Akhirnya, Louis melarikan diri ke kantin, makan dan bersantai mungkin menyenangkan. Ah, sekalian ia menyelesaikan tugasnya saja. Jadi, besok ia bisa tidur sampai puas ketika libur. Benar, ide yang bagus Louis.
Kakinya melangkah semakin dalam dan terhenti ketika ia mendengar isakan. Oh, sial, bulu kuduknya meremang. Tapi, sama sekali tidak menghentikannya melangkah semakin dalam dan tepat saat ia melihat punggung seseorang, Louis tahu siapa pemilik punggung itu.
"Chloe?"
Louis hendak menyentuh punggung Chloe ketika gadis itu terperanjat kaget dan langsung menjauhinya. Ah, apa ia baru saja terlihat seperti hantu?
"Louis?"
***
'Aku sudah menunggu di mobil. Kita pulang sekarang.'
Daniel mengernyit bingung saat membaca isi pesan dari Emily, lalu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, masih siang. Tumben sekali, istrinya itu mengajak p
Emily memandang pada tangannya yang tersilang di dada. Oh, Tuhan! Kau bukan seorang gadis yang tengah di culik Emily, kenapa kau malah seperti ini."Itu hanya refleks." ucap Emily gagap seraya berdehem. "Apa yang ingin kau bicarakan?"Kegelian Daniel hilang sudah, sekarang kembali serius. "Ada apa denganmu? Kau baru saja menangis, kan?"Memang, Daniel tidak bisa si bohongi. Pria itu pasti sudah tahu gelagatnya yang menjadi aneh, seperti apapun sikapnya pria itu pasti sudah hapal."Maaf." Akhirnya, Emily mengucapkan hal itu. Hal yang selalu ia ucapkan setelah merasa hatinya tidak baik."Tidak. Kali ini, aku tidak akan memaafkanmu, Emily."***Ketika Chloe terbangun akibat suara tawa anak-anak, matanya menyipit karena sinar mentari seperti terkumpul di matanya. Tapi, tidak berada lama ia dapat menyesuaikan bias cahaya tersebut. Tubuhnya ia bawa untuk duduk dan m
"Baiklah, ayo kita punya anak.""Daniel, apa maksudmu?"Sekarang, Emily malah merasa takut. Pria itu tadi mengatakan bahwa ia sudah muak, apa dengan ini Daniel ingin membunuhnya? Dengan cara membiarkannya mengandung, ia akan merenggang nyawa dengan itu, dokter menyarankan untuk Emily tidak mengandung bahkan bayi tabung. Jadi, apa sebenarnya maksud Daniel?"Aku sudah memikirkan ini dari jauh-jauh hari. Kita adopsi anak?""Apa?!"***"Kenapa aku bisa berada di sini?"Chloe bertanya saat ia membuka mata dan mendapati Dave yang sedang duduk mengernyit heran, seraya membantu Chloe untuk duduk, Dave mulai membuka suaranya."Seharusnya, aku yang bertanya, kenapa kau berkeliaran tanpa memakai sweater dan alas kaki."Gadis cantik itu hanya mengerjap, kepalanya terlalu sakit untuk mengingat banyak hal, tapi ia cukup ingat jika Dave mengatakan akan mele
Dulu, ia pernah membayangkan, akan sangat menyenangkan jika ia memiliki banyak anak, itulah kenapa Emily mengambil sekolah guru, seni rupa, dan budaya, ia ingin menjadi guru bagi anak-anak, mengajari anak-anaknya menggambar, membuat kerajinan dan melestarikan budaya mereka dengan bangga.Tapi, sekarang semuanya terasa sia-sia, ia merasa kalau semua yang telah ia pelajari tidaklah berguna, tidak berarti seperti impiannya. Hidup terasa begitu tidak adil.Emily berbalik dan melanjutkan langkahnya, ini sudah hampir menjelang siang dan ia tengah berada di mana. Biarlah, masa bodo. Ia akan pergi sampai kakinya merasa lelah. Sampai ia menyerah, ia tidak ingin pulang. Jika, ia bertemu dengan Daniel, ia pasti akan merasa sangat marah, bisa saja ia pulang ke rumah orang tuanya. Tapi, ayahnya akan langsung mengantarnya pulang dan ibunya langsung menasihatinya panjang lebar sampai mulutnya berbusa. Jadi, berakhirlah gadis itu tanpa tujuan yang j
Ia tidak tahu apa alasan Dave akhirnya melepaskan dirinya lalu menendang jauh ia hingga tidak berada dalam radius seratus meter dengan Chloe. Sekarang, dan sejak hubungan pertemanannya dengan Dave rusak, ia sudah tidak lagi dapat mengerti jalan pikiran Dave, tapi meski demikian ia tahu Dave pasti belum mengetahui perihal mengenai kondisi kesehatan Chloe atau ia memang berniat tidak mau tahu, entahlah.Garvin memijat pangkal hidungnya yang terasa begitu nyeri, tubuhnya ia biarkan bersandar pada kursi. Kapasitas kecepatan kerja otaknya seperti berada jauh di bawah 2G. Ia tidak bisa berpikir apa-apa atau satu-satunya hal yang mengisi kepalanya adalah, ia merindukan Chloe. Benar-benar bodoh, ia malah terpikir demikian, karena sesungguhnya Chloe tidak membutuhkan perasaan rindu dari siapapun. Kerinduan mereka membunuh semangat hidupnya dan selalu berfikir untuk mengakhirinya saja.***Saat Nancy datang untuk menemani Chloe karena suruhan Dave, gad
