Home / Romansa / Video Pernikahan Suamiku / Radit Hanya Milikku

Share

Radit Hanya Milikku

Author: Fetina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Aa Radit sayang, aku bahagia bisa bersamamu saat ini. Tak ada yang bisa menggambarkan perasaanku," ungkapku pagi itu.

"Alhamdulillah kalau Neng bahagia. Aa ikut seneng."

"Aa, mau kemana udah rapi gini? Neng aja masih belum mandi," kudekati Radit yang sudah rapi. Kulingkarkan tanganku pada pinggangnya dari belakang. Aku sangat tak ingin dia pergi pagi ini.

"Aku haru kerja, Neng. Oya, nanti sepulang kerja, aku pulang ke Kania ya. Kamu sendiri, malam ini," katanya.

Aku mencebik, bisa-bisanya ia ingat istrinya saat bersamaku. Dan ia akan meninggalkanku malam ini. Tidak! Aku akan mencegahnya kembali pada Kania sore ini. Dia harus pulang ke sini.

***

Kulancarkan aksiku agar dia datang.

"Aa, tolong ke sini. Aku takut, aku masih trauma kehilangan Angga. Aku tak mau sendiri. Saat ini pun, kejadian itu masih berkelebat di pikiranku."

"Aku nggak bisa. Besok ya!"

"Nggak, A. Harus sekarang. Aa katanya mau menjagaku, menjalankan amanah almarhum. Lagipula aku tadi muntah-muntah Aa. Aku masuk angin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Putri Leo
Kayak cerita ikan terbang,kenapalh istri tua sllu kalah dg yg muda
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
ahh ujung2nya laki² bangsatt ama pelakor ya giniii... jangan terus perempuan baik2 jadi korban thor, pelakor sama laki² laknatt hempaskann.. ujung²nya laki² tetap anzhinggg
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Video Pernikahan Suamiku   Pesan Tiba-tiba dari Mas Radit

    Bab 14"Kyra ... Kyra, kamu dimana? sama siapa, Nak?" Aku teringat anak bayiku -- Kyra.Mataku membuka, ketika itu sekelilingku adalah sebuah ruangan di rumah sakit. Tangan kananku dipegang seseorang, ya Mas Radit tertidur di samping ranjang sambil memegangi tanganku.Aku mencoba bangun. Tapi kepalaku masih pusing. Aku ingin bertemu bayiku, tapi pasti Kyra di rumah. Gimana kalau dia mau menyusu?Saat aku resah, tiba-tiba wanita yang kucintai datang bersama Lia. Dia adalah Mamaku. Aku membangunkan Mas Radit."Mas, bangun. Ada Mama datang." Aku menggoyang-goyangkan tubuh Mas Radit."Teh, teteh kenapa?" Mama bicara padaku. "Kamu penyebabnya! Laki-laki gak bertanggungjawab! Kenapa kamu ada di sini? Sana, keluar kamu dari ruangan ini!" Mama datang tiba-tiba mengusir Mas Radit."Ma, sabar, Ma.""Mama sudah nggak bisa sabar. Mama nggak suka dengan pria tak bertanggungjawab seperti suamimu, Teh."Aku menenangkan Mama, tapi Mama tetap marah saat melihat Mas Radit masih di kamarku."Keluar kamu

  • Video Pernikahan Suamiku   Talak pun Jatuh

    Mas Radit mentalakku melalui pesan singkat? Ini tidak mungkin dilakukan Mas Radit. Aku tau, dia tidak akan melakukan ini padaku.[Kamu kalau mau mentalakku dengan cara berhadapan denganku, Mas. Buka dengan pesan singkat seperti ini.] balasku.[Aku sudah muak bertemu denganmu, Kania. Hanya Seli yang bisa membahagiakanku sekarang.]Mas Radit tak mungkin mengirimkan pesan ini. Kemudian aku mencoba meneleponnya. Tapi, dia tetap tak menjawabnya. Sepertinya harus kubuktikan sendiri, benarkah ini Mas Radit atau Seli yang mengirimkan pesan untukku?Kemudian Mama datang ke kamar."Kamu kenapa Kania, kamu menangis?""Nggak, Ma. Boleh aku pergi sekarang, Ma? Aku mau ke rumah Seli. Kukira Mas Radit ada di sana. Mama tolong jaga Kyra ya Ma!""Baiklah, kamu nggak apa-apa sendirian? Hati-hati ya, udah sore sekarang.""Ya, Ma. Nggak apa-apa, aku bisa."Aku langsung berangkat menggunakan mobil Mama. Aku harus mendapatkan penjelasan Mas Radit sekarang juga. Sepanjang jalan air mataku tak henti keluar.

