Ia pikir Fatih hanya menggertaknya saja sebab ia tak memiliki uang jika harus bercerai dengannya dan harus pindah dari sana. "Dasar pria kere gak tau diri dan benalu! Pergi kamu dari rumahku! Jangan bawa apa pun dari sini! Bawa saja baju-baju lusuhmu yang kamu bawa sebelum menikah denganku! Dasar sialan! Kamu juga wanita tua sialan matre! Pergi kalian dari rumahku, pergi!""Tanpa kamu usir pun kami akan pergi. Ayo, Bu, kita pergi dari sini. Hatiku sudah lega sudah menceraikan wanita tak berhati seperti dia." Fatih dan Bu Nuri pun masuk ke dalam rumah Selena untuk membereskan barang-barang mereka tanpa lagi menghiraukan umpatan-umpatan yang Selena lontarkan. "Mas Fatih aku pokoknya gak terima kamu perlakukan begini!"****Beberapa bulan kemudian setelah Andra dan Kinan membantu Fatih membuka usaha yang sama yaitu gerai ayam geprek, usaha yang dikelola Fatih kian hari kian ramai. Tentu saja mereka merasa senang karena usaha yang ia jalani tak sia-sia. Meski perlahan tapi pasti, pembel
'Sah'Satu kata yang terucap dari para saksi membuat Fatih dan Eka dapat bernapas lega. Eka mencium takzim tangan Fatih dan Fatih mencium pucuk kepala Eka dengan perasaan haru. Perasaan penuh cinta yang kembali menggebu tatkala ia harus kembali dengan istri dan anaknya. Fatih tak bisa mengungkapkan rasa bahagianya dengan kata-kata. Yang ada di hatinya hanya ia berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang dulu pernah diperbuatnya. Keluarga dan para kerabat tersenyum bahagia. Akhirnya Eka dapat kembali menjalani rumah tangganya yang semula berantakan. Nayra pun kini memiliki sosok ayah yang sangat perhatian dan penyayang. Eka mencium tangan Fatih dengan penuh rasa haru. Pasalnya, ia tak menyangka kalau keluarganya utuh kembali setelah badai menerpa. Fatih mencium kening Eka dengan penuh kasih sayang. Fatih berjanji akan selalu mencintai dan menyayangi keluarga kecilnya itu. ***"Alhamdulillah, kita sekarang jadi keluarga kecil lagi." Kini Fatih dan Eka sudah berada di dalam kamar mi
Plak! Selena menampar Fatih, membuat semua orang yang ada di sana menoleh karena tamparan Selena cukup keras hingga menimbulkan suara. Para pengunjung diam untuk menyaksikan pertengkaran antara Selena dan Fatih. Lebih tepatnya Selena yang mencari gara-gara. Fatih tak merespon apa pun ucapan Selena. "Jawab Mas!" Selena membentak Fatih. Tentu saja membuat Eka yang sedang berada di ruangan pun keluar untuk melihat keributan apa yang terjadi di showroomnya. "Ada apa ini?" Semua orang menoleh ke arah Eka yang berjalan menghampiri keributan yang terjadi. "Oh oh oh, rupanya kita kedatangan tamu nih. Mas, kenapa nggak disuruh masuk sih tamu kita yang satu ini. Tamu spesial lho ini. Oh atau kalau perlu kita bawa saja dia ke kantor polisi karena sudah membuat keributan di tempatku? Gimana Mas menurutmu?" ucap Eka bergelayut manja di lengan Fatih lalu mencium pipi Fatih. Sontak saja Selena membelalakkan mata melihat adegan tersebut. Cemburu lebih tepatnya. Ia merasakan hawa panas menjalar
"Ah silahkan, silahkan.""Gak ada penghuninya kan?""Ah tidak, aku sendirian saja kok." Kedua sudut bibir Selena terus saja ia tarik ke atas. Betapa tidak? Dia sangat bahagia karena dipuji oleh pria tampan yang kini ada di dekatnya "Ups sayang sekali wanita secantik dirimu sendirian saja. Biarkanlah aku yang menemanimu di sini. Kamu gak keberatan kan?" Karena Selena yang sedang melayang karena pujian ditambah paras Ferdi terbilang tampan tentu saja membuat wanita itu mengangguk menyetujui penawaran Ferdi padanya. "Tentu saja, toh ini juga kosong kok." Selena tersipu malu mendengar pujian Fredi, lelaki yang baru saja ia kenal beberapa menit lalu. "Emm, ngomong-ngomong, kenapa kamu sendirian? Ke mana suami atau pacarmu mungkin?""Ah, aku single kok. Aku pun baru saja cerai dari mantan suamiku. Dia, dia lebih memilih pelakor jahanam itu dari pada aku." Selena menjual kesedihannya agar lelaki yang duduk dengannya itu merasa simpati. "Oh, maaf ya aku nggak tau." "It's oke, nggak apa
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU"Boleh silahkan kalau mau bawa pulang, buat Ibu-ibu yang lain juga boleh kok kalau mau bawa."Bu Eli yang diperbolehkan membawa pulang makanan tersebut pun memasukkan semua makanan yang ada di depan mata. Sehingga membuat para Ibu-ibu yang lain melongo melihat Bu Eli dengan semangat nya memasukkan semua makanan di kantong plastik. "Eh Bu Eli, jangan dihabiskan semuanya dong. Ibu-ibu yang lain kan nggak kebagian," protes Bu Siti. "Bu Siti ngapain sih, biarin aja. Mbak Kinan ngebolehin kok," ucap Bu Eli tak beralih pandangan dari makanan tersebut. Bu Nuri merampas makanan yang dimasukkan Bu Eli ke dalam kantong plastik lalu mengeluarkannya lagi. "Kok diambil sih, itu kan punya saya. Kalian kenapa pada ribet sih, orang yang punya aja ngebolehin kok." Bu Eli berusaha meraih plastik yang dirampas Bu Nuri. "Eh Bu, mbok ya inget sama yang lain. Meskipun Kinan ngebolehin tapi ya jangan serakah gitu. Berbagi lah sama yang lain. Tunggu sebentar, saya bagi dulu i
"Oke. Lima juta aja, kan?"Selena menyetujui untuk memberikan uang pinjaman pada Fredi tanpa pikir panjang. Lagi-lagi Selena beranggapan jika uang yang ia miliki akan memberikan cinta. Padahal Fredi hanya memanfaatkan Selena saja tentunya tanpa ia sadari."Iya, cuma lima juta kok. Buat wanita cantik dan sukses seperti kamu, uang segitu gak ada apa-apanya kan?"Fredi tampak kegirangan karena kali ini ia tak salah memilih mangsa. Baru kenal satu hari saja sudah mau meminjamkan uang lima juta rupiah. Padahal mereka hanya kenal sebatas wajah dan nama semata. Selain itu, Selena tidak tahu menahu tentang Fredi."Aku cuma sedang punya uang lebih dan kasihan sama kamu, Fredi."Dengan segera Selena merogoh tas dan mengeluarkan sejumlah uang seratus ribuan, sesuai dengan yang diminta oleh Fredi. Pandangan Fredi tidak lepas dari lembaran uang tersebut saat Selena menghitungnya."Nih, lima juta. Kamu boleh hitung ulang," ucap Selena menyodorkan uang tersebut."Gak usah, aku percaya kok sama kamu.
"Maaf, Tante. Sebaiknya kamu pergi aja dari sini. Bos kami gak sudi liat mukamu apalagi dengar ocehan gak bermutu dari mulut kotormu itu."Karyawan wanita itu mengusir Selana dengan tidka terhormat. Terbilang cukup berani untuk ukuran seorang karyawan. Bukan tanpa alasan, ia tahu betul apa yang terjadi di antara Eka dan Selena."Apa?! Tante?! Dasar orang rendahan. Beraninya kamu ngatain aku!"Selena mengangkat tangan dan bersiap hendak memberi pelajaran kepada karyawan itu. Namun, dengan sigap karyawan itu menangkap tangan Selena dan mendorongnya ke belakang hingga mundur beberapa langkah."Kamu gak apa-apa kan?" tanya Fatih kepada Eka. Sungguh Fatih tidak ingin lagi terlibat dengan Selena. Tidak dirinya maupun istrinya.Selena tercengang dan menatap Eka dan Fatih dengan kesal. Padahal ia yang didorong hingga hampir terjatuh, tetapi Fatih justru mengkhawatirkan Eka."Kamu gak apa-apa kan?" tanya Ferdi yang segera menangkap tubuh Selena agar tidak terjatuh. "Lebih baik kita pergi aja d
"Selena adalah seorang wanita patah hati. Pasti sangat mudah merebut hatinya. Cukup aku rayu dan menjanjikan kesetiaan, aku yakin dia akan langsung klepek-klepek seperti ikan yang kehabisan air."***Tok tok tokTerdengar suara ketukan dari arah pintu depan membuat Kinan yang sedang memasak segera mencuci tangan dan berlari tergopoh-gopoh ke arah pintu."Permisi ... paket!" teriak seorang pria yang mengetuk pintu. Rupanya itu adalah tukang antar paket."Tunggu!"Saat membuka pintu, Kinan mendapati seorang pria dengan sebuah paket di tangannya. Kinan menatap heran, karena merasa tidak memesan sesuatu."Maaf siapa?""Saya mau kirim paket, Mbak.""Maaf, Mas. Tapi saya gak merasa pesan sesuatu. Mungkin Mas salah alamat.""Betul di sini alamatnya Jl. Bahagia no.123?""Alamatnya sudah betul, tapi saya gak pernah pesan barang, Mas. Emang itu atas nama siapa?" kekeh Kinan."Atas nama Mbak Kinan.""Nama dan alamatnya sudah sesuai. Tapi, perasaan saya gak pesan sesuatu," gumam Kinan heran. "Bis
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang