat hati akan semakin tertutup dan enggan menerima penawaran rasa dalam bentuk apa pun. Wanita yang sedang merasakan hal tersebut memilih diam dan mendengarkan ucapan sahabatnya. Athifa merasa tidak perlu memberikan jawaban untuk membela perasaannya sendiri. "Mending kita fokus kerja saja, Yula. Tapi, aku berterima kasih untuk semua kata-katamu barusan," ujar Athifa yang mencoba menghindar dari pembahasan perasaan dan pria. "Aku mohon pikirkan sekali lagi tentang Ezra," ujar Yula seakan memohon sahabatnya bisa lekas bangkit dan berbahagia. Athifa tidak menjawab. Ia terus memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Sebab hanya itulah satu-satunya kegiatan yang ia miliki saat ini untuk terlihat kuat dan baik-baik

  • WANITA KEDUA   BAB 54 B

    WANITA KEDUA 54 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Seketika Aksa tersenyum getir. Ia sendiri sebenarnya tidak tahu apakah benar-benar merelakan atau hanya berpura mendukung karena ada perasaan bersalah dalam hatinya. Namun, ia juga tidak dapat memungkiri ingin melihat Athifa bahagia. "Entah rela atau tidak, aku hanya ingin menebus semua kesalahan yang ada. Seandainya memilih tetap saling menjalin ikatan pun, pasti ujungnya dia akan tetap terluka. Karena aku terlalu pengecut mengambil keputusan. Tapi, setelah kenyataan menampar begitu keras, aku benar-benar ingin melihatnya bahagia. Meskipun itu bukan denganku," jawab pria yang sengaja menyembunyikan kesakitan hatinya. "Jadi, aku minta sama kamu. Tolong jaga dan pastikan dia aman bekerja di swalayan. Kadang aku merasa berdosa jika mendengar orang-orang membicarakan dia begitu buruk. Dan aku juga berharap Ezra bisa melindungi dan memberinya banyak cinta," lanjutnya lagi sembari berusaha tersenyum. "Tanpa kamu minta pun, aku akan menj

  • WANITA KEDUA   BAB 54 A

    WANITA KEDUA 54 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Perasaan bersalah mungkin tidak akan mudah hilang meski waktu telah berlalu. Apalagi jika ada sebuah luka yang tergores di dalamnya. Hal itu tentunya semakin membuat hati terperangkap dosa yang tidak tahu pasti kapan bisa terbebas lepas. Meskipun kata maaf sudah terucap, belum tentu diri bisa mengecap bahagia dengan mudah. Pria yang mendadak mengingat semua kesalahannya pada seorang Athifa berusaha menarik napasnya dalam. Ya, Aksa ingin mencoba membuang sesaknya dada yang dipenuhi rasa bersalah. Namun, ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. "Aku minta maaf sebanyak-banyaknya untuk semua hal yang sudah terjadi. Terutama Athifa. Jujur, aku juga tidak tahu harus apalagi agar dia tidak terlalu terluka. Sekarang aku hanya bisa membiarkan dia melakukan apa pun yang membuatnya merasa lega. Termasuk hidup dengan perasaan bersalah untuk selamanya. Mungkin memastikan keadaannya dari jauh dan menerima apa pun yang dikatakan adal

  • WANITA KEDUA   BAB 53 B

    WANITA KEDUA 53 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Athifa pun menatap pria di depannya tanpa berkedip. Selama ini ia juga tidak pernah berhenti menyelipkan doa untuk mereka. Akan tetapi, rasa perih sebab kehilangan justru lebih sakit saat malam menjelang jika keadaan sedang tidak bersahabat. "Maaf, untuk saat ini aku benar-benar tidak ingin bertemu apalagi mengunjunginya. Aku masih butuh waktu lebih lama. Dan tentang doa memang benar akan menjadi hadiah terindah, tapi bukan berarti membuat semua luka sembuh. Sebab pada kenyataannya perih itu telah mencederai kenangan dan kepercayaan ini," jawab wanita yang memang masih berusaha merangkak di titik terendahnya. "Kalau kamu ingin makan siang di sana dengan Pak Lian, silakan. Tapi, aku minta maaf tidak bisa ikut bergabung," lanjutnya lagi, lalu berbalik dan meneruskan langkah kakinya menuju musala swalayan. Sebagai sahabat yang sudah mengenal lama, Yula mencoba menerima keputusan Athifa. Ia menyadari jika memaksa bukanlah hal yan

  • WANITA KEDUA   BAB 53 A

    WANITA KEDUA 53 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bersikap baik-baik saja untuk terlihat kuat dan merelakan yang bukan milik kita pastinya membutuhkan tekad luar biasa. Apalagi jika kenyataan yang ada membuat diri seakan berusaha sendirian. Hal itu tentunya memaksa pikiran menjadi dipenuhi banyak pertanyaan. Pria yang masih menatap seorang Athifa Arsyana dari kejauhan semakin terjebak dengan kesimpulannya sendiri. Bahkan, keakraban mereka berhasil menyadarkan bahwa wanita di sana memang bukan ditakdirkan untuk dirinya. "Meski aku tidak tahu apakah kamu juga berusaha keras melupakan dan merelakan atau tidak, tapi aku meyakini satu hal. Aku yakin kalau kamu adalah wanita kuat yang tetap berdiri meski diterpa banyak ujian hidup," ujar Aksa dalam hati sembari menahan dadanya yang perlahan penuh sesak. "Mungkin kita dipertemukan untuk saling memberi pembelajaran tentang kehidupan, bukan untuk berbalas perasaan dan hidup bersama seperti pasangan," gumamnya lagi, lalu menatap ke ar

  • WANITA KEDUA   BAB 52 B

    WANITA KEDUA 52 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Serena yang tidak sengaja memperhatikan gerak prianya langsung mendekat dan mencari tahu. "Kamu kenapa? Biasanya selalu berpura sibuk, tumben sekarang melamun. Apa ada sesuatu yang terjadi? Atau masih kepikiran dia setelah meminta maaf kemarin?" tanya wanita yang masih belum bisa menimbang kadar cemburu dalam amarahnya. Aksa pun mendongak, menatap wanita yang memiliki setengah takdirnya tanpa berkedip. Akan tetapi, setelahnya menyunggingkan senyuman getir. "Aku tidak apa, Rena. Dan kamu tidak perlu terlalu kentara membahas dia. Aku tidak mau jika nanti berujung perdebatan. Padahal keadaan sudah sepenuhnya seperti harapanmu," jawabnya asal. "Aku cuma ingin tahu aja. Meski sekarang kamu masih memikirkannya, aku tidak masalah. Karena mau bagaimanapun, kalian berdua memang bukan ditakdirkan bersama. Jadi, kalau boleh tahu, kamu sedang mikir apa? Kenapa sampai terlihat muram wajahnya?" tanya Serena yang selalu to the point.

DMCA.com Protection Status