  • Video Pernikahan Suamiku   Bang Haris yang Menenangkanku

    Aku belum bisa kembali ke rumah. Bisa-bisa Mama khawatir melihat kondisiku sekarang. Kuarahkan mobil ke kedai kopi. Aku harus minum kopi agar pikiranku lebih tenang. Biarlah sesekali aku meminumnya, walau katanya wanita menyusui tak baik meminum kopi.Aku memesan secangkir capuccino panas. Mungkin dengan berdiam di sini, aku bisa menormalkan pikiranku, membuang memori bersama Mas Radit.Pesananku datang. Sudah tak sabar untuk menyeruputnya, tiba-tiba cangkir capuccino ditarik seseorang."Hei!" Aku marah dengan tingkah seseorang yang seolah menjahiliku."Maaf, Kania. Kamu jangan minum ini. Lebih baik minum ini." Bang Haris memberikan satu gelas jus alpukat."Bang Haris? Ya Allah dikira siapa. Duduk, Bang! Kok kita bisa kebetulan terus ya?" kataku sambil menyedot jus alpukat pemberian Bang Haris."Iya. Mungkin Tuhan menakdirkan kita bersatu, Kania."Bang Haris membuatku tersedak. Jus alpukat yang ku minum berhambur keluar lagi dari mulutku. Lalu aku memandang Bang Haris lekat-lekat. Saa

  • Video Pernikahan Suamiku   Kegundahan Mama

    "Al, bagaimana laporan keuangan bulan ini? Sudah ada?""Iya, sudah, Bu. Nanti saya kirim filenya ke Ibu.""Baiklah, terima kasih. Pinjaman Bapak sudah kembali?""Belum, Bu. Malah Bapak pinjam lagi. Sudah dibilang apa yang pernah Ibu sampaikan, tapi Bapak bilang itu mendesak.""Pinjam berapa?""Kali ini Bapak pinjam tiga puluh juta rupiah, Bu."Aku menelan salivaku. "Oh baik, terima kasih infonya."Aku langsung menggebrak meja. Bisa-bisanya Mas Radit pinjam uang sebanyak itu. Buat siapa lagi kalau bukan buat Istri mudanya.Aku pun belum cek tabungan bersama kami. Tabungan itu Mas Radit yang pegang. Aku takut rekening itu juga terpakai oleh mereka.Kemudian Alam mengirim pesan kalau dia sudah memberikan laporan keuangan toko. Aku mengecek satu persatu. Sepertinya tidak ada yang perlu dicurigai, untuk urusan toko, Mas Radit masih amanah. Hanya saja jumlah pinjamannya yang semakin tinggi.Saat itu gawaiku berbunyi, membuatku terperanjat mendengar suaranya."Kania, aku sudah dapat info da

  • Video Pernikahan Suamiku   Memecat Mas Radit

    Pesan masuk di aplikasi hijauku. [Kania, mengapa kamu menjual rumah kita? Kamu dimana sekarang?] tanya Mas Radit.'Akhirnya kamu ingat dengan kami, Mas,' batinku.[Rahasia. Kamu tak boleh tau tempat tinggalku sekarang. Kenapa sampai saat ini tak kau ajukan talakmu sampai pengadilan?][Kania, mau kamu apa? Setelah kamu melukai Seli, sekarang kamu mau menjauhkanku dengan Kyra.]Kemudian aku melakukan tangkapan layar untuk dikirim pada Mas Radit, sebenarnya dialah yang mentalakku lebih dulu. Aku ke sana hanya mengonfirmasikan tentang talak itu.[Ini bukti kalau aku ke sana untuk mencarimu. Aku ingin tau alasanmu menceraikanku melalui pesan singkat.][Apa? Kapan aku mengirimkan ini? Aku tak pernah mengetik ini.][Tanya saja sama istri kesayanganmu. Dia sendiri juga yang telah melukai tangan dan wajahnya. Kamu juga harus mencurigai kehamilannya. Kutemukan kejanggalan pada kehamilan istri tersayang mu. Sudah, jangan menghubungiku lagi. Kita sudah tak ada hubungan apapun.][Tidak Kania. Aku

