"Mas Fatih brengsek! Dia pikir dia siapa?! Seenaknya saja mentalakki di depan sundal itu. Huh! Awas saja mereka semua, akan kubalas semuanya karena rasa sakit ini akan kubawa sampai aku mati! Pokoknya aku gak terima diperlakukan begini sama mereka!" Eka mengambil sebuah minuman kaleng dari dalam showcase yang ada di minimarket tidak jauh dari showroomnya Selena. Saat Eka selesai membayar dan mencari tempat duduk karena ingin mendinginkan otak sejenak, mata Eka menangkap siluet tubuh seseorang yang sangat dikenalinya. "Andra? Kinan?" Eka bergumam sembari bibir itu menyeruput minuman yang kini dipegangnya. Kinan dan Andra berjalan mendekati Eka yang duduk di pojokn Minimarket. "Kinan? Andra? Sedang apa kalian di sini?""Kami ingin memastikan apakah Mbak Eka baik-baik saja ataukah enggak." Kening Eka berkerut atas ucapan Kinan barusan. "Kenapa memangnya? Memangnya kalian tahu apa masalahku?""Taulah, Mas Fatih sama Selena demenan trus Mbak Eka dicerai." Eka kembali menatap Kinan den
"Ya karena kesalahan Mbak udah banyak sama orang tua. Mbak sanksi mereka masih mau terima Mbak apa enggak.""Mbak, yang namanya orang tua tidak akan pernah tidak memaafkan kesalahan anaknya. Mbak coba deh pulang dan minta maaf sama Mbak. Aku yakin pasti mereka mau terima Mbak. Aku yang udah gak punya orang tua saja pengen banget punya orang tua. Tapi apalah daya mengharap kasih sayang dari Ibu Mas Andra tapi nyatanya yah Mbak tau sendirilah. Saran aku sebaiknya Mbak tinggal lah sama orang tua Mbak. Bawa Nayra tinggal di sana. Aku yakin sejatinya mereka juga merindukan Mbak. Turunkan rasa egoisme yang ada di dalam diri Mbak. Datanglah ke rumah mereka dan meminta maaf. Perbaiki hubungan Mbak dengan orang tua Mbak. Aku yakin mereka akan menerima dengan tangan terbuka. Memangnya kalau bukan ke mereka Mbak mau kemana?" Eka menggeleng menjawab ucapan Kinan. "Makanya itu, Mbak pulang dan rubahlah diri Mbak.""Caranya?""Diet, perawatan. Orang tua Mbak punya usaha kan? Mbak bisa teruskan usa
"Awas kalian semua, akan kubuat kalian mengemis padaku dan saat itu tiba akan kuludahi wajah kalian yang sekarang ini tertawa karena merasa menang atas perbuatan kalian terhadapku."Eka terus saja mengemasi barang-barangnya. Tak lupa juga ia mengemasi barang-barang milik Nayra, anak satu-satunya. Sungguh, Eka sedikit banyaknya menyesal telah membela untuk ikut san setia dengab Fatih sementwra pria itu telah menduakan hatinya hanya demi harta. Hah, Eka menghela napas karena dada yang begitu sesak. Seketika ingatannya terlempar pada saat dirinya dan sang suami juga Ibu mertua begitu gencar menyuruh Andra untuk menikah dengan Selena hanya demi hidup enak. "Jadi beginikah rasanya Kinan waktu itu? Yah, kurasa karma itu sedang menghampiriku. Aku bisa apa? Semua memang atas tuaian perbuatanku pada Kinan dulu. Sekarang aku hanya bisa berpasrah dan menikmati saja rasa sakitnya. Huft, semoga ke depannya kehidupanku dan Nayra jauh lebih baik lagi."Setelah dirasa cukup, Eka pun menggendong Nayr
"Siapa, Bi?!" Suara seorang wanita yang sangat dikenali oleh Eka membuat sorot mata Eka berkaca-kaca. Wanita yang tadi bertanya pada Bi Marni pun membeku di tempatnya berdiri. "Eka? Eka ini beneran kamu, Nak? Ya Allah, Mama rindu. Ayo masuk, kenapa kamu malah berdiri di sana saja? Bi! Ayo buka kan pintu gerbangnya." Bi Marni mengangguk dan mengerjakan perintah sang majikan. Saat pintu gerbang terbuka, Eka langsung menghambur ke pelukan sang Mama. Keduanya menangis antara haru dan sedih. Haru karena sudah cukup lama keduanya tidak berjumpa dan sedih karena mereka harus berpisah sekian tahun lamanya. "Ma, maafkan Eka, Ma, selama ini Eka sudah sah sama Mama dan Papa. Eka mohon maafkan Eka. Sekarang, sekarang rumah tangga Eka sudah hancur, Ma. Ini akibat Eka tidak mendengarkan apa yang Mama dan Papa katakan. Eka mohon ampun, Ma." Eka menangis sesenggukan dan bersimpuh di kaki Bu Ranti. "Nak sudah, Nak, bangunlah. Jangan seperti ini. Mama dan Papa sudah memaafkanmu jauh-jauh hari sebelu