"Sungguh? Benarkah begitu?"Di seberang terdengar begitu antusias dan semangat, matanya pasti berbinar-binar seperti kelinci kecil yang menggemaskan."Tentu, dan siapapun gadis itu, dia harus berterima kasih karena memiliki teman sebaik dirimu. Kau pasti akan memiliki kehidupan yang baik di waktu yang akan datang, Louis.""Jangan berlebihan, tapi semua orang mengakui kalau aku yang terbaik dan memiliki hati emas. Aku tahu itu."Keduanya tertawa, ternyata selain baik ia juga cukup narsis, begitu pikiran Zea. Dan, setelah pembicaraan itu selesai, Zea segera menemui Rain untuk nenanyakan mengenai dokter terbaik di rumah sakit Rehabilitasi Jakarta, setelah itu baru membuat surat rujukan. Kali ini, Zea akan menggunakan statusnya sebagai penerus rumah sakit ini. Tentu, ini adalah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.***Chloe yang seharian belum mandi merasa lengket dan ia memutuskan untuk mem
"Kita harus segera menyelesaikannya jika tidak itu akan berdampak pada kinerja otaknya yang semakin parah.""Lakukan apapun itu, Dok. Asal, adikku segera pulih.""Baiklah, kita harus segera melakukan Exposure Therapy. Terapi ini dilakukan untuk membantu menghilangkan ingatan seseorang yang menyedihkan dan menakutkan. Dampaknya, bisa saja permanen. Dan juga, Chloe harus meminum obat propanolol yang akan mengurangi respon emosionalnya yang muncul ketika dia mengingat trauma dan akan lebih efektif jika dibarengi dengan terapi.""Lakukanlah, Dok."***Dave datang menemui Chloe setelah ia membersihkan diri dengan membawa sebuah majalah katalog yang berisi banyak sekali model cincin, sebenarnya hari ini ia berniat untuk mendiskusikan tentang cincin pernikahan dengan Celine, namun karena suatu hal terjadi di kantor ia akan menundanya sampai besok. Dave memang sudah memesan cincinnya, tapi akan lebih baik jika Celine tahu bagaim
Menikah? Lalu, bagaimana dengan Chloe jika Dave akan menikah? Sekarang ini perjanjian keduanya telah berakhir dan Dave akan segera menikah. Apa mungkin, pria itu akan membuang Chloe?"Oh iya, Vin. Aku sudah lama sekali tidak melihat Chloe. Aku sangat merindukannya dan aku yakin jika Emily juga begitu. Aku sudah berusaha menghubunginya sejak pertemuan kita di rumah sakit, tapi nomornya tidak pernah aktif. Apa Chloe mengganti nomornya?"Garvin terlihat mengedar pandangannya ke seluruh penjuru, ia tengah menghindari tatapan intimidasi Daniel."Ah, omong-omong aku juga tidak melihat Emily. Di mana dia?"Dan, itu sukses membuat Daniel kembali teringat dengan sosok istrinya yang sampai detik ini belum ia ketahui di mana keberadaannya."Astaga!"***Inilah yang paling Louis benci. Pulang main terlalu malam atau larut membuatnya selalu bertemu dengan para berandalan yang sedang m
Chloe mendorong tubuh Arthur yang ambruk di atasnya dan ia melepaskan semua kontak fisik, termasuk tubuh bagian selatan mereka yang masih menyatu. Tangannya bergetar ketika melihat Arthur yang terbaring dengan kepalanya yang bocor, kalau pemuda itu mati maka ia adalah seorang pembunuh. Tapi, kepalanya menggeleng, meyakinkan diri bahwa semua ini bukan salahnya. Semua ini adalah untuk membela diri.Dengan sedikit brutal, ia mengambil kaos dan celana yang layak pakai untuk ia kenakan, ia juga membanting kamera yang di atas nakas hingga pecah. Tidak lupa ia juga menjatuhkan komputer yang ada di atas meja dan menghempaskan seluruhnya yang ada di sana.Setelah memastikan kamar itu seperti serpihan kapal di dasar laut, ia berjalan tertatih meninggalkan apartemen Arthur dengan melaporkan bahwa ia bukanlah seorang pembunuh, ia hanya mencoba membela diri dan ia mencoba menghentikan pelecehan yang dilakukan pemuda itu.***Celine memuku
Pada awalnya Felix juga ingin menempuh pendidikan ditempatyang sama dengan Darren tapi mempertimbangkan nanti orang tuanya hanya bertiga saja jadi Felix memilih tinggal. Anak itu menempuh pendidikan di tempat yang sama dengan Mario."Kau terlihat senang sekali?" Dave yang baru selesai mandi segera menghampiri Chloe yang tengah mempersiapkan bajunya sambil tersenyum bahagia."Tentu saja. Aku sangat merindukan Darren." katanya."Kalian video call setiap hari dan masih mengatakan rindu? Astaga." Dave mengacak pelan rambut Chloe yang sudah tertata membuat wanitanya itu mengerutkan bibirnya lucu. "Melihatnya secara langsung jelas berbeda dengan melihat dilayar. Aku terkadang iri dengan Celine dan Garvin." katanya."Felix anak yang ceria dan tidak pergi jauh sehingga Celine bisa melihatnya setiap hari. Sedangkan Garvin melihat Darren setiap hari.""Kau benar juga. Daripada kita
"Jika, kau dan Dokter itu saling mencintai. Ceraikan saja Dave. Aku juga tidak ingin memiliki menantu jalang sepertimu."Perkataan sarkas yang di luncurkan Nyonya Taylor berhasil membuat lubang di hati Celine, begitu terjal sampai terasa sangat ngilu. Sungguh, rasanya mulutnya ingin meluapkan segala perkataan yang ingin ia katakan, tapi sayangnya hanya mampu sampai di tenggorokan karena rasa nyeri di hatinya sudah sepenuhnya mengambil alih. Bahkan, untuk mengeluarkan sepatah kata saja rasanya sangat sulit."Mama."Perhatian dua orang wanita dewasa itu teralihkan saat Felix tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka."Sayang.""Mama kenapa menangis?"Celine langsung merengkuh tubuh si anak tapi tak dapat membuat tangisannya terhenti. Nyonya Taylor memalingkan wajahnya tidak tega melihat keadaan cucu dan juga menantunya. Tapi, ma
"Dan, kau berniat menghancurkan rumah tangganya." sela Nyonya Taylor dengan pandangan bengis. Mungkin, jika muncul sinar laser di sana Ansel sudah tinggal nama."Iya, pada awalnya memang seperti itu. Tapi, ketika aku melihat Felix, aku kasihan pada anak itu.""Lantas, mengapa kau bisa berbuat seperti itu pada Celine?""Saya bukanlah orang munafik yang mengatakan bahwa saya sudah tidak lagi mencintai Celine. Saya masih mencintai menantu Nyonya."Nyonya Taylor menggertak giginya kuat-kuat. Dave dan Chloe belum usai, menanti pertamanya itu masih berada di rumah intensif dan belum ada kemajuan untuk penyakitnya. Sekarang, di tambah lagi dengan permasalahan Celine dengan Dokter yang bern
Dave yang menyadari kehadiran sang anak tak berani mendekat. Darren sedang dikabuti dengan kesedihan dan ia tidak ingin Darren semakin tertekan melihatnya jika ia menghampiri anak itu. Toh, Darren sedang bersama Emily dan ia percaya jika wanita itu dapat menjadi tumpuan untuk Darren. Lengkap sudah penderitaan Dave, ia sangat tidak becus menjadi ayah dan sangat tidak bertanggung jawab sebagai suami. Pantas saja, Chloe menggugat cerai padanya."Terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita. Bertahanlah, Chloe. Aku janji aku akan menjadi ayah dan suami yang baik untukmu.""Baiklah, Bi. Aku mau." Darren berbalik dan langsung mengangguk pada Emily.Emily tersenyum. "Darren memang anak baik. Kita makan sekarang, yuk."Nyonya Jacobs itu menuntun Darren agar duduk di kursi tunggu dan mulai menyiapkan m
"Wow, kau bahkan rela mengungkap identitas mu sebagai dokter tripel-board, Nona Joko, demi menyelamatkan Chloe?" Ansel yang sedari tadi menunggu di luar berkomentar saat Yuna keluar ruanganDokter Joko atau si kelinci kuning adalah salah satu dari beberapa dokter terhebat yang pernah ada karena memiliki kemampuan super jenius juga menjadi kebanggaan rumah sakit tempatnya bekerja selama ini. Joko atau Yuna selama ini begitu dihormati ketika berkarir di Amerika karena kemampuannya. Berbagai pujian sering mendatanginya karena hasil kerjanya yang selalu memuaskan. Petinggi rumah sakit mereka yang terdahulu yang pernah divonis lumpuh bahkan kini menunjukan perubahan signifikan setelah di operasi oleh Yuna, oh ya dia juga bagian dari tim peneliti yang menciptakan vaksin untuk sebuah virus berbahaya. Walau masih muda perstasinya sangat mengagumkan. Yuna selain pada dasarnya cerdas dia juga sangat ambisius dan selalu ingin menjadi yang terdepan maka inilah hasilnya.
Pesta besar di kediaman Taylor sekaligus penyambutan kembalinya putra sulung yang menempuh pendidikan di negeri jauh, Amerika Serikat.Kedatangannya telah ditunggu dan rupanya bukan hanya oleh keluarga dirumah tapi satu negara ini karena bahkan di bandara internasional yang menjadi tempatnya mendarat nanti bak pesta sambutan pribadi telah diatur dengan sedemikian rupa oleh penggemar keluarga pengusaha.Sementara dibandara begitu diramaikan oleh orang yang menunggu anak pertama keluarga Taylor, dirumah kediaman diramaikan oleh gelak tawa anak-anak yang katanya ikut membantu para orang tua untuk menyiapkan acara penyambutan.Di pimpin oleh Axel yang mana paling tua diantara rombongan anak-anak entah sudah berapa kali mereka memecahkan balon hingga mengagetkan. Meskipun sudah di tegur pun akan terjadi lagi dan lagi. Itu yang disebut membantu?"Kak~" suara Mario yang merengek karena terus saja di jahili Felix dan Leo.
Sebagai jawaban dari pihak salah satu rumah sakit ternama di Amerika - John Hopkins yang dimintai tolong oleh dokter rumah sakit Indonesia, mereka mengatakan kalau salah dua dari dokter hebat mereka tengah berada di negara tersebut dan dengan senang hati akan memberikan bantuan.Ketika mereka menanyakan apakah bisa membantu seorang pasien yang sedang dalam keadaan kritis karena sumsum tulang belakangnya yang patah dan menusuk dada hampir mengenai jantung sosoknya langsung terpikirkan. Dokter dengan sertifikat tripel-board yang juga merupakan lulusanterbaik universitas John Hopkins dan bahkan meraih gelarnya di usia muda.Namun tidak terpikirkan sebelumnya kalau dokter tersebut terlihat begitu belia. Yeah, di mata para dokter senior tentu saja sosok yang kini berdiri sambil menunjukan tandapengenal dari rumah sakit bergengsi itu masih sangat belia bahkan mungkin bisa terlihat seperti anaknya kalau mereka jalan bersama.Yang mereka pi
"Kalau kau sungguh ingin dia sembuh, maka jangan bertindak seenak jidatmu. Biarkan mereka yang mengerti menanganinya. Setidaknya dengan begitu aku bisa merasakan sedikit simpatimu."Rasanya sesuatu ikut meremas hati Emily, ia bisa merasakan bagaimana kesakitan dalam setiap ucapan yang keluar dari mulut Garvin, cinta seorang kakak kepada sang adik yang luar biasa besar dan ketakutan akan kehilangan. Entah bagaimana sesungguhnya rumah tangga pasangan Taylor ini hingga tampaknya Garvin sangat membenci seorang Dave Taylor.Dan, Dave sendiri terlihat begitu bersalah. Apakah rumor yang beredar tentang rumah tangga Dave Taylor dan kedua permaisurinya adalah kebenaran? Bahwa dia hanya mencintai salah satunya saja dan tidak dengan keduanya? Bahwa sang ratu sesungguhnya di anggap oleh Dave hanya sebatas tragedi sementara selirnya adalah cinta yang sesungguhnya?Astaga. la tidak berani membayangkan hal itu terjadi padanya. Membayangkan membagi
Pada sebuah taman bunga yang luas, yang udaranya terasa segar dan sangat sulit ditemukan di kota Jakarta. Chloe Moretz Lautner merasakan kalau dia seperti sudah berada di belahan bumi yang lain karena betapa menyegarkannya tempat ini.Tenang, segar dan sangat nyaman. Bunga-bunga yang tumbuh juga menebarkan semerbak wewangian memanjakan penciumannya."Di mana ini?" ia bertanya-tanya sembari kakinya melangkah pada jalan setapak untuk menyusuri semakin dalam padang bunga tersebut."Tempat yang indah dan nyaman. Tapi, apakah aku seorang diri?" Oh ya, apa tidak ada orang lain lagi yang mengunjungi tempat seindah ini? Kenapa hanya ada dirinya. Padahal tempat ini sangat cocok untuk piknik keluarga atau kalau tidak mungkin bisa berkencan. Seperti Edward Cullen dan Bella Swan."Chloe." baru saja gadis cantik itu memikirkan tentang piknik atau kencan, telinganya mendengar suara seseorang memanggil namanya.Di