  • Video Pernikahan Suamiku   Tabungan Kami Habis

    "Waalaikumsalam, eh ada Bang Dokter, yuk masuk!" sapa Mama."Iya, Tante. Maaf mengganggu. Kalian tinggal di sini?""Iya. Kamu kok bisa tau, Bang?""Aku lihat mobilmu masuk rumah ini tadi.""Rumahku di sebelah, Kania.""Ya Allah, tetanggaan dong ternyata kita. Kebetulan ya, Alhamdulillah. Mama jadi bisa nitip Kania sama Bang dokter.""Memangnya Tante mau pulang?""Iya, Haris. Tante harus kembali ke Purwakarta. Papanya Kania sakit." Suara Mama memelas."Sabar, Tan. Haris doakan semoga Om cepat sembuh," kata Bang Haris."Ngomong-ngomong mau minum apa nih?" tanyaku."Apa saja. Kopi deh kalau ada."Oke." Aku memanggil Bik Susi. "Bik, tolong buatkan kopi sama susu buatku ya. Mama mau apa?""Saya tolong ambilkan air putih saja, Bik," jawab Mama."Baik, Bu." Bik Susi kembali ke belakang.Kami melanjutkan obrolan. Aku izin dulu ke kamar untuk menidurkan Kyra. Mama yang mengobrol dengan Bang Haris.Saat di kamar, aku teringat lagi kejadian tadi. Saat aku membuat Mas Radit pergi dari toko. Dia d

  • Video Pernikahan Suamiku   Pesaing Baru itu ternyata Mas Radit

    "Ayo, lebih baik kita pulang. Percuma kamu di sini terus, yang ada malah kamu semakin sakit hati, Kania!" Bang Haris memberikan tangannya saat aku sedang berjongkok menghadap pintu rumah Mas Radit.Aku menyambut tangannya. Ikut dengannya menuju mobilku. Ia menaikkanku ke kursi penumpang, sementara kunci mobilnya ia berikan pada orang kepercayaannya. Ia akan mengemudikan mobilku."Terima kasih, Bang," kataku ketika di dalam mobil.Bang Haris tersenyum tipis. Ia menoleh sebentar."Aku ikut prihatin, Kania. Tapi, kamu harus kuat. Kamu nggak boleh sedih terus. Ikhlaskan uang itu, Insya Allah, kamu bakal dapat rezeki lain yang lebih berkah," ucap Sang Dokter."Aku tak percaya Mas Radit setega itu padaku dan Kyra. Uang itu tabungan kami tiap bulan. Aku sisihkan uang pemberian darinya ke sana juga. Bagaimana tak perih, Bang. Aku yang menyimpannya tiap bulan, Seli yang menikmatinya," ucapku geram."Sabar, Kania. Aku paham dengan keadaanmu. Tapi kamu juga harus ingat, ada Kyra yang membutuhkan

  • Video Pernikahan Suamiku   Kedatangan Ibu Mertua

    "Betul, Bu. Bagaimana prosesnya? Saya kurang faham, Bu.""Ini berkas yang harus ibu persiapkan. Nanti saya yang urus, ibu dan suami tinggal tunggu panggilan pengadilan saja. Biasanya ada beberapa persidangan. Di awal ada mediasi, lalu jika tetap akan bercerai persidangan tetap dilanjutkan, sampai akhirnya pada putusan hakim.""Baik, Bu. Saya paham.""Oke."Setelah itu, aku pulang. Aku berjanji padanya untuk memberikan berkas-berkas itu besok.***Aku bingung ketika sampai rumah, sudah ada sebuah mobil terparkir. Aku sudah bisa menduga, itu mobil Ibu Mertuaku.'Mau apa dia ke sini?' batinku.Aku takut Ibu menyakiti Kyra. Ibu tak mau cucu pertama di anak-anaknya perempuan. Semua harus laki-laki seperti tradisi keluarganya.Sebenarnya aku tak paham dengan pemikiran seperti ini. Sangat bertentangan dengan takdir. Allah lah yang menakdirkan kita memiliki anak laki-laki atau perempuan. Walau memang ada ikhtiar juga untuk mendapatkan anak laki-laki atau perempuan itu. Tapi, balik lagi pada

Latest chapter

  • Video Pernikahan Suamiku   I Love You Bang Haris

    "Di rumahmu aja, Kanda. Ini nanti dikontrakkan saja," ucapku."Okey. Kita harus mulai pindahan. Eh, tapi barang-barangnya gimana, nih? Masa mau ditimpa?""Di jual saja gimana?""Kania, aku ada usul untukmu. Bagaimana jika dijadikan pusat toko-tokomu. Jadi kamu bisa jualan juga di sini," usul Bang Haris.Aku mengangguk."Boleh juga usulnya!"Aku langsung membuat rencana ke depan. Jika jadi, ini menjadi cabang ke tujuh kami.***Rumahku menjadi toko herbal pusat plus kantor. Ternyata seru juga punya kantor sebelahan dengan rumah. Aku tak harus lama-lama di jalan."Kanda, terima kasih, ya! Atas usulmu, sekarang usahaku semakin berkembang. Banyak yang beli juga di sekitar sini.""Sama-sama, Dinda. Kamu adalah segalanya bagiku. Apa sih yang enggak buat kamu?""Ah, Kanda bisa aja!"Dia langsung mengecup dahiku. "Sayang, aku kan selalu mencintaimu.""Percaya, deh, Sayang!""Makasih ya, Dinda!""Sama-sama, Kanda!"***Hari ini Bang Haris libur nggak ada jadwal di rumah sakit maupun di tempat

  • Video Pernikahan Suamiku   Silaturahim

    Bang Haris membawaku ke tempat lain. Katanya agar aku bisa bersilaturahmi dengan orang-orang yang pernah mengisi hidupku.Pertama kami ke rumah Mas Radit. Saat ini rumahnya sederhana sekali. Kata Bang Haris, dia bekerja di toko herbal sainganku.Aku dan Bang Haris turun dari mobil, lalu mengetuk pintu rumahnya."Assalamualaikum. Permisi.""Waalaikumsalam." Terdengar suara dari dalam.Mas Radit terkejut melihat aku dan Bang Haris datang. "Mas, gimana kabarnya?" Bang Haris menyalami Mas Radit."Baik. Ayo masuk yuk ke dalam," kata Mas Radit."Nggak usah, kita di sini saja, Mas!" jawabku.Kami duduk di kursi yang tersedia di luar. Mas Radit ke dalam untuk sekedar mengambilkan air putih untuk kamu."Oh, ya sudah. Maaf ya rumahku sekarang amat sangat sederhana," sahut Mas Radit. Sesekali ia menunduk, mungkin merasa tak pede saat ini."Nggak apa-apa, Mas. Bisa diusahakan lagi," kata Bang Haris.Mas Radit mengangguk pelan."Ada angin apa nih pada ke sini sekarang?" tanyanya."Mau silaturahmi

  • Video Pernikahan Suamiku   Jalan-jalan

    Aku mengekor langkah Bang Haris dengan tangan yang saling bergandengan. Ketika tiba di rumahnya, aku terkejut rumahnya lumayan rapi untuk ukuran jomblo seorang dokter."Kanda, aku suka di sini. Lebih adem dari rumahku.""Ya udah, kita tinggal di sini aja kalau gitu. Rumahmu dikontrakkan saja." "Boleh. Bisa jadi," kataku sembari melihat-lihat ke beberapa ruangan.Kemudian Bang Haris mengajakku ke kamarnya. Ternyata di sana rapi juga. Ranjang dengan seprey berwarna biru motif polkadot, dinding kamar berwarna abu-abu muda."Dinda, aku mencintaimu," katanya sembari menatapku penuh cinta."Sama, Kanda. Aku juga cinta padamu," balasku."Dinda, kamu ke sini, Sayang." Bang Haris menarikku ke ranjangnya."Gimana ranjangnya? Kamu suka di sini atau di rumahmu?""Di sini aja, Kanda. Aku suka.""Makasih ya, Sayang."Lalu Bang Haris mengecupku lembut, kami pun merengkuh manisnya cinta bersama."Dinda, terima kasih atas pelayananmu. Kanda sangat beruntung menjadikanmu sebagai istriku.""Sama-sama,

  • Video Pernikahan Suamiku   Kebahagiaanku Bersama Bang Haris

    Hari ini kami kembali ke Bogor, kota tercinta yang menjadi kediamanku dan Bang Haris selama ini. Rasa bahagia menyelimuti hati ini. Begitu berbunga-bunga saat berada di samping Bang Haris--suamiku saat ini.Bang Haris mengendarai mobilku, mobilnya Bang Haris ada di Bandung. Jadi mungkin nanti adiknya yang mengantar ke rumah.Belum ada kepastian kami akan tinggal di mana. Rumah kami yang bersebelahan, bisa saja nanti dikontrakkan atau mungkin dijual. Eh tapi sayang kalau harus dijual."Dinda, ada hadiah dari kanda yang mau kanda kasih liat sama Dinda," kata suamiku. Duh, hadiah apa ya kira-kira? Cukup penasaran dengan apa yang dikatakannya."Ya udah kapan mau dikasih lihat sama aku?" tanyaku."Secepatnya. Kita pulang dulu ke rumah, nanti Dinda ikut Kanda ya!" katanya. "Baik, Kanda. Pasti nanti aku ikut dirimu, Kanda!" Aku menoleh pada suamiku yang sedang fokus menyetir.Bang Haris melirikku sebentar, lalu fokus lagi ke depan. Wajah gantengnya kupandangi dari samping. Masya Allah, aku

  • Video Pernikahan Suamiku   Bang Haris yang Kucintai

    Tak lama Bang Haris datang. Tapi bersama Kyra. Aku jadi senang, kami mengasuh bersama di dalam kamar.Kami mengobrol hal-hal yang ringan, yang bisa membuat kami sesekali tertawa. Atau bahkan membuat kami menitikan air mata."Kanda, aku mau berterimakasih atas kebaikanmu selama ini. Aku benar-benar terbantu dengan semua hal yang kau berikan.""Dinda, aku ikhlas menolongmu. Tak ada maksud apa-apa. Aku memang mencintaimu saat itu. Tapi ku berpikir, jikapun kamu jodohku, kita pasti kan bersama.""So sweet banget, Kanda. Aku jadi malu jadinya.""Nggak usah malu, Dinda. Aku sekarang suamimu loh! Bisakah kamu mendekat padaku?" Bang Haris melirik pada Kyra yang tertidur."Ehm ... Kanda, sebentar lagi magrib, lalu Isya, dan nantinya subuh."Bang Haris terkekeh. "Dinda pinter ngeles deh. Mau magrib atau apapun itu, jika sudah terjadi, maka terjadilah. Hehe ... Becanda aku, Dinda! Yuk bersiap salat subuh dulu!""Hayuk, Bang!"Kami sudah mandi tadi sebelum ashar, saat menjelang magrib, kami hany

  • Video Pernikahan Suamiku   Panggilan yang Menggelikan

    "Kania ... Ayo sini, calon pengantin harus meng-Aminkan doa-doa ibu Ustadzah." Salah seorang tanteku berkomentar. Aku mengangguk tanda setuju padanya."Iya, benar. Kania diam di sini, jangan kemana-mana," sahut sepupuku."Insya Allah besok lancar ya, Kania. Kami berdoa untuk kalian nanti," timpal sepupuku yang lain.Alhamdulillah mereka semua mendukungku. Tak ada yang nyinyir dengan statusku. Mungkin semua karena kebaikan mamaku juga, ia benar-benar baik pada Tante dan para sepupuku."Terima kasih semua, aku sangat terharu dengan semua. Semoga Tante, kakak dan adik juga dilancarkan urusannya," timpalku pada mereka.Bersyukur dikelilingi orang-orang baik, sehingga aku bisa selalu berpikiran positif. Walau kadang terbersit rasa insecure kalau diri ini seorang janda yang akan menikahi lelaki ganteng plus mapan. Ah, kalau berpikir ke situ, rasanya tak sebanding.***"Kania, kamu cantik sekali. Walau kamu pernah juga seperti ini, aku menyukai riasanmu saat ini," kata Mama. Mama terus saja

  • Video Pernikahan Suamiku   Telepon dari Ibu Mertua

    "Kamu bisa mengunjungi Kyra kapanpun, Mas. Aku tak akan menghalanginya. Tapi aku tak mungkin kembali padamu. Maaf ya, Mas Radit. Aku doakan semoga kamu mendapatkan seseorang yang lebih baik dari aku.""Mas Radit beranjak dari duduknya. Lalu berjalan ke arah Bibik, ia menggendong Kyra. Aku melihat kerinduan dari pancaran matanya.'Maaf, Mas. Aku benar-benar tak bisa bersamamu.' gumamku."Kyra baik-baik sama Mama. Nanti kalau udah besar jagain Mama ya!" Mas Radit berbicara dengan Kyra."Mas, aku harus segera berangkat sekarang." Ku lihat jam tanganku, sudah hampir setengah jam Mas Radit di sini."Baik, maaf ya Kania. Aku jadi mengganggu waktumu.""Iya, Mas. Nggak apa-apa.""Maaf juga aku tak bisa berangkat ke sana. Aku doakan dari sini, ya. Semoga kamu bahagia dengan Haris.""Aamiin, insya Allah. Terima kasih doanya."Kami sama-sama menuju depan rumah. Mas Radit pamit pulang. Ia menggunakan ojeg, karena mobilnya sudah dijual. Bik Susi mengunci pintu, lalu berjalan ke arahku. Kunci dibe

  • Video Pernikahan Suamiku   Mas Radit yang Menggangguku

    Bang Haris mengatakan kalau Seli dan laki-laki yang memasang bom jadi buronan polisi. Bisa-bisanya mereka merencanakan hal yang buruk padaku."Kamu hati-hati kalau dijalan. Apa perlu aku yang antar jemput kamu?" tanya Bang Haris khawatir. Aku bisa merasakan kekhawatirannya."Nggak usah, Bang. Lagian pasienmu nanti pada nunggu, Bang," sahutku. Kasihan dia kalau terlalu memikirkanku."Baiklah, hati-hati kalau mau ke kantor. Oya, besok kan kamu harus ke Purwakarta. Kalau aku Insya Allah ke Bandung lusa," terang Bang Haris. "Aku juga tak tinggal diam, aku mencari info juga tentang Seli dan orang suruhannya." "Iya, Bang. Semoga bisa segera di tangkap. Sekarang aku sadar, tidak semua orang menanggapi atas keinginan kita untuk berhubungan baik dengannya," sahutku."Iya, Kania. Untuk saat ini tak perlu lagi kamu berhubungan lagi dengan seorang Seli," ucap Bang Haris."Iya, Bang. Terima kasih, ya!" jawabku.Bang Haris berangkat menuju rumah sakit. Sedangkan aku sebentar lagi akan ke toko, kar

  • Video Pernikahan Suamiku   Kejutan dari Seli

    Mereka langsung menatapku. Salah satu dari mereka mendekat."Maaf, Bu. Jangan laporkan kami. Kami tak akan mengulanginya lagi," katanya.Aku berdehem. "Yang lainnya bagaimana?"Mereka saling berpandangan, lalu mendekat ke arahku agar jangan membocorkan ini."Baiklah, saya terima semua janji kalian. Tapi ingat, tak baik membicarakan seseorang seperti itu.""Baik, Bu," kata mereka serempak."Ya sudah silahkan bekerja kembali!" Aku kembali duduk menunggu obat. Pasien lain yang ada di sekitar memperhatikan ke arahku. Peduli amat sama mereka, toh aku peduli dengan rumah sakit ini, agar tenaga kerja di sini tak sembarangan bergosip. "Aku tak menyangka kamu bisa setegas itu?" Suara Bang Haris mengagetkanku."Eh, Bang. Maaf ya aku bikin gaduh di sini."Kemudian dia duduk di sampingku."Enggak kok kamu hebat, Kania. Maaf ya kalau kamu jadi bahan gunjingan jadinya," katanya dengan suara yang pelan."E-eng-enggak, kok. Aku cuma nggak mau aja kamu menjadi bahan olok-olok mereka. Mereka pantas

DMCA.com Protection Status