"Apa yang terjadi sayang? Kenapa kamu sampai dicampakkan oleh mereka?" tanya Bu Ranti kepada anak sulungnya itu. "Mereka bilang Eka hanya beban untuk mereka, Ma, dan Mas Fatih selingkuh dengan teman Eka." Eka menunduk menjawab pertanyaan sang Ibunda. "Mereka juga menghina Eka, kalau Eka ini gendut dan juga item. Bisanya cuma makan doang.""Padahal Eka gendut juga karena sedang menyusui Nayra yang sudah terbukti anak kandungnya."Eka terus saja terisak menceritakan kepedihan dirinya selama menjadi istri dari Fatih. "Bi, tolong bawa Nayra ke kamar ya. Ajak dia mainan." Pak Hendri memerintah Bu Marni. Bi Marni yang mengerti akan keadaan pun segera membawa Nayra ke kamar yang dulunya ditempati oleh anak majikannya itu. "Kurang ajar memang itu si Fatih!" Pak Hendri berang mendengar penuturan dari Eka. Ia menggebrak meja yang ada di depannya hingga minuman yang tersaji hampir saja tumpah. "Sabar Pa," ucap Bu Ranti menenangkan suaminya. "Ini semua salah Eka Ma, Pa. Coba saja kalau dul
"Awalnya sih aku kasihan, Bu, apalagi udah ada Nayra tapi kok dia tadi itu kurang ajar sih soalnya. Padahal kalau dia mau rela dimadu hidupnya akan enak. Eh malah sok keras. Yaudah deh aku talak aja sekalian habisnya kesel sih. Eh rapi apa Ibu tau dia pergi kemana?""Dia sih bilangnya mau pergi ke rumah orang tuanya.""Huh, dia kira akan diterima lagi apa sama orang tuanya? Dia kan udah dibuang sama keluarganya.""Ya kita lihat aja paling juga nanti dia bakal balik lagi ke sini.""Terus kalau dia balik ke sini lagi apa kita mau terima?""Terima saja asalkan dia mau beres-beres rumah dan melakukan semua tugas.""Hemm boleh juga tuh, Bu. Yaudah deh, Bu, aku mau tidur dulu. Soalnya capek, besok aku harus ke showroomnya Selena lagi.""Ya ya, istirahatlah. Ibu mau makan dulu." Bu Nuri pun melahap makanan yang dibawa oleh Fatih dengan lahapnya. ***Huek. Huek. Kinan yang sedang menyiapkan dagangannya dan sedang membuat bumbu mendadak mual saat ia membuka bumbu untuk adonan daging ayam ya
Setelah itu Andra dan Kinan menebus resep yang diberikan dokter. Sembari menunggu resepnya selesai Andra dan juga Kinan menunggu di kursi tunggu yang sudah disediakan. "Terimakasih Sayang, terimakasih kamu sudah kasih hadiah terindah untukku," ucap Andra mengusap lembut kepala Kinan yang menyandar di bahu Andra. Kinan yang masih merasakan lemas dan mual hanya bisa tersenyum dan mengangguk lemah menanggapi ucapan Andra. "Mulai sekarang kamu nggak usah capek-capek ya, biar aku saja yang jaga gerai. Kamu istirahat saja di rumah.""Tapi, Mas, nanti kalau kamu kewalahan gimana?""Nggak akan, Sayang, kalau perlu nanti Mas cari karyawan buat bantu-bantu."Saat mereka asyik berbincang tiba-tiba saja ponsel Kinan berdering. Ia lalu merogoh handphone nya yang berada di dalam tas. Melihat siapa yang menelponnya. "Siapa, Sayang?""Laras, Mas.""Coba angkat gih," titah Andra. "Halo, Laras?""Gerai nggak buka, Nan?""Aku lagi di rumah sakit nih, Ras," ucap Kinan menoleh ke arah sang suami. "K
Setelah Kinan selesai dengan mual-mualnya, Andra memapah Kinan menuju kamarnya. Kinan berbaring di kasur yang biasa ia dan Andra tidur. "Aku .… " Kinan menjeda ucapannya membuat sang kakak penasaran. "Kamu kenapa, Nan? Buruan napa nggak usah buat orang penasaran!" Akmal merengut karena ia tahu sedang digoda sang adik. "Aku … hamil Mas. Di sini ada keponakan kamu," ucap Kinan sembari mengelus-elus perutnya. "Iya kah? Wah, selamat ya, Nan. Sebentar lagi kamu akan jadi Ibu." Laras tersenyum bahagia mendengar calon adik iparnya itu tengah hamil. "Gimana kalau kita rayakan kebahagiaan ini? Kita makan-makan yuk. Katanya Mas Akmal sama Laras mau cari souvenir? Sekalian aja kita pergi makan-makan. Gimana?" ucap Andra dengan antusias. "Wah ide bagus itu, Mas, kebetulan aku lagi kepengen makan daging-daging gitu. Gimana kalau kita makan all you can eat?" ucap Kinan dengan mata berbinar membayangkan ia memakan daging. "Ya sudah yuk sekarang aja. Eh tapi kamu kuat kan jalannya? Mumpung pas